Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Dari Part 1 s/d Part 45, sudah 46 memek WANITA yang merasakan kontol panjang Asep "Yosef" :
1.​
Lilissepupu (pengalaman pertama)Part 1
2.​
Mamihtraining untuk jadi GigoloPart 1
3.​
SharonBooking perdanaPart 2
4.​
Yolateman Sharon, masih perawanPart 3 & 4
5.​
Imas (Masyitoh)kakak kandung AsepPart 5 & 6
6.​
QulsumBooking ke 2Part 6 & 7
7.​
Hadijah (Dijah)teman QulsumPart 7 & 10
8.​
Giok Lan (Lanny)istri Ayah (Mama sambung Asep)Part 8
9.​
Kiranaibu DijahPart 9 & 10
10.​
SusanKlien shopping Singapura #1Page 11
11.​
ShaniaKlien shopping Singapura #2Page 11 & 12
12.​
MutiKlien shopping Singapura #3Page 11 & 12
13.​
LinglingKlien shopping Singapura #4Page 12
14.​
GheaKlien shopping Singapura #5Page 13
15.​
ChristinaKlien shopping Singapura #6Page 13
16.​
MaryatiKlien shopping Singapura #7Page 13
17.​
Hui Yingsepupu (keponakan Mama)Part 14
18.​
bi MiminPRTPart 15
19.​
bi IsahPRTPart 15
20.​
bi CicihPRTPart 15
21.​
Monateman bu Sharon, minta dihamiliPart 16
22.​
tante Fangibu Hui YingPart 17 & 18
23.​
Anggraeni (Enny)'tetangga kampungPart 19 & 20
24.​
bu Idaibu AnggraeniPart 21
25.​
PiaMamahnya Danke (teman Asep)Part 22
26.​
bi Mitaadik AyahPart 23
27.​
Tinaanak bi MitaPart 24
28.​
Tinisaudara kembar TinaPart 24
29.​
LindaKlien #1Part 25
30.​
MaeKlien #2Part 26
31.​
RenaKlien #3Part 27
32.​
tante Marshaistri Mang Engkos (adik Ayah)Part 28
33.​
FinaDirut garmenPart 28 & 29
34.​
FentiKlien #4Part 29 & 30
35.​
DheaKlien #5Part 30 & 31
36.​
bu Liajual beli tanahPart 31 & 32
37.​
mama Rosannaibunya DheaPart 33 & 34
38.​
Imateman SMPPart 34 & 36
39.​
EmiIbu ImaPart 36
40.​
Gabby GabrielaKlien #6Part 37 & 38
41.​
AmaraKlien #7Part 39
42.​
Aryanimantan Guru SMPPart 40 & 41
43.​
Aryatikakak AryaniPart 41 & 42
44.​
bunda Sariistri muda AyahPart 43 & 44
45.​
Irawatiadik SariPart 44 & 45
46.​
Anjanimantan Kepala SDPart 45

dan HARTA yang dipunyai :

Part 4diberi rumah mewah oleh Sharon
Part 6diberi mobil Eropa (biru, kecil) oleh Sharon, diajari main saham oleh Sharon
Part 7membangun Factory Outlet (FO) di sebelah rumah mewah, pengelola FO : mama Lanny
Part 14membeli toko onderdil untuk direnovasi menjadi FO ke 2, pengelola FO : Hui Ying
Part 17diberi sedan hitam oleh Mona
Part 18diberi Hotel oleh Mona
Part 19membelikan Ayah tanah seluas 5 hektar
Part 32membeli rumah & tanah bu Lia

Terima kasih atas suguhan ceritanya.

Semangat suhu @Otta
Edan. Dibikin list. Luar biasa. Ente memang joss
 
Part 47



A
ku berhasil menciptakan multi orgasme buat Sinta. Wanita muda bertubuh tinggi montok itu berkali - kali mencapai orgasme. Sementara aku masih bertahan terus. Karena memang persetubuhanku dengan Sinta ini termasuk yang kedua kalinya pada hari ini. Karena yang pertama adalah mengambil keperawanan Ninis.

Namun kuakui bahwa fisik Sinta cukup prima. Karena sehabis orgasme, dia siap untuk melanjutkan yang belum selesai ini.

Dan setelah aku ejakulasi di dalam liang memeknya, Sinta tampak panik. Takut hamil, katanya. Tapi setelah kukasih 1 strip pil kontrasepsi, Sinta tampak tenang lagi.

Diam - diam aku memikirkan keinginan Bernard, salah satu teman buleku di dalam bisnis.

Sebenarnya teman buleku ada beberapa orang. Namun yang tidak ada sangkut pautnya dengan petualangan sex-ku, takkan kubahas di sini.

Bernard itulah yang sering ngobrol masalah sex di luar masalah bisnisku. Bahwa dia sangat berhasrat untuk mendapatkan wanita Indonesia, terutama yang tubuhnya bohay seperti Sinta itu. Tapi dia hanya mau wanita baik - baik, tidak mau menyentuh pelacur sama sekali.

Kebetulan pendirian Bernard itu sama denganku. Sama - sama tak mau menyentuh pelacur. Karena takut tertular HIV. Takut ketularan penyakit - penyakit kotor juga.

Sebenarnya Bernard itu orang Jerman dan sudah punya istri di negaranya. Tapi Bern (demikian aku selalu menyebutnya) sudah nyaman berbisnis di Indonesia. Dia juga sudah jatuh cinta pada negara yang penduduknya terkenal ramah ini. Khususnya Bern mencintai kotaku yang udaranya sejuk, tidak sepanas Jakarta.

Untuk memenuhi harapan temanku yang bule Jerman itu, setelah Sinta mengenakan pakaian seragam kantornya kembali, aku pun melakukan video call pada Bernard.

Sebelumnya, aku sudah bilang untuk mengenalkan Bernard pada Sinta.

Lalu muncul video Bernard di layar handphoneku :

“Hi Joseph, how are you?” tanya Bernard. (Hallo Yosef apa kabar )

Aku menyahut, “I am fine Bern. I would like to introduce the personnel manager at my company. Her name is Sinta, “ (Aku baik-baik saja Bern. Saya ingin memperkenalkan manajer personalia di perusahaan saya. Namanya Sinta). Kugerakkan hapeku agar Sinta tampil penuh dari ujung kaki sampai kepalanya.

Lalu terdengar suara Bernard, “Wow. She's so beautiful and sexy Yos. “ (Wow. Dia sangat cantik dan seksi Yos)

(Selanjutnya pembicaraanku dengan Bernard akan kuterjemahkan langsung ya. Supaya lebih praktis)


Aku berbisik ke dekat telinga Sinta, “Dia bilang kamu sangat cantik dan seksi.

Sinta menyahut perlahan, “Hihihiiii ... dia juga ganteng sekali Big Boss. “

“Jadi kamu setuju kalau hari Minggu pagi kita akan ajak dia ke hotelku ?” tanyaku.

Sinta hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

Maka aku berkata kepada Bernard, “Kalau kamu setuju, kita bisa ketemuan di hotelku hari Minggu pagi yang akan datang di hotelku. Bagaimana ?”

“Okay. Jam berapa aku harus merapat ke hotelmu ?” tanya Bernard.

“Jam sepuluh deh, “ kataku.

“Deal. Hari Minggu mendatang jam sepuluh pagi aku sudah merapat di hotelmu, “ sahut Bernard.

Setelah hubungan seluler ditutup ...“Sekarang kan hari Rabu. Pada hari Minggu kamu harus datang ke hotelku sebelum jam sepuluh pagi ya. Ini alamat hotelku, “ kataku sambil menyerahkan secarik kartu namaku kepada Sinta.

“Nanti acaranya jadi bertiga Big Boss ?”

“Iya. Ganteng kan orang Jerman tadi ?”

“Ganteng, tapi lebih tua dari Big Boss kelihatannya. “

“Ya, “ aku mengangguk, “dia sepuluh tahun lebih tua dariku. Tapi yang penting kan kontolnya masih keras. Hahahaaaa .... “

“Kontol gak disunat pasti ya Big Boss. “

“Kalau iya kenapa ?”

“Gak kenapa - kenapa. Cuma mungkin ada perasaan geli juga dibegituin sama kontol kuncup tak berkhitan. “

“Ini akan menyangkut masa depanmu juga Sin. Bernard itu seorang pengusaha besar juga. Banyak sekali bisnisnya di negara kita. Kalau dia jatuh sayang sama kamu, pasti dia akan memanjakan kamu nanti. “

Sinta merenung sesaat. Lalu berkata, “Terserah Big Boss aja ngaturnya ... “

“Kalau aku yang ngatur, sebaiknya jembutmu dicukur bersih. Orang bule kurang suka diganggu oleh rambut di sekitar kemaluan. “

“Hehehee ... memang biasanya juga dicukur Big Boss. Ini kebetulan aja belum dicukur. Lagian gak nyangka bakal ena-ena sama Big Boss. “

Lalu kuminta nomor rekening tabungan Sinta. Dan lewat handphone kutransfer sejumlah dana untuknya. “Kalau SInta penyanyi dangdut, itu sawerannya, “ ucapku sambil menggelitik pinggangnya.

Sinta cekikikan senang memandang hapenya, karena ia baru menerima transferku yang jumlahnya lebih besar daripada gajinya sebulan.



K
emudian aku pulang ke hotel, di mana Bunda dan Ira masih kutempatkan di kamar pribadiku.

Aku letih sekali rasanya. Untung Bunda dan Ira mau memijatiku sampai tertidur dengan nyenyaknya. Esok paginya, aku terbangun karena handphoneku berdenting. Ternyata dari Mamih.

Bergegas aku menuju ruang kerjaku untuk menerima panggilan Mamih itu.

Lalu .... :

“Selamat pagi Mamih cantik. “

“Pagi Sef. Besok ada klien yang harus diladeni Sef. “

“Siap Mamih. “

“Sambil menunggu Fransiska pulang, kamu ladeni dulu wanita pebisnis kelas atas itu ya. Kamu memang selalu beruntung. Wanita - wanita yang memesanmu selalu dari golongan menengah ke atas. Nanti kukirimkan nama, alamat dan jam pertemuannya ya Sef. “

“Siap Mamih. “

Setelah hubungan seluler ditutup, datang WA dari Mamih. Nama wanita yang memesanku itu Haryani.

Lalu aku tercenung. Di pabrik garment dan di hotel aku dipanggil Big Boss. Tapi kalau sedang berbicara dengan Mamih, aku sering menyatakan siap dan siap terus. Seakan - akan aku ini kacungnya si Mamih.

Kehidupanku memang punya dua sisi. Sebagai seorang pengusaha muda sekaligus sebagai anak buah Mamih. Lalu kenapa aku tidak mengundurkan diri saja dari profesi gigoloku ?

Hmm ... aku belum mau retired dari kegigoloanku. Karena profesi yang tetap kurahasiakan ini mendatangkan kenikmatan tersendiri bagiku. Kenikmatan bisa menyetubuhi wanita - wanita setengah baya tanpa harus melalui perjuangan ini dan perjuangan itu. Ketemuan langsung ngentot memek baru. Bukankah ini profesi yang sangat memanjakan darah mudaku ?

Jadi dalam menjalani profesiku sebagai seorang gigolo, aku tak peduli lagi dengan duitnya. Karena aku sudah mampu mencari duit lewat main saham dan beberapa bisnisku. Dalam menjalani profesiku sebagai gigolo, hanya satu hal yang kucari, merasakan enaknya bermacam - macam memek wanita setengah baya secara instan. Tanpa harus berjuang dulu. Cukup dengan menyiapkan kontol yang prima.



Beberapa saat kemudian Bunda dan Ira sudah berada di dalam mobilku, menuju kawasan perumahan yang kurasa paling elit di kotaku, namun letaknya di luar kota dan sudah masuk wilayah kabupaten.

Di kompleks perumahan itu aku sudah membeli 3 buah rumah dengan harga murah. Di kompleks perumahan itu harganya sudah em-eman. Tidak ada lagi rumah yang ratusan juta. Tapi ketiga rumah itu kubeli dengan harga murah. Biasa, cicilannya macet lalu disita oleh bank dan dijual lagi dengan harga lelang.

Semua rumah yang sudah kubeli, adalah hasil main sahamku. Bukan hadiah dari siapa pun. Dan ketiga rumah yang kubeli dengan harga lelang (bahkan sedikit lebih murah dari harga yang sudah ditetapkan, karena aku membeli 3 rumah sekaligus), juga sebagai keuntungan penjualan saham - sahamku.

Ketiga rumah yang lumayan megah itu kusulap jadi seperti baru lagi. Kemudian kuisi dengan perabotan serba mahal dan 100 % baru. Niat awalku, ketiga rumah itu akan kujual kembali.

Tapi setelah aku mendapatkan Ira, aku berubah pikiran. Tadinya aku akan menempatkan Ira di rumah yang berdampingan dengan rumah Ceu Yati. Tapi setelah dipikir - pikir, takut ada masalah di kemudian hari. Maka rumah bernomor 3 itu lebioh tepat kuberikan kepada Ninis, yang pasti selalu kompak dengan Ceu Yati.

Dan Ira akan kuhadiahi salah satu rumah di kompleks perumahan elit ini.

Ketiga rumah yang sudah disulap menjadi rumah - rumah baru dan diisi perabotanb serba mahal itu letaknya terpencar. Tidak dalam 1 kluster. Ada yang di kluster X, kluster Y dan kluster Z.

Rumah yang akan kuberikan kepada Ira itu terletak di dalam kluster X. Tentu saja Bunda dan Ira terkejut setelah kubawa masuk ke rumah yang sudah seperti rumah baru itu, lalu kuberitahu bahwa rumah itu untuk Ira.

Ira sampai meneteskan air mata setelah mengetahui bahwa rumah megah yang sudah ready for use itu, adalah rumah untuknya. Lalu ia akan menjadi kekasih gelapku, yang akan kuperlakukan seperti istriku. Akan mendapatkan uang belanja tiap bulan, akan kugauli secara rutin dan bahkan mungkin saja akan kuhamili kelak.

Bunda bahkan mengusap - usap rambut adik kesayangannya, sambil berkata, “Sejak awal aku yakin keberuntungan akan berpihak padamu pada suatu saat. Sekarang sudah terbukti. Aku bahagia sekali karena Asep sudah mulai menata masa depanmu. “

Lalu aku berkata, “Di sini keamanannya sangat terjamin. Ira lihat sendiri, hanya terhalang satu rumah dari sini ada pos security kan. Tapi kalau perlu, carilah saudara atau tetangga untuk menemani Ira di sini. Untuk, bantu - bantu bersihkan rumah, masak dan sebagainya. Dan terutama supaya Ira tidak kesepian. Karena aku banyak kesibukan, sehingga takkan mungkin bisa tinggal di sini tiap hari. “

“Tapi aku boleh pulang dulu gak ?” tanya Ira sambil merapatkan pipinya ke pipiku.

“Boleh. Tapi aku gak bisa ngantar, karena ada acara mendadak. Pakai taksi aja ya. Nanti aku bayarin taksinya, “ kataku. Padahal acara mendadak itu adalah wanita bernama Haryani itu, yang sudah membookingku untuk besok. Sehingga hari ini aku harus istirahat, terutama dari aksi seksual.

“Biar aja pake taksi juga. Asal jangan naik angkot aja, soalnya barang bunda dan Ira banyak sekali, “ sahut Bunda.

“Oke sekarang ke hotel lagi, untuk mengangkut barang - barang Bunda dan Ira. Dari hotel nanti kucarikan taksi. Kunci - kunci rumah pegang sama Ira ya. Kapan pun Ira mau pindah ke sini, silakan, “ kataku.

“Aku sih maunya gak pulang lagi. Menetap di sini aja mulai sekarang, “ sahut Ira, “Tapi gak ada teman ya serem juga. “



Lalu Bunda dan Ira kubawa ke hotel lagi. Kemudian kucarikan sebuah minibus yang agak besar, karena harus membawa barang yang cukup banyak. Sebelum meninggalkan hotel, Ira berkata, “Kalau sudah ada orang yang bisa menemani, besok juga aku akan pindah ke rumah itu. “

“Silakan, “ sahutku sambil memeluk dan mencium bibirnya.

Bunda pun menghampiriku. “Mungkin masalah Ira takkan bunda laporin dulu sama Ayah. Takut dianggap melanggar kesepakatan dengan Ayah, “ kata Bunda.

“Iya, “ aku mengangguk, “Ayah kan hanya mengijinkan Bunda dan aku. Sedangkan Ira di luar kesepakatan itu. Rahasiakan aja dulu masalah Ira sih Bun. “

Tak lama kemudian aku mendapatkan minibus yang besar, sehingga bisa muat barang - barang Bunda dan Ira.

Ira ingin agar barang - barangnya dikirimkan ke rumah barunya itu. Dan pulang ke kampung hanya membawa tas kecilnya saja. Aku setuju, karena barang - barang baru itu nantinya harus dibawa lagi ke rumah yang sudah kujadikan tempat tinggalnya itu.

Lalu aku berbicara dengan sopir minibus borongan itu, tgentgang rute yang harus dilaluinya. Bahwa ia harus mengantarkan Bunda dan Ira ke kompleks perumahan elit itu dulu. Setelah itu barulah dia mengantarkan Bunda dan Ira ke kampungku. Kemudian kuberi sopir itu uang sebanyak yang sudah disepakati, bahkan kukasih juga sekadar tip untuknya.

Setelah minibus itu berlalu, aku kembali ke kamar pribadiku. Dengan perasaan kehilangan. Karena baik Bunda mau pun Ira sudah menjadi bagian dari kehidupanku. Aku bahkan sudah berjanji kepada Bunda, bahwa kalau sudah ada waktu nyantai, aku akan pulang ke rumah Ayah. Sementara Ira sudah kuminta agar kalau sudah berada di rumah barunya iru harus ngasih kabar padaku.

Kemudian aku beristirahat total di dalam kamar pribadiku. Menyiapkan fisik dan stamina, untuk meladeni wanitra yang bernama Haryani itu. Wanita yang aku belum tahu seperti apa bentuknya. Mudah - mudahan saja dia tidak mengecewakan.



8. Bu Haryani



Beberapa menit menjelang jam 10 pagi, aku sudah tiba di depan sebuah rumah megah, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Mamih.

Seorang wanita tinggi langsing, mengenakan gaun span berwarna coklat muda yang terbuat dari bahan kaus, menyambutku di ambang pintu depan.

“Yosef ?” tanyanya dengan senyum manis di bibirnya. Hmmm ... aku beruntung kalau wanita ini yang membookingku. Karena baik bentuk tubuh mau pun wajah cantiknya, sesuai dnegan seleraku.

“Betul, “ sahutku, “Dengan Bu Haryani ?”

“Iya, ayo masuk, “ ucapnya sambil melangkah duluan ke ruang tamu. Setelah aku berada di dalam ruang tamu, dia menutup dan menguncikan pintu depan itu. Tirai - tirainya pun ditutupkan semua.

Kemudian wanita bernama Haryani itu mempersilakanku duduk di sofa di sofa yang berhadapan dengan sofa yang diduduki oleh wanita yang kutaksir berusia sekitar 40 tahunan itu (pokoknya sesuai dengan seleraku).

“Wanita lain kalau mau selingkuh, pasti ketemuannya di hotel atau villa, “ ucapnya sambil tersenyum, “Aku sih ajak ketemuan di rumah aja. Karena aku tak punya suami. Jadi ... bebas melakukan apa pun. “

“Iya Bu, “ sahutku dengan batin mulai dikuasai nafsu. Karena Bu Haryani itu duduk bertompang kaki. Sehingga paha putih mulusnya terbuka sampai ke pangkalnya. Karena gaun span itu punya belahan di kedua sisinya.

Lalu Bu Haryani bangkit dan pindah duduknya ke samping kiriku. Menatapku dengan sorot mengandung undangan birahi. “Kamu masih sangat muda Yos. Berapa tahun usiamu ?” tanyanya sambil memegang tanganku dan meremasnya dengan lembut. Harum parfum mahal pun tersiar ke penciumanku.

“Sembilanbelas tahun Bu, “ sahutku.

“Masih muda sekali. Cocoknya kamu tuh jadi anakku kali ya. Hihihiiiiii ... “

“Ibu juga masih kelihatan muda. “

“Muda apa ? Umurku sudah empatpuluhsatu tahun. Makanya cocok untuk menjadi ibumu ya ? ”

“Empatpuluhsatu itu masih muda Bu. Bahkan banyak yang sudah enampuluh tahun tapi masih enerjik. “

Tiba - tiba Bu Haryani memeluk dan mencium bibirku dangan hangatnya. Tak cuma mencium bibirku. Lidahnya pun dijulurkan, yang lalu kusedot ke dalam mulutku. Begitu pula ketika lidahku dijulurkan, ia menyedotnya ke dalam mulutnya. Sementara pelukannya terasa semakin erat.

“Sejak suamiku meninggal setahun yang lalu, aku tak pernah merasakan disentuh lelaki. Baru kali inilah aku akan merasakannya. Dengan anak muda yang tampan dan masih segar ... “ ucapnya sambil memegang kancing zipper celana denimku. Lalu menurunkannya.

Aku tahu apa yang diinginkannya. Karena itu sekalian saja kupelorotkan celana denim berikut celana dalamku sekalian. Dan kontolku yang sudah ngaceng ini langsung tiada penutupnya lagi.

“Oooohhhhh ... kontolmu panjang sekali Yos ... “ gumam wanita cantik bertubuh tinggi langsing itu sambil memegang kontolku yang sudah siap tempur ini.

Pada saat Bu Haryani masih menggenggam kontol ngacengku, maka mulutku pun menyeruduk untuk menciumi dan menjilati leher jenjangnya yang seolah menantang untuk kujilati dengan lahapnya.

Pada saat yang sama tanganku pun sigap untuk menyelundup ke balik gaun span elastisnya, sampai menemukan celana dalam.
Bu Haryani yang masih menggenggam kontolku dengan leher yang tengah kujilati, malah merenggangkan kedua paha putih mulusnya. Seolah memberi jalan untuk tanganku yang sudah mulai kuselinapkan ke balik celana dalamnya. Sampai menyentuh kemaluan tanpa bulu alias memek tak berjembut. Sehingga dengan mudah bisa menyelinapkan jari tengahku ke celah memeknya yang mulai membasah.

Namun Bu Haryani mengeluarkan tanganku dair balik celana dalamnya sambil berkata, “Di kamar aja yuk. Biar lebih bebas. “

Aku mengangguk dan mengikuti langkah Bu Haryani menuju kamarnya yang ... waaaah ... semua perabotan yang ada di dalam kamar ini menunjukkan kelas Bu Haryani. Sudah kaliber internasional, tapi kenapa dia tinggal di rumah megah sesunyi ini ? Apakah rumah ini sekadar tempat persinggahannya belaka ? Atau memang seperti itu gaya hidup wanita 41 tahunan itu ?

Entahlah. Yang jelas semua perabotan dan asesori di dalam kamar yang sangat luas ini barang Eropa semua. Buatku semua ini bisa dijadikan indikator bahwa Bu Haryani itu level kelas atas. Enath dahulu suaminya yang kelas natas, atau Bu Haryani sendiri punya usaha pribadi yang meledak - ledak seperti Mbak Mona, entahlah.

Yang jelas Bu Haryani sudah menanggalkan gaun span coklat mudanya, sehingga mulai tampak keindahan bentuk tubuh putih mulusnya itu, meski masih berbeha dan bercelana dalam.

Di dalam kamar yang perabotannya serba mewah itu ada 1 set sofa putih. Di situlah Bu Haryani menungguku yang sedang menanggalkan celana denim dan baju kaus imporku seperti yang diminta oleh wanita itu. Lalu dalam keadaan tinggal bercelana dalam, aku menghampiri sofa yang diduduki oleh Bu Haryani. Lalu duduk di samping kanannya.

Tapi Bu Haryani justru berdiri menghadap padaku, sambil bertolak pinggang dan bertanya, “Bagaimana bentuk tubuhku menurut pandanganmu ?”

Aku yang sudah dibiasakan melontarkan kata - kata “nyaman” pada siapa pun yang sedang berbicara denganku, berkata, “ Wanita sebaya Ibu banyak yang sudah mulai buncit perutnya dan gembrot badannya. Tapi Bu Haryani masih langsing begitu ... pertanda sering menjaga makanan dan suka berolahraga. Sedikitnya rajin senam. “

“Kamu cerdas Yos. Aku memang tidak rakus makan dan sering senang sambil menjaga kebugaran di rumahku sendiri. Tapi kamu jangan manggil nama lengkap begitu. Panggil Bu Har aja ya, “ kata Bu Har sambil melepaskan beha putihnya. Sehingga sepasang toket berukuran sedang dan sangat indah bentuknya mulai terpamerkan di depan mataku.

Tak cuma itu. Bu Har pun menanggalkan celana dalamnya. Sehingga aku pun ikut - ikutan melepaskan celana dalamku. Sehingga kontolku bebas mengacung ke atas. Bu Har tersenyum melihatku sudah telanjang juga seperti dirinya. Lalu ia melangkah ke depan, semakin mendekatiku, sampai akhirnya kedua kakinya berada di kanan kiri lututku. Dan aku masih terpukau menyaksikan kemaluan tanpa bulu itu. Mungkin Bu Har mengikuti trend zaman sekarang, dengan menggunduli memeknya. Atau mungkin sudah mempersiapkan diri untuk berkencan denganku, sehingga jadi ingin tampil muda dalam segalanya.

Dan kedua kaki Bu Har yang mengangkang, karena mengepit sepasang lututku yang masih duduk di atas sofa, membuat memeknya jadi berhadapan dengan wajahku.

Maka sambil memegang sepasang paha putih mulusnya, kuciumi memek wanita setengah baya yang masih tampak cantik jelita itu. Harum parfum mahal pun tersiar ke penciumanku. Mungkin karena Bu Har ingin menebarkan kesan baik di hari - hari berikutnya.

Ketika aku mulai menjilati memeknya, Bu Har semakion merenggangkan jarak kedua pahanya, sehingga yang berwarna pink itu jadi ternganga. Dan aku semakin lahap menjilatinya.

Bu Haryani pun mulai meremas - remas bahuku sambil mendesah - desah, “Hhhhhhhh ... hhhhhhh ... Yosssss .... hhhhhhhhh .... Yosssss ... hhhhhhh .... “

Namun tak lama Bu Har membiarkan memek dan kelentitnya kujilati. Karena ia lalu menurunkan bokongnya sedemikian rupa, sehingga memeknya sudah mulai menduduki kontol ngacengku.

Kemudian ia mengangkat bokongnya sesaat, sambil memegang batang kontolku dan mengarahkan moncongnya ke ambang mulut memeknya. Lalu ia menurunkan bokongnya dan ... langsung “mengulum” kontolku ... blesssssssssss ...

Kedua lututnya sudah berada di atas sofa. Lalu ia mulai mengaun bokongnya, naik turun dan naik turun terus. Sambil memeluk leherku, ia memagut bibirku ke dalam ciuman lengketnya. Sementara liang memeknya membesot - besot kontolku secara berirama. Diiringi desahan dan rintihan histerisnya, “Hhhhhhhhh .... oooooo .... oooooh ... oooooo ... oooooooooohhhhh ... Yooooossssss .... kontolmu luar biasa panjangnya Yosss ... ini sampai mentok - mentok terus di dasar liang memekku ... uuuuuuhhhhhhhh ... luar biasa enaknya Yoooosssss ... ooooh ... aku udah lebih dari setahun gak merasakannya. Sekalinya merasakan lagi ... ketemu kontol yang segini panjangnyaaaa ... ooooohhhhhh ... Yoooosssss ... aku pasti ketagihan sama kontolmu Yoooossss ... pantasan si Mamih memasang tarif tertinggi buatkmu ... karena kamu bukan cuma tampan tapi juga punya ular panjaaaang ... Yoooossss ... “

Tapi bukan cuma Bu Haryani yang menganggapku luar biasa. Aku pun menganggap Bu Haryani luar biasa. Karena liang memeknya ini ... sempit sekali ... !

Maka di saat nafasku mendengus - dengus, aku berusaha bicara, “Uuuughhh ... punya Ibu ... uuuuughhhh ... seperti punya gadis belasan tahun ... seperti belum pernah melahirkan ... uuuuggghhhhh ... “

“Aaaaaaaa .... aaaaaaahhhh Yoooooosssss ... aaaaaa ... aaaaku memang belum pernah hamil ... belum pernah melahirkan ... karena suamiku mandul ... tapi aku tetap setia padanya ... sampai ia meninggal ... aku gak pernah selingkuh dengan siapa pun, “ sahutnya terengah.

“Pantesan ... memek Ibu masih prima gini ... “ ucapku sambil mendekap pinggang Bu Haryani, karena takut terjengkang ke belakang.

Namun ... mungkin karena sudah terlalu lama tidak merasakan sentuhan lelaki, hanya belasan menit Bu Haryani mampu bertahan main dalam posisi duduk dan behadapan ini. Lalu ia klepek - klepek dan mengejang dan .... orgasme ... !

Tapi seakan tak mau kalah, Bu Haryani mengangkat bokongnya tinggi - tinggi, sehingga kontolku terlepas dari liang memeknya. Lalu ia berlutut di lantai, merapat ke pinggiran sofa, sementara kedua sikutnya menahan ke sofa. “Ayo masukin lagi dari belakang, “ ajaknya.

Aku cepat mengerti apa yang harus kulakukan. Sambil berlutut di atas karpet tilam lantai, kupegang mulut memek Bu Haryani yang nyempil di bawah mulut anusnya.

Tidak begitu sulit membenamkan kembali kontolku ke dalam liang memek Bu Haryani yang sudah basah akibat orgasmenya barusan.

Lalu sambil berpegangan kepada pantatnya yang lumayan semok, kuayun kontol ngacengku dengan sepenuh gairahku. Kalau tadi aku banyak berdiam diri, membiarkan liang memek Bu Haryani membesot - besot kontolku, kini giliranku untuk menjadi pemegang kendali. Untuk mengentot liang memeknya dalam posisi yang bisa dianggap doggy ini.

Dan gilanya ... liang memek Bu Haryani ini memang luar biasa enaknya. Sempit dan menjepit dengan kencangnya. Padahal dia baru mengalami orgasme dalam posisi duduk tadi. Karena itu tidaklah berlebihan kalau Bu Haryani harus jadi pelanggan tetapku kelak. Untuk itru aku harus membuatnya puas sepuas - puasnya.

Desah - desah nafas dan rintihan histerisnya mulai terdengar lagi. “Yooossss ... ooooooh .... Yoooooossss .... aku belum pernah merasakan yang senikmat ini ... oooh ... Yosssssss ... kenapa kontolmu terasa enak sekali Yooooossss ... kenapa aku merasa baru sekali ini nikmatnya disetubuhi Yooosssssssss ... oooooh ... Yoooossss ... entot terus Yooooossss ... entooooootttttt ... iyaaaaaa ... iyaaaaa ... Yoooosssssss ... “

Biasanya kalau sedang ngewe dalam posisi doggy ini, aku suka mengemplangi pantat pasangan seksualku. Tapi karena tidak ada “request”, aku tidak melakukannya pada pantat Bu Haryani ini. Aku cuma mengentotnya sambil mengusap - usap sepasang pantatnya yang agak semok ini dengan lembut saja.

Namun beberapa saat kemudian, Bu Haryani minta agar kontolku dicabut dulu. Aku pun mengikutinya.

Ternyata Bu Haryani ingin pindah ke atas bed berkasur tebal itu. Di situlah ia celentang sambil mengusap - usap memeknya. Dan aku tahu bahwa ini adalah trik untuk mengulur orgasme keduanya. Mungkin tadi dalam posisi doggy ia merasa sudah mau orgasme. Makanya mengajak pindah ke atas bed supaya orgasmenya “tertarik” lagi.

“Posisi klasik gini aja Yos. Biar lebih romantis, “ ucapnya sambil memegang kontolku yang lalu moncongnya dicolek - colekkan ke mulut memeknya. Lalu ia memberi isyarat agar kontolku didorong.

Maka kudesakkan kontolku sekuat tenaga. Dan .... melesak masuk sedikit demi sedikit, sampai akhirnya mentok di dasar liang memeknya. Memang ada sekitar 2-3 sentimeter yang tidak bisa masuk.

“Nanti lepasin di mana Bu ?” tanyaku sebelum mengayun kontolku kembali.

“Di dalam aja, “ sahutnya, “ Anak buah Mamih bersih semua kan ?”

“Bersih Bu. Tiap bulan kan dicek terus sama dokter dan laboratorium. “

“Ya udah ... makanya di dalam aja. Kalau bisa malah pengen dibarengin meletusnya. “

“Berarti ada kemungkinan hamil Ibu nanti. “

“Biarin aja hamil. Aku malah kepengen hamil. Aku sudah punya anak adopsi seorang. Tapi belum pernah punya anak dari kandunganku sendiri. “

“Oke ... mudah - mudahan Bu Har bisa hamil ya. “

“Iya. Kalau aku hamil, aku punya sesuatu yang akan kuhadiahkan padamu Yos. “

Aku tidak bertanya apa yang akan dihadiahkannya padaku itu. Karena pada dasarnya aku tidak pernah mengharapkan hadiah apa pun dari setiap klien yang pernah kusetubuhi. Bahkan seandainya pun aku tidak dibayar, tidak apa - apa. Yang penting aku bisa merasakan nikmatnya mengentot wanita - wanita setengah baya itu. Tanpa harus PDKT yang bertele - tele dulu.

Lalu kontolku mulai mengentot liang memek Bu Haryani yang kuanggap istimewa ini. Dengan target, semoga aku bisa berejakulasi pada saat Bu Haryani sedang orgasme.

Karena itu aku mulai konsentrasi, untuk menghayati nikmatnya ngewe wanita setengah baya yang paras dan bentuk tubuhnya sangat ideal menurut seleraku ini.

Dalam posisi missionary ini aku memang bisa beraksi romantis. Ketika entotanku mulai digencarkan, mulutku menyeruduk ke lehernya, untuk menjilati leher jenjangnya yang sudah keringatan, disertai dengan gigitan - gigitan kecil. Sementara tanganku meremas - remas toketnya yang masih sangat layak untuk diremas ini.

Desahan dan rintihan histeris Bu Haryani pun menggila lagi. “Yoooossssss ... oooooooo .... oooo ... ooooooooooohhhh ... Yooooosssss ... ini indah sekali ... nikmat sekaliiiiii ... Yoooooooosssss ... ooooh ... entot teruss Yoooossss ... entooooootttt ... iyaaaaa ... iyaa .... ooooohhhhh ... nikmaaaaat Yoooooossss ... aku merasa seperti sedang melayang - layang di langit Yoooossss ... indah sekali ... indaaaaaahhhhhh ..... “

Terkadang mulutku pindah sasaran. Untuk menjilati ketiak Bu Haryani yang harum, disertai dengan sedotan dan gigitan kecil. Bu Haryani pun semakin klepek - klepek dibuatnya. Sementara keringatku sudah mulai berjatuhan ke atas dada dan leher Bu Haryani. Bercampur aduk dengan keringat wanita setengah baya yang sangat cantigk di mataku itu.

Cukup lama aku mengentoitnya dalam posisi missionary ini. Sampai akhirnya kudenmgar suara Bu Haryani terengah, “Oooooh ... Yoooossss ... aku sudah mau lepas lagi ... kalau bisa barengin Yoooossss ... biar lebih nikmaaaaattttttt ... “

Aku memang sudah menduga kalau Bu Haryani akan orgasme lagi. Karena gelagat - gelagatnya sudah terlihat dan terasa olehku. Maka spontan kuganti irama ayunan kontolku, dari alunan “nyiur melambai” jadi irama hardrock.

Kuentot liang memek wanita setengah baya itu segila mungkin. Maju mundur dan maju mundur dalam kecepatan tinggi.

Bu Haryani mulai berkelojotan. Aku pun semakin mempercepat entotanku.

Dan ketika Bu Haryani mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kutancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasam moncong kontolku menabran dasar liang memek wanita setengah baya itu.

Kemudian detik - detik terindah itu kurasakan. Bahwa liang memek Bu Haryani terasa mengedut - ngedut, disambut oleh kontolku yang sedang mengejut - ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku.

creeeettttt .... crooooooooooooooooooottttt ... cretttt ... croooooooottttt ... crooooooooottt ... crett ... croooooooooooooooootttttttt ...... !
Mantafff apdetnya bro @Otta....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd