Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gara-gara Pinjaman Online

Jilbabeverywhere

Semprot Kecil
Daftar
23 Dec 2018
Post
52
Like diterima
343
Bimabet
Judul: Gara-gara Pinjaman Online

Ide Cerita: Saya sendiri

Penulis: Fanboi Yamaha / Jilbabeverywhere

Genre: Slavery - Bondage - Pemerkosaan - Kekerasan - NTR

Sinopsis:

Belakangan ini berita mengenai kasus penipuan pinjaman online sedang marak dan hangat diberitakan oleh banyak media massa. Tak sedikit masyarakat yang menjadi korban pinjaman online. Seperti sepasang suami istri ini yang ikut menjadi korban pinjaman online namun, untuk membayar tagihan cicilan yang semakin menyekik mereka harus membayar dengan cara yang tidak biasa dan abnormal. Berawal dari sang suami yang terpaksa meminjam uang dari salah satu perusahaan pinjaman online. Tanpa sepengetahuan si suami, perusahaan tersebut memiliki siasat buruk terhadap semua clientnya, yaitu menjebak para korban agar mereka tidak bisa membayar.

Disclaimer:

* Dalam cerita ini tidak bermaksud untuk menghina atau menjelekkan agama atau ras tertentu.

* Tujuan pembuatan cerita ini benar-benar hanya untuk hiburan dan fantasi saja.

* Update tidak tahu kapan karena penulis hanya menulis jika mood saja.

* Penulis bukanlah penulis cerita-cerita sex. Penulisan cerita sex ini hanya bertujuan untuk mencari suasana baru dan menulis dalam genre berbeda dari cerita-cerita yang pernah penulis tulis sebelumnya.

* Penulis benar-benar awam dalam menulis cerita sex. Kemungkinan dalam memasuki alur scene sex akan terkesan lambat, karena penulis akan fokus kepada alur ceritanya bukan sex saja.
Prolog

Seorang perempuan muda dan cantik dalam balutan hijab lebar dan gamis terusan dengan warna coklat muda sedang berdiri terdiam di depan sebuah cermin yang memantulkan dirinya. Perempuan tersebut hanya berdiam memandangi setiap inci dari tubuhnya yang bisa dipastikan tidak ada cacat sedikitpun. Sebuah bunyi notifikasi dari handphonenya membuat dirinya tersadar dari lamunannya.

“08.00 kamu harus ada di ruangan saya.”

Begitulah isi pesan dari si pengirim kepada perempuan tersebut. Ia menghela napasnya panjang. Memasukkan handphonenya ke dalam tas miliknya lalu bergegas keluar dari kamarnya.

Seorang tukang ojek sudah menunggu sedari tadi di depan rumahnya, rupanya ia tak menyadari jika tukang ojek online tersebut telah menghubunginya melalui aplikasi.

“Bang, maaf ya saya lagi di toilet tadi,” ujarnya memberikan alasan pada si tukang ojek.

“Iya. Gak papa, Mbak.”

Motor yang ditumpangi perempuan tersebut melaju normal di jalanan ibukota. Namun, seperti biasa selalu macet di pagi hari. Di belakang perempuan tersebut duduk dengan gelisah, matanya selalu melirik jam tangannya. Tersisa 5 menit untuk sampai ke tempat tujuan, namun ia masih terjebak macet bersama dengan tukang ojek.

“Bang, bisa agak lebih cepat, gak? Saya buru-buru, nih.”

“Waduh. Maaf, Mbak, jalanannya macet gini. Gak bisa ngebut sayanya.”

“Haduh," gerutunya.

Dalam pikirannya ia sudah membayangkan akan apa yang terjadi jika dirinya telat sampai di tempat tujuan. Yang pasti sesuatu yang buruk akan terjadi.

Kembali ia melihat jam tangannya, tersisa 2 menit lagi dari waktu yang diberikan akan habis. Ia dan si tukang ojek baru saja terbebas dari macet, namun untuk sampai tempat tujuan masih cukup jauh.

“Bang, ngebut lagi. Saya sudah ditunggu orang, nih,” pintanya. Wajahnya sudah menampakkan kecemasan.

Sekitar 7 menit kemudian barulah ia sampai di tempat tujuan. Setelah membayar tukang ojek, ia segera berlari kecil menuju ruangan sesuai instruksi dari pesan tadi. Sebuah kantor perusahaan yang cukup besar menjadi tujuan perempuan tersebut.

Tangannya mengetuk pintu ruangan di depannya. Sebuah ruangan yang bertuliskan CEO. Suara berat khas pria paruh baya terdengar dari dalam ruangan untuk menyuruhnya masuk.

Perempuan tersebut masuk dengan berjalan pelan. Kepalanya menunduk takut.

“Dasar lonte! Gue bilang jam 8 sudah harus di ruangan saya,” maki pria paruh baya tadi.

“Maaf tuan. Tadi jalanan macet sekali.”

“Mau macet, mau banjir, gue gak peduli. Lo itu lonte, harus nurut apa kata gue.”

“Maaf tuan. Saya tidak akan mengulangi lagi.”

“Lo harus dihukum.”

Perempuan tersebut tersentak. Ia tau hukuman seperti apa yang dimaksud oleh si pria yang dipanggil tuan oleh dirinya itu. Sontak ia langsung berlutut di depan si pria.

“Jangan tuan. Saya mohon jangan hukum saya. Saya akan lakukan apa saja asal tuan tidak menghukum saya,” mohonnya dengan berlutut serta memegang kaki si pria.

“Oke. Gue kasih ampun kalo lo bersujud dan cium kaki gue.”

“T-tapi-“

Bugh

Perempuan tersebut ditendang dengan cukup keras hingga membuatnya terjengkang ke belakang.

“Elo itu lonte gue, semua yang gue perintahkan harus lo ikutin. Atau lo mau semua foto suami dan video ngentot lo gue sebar di medsos?”

“Ampun tuan. Maafkan saya. Jangan lakukan itu tuan.”

Tanpa bisa melawan perempuan tersebut segera memposisikan diri bersujud dan mencium kaki si pria.

“Bagus. Lonte yang baik harus nurut ucapan tuannya. Sekarang buka baju lo semuanya, kecuali hijab,” perintah pria.

“Ba-baik tuan.”

Dengan perlahan perempuan tersebut kembali berdiri. Namun, bugh ... badannya kembali ditendang.

“Lonte tolol! Lo emang harus dihukum biar gak kurang ajar.” Pria tersebut membuka ikat pinggangnya, lalu ...

Ctarr

Ctarr

Ctarrr

“Arrrggghhh. Ampuuunnn.”

Ctarr

“Arrrgghhh. Ampuuunnn. Sakiiiitttt. Tuan ampun tuan.”

Ctarr

Ctarrr


Ctarrr

“Lonte ******! Udah gue bilang elu itu lonte, tempat lo itu di bawah. Gak pantas berdiri."

Ctaarrr

“Aaaaarrrrgggghh. Ampuuuunnn. Toooollooooongg. Sakiiitttt.”

Ctarrr

Ctarr


Ctarrr

Cambukan tersebut terus dilayangkan ke tubuh si perempuan yang kini meringkuk kesakitan di lantai berusaha menjauhi arah cambukan tersebut. Hingga entah keberapa kalinya cambukan tersebut dilayangkan, barulah si pria berhenti melayangkan cambukannya.

Tanpa berbicara lagi si pria meraih gagang telepon lalu menekan dial nomor.

“Suruh semua OB masuk ke ruangan saya.” Telepon pun diputus. Si pria kembali duduk di kursi kebesarannya, melihat pemandangan seorang wanita muslimah sedang meringkuk kesakitan di lantai.

“Tolooongg.”

Tak kuat menahan sakit luar biasa yang ia rasakan, perempuan tersebut akhirnya tak sadarkan diri.

Index
Prolog - Page 1
Chapter 1 - Page 3
Chapter 2 - Page 3
Chapter 3 - Page 6
Chapter 4 - Page 10
Chapter 5 - Page 13
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd