Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Gara-gara mencoba eksib 2 : Petualangan mendebarkan

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wahh.. mbak irma muncul lagi.. ditunggu eksibnya suhu.. lanjutt..
 
Update
Part 2


POV Irma
Pukul 17.00, kupersiapkan terlebih dulu dress yang akan aku kenakan untuk ke rumah Edy nanti sebelum aku mandi. Saat mengambil dress itu, entah kenapa aku merasa horny. Aku membayangkan betapa seksinya tubuhku saat mengenakan dress mini ini didepan teman-teman suamiku. Dress ini begitu seksi dan menggoda. Payudaraku hanya tertutup sebagian dengan bagian pundak yang benar-benar terbuka sehingga tidak memungkinkan bagiku untuk mengenakan BH. Panjang dress ini hanya sampai sebagian paha dengan ujungnya yang melebar dan tipis sehingga Jika ada angin nakal sedikit aja, ujung bawah dress akan dengan mudahnya terangkat.

“Aduh… gimana ya…? Masak pake dress ini..? “aku menggerutu sendiri sambil membolak-balikkan dress yang ada di tangan.

“Gak pa pa deh… toh ada suami didekatku..”jawabku sendiri.

Aku letakkan dress itu di atas ranjangku, lalu memilih CD yang akan aku pakai. Karena bajuku sudah mini, aku gak berani pakai g-string. Meski bukan G-String, CD yang aku pilih masih tergolong mini juga. Aku tidak memiliki CD yang biasa, semuanya mini. Yang paling banyak adalah g-string.

Setelah itu, aku beranjak ke kamar mandi. Ku bersihkan seluruh tubuhku hingga sebersih-bersihnya. Memang itulah kebiasaanku jika mandi sehingga aku membutuhkan waktu hampir 1 jam hanya untuk ritual mandi. Tak heran jika kulitku begitu halus, putih bersih, dan mulus.

Selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk. Saat itu hampir bersamaan dengan suamiku yang baru pulang dari kantor. Kulihat dia tercenung melihatku seperti melihat hantu.

“Apaan sih pah…? Sampe kayak gitu ngliatinnya..”kataku tersipu.

“Eh…..iya mah… hbs, mama cantik banget sih…”kata suamiku agak tergagap.

“Biasa aja kelez….”jawabku sambil tersenyum. Senang sekali mendapat pujian spontan dari suamiku. Kata orang-orang, kata-kata spontan adalah kata-kata yang jujur jadi rasanya seperti tersanjung banget.

“Cepet mandi sana… habis itu kita makan malam dulu”lanjutku.

“oke mah….”jawab suamiku dengan semangat.

Sementara suamiku mandi, kubalur seluruh tubuhku dengan body lotion. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang aku lakukan setiap hari selesai mandi sehingga tak heran jika kulitku selalu harum dan mulus. Setelah itu kukenakan cd dan dressku yang sudah aku persiapkan sebelum mandi tadi.

POV Suami Irma
Selesai mandi, kulihat istriku sedang menyisir rambutnya di meja rias. Dia sudah memakai baju seperti yang aku minta. Sungguh sangat cantik istriku ini. Apalagi dengan mengenakan short dress warna hitam yang seksi itu semakin menambah kecantikan dan keseksiannya.

“Waahhh….. mamah…… cantik banget….”Pujiku dengan tulus

“Makacih papah….”kata istriku dengan nada centil dan senyum yang menggoda.

“Duuhh…. Bikin papah jadi makin saying deh”kataku sambil memeluknya dari belakang. Kuremas lembut payudaranya membuat istriku sedikit menggelinjang.

“Iiihhh papah…. Nakal banget sih tangannya…”kata istriku.

Saat meremas payudaranya dari luar dress, serasa meremas langsung tanpa penghalang kain dress karena memang dress tersebut dari bahan yang tipis dan lembut. Tak heran jika istriku menggelinjang, karena pasti dia merasakan nikmatnya remasanku.

“pah, rasanya mamah kayak gak pake baju nih.. Mamah ganti aja ya pah…?”kata istriku

“Looo… jangan mah. Justru mamah keliatan cantik banget. Gak ada pria lain seberuntung papah karena memiliki istri secantik mamah”kataku

“Tapi pah…”protes istriku

“mending kita berangkat sekarang aja yuk….” Ajakku memotong protes lanjutan dari istriku.

Setelah aku dan istriku selesai berpakaian, kami makan malam dulu di rumah. Makanan sudah disiapkan oleh istriku dimeja makan. Selesai makan, kamipun berangkat ke rumah Edy.

Pov Irma
Mobil kami berhenti disebuah rumah dengan halaman yang luas sekali. ada 2 mobil yang terpakir di halaman tersebut. Setelah mobil kami terparkir, suamiku mengajakku untuk masuk kedalam rumah. Jantungku berdegub kencang teringat pakaianku yang terbuka.

Aku mendekap erat lengan suamiku sambil melangkah kearah pintu rumah. Ujung dress bagian bawah berkibar-kibar tertiup angin. Kadang terangkat sedikit hingga aku yakin jika ada orang disitu pasti bisa melihat CD miniku yang berwarna hitam. Namun aku biarkan saja hal itu karena aku tau tidak ada orang disekitar situ.

Tok… tok…. Tok…

“Hai Bro, apa kabar??” kata Edi sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan suamiku.

“Baik bro… kamu sendiri gimana?” Tanya suamiku sambil tetap menjabat erat tangan Edy.

“Hahahaha…. Baik juga…”Jawab Edy. Lalu dia menoleh kearahku.

“Hai Irma… makin cantik aja..gimana kabarnya?”Tanya Edy kepadaku sambil mengulurkan tangannya.

“Baik mas…” jawabku dengan membalas uluran tangannya untuk berjabat tangan. Namun setelah tangan kami bersentuhan, dia menarik tanganku untuk mencium bagian punggung tanganku. Hal ini agak sedikit mengejutkanku dan membuatku tersipu malu. Apa yang dilakukannya membuatku tersanjung. Aku serasa menjadi tuan putri yang dikaguminya.

“Mmuach…, kapan lagi bisa mencium tangan bidadari yang halus dan lembut seperti ini. Hehehe….”Kata Edy setelah mencium tanganku.

“Bisa aja kamu mas..”kataku

“Yuk masuk..”ajak Edy

Kami masuk ke dalam rumah menuju suatu ruangan yang cukup luas. Didalam ruangan itu terdapat sebuah meja bilyard dan disitu ada Agus dan Robby yang sedang bermain. Begitu melihat kami, mereka langsung menghentikan permainannya dan menyambut kami layaknya teman lama yang baru ketemu.

Seperti halnya Edy, Agus dan Robby juga teman sekampus suamiku dan sama-sama anggota pecinta alam. Mereka rata-rata memiliki postur yang Tinggi dan Atletis. Mungkin karena sering Hiking sehingga mereka harus rajin berolahraga untuk menjaga stamina.

Setelah itu kami bercanda dan ngobrol kemana-mana membicarakan berbagai hal termasuk rencana mendaki gunung. Setelah ngobrol sana-sini akhirnya waktupun telah ditentukan untuk rencana mendaki gunung yaitu 1 bulan yang akan dating dan gunung yang akan kita jelajahi adalah gunung S*. Suasananya begitu akrab dan menyenangkan. Dalam obrolan itu, Tak jarang Edy, Agus dan Robby mencuri-curi pandang ke arahku. Sebenarnya aku mengetahuinya tetapi pura-pura tidak tahu agar tidak merusak suasana. Lama-lama diperhatikan seperti itu, akupun mulai merasa malu.

“Eh bro, tau gak ? sebenarnya istriku ini jago bilyard lo… kemampuannya seimbang ama aku. Kalau ama kalian2 sih… pasti gak ada apa-apanya..” kata suamiku menyombongkan aku.

Aku memang bisa bilyard dan jika main ama suamiku, cenderung berimbang namun aku masih sering kalah. Namun aku rasa, itu masih jauh dari “jago” hanya bisa aja. Aku hanya tersenyum-senyum mendengarkan ocehan suamiku.

“Masak sih…?”Tanya robby

“Dilihat dari penampilannya sih kayaknya feminine… ternyata agak tomboy juga ya….? Heheheh…”Lanjut agus

“Iya bener nih… kegiatan-kegiatan cowok bisa dilakukan ama Irma. Hebat-hebat…”puji Edy

“Ah, bisa aja kalian…” jawabku.

“Yuk Ir…, coba main lawan aku.”tantang Agus

“Boleh…”jawabku

Kamipun memulai permainan. Saat itulah suasana mulai bergelora. Saat giliranku, otomatis aku menunduk untuk men-shot bola. Dalam posisi menunduk seperti itu, seluruh pahaku kelihatan sampai pangkalnya jika dilihat dari belakang. Untunglah masih tertutupi CD sehingga belahan memekku tidak keliatan. Sedangkan dari depan dan samping tubuhku, payudaraku terlihat hampir seluruhnya, menggantung dengan indahnya dengan putting yang mengintip.

Sebelumnya aku tidak menyadarinya hingga saat giliranku yang ketiga, aku mendengar suara Edy menelan ludahnya. Dari posisiku yang menunduk, kuintip Edy dan Agus. Kulihat mereka sedang memandang tak berkedip kearah dadaku. Kemudian kulirik dadaku, astagahhh………. Terlihatlah buah dadaku yang indah.

Aku sadar dengan keadaan rokku, kulirik Robby yang duduk tepat dibelakangku. Ternyata dia juga melihat kearah pangkal pahaku.

“Ya ampun…. Sial… sial…. Kenapa aku tidak menyadarinya?” gerutuku dalam hati.

Cepat-cepat aku shot bola yang sudah jadi incaranku namun karena kurang konsentrasi, tembakanku melenceng. Saat giliran Agus, permainannya terkesan terburu-buru sehingga tembakannya juga banyak yang melenceng. Permainanku dan agus jadi amburadul. Agus kurang konsentrasi karena pemandangan indah yang ada dihadapannya, sedangkan aku karena panas dingin menahan malu dan horny.

Melihat reaksi cowok-cowok tersebut dalam melihat tubuhku tentunya membuatku bangga dan tersanjung. Otomatis tubuhku menjadi terangsang melihat reaksi tersebut. Namun sebagai wanita baik-baik tentunya rasa malu lah yang mendominasi. Perpaduan malu, senang dan terangsang itu memacu jantungku berdegub dengan kencang.

Keringat dingin mulai mengucur di dahiku merasakan debaran jantung yang bergelora. Pada saat giliran Agus yang bermain, aku memilih berdiri di sisi meja yang agak terpisah dari suamiku dan teman-temannya. Kuraba celana dalamku dengan tangan kiri, dan aku merasakan celana dalam itu sudah basah sekali oleh cairan yang keluar dari memekku.

Dan sialnya, apa yang aku lakukan tersebut diketahui oleh suamiku. Dengan wajah nakalnya dia menggodaku.

“Banjirr….!!!” Suamiku menggodaku hanya dengan gerak bibir tanpa suara lalu tersenyum nakal kearahku.

“Awwaasss…..!!” Ancamku kepada suami juga hanya dengan gerakan bibir dan mengacungkan tangan yang menggenggam kearahnya.

POV Suami Irma
Teman-temanku melihat dengan takjub kearah istriku saat dia sedang mendapat giliran bemain. Awalnya Istriku tidak menyadarinya namun saat gilirannya yang kesekian, akhirnya dia menyadarinya juga. Wajahnya langsung berubah merah dan agak memucat. Rupanya dia merasa panik dengan keadaan pakaiannya yang terbuka tersebut. Kuperhatikan terus istriku, sungguh menggoda sekali penampilannya. Saat membungkuk, hampir seluruh payudaranya terlihat dari depan dan samping. Payudara tersebut terlihat putih bersih dan mulus. Dari belakang juga demikian, Celana dalamnya terlihat jelas dengan warna hitamnya yang sangat kontras dengan warna pahanya yang putih dan mulus. Penampilan tersebut sungguh sangat menggoda sekali.

Permainan istriku dan Agus menjadi amburadul. Istriku ingin cepat menyelesaikan gilirannya agar tidak terlalu lama menunduk, sedangkan Agus ingin cepat menyelesaikan gilirannya untuk dapat memperhatikan tubuh istriku yang mengintip seksi.

“Stop..stop..stop.., ini permainannya gimana sih kok gak ada yang serius..?” kataku menghentikan permainan billyard tersebut.

“Iya bener, gak asik” Edy menimpali.

“Terus Gimana donk..?” Tanya istriku

“Gini aja…, Kita bikin taruhan”kataku mengutarakan ide.

“Malas ah.., lagi bokek nih” Kata Agus.

“Yeee… takut kalah ya?” kata istriku mengejek Agus dengan nada centilnya membuatku jadi gemas melihatnya. Mungkin teman-temanku merasakan hal yang sama. Gemas.

“Bukan gitu.., kalau lagi bokek, apa yang dipertaruhkan”jawab Agus.

“Udah..udah.. kita bukan taruhan uang”kataku

“Trus???”Tanya istriku

“Yang kalah, harus menyerahkan baju yang dikenakannya sepotong demi sepotong sampai habis kepada pemenang. Sebagai ganti uang”kataku.

“SETUJU!!!”teriak teman-temanku kompak kecuali istriku.

“Gak mau!!”tegas istriku.

“Enak di kalian, menderita di aku donk..”lanjut istriku

“Yee…, takut kalah ya..?” Balas Agus mengejek istriku.

“Siapa bilang aku takut?”Jawab istriku membela diri.

“Buktinya?? Kamu gak berani kan? Hehehe…”ejek Agus kembali memanas-manasi istriku.

Istriku terlihat termakan oleh ejekan Agus. Dia terlihat agak ragu-ragu, lalu bertanya kepadaku,
“Kalau pakaiannya diserahkan, trus setelah selesai permainan dikembalikan lagikan pakaiannya pah.. ?”Tanya istriku.

“ya enggak lah mah.., namanya juga diserahkan..”jawabku

“Trus, yang kalah, pulang bugil dong..”Tanya istriku kembali.

“Ya iyalah.. nona cantik…”timpal Robby yang Nampak senang dengan ideku.

“Halah.. paling Irma juga gak berani karena dia tahu pasti kalah dan telanjang. Hahaha…”kata Agus mencoba memprovokasi istriku.

“Berani..!, siapa takut? Karena pasti mas Agus yang kalah. Hehehe…”Istriku kembali termakan oleh egonya.

“Oke.., deal.. permainan dimulai..”kata Edy dengan semangat sambil berjalan kearah meja billyard menata bola-bolanya.

Permainanpun dimulai. Pada game pertama, ternyata Agus yang kalah. Dia gagal focus karena pemandangan tubuh istriku yang mengganggu konsentrasinya. Aguspun melepas kaosnya dan diserahkan kepada istriku. Istriku tersenyum simpul menerima kaos Agus.

Permainan kedua dimulai. Agus berusaha untuk konsentrasi agar tidak kalah. Tentunya agus tidak mau telanjang dan malu di depan teman-temannya. Istrikupun demikian, dia tidak mempedulikan bagian-bagian tubuh sensitifnya yang mengintip di balik dress seksi yang dia kenakan. Dia berusaha focus ke permainan. Hal ini menguntungkan Robby dan Edy yang hanya sebagai penonton yang bisa menonton permainan billyard dan menonton tubuh istriku secara bersamaan.

Permainan pada game kedua ini menjadi sangat menarik karena baik Agus maupun istriku menunjukkan kemampuannya dalam bermain billyard.


Bersambung..
 
kentaaang
nitip sendal, nunggu lanjutannya
 
:mantap::mantap::mantap::konak::konak::konak: wah panas panas..... ada adengan 3 vs 1 kah....... sabar menanti kelanjutannya.... terima kasih updatenya....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd