Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Part 16



H
asil pemeriksaan dokter spesialis kandungan itu sangat membahagiakan. Mama dinyatakan hamil 4 minggu. Aku pun senang sekali, karena hal itu berarti spermaku sangat tokcer. Baru sekali dua kali menyetubuhi Mama, langsung membuat Mama hamil ... !

Ketika aku bertanya kepada dokter, apakah aku boleh tetap sering menggauli Mama, sang dokter menjawab, “Boleh. Usia istri Anda masih muda. Baru duapuluhtiga tahun. Usia sedang - sedangnya kuat dan produktif. “

Ya, usia Mama sebaya dengan Ceu Imas. Baru 23 tahun. Sedangkan Tante Sharon sudah di atas 30 tahun di bawah 40 tahun. Tentu cara menjaga kehamilannya berbeda. Karena Mama itu jauh lebih muda daripada Tante Sharon. Dengan kata lain, aku boleh sering menyetubuhi Mama. Karena Mama jauh lebih muda daripada Tante Sharon.

Tapi ingatan tentang masalah sering atau tidak sering menyetubuhi wanita hamil, lalu buyar dengan sendirinya ketika aku teringat bahwa besok aku harus berjumpa dengan rekan bisnis Tante Sharon yang bernama Mona itu. Dengan sendirinya aku jangan menghabiskan energi di rumah dulu, karena aku sudah janjian akan ketemuan sama wanita bernama Mona itu.

“Gimana perasaanmu sekarang, setelah tau bahwa mama memang sudah hamil ?” tanya Mama dalam perjalanan pulang dari dokter.

“Ya senanglah. Karena aku bakal punya anak, meski secara resminya bayi itu disebut adikku. Tapi aku juga mikirin Ayah. Bagaimana perasaan Ayah setelah tau kalau Mama sudah hamil. “

“Pasti senanglah. Dengan hamilnya mama, berarti Ayah takkan mama tinggalkan sampai kapan pun. “

Aku tidak menanggapi ucapan Mama yang terdengar aneh bagiku.

Kemudian kubelokkan mobil mungilku ke pelataran parkir sebuah apotek, karena tadi dokter memberi resep obat dan vitamin bayi. Agar kandungan Mama sehat.

Setelah mendapatkan 3 jenis obat dan vitamin, kujalankan lagi mobilku. Dan kubelokkan lagi menuju pelataran parkir sebuah restoran. Untuk makan malam bersama Mama.

Meski pikiranku sedang tertuju ke seorang wanita yang aku belum tahu bagaimana bentuknya itu, aku berusaha untuk semakin lembut dan romantis kepada Mama. Sebagai tanda kebahagiaanku untuk kehamilan Mama.

Untungnya Mama tidak mengajakku “begituan” malamnya. Untung, karena aku ingin agar besok staminaku powerfull. Untuk menghadapi wanita bernama Mona yang aku belum tahu seperti apa bentuknya.

Keesokan paginya, aku berangkat menuju tempat yang sudah ada alamat lengkapnya itu. Kepada Mama aku bilang mau ngurus bisnis. Padahal aku mau mengurus bisnis birahi. Hahahaaa ... bisnis birahi. Atau birahi yang dibisniskan ... !

Kebetulan jalan sedang kurang padat. Sehingga aku hanya membutuhkan waktu 75 menit untuk mencapai alamat yang sudah diberikan lewat WA itu.

Ternyata tempat yang dijanjikan untuk pertemuan dengan Bu Mona itu sebuah villa yang terbuat dari kayu jati sekujurnya, dengan atap terbuat dari atap sirap. Aku yakin biaya pembangunan villa kayu jati itu lebih mahal daripada villa tembok semen. Karena sepintas pun aku bisa melihat bahwa kayu jatinya sudah tua semua. Tentu harganya selangit.

Sebuah sedan Eropa berwarna hitam metalic sudah terparkir di depan villa kayu jati itu. Kuparkir mobil mungilku di samping sedan built up Eropa itu. Setelah turun dari mobilku, diam - diam kuperhatikan sedan hitam itu ... tampak masih baru sekali. Bahkan kulihat seat di dalamnya masih terbungkus plastik semua. Berarti sedan hitam itu masih baru. Dan aku tahu harganya sekitar dua kali harga mobil mungilku (yang juga buatan Eropa).

Seorang wanita muda berdiri di ambang pintu depan villa kayu jati itu. Mengenakan gaun terusan berwarna hijau tosca yang mengkilap. Aku pun menghampirinya sambil menyapa sopan, “Bu Mona ?”

“Iya, “ sahutnya sambil menjabat tanganku, “Yosef kan ?”

“Betul Bu, “ aku mengangguk sambil tersenyum.

Lalu wanita muda itu mengajakku masuk ke dalam villanya. Kulihat furniturenya terbuat dari kayu jati semua. Sofanya, kursi dan meja makannya, meja tulisnya dan ... semuanya terbuat dari kayu jati tua.

Aku diajak duduk berdampingan di sofa kayu jati yang ditilami bantal panjang bersarung beludru cokelat tua, sangat mirip warna kayu jati. Harum parfum mahal pun mulai tersiar ke penciumanku.

“Usiaku baru duapuluhempat tahun. Jadi jangan panggil Ibu deh. Panggil Mbak aja ya, “ ucap wanita itu sambil menepuk lututku perlahan.

“Iya Mbak Mona, “ sahutku.

“Ternyata Yosef sangat tampan. Membuatku sangat bersemangat untuk melakukannya, “ ucapnya, “Yosef tau kan apa yang akan kita lakukan ?”

“Tau Mbak. Bahwa aku harus meng ... menghamili Mbak ... “

“Iya Sef. Mungkin Bu Sharon sudah bicara, bahwa aku sudah delapan tahun berumah tangga. Karena aku menikah waktu usiaku baru enambelas tahun. Tapi tiga bulan setelah aku menikah, suamiku menderita diabetes melitus yang cukup parah. Mungkin jauh sebelumnya pun dia sudah punya diabetes, tapi baru ketahuan setelah memeriksakan diri ke dokter internis. “

“Iya Bu. “

“Diabetes itu membuat alat vitalnya lemah ... dan akhirnya tidak berfungsi sama sekali.”

“Aku ikut prihatin mendengarnya Bu. “

“Tapi dia sangat mencintaiku. Dia sering memohon padaku, agar jangan minta cerai atau meninggalkannya begitu saja. Dia juga tau kalau aku sudah ingin sekali punya anak. Terus ... dia mempersilakanku mencari lelaki lain yang bisa menghamiliku. Yang penting, aku jangan meninggalkan dia. Aku harus tetap mendampinginya. “

Aku cuma mengangguk - angguk tanpa berani menanggapinya.

“Jadi sekarang ini pertemuan kita adalah pertemuan yang direstui oleh suamiku. Karena itu Yosef jangan takut atau waswas, karena suamiku sudah merestui pertemuan ini. Dia hanya memberi syarat, jangan dengan lelaki yang ia kenal. Dan jangan mempertemukan lelaki itu dengannya. Itulah sebabnya aku curhat kepada Bu Sharon. Dan Bu Sharon memberikan nomor hape Yosef, yang dia bilang keponakannya. Iya kan ? Yosef ini keponakan Bu Sharon ?”

“Iya Mbak. Tante Sharon itu tanteku. “

“Iya, “ wanita cantik dan tampak kebule - bulean itu tersenyum manis sambil memegang pergelangan tanganku, “Lalu menurut Yosef aku ini bagaimana ? Sesuai dengan kriteria Yosef ?”

Aku tersenyum dan menjawab, “Mbak Mona sangat cantik di mataku. “

“Ayahku asli Indonesia, tapi ibuku asli Thailand. “

“Pantesan ... Mbak Mona cantik dan anggun sekali. “

“Kalau memang cantik, cium dong bibirku, “ ucapnya sambil menunjuk ke arah bibirnya yang agak tebal tapi sensual kelihatannya.

Meski agak ragu, tapi aku merasa wajib mengikuti semua keinginan Mbak Mona ini. Lalu kucium bibir sensual itu sambil melingkarkan lengan kananku di leher jenjangnya.

Mbak Mona menyambut ciumanku dengan lumatan hangat, sehingga aku pun membalasnya dengan lumatan pula.

Sejak awal berhadapan dengan Mbak Mona, diam - diam perhatianku tertuju pada belahan dada gaun hijau toscanya itu. Karena memperlihatkan belahan buah dadanya, sekaligus memamerkan bahwa sepasang toketnya pasti lumayan gede.

Karena itu, ketika aku dan Mbak Mona masih saling lumat, tanganku merayapi belahan payudara yang terpamerkan itu. Namun pada saat itu juga Mbak Mona melepaskan bibirnya dari lumatanku. Lalu ia berdiri sambil meraih pergelangan tanganku. “Di kamar aja yuk. Biar lebih bebas. “

Aku mengangguk dan mengikuti langkah Mbak Mona menuju salah satu kamar yang ditujunya.

Di dalam kamar itu pun semua furniturenya terbuat dari kayu jati. Bed bertilamkan kasur tebal, terbuat dari kayu jati berukir. Lemari - lemarinya pun terbuat dari kayu jati. Ada pula sebuah kursi panjang dan meja rias yang terbuat dari kayu jati pula.

Di dalam kamar itulah Mbak Mona melepaskan gaun hijau toscanya. Sehingga tinggal celana dalam putih bersih yang masih melekat di tubuhnya. Ternyata sejak tadi pun ia tidak mengenakan bra di balik gaun hijau toscanya.

Aku terlongong menyaksikan sebentuk tubuh yang begitu indah dan putih mulus. Bentuk body Mbak Mona laksana bentuk biola Stradivarius yang sangat diagungkan para pemusik dunia itu. Mbak Mona memiliki sepasang toket yang lumayan gede, pinggang yang samping namun bokongnya gede.

Lalu ia berdiri di depanku sambil mengangkat sepasang toket dengan kedua tangannya, sambil melayangkan tatapan dan senyum yang sangat menggoda.

“Mbak ... bolehkah aku sedikit agresif ?” tanyaku.

“Tentu aja harus agresif. Karena kalau dalam sepakbola, lelaki itu laksana penyerang. Sedangkan perempuan laksana penjaga gawang, “ sahutnya.

Maka tanpa ragu aku melingkarkan lenganku di pinggangnya, sambil mendekatkan mulutku ke toket kirinya. Untuk mengemut putingnya.

Mbak Mona membiarkanku mengemut pentil toket kirinya. Namun kemudian ia melangkah ke arah tempat tidur kayu jati berukir dan berkasur tebal itu. Lalu ia merebahkan diri di atas kasur tebal bertilamkan kain beludru berwarna cokelat muda itu, sambil melambaikan tangannya padaku. “Sebelum melangkah lebih jauh, lepasin dulu pakaiannya Sef, “ katanya.

Aku mengangguk sambil mengiyakan. Lalu kulepaskan sepatu, kaus kaki, baju kaus dan celana jeansku. Tinggal celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tempatnya. Biar sama keadaannya seperti Mbak Mona yang masih bercelana dalam.

Lalu aku merayap ke atas perut Mbak Mona.

Aku sudah terbiasa untuk menyenangkan hati pasangan seksualku. Karena itu, setelah aku menelungkupi Mbak Mona, dengan wajah berhadapan dari jarak yang sangat dekat, aku berkata, “Mbak cantik sekali. Bikin aku takut. “

“Takut ? Takut apa ?” tanyanya dengan sorot heran.

“Takut jatuh cinta. “

“Nggak apa jatuh cinta, malah bagus. Karena aku ingin tetap berhubungan denganmu sampai kapan pun. Bahkan kalau bisa aku ingin punya tiga orang anak darimu, tanpa memikirkan jenis kelaminnya. “

“Tapi sebaiknya kalau ingin hamil, harus melakukannya dalam masa subur. “

“Sekarang ini aku baru memasuki masa subur, “ sahutnya, “Berarti selama seminggu harus digauli terus olehmu Sef. Bisa kan kamu nginap di sini selama seminggu ?”

“Bisa Mbak. Nanti aku nelepon mamaku, supaya dia tidak cemas. “

“Iya, “ gumam Mbak Mona sambil merayapkan tangannya ke perutku, lalu menyelinapkannya ke balik celana dalamku. Mungkin ia ingin memeriksa seperti apa kontolku yang sudah ngaceng ini. “Aduhaiiii ... penismu panjang amat Seeef ? “ serunya sambil bangkit seperti penasaran.

Lalu ia berusaha melepaskan celana dalamku. Maka aku pun membantunya agar celana dalamku lepas dari kedua kakiku.

Setelah celana dalamku lepas, Mbak Mona memegang kontolku lagi. Sambil geleng - geleng kepala dengan mulut ternganga. “Mungkin yang begini yang sering dibilang penis plus itu Sef. Penis yang punya nilai plus, penis yang istimewa. Aaaaaah ... kamu beruntung punya penis seistimewa ini Sef. “

Seperti tidak sabaran Mbak Mona pun menurunkan celana dalamnya sampai terlepas dari sepasang kakinya. Kemudian ia menelentang sambil berkata, “Ayo masukin aja Sef. Udah gak sabar, ingin merasakan di-fucking sama dick-plus-mu itu ... “

Aku tersenyum sambil mengusap - usap memek tembem Mbak Mona. Memek tembem tanpa jembut sehelai pun itu. “Mau langsung penetrasi, tanpa dijilatin dulu Mbak ?” tanyaku.

“Gak usah dijilatin. Nanti malah becek dan longgar. Fingering aja dulu sebentar, “ sahutnya.

Aku sudah tahu apa yang dimaksudkan fingering oleh Mbak Mona itu. Bahwa aku harus memainkan memeknya dengan jari jemariku, sampai membasah.

Maka dengan cermat kucari kelentitnya. Setelah ketemu, kuletakkan jempol kiriku di permukaan kelentit itu. Sementara jari tengah tangan kananku dibenamkan ke dalam liang memek Mbak Mona.

Lalu jari tengah tangan kananku digeser - geserklan di dalam liang memek Mbak Mona. Sementara ujung jempol tangan kiriku mulai menggesek - gesek kelentitnya.

Karuan saja Mbak Mona mulai menahan - nahan nafasnya, dengan kedua tangan meremas - remas kain seprai belugru cokelat muda itu.

“Aaaah ... Yosef sudah pandai fingering rupanya ... aaaaah ... aaaaah ... Yoseeeef ... aaaaah ... aaaaaa ... aaaaaaahhhh ... “

Hanya beberapa menit aku melakukan rangsangan dengan jari jemariku. Lalu terdengar suara Mbak Mona, “Cukup Seeef ... masukin aja ular cobramu itu ... “

Aku menahan tawaku mendengar istilah “ular cobra” itu. Lalu kuletakkan moncong kontolku di mulut memek tembem yang bibirnya tebal itu.

Mbak Mona pun ikut memegang kontolku, mungkin agar arahnya jangan sampai salah dan meleset.

Tapi sejauh ini aku belum pernah meleset waktu memasukkan kontolku ke dalam liang memek. Apalagi sambil dipegangi oleh Mbak Mona begini, sekali dorong kontolku langsung melesak masuk ke dalam liang memek Mbak Mona yang sempit menjepit ini.

Menurut pengakuan Mbak Mona, hanya tiga bulan ia merasakan digauli oleh suaminya. Lalu ... nganggur terus selama hampir delapan tahun. Maka tidak aneh kalau liang memek Mbak Mona sempit sekali begini, laksana kembali perawan lagi.

Dan ini justru membangkitkan gairahku untuk menyetubuhi Mbak Mona sepuas mungkin.

Ketika kuayun kontolku dalam gerakan berirama di batas kecepatan normal, Mbak Mona pun mulai merintih - rintih histeris. “Yoseeeef ... gak nyangka Bu Sharon akan mengirim cowok yang ... aaaaah ... kamu memang punya nilai plus di hatiku Seeef ... setiap sentuhanmu ... gesekanmu ... aaaah ... ini semua menggetarkan hatiku Sef. “

Seperti biasa, aku selalu ingin melengkapi entotan kontolku dengan mulut dan tanganku. Maka mulutku pun mulai beraksi, untuk menjilati leher jenjang dan harum Mbak Mona, sementara jari tangan kiriku memainkan pentil toket kanannya. Terkadang juga tangan kiriku meremas - remas toket kanan Mbak Mona yang lumayan gede itu.

Terkadang jilaatanku di leher jenjang Mbak Mona kusertai dengan gigitan - gigitan kecil yang takkan menyakitkan.

Kelebihan lain yang kumiliki adalah panjangnya kontolku ini. Kebetulan liang memek Mbak Mona tidak terlalu dalam. Sehingga moncong kontolku bisa menumbuk - numbuk dasar liang memek wanita berdarah campuran Indonesia - Thailand itu.

Hal itu pun membuat Mbak Mona merem melek dan merintih - rintih terus.

Tapi ... mungkin Mbak Mona sudah terlalu lama tidak merasakan nikmatnya kontol cowok, mungkin juga karena aku memiliki segala keistimewaan seperti yang Mbak Mona katakan tadi. Entahlah. Yang jelas baru belasan menit aku mengentotnya, Mbak Mona mulai berkelojotan sambil menahan - nahan nafasnya. Lalu ia mengejang tegang sambil menahan nafasnya selama beberapa detik. Pada saat itulah kubenamkan kontolku sedalam mungkin, sampai menyundul dasar liang memek Mbak Mona. Dan ... detik - detik indah itu pun terjadi. Liang memek Mbak Mona berkedut - kedut, sementara lendir libidonya terasa membasahi kontolku.

Lalu Mbak Mona melepaskan nafasnya yang tertahan beberapa detik barusan, “Aaaaah .... terima kasih Yoseeeef .... setelah sekian tahun aku tidak merasakannya, kini aku merasakan indah dan nikmatnya disetubuhi ... tapi ... kamu belum ejakulasi ya ?” tanyanya.

“Belum Mbak, “ sahutku, “ Santai aja. Pulihkan dulu tenaga Mbak, nanti kita lanjutkan. “

“Kalau begitu cabut dulu penismu please. Aku ingin membicarakan sesuatu padamu. “

Kuikuti permintaannya. Kucabut kontolku dari liang memek Mbak Mona. Lalu bergegas menuju kamar mandi, untuk bersih - bersih.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, Mbak Mona sudah mengenakan kimono sutera putih. Dan mengajakku duduk di kursi panjang kayu jati berukir itu. Setelah mengenakan celana jeans tanpa celana dalam, tanpa baju juga, aku melangkah dan duduk di samping Mbak Mona.

“Ada yang mau kuceritakan, “ kata Mbak Mona, “Ketika aku melawat ke Thailand, aku sengaja pergi ke Chiang Mai untuk mengunjungi tempat tinggal seorang ... yah ... seorang dukun gitu. Aku berterus terang bahwa suamiku tidak berdaya alat vitalnya. Tapi aku ingin punya anak. Gimana caranya ?”

“Lalu dukun itu bilang apa Mbak ?”

“Sediakan hadiah yang layak buat seorang anak muda yang usianya delapanbelas tahunan. Anak muda itulah yang akan membuatmu hamil, begitu dia bilang. “

“Kalau soal perdukunan sih boleh percaya boleh tidak Mbak. “

“Tapi bisnisku meledak - ledak setelah mengunjungi dukun itu. Kata - katanya selalu terbukti. Aku juga heran kenapa di Thailand ada orang sesakti itu. “

Aku cuma tersenyum.

“Sekarang to the point aja ya. Mobil hitam di depan itu baru kubeli kemaren. Mobil itu hadiah untukmu Sef. “

“Haaa ?! Mbak gak salah ngomong nih ? Mobil hitam yang di depan itu mobil mahal Mbak. Mahal sekali. “

Mbak Mona mengambil tas kerjanya. Lalu mengeluarkan surat - surat pembelian mobil Eropa yang harganya jauh lebih mahal daripada mobil mungil hadiah dari Tante Sharon itu. “Yosef lihat sendiri ... mobil itu kubeli kemaren. Coba aja lihat, semua surat - surat ini tertanggal hari kemaren. “

“Mbak ... kita baru kenal sejam yang lalu. Tapi Mbak sudah mau ngasih hadiah yang sebegitu mahalnya. “

“Gak apa - apa. Aku tidak berani melawan nasihat orang pandai dari Thailand itu. Karena bisnisku pun bisa berkembang dengan pesat karena mengikuti petunjuk dari dia. Ohya, apakah umur Yosef delapanbelas tahun ?”

“Betul. “

“Nah ... jauh sebelum kita berjumpa begini, orang pandai itu sudah tahu bahwa Yisef akan datang dan pasti bisa menghamiliku. Kapan - kapan kalau kita sama - sama punya waktu luang, kita jalan - jalan deh ke Thailand, ke Chiang Mai itu. Biar Yosef dengar sendiri petunjuk dari orang pandai itu,” ucap Mbak Mona yang kujawab dengan anggukan kepala.

Kemudian Mbak Mona menyerahkan dua buah remote control sambil berkata, “Mobil itu sudah keyless. Ini remote controlnya dan cadangannya. Nanti fotoin aja KTPmu, akan kukirimkan ke dealer, sebagai dasar pembuatan STNK dan BPKB. “

“Iya Mbak. Aku jadi speechless. Karena baru sekali ini aku menemui orang sebaik Mbak. Dan aku hanya bisa mengucapkan terima kasih atas kebaikan Mbak ini. “

“Nanti kalau aku hamil, pasti aku akan memberi hadiah lagi, sebagai tanda bahagianya hatiku. Kalau mobil ini, anggap aja tanda cinta dariku. Karena sejak awal melihatmu tadi, aku sudah merasakan getaran ini. Getaran cinta ini. “

Mendengar ucapan Mbak Mona itu aku pun langsung berlutut di depan kakinya. Untuk menciumi lututnya.

Aku bukan cowok matre. Tapi aku punya dugaan, mungkin saja Mbak Mona ini lebih tajir daripada Tante Sharon. Karena dari pakaiannya saja sudah terlihat bahwa Mbak Mona ini dari kalangan jet set.

“Ayo lihat dulu mobil barumu, “ ucap Mbak Mona sambil menarik kedua lenganku. Lalu mengecup bibirku dan menuntunku keluar. Ke arah sedan hitam yang berdampingan dengan mobil mungil kesayanganku.

“Meski pun kamu udah punya mobil, apa salahnya punya mobil lain kan ? Di zaman sekarang, orang punya mobil dua atau tiga atau lima pun sudah biasa. Bahkan ada yang mengoleksi mobil sampai berpuluh - puluh. “

Aku mengangguk. Lalu memijat remote control. Membuka pintu depan kanan dan masuk ke dalamnya. Mbak Mona pun masuk lewat pintu depan kiri. “Mobil ini lebih gede dari mobil biru itu, “ ucapnya.

“Harganya juga jauh lebih mahal Mbak, “ sahutku.

“Aku bukan mau bicara soal harga. Tapi kegunaannya. Mobil ini bisa muat lebih banyak orang. Bagasinya juga luas. Itu maksudku. “

Lalu kupijat tombol start dua kali. Setelah indikator auto breaking system padam, kuinjak rem sekaligus memijat tombol start agak lama. Mesin sedan hitam ini pun langsung hidup. Sangat lembut bunyi mesinnya. Maklum mobil buatan Eropa (negaranya gak usah disebut, karena dilarang pasang iklan di sini).

“Harus dengan cara apa aku membalas kebaikan Mbak Mona ini ?” tanyaku setelah mengaktifkan ACnya.

“Setubuhi aku secara rutin di tiap masa suburku. Itu saja permintaanku. “

Aku mengangguk sambil tersenyum. Apa susahnya ngentot memek ? pikirku.

Lalu kurengkuh leher Mbak Mona dengan lengan kiriku. Disusul dengan ciuman mesraku di bibirnya. Setelah ciumanku terlepas, “Aku akan bahagia sekali kalau bisa menghamili Mbak. Karena itu berarti Mbak akan mengandung darah dagingku. “

“Lalu lahirlah anak kita, “ sahut Mbak Mona, “sebagai tanda ikatan cinta kita. “

Aku mengangguk - angguk sambil sekali lagi mencium bibir Mbak Mona. Kali ini Mbak Mona menyambut ciumanku dengan lumatan hangat selama beberapa detik, kemudian ia membisiki telingaku, “Ayo lanjutkan lagi persatuan cinta kita Honey. “

Aku mengangguk sambil mematikan mesin sedan hitam yang bunyinya sangat halus itu. Kemudian mengikuti langkah Mbak Mona, masuk lagi ke dalam villa kayu jati itu.

Langsung menuntunku ke kamar yang tadi dipakai bercinta. Di situlah ia menanggalkan kimono sutera putihnya, sehingga tubuh indah dan menggiurkan itu telanjang lagi. Karena ternyata ia tak mengenakan apa - apa lagi di balik kimono putih itu.

Kali ini Mbak Mona memandang keindahan panorama di luar villa kayu jatinya lewat jendela kaca, sambil menunggingkan bokong semoknya.

“Mau doggy ?” tanyaku sambil melepaskan celana jeansku.

“Iya Honey, “ sahutnya.

Kulihat memek Mbak Mona tampil sepenuhnya meski ia sedang membelakangiku dan berpegangan ke kusen jendela kaca itu. Aku pun memegang kontolku yang langsung ngaceng lagi ini. Dan mencolek - colekkan moncongnya ke belahan memek wanita Indo - Thai itu.

Mbak Mona pun membantu lagi mengarahkan kontol ngacengku agar berada pada arah yang tepat. Lalu kudesakkan kontolku yang moncongnya sudah terjepit oleh mulut vagina Mbak Mona ini. kontolku membenam sedikit demi sedikit. Dan setelah masuk lebih dari separohnya, aku pun mulai mengentot.

Mbak Mona menepuk kedua pantatnya dengan sepasang telapak tangannya. Plaaaak ... plooookkkk ... ! Seolah memberitahu bahwa aku harus menepuk - nepuk buah pantatnya dengan kedua telapak tanganku.

Kulakukan juga. Menampar buah pantat semok Mbak Mona. Plaaaakkkk ... ploooookkk ... plaaaakkk ... ploookkkkk ... plaaaaaaakkkkkkk .... plooooooookkkkkkk .... !

“Iyaaaaa ... tamparin gitu Honey. Sampai merah sekali ... “ ucap Mbak Mona tanpa menoleh ke belakang.

Aku pun melanjutkannya. Mengentot memeknya sambil mengemplangi buah pantat semoknya.

Terkadang aku menjulurkan kedua tanganku ke arah sepasang payudaranya yang bergelantungan. Lalu meremasnya dengan lembut.

Pada saat lain aku meraba - raba bagian atas memeknya. Mencari - cari kelentitnya sampai ketemu. Lalu kuelus - elus kelentit Mbak Mona dengan ujung jariku. Sementara entotabnku makin lama makin keras. Namun Mbak Mona seperti enjoy saja meski ayunan kontolku sudah gencar dan keras begini. Selangkanganku yang bertabrakan terus dengan pangkal paha Mbak Mona, menimbulkan bunyi unik juga. Kteplak ... kteplok ... kteplaaak ... kteplooookkkk ... kteplaaaakkkk ... kteplooookkkk ....!

Ditingkah pula oleh rengekan - rengekan histeris wanita muda itu, “Yoseeef ... aaaaaaaaa... aaaaaah .... Yoseeeeef .... aku .... akuuuu cintaaaaaa kamuuuuu ... “

Sambil mengentot aku pun menyahut, “Akuuu jugaaa .... aaaaaaaah ... akuuu jugaaaa cintaaaaa Mbaaaaaaak .... “

Bokong semok Mbak Mona bergerak - gerak erotis, mengikuti irama entotanku. Namun, lagi - lagi Mbak Mona bergetar - getar, lalu mengejang dengan meluruskan kedua kakinya dalam keadaan kejang. Disusul oleh elahan nafasnya, “Aaaaaahhhh ... Yoseeef ... aku orgasme lagi ... orgasmeeeee .... oooooooooooooooohhhhhhh .... !”

Aku pun mencabut kontolku dari liang memek Mbak Mona sambil berkata, “Barusan aku juga hampir ejakulasi. Tapi Mbak keburu ngeduluin. “

Dengan langkah gontai Mbak Mona melangkah ke arah tempat tidur. “Ya udah ... muntahkan aja sekarang di dalam memekku. Mudah - mudahan jadi anak .... “ ucapnya sambil menelentang di atas tempat tidur, dengan kedua kaki dikangkangkan.

Tanpa buang - buang waktu lagi aku pun berlutut sambil membenamkan kontolku ke dalam liang memek Mbak Mona. Blessssss .... langsung amblas sampai menyundul dasar liang memek wanita Indo - Thai itu.

Lalu, sambil berlutut dan meletakkan kedua kaki Mbak Mona di atas sepasang pahaku, mualilah aku mengentotnya lagi. Dan dalam posisi seperti ini, moncong kontolku terus - terusan menyundul dan menumbuk dasar liang memek Mbak Mona.

Sehingga Mbak Mona merintih - rintih histeris lagi, meski belum lama dia orgasme, “Iyaaaa ... iyaaaaa ... iyaaaaaa ... aaaaah ... entot terus Seeef ... iyaaaaa ... oooooh ... ini jadi enak lagi Seeeeef ... kalau bisa lepasinnya bareng yaaaaa ... barengin lepasinyaaaaa ... tahan dulu ... jangan dilepasin dulu ... jangan dilepas dulu ... dudududuuuuuuh ... entot terus Seeeef ... entoooooooottttttt .... ooooooh ... oooohhh ... ooooooooh ... iyaaaaa... ini aku mau lepas lagi Sayaaaaang ... lepasin bareeeeeeeng Seeeeeeeef .... !“

Rasanya aku berhasil memenuhi keinginan Mbak Mona. Ketika ia kelojotan, aku pun mempercepat entotanku segila mungkin. Dan ketika ia mengejang tegang, aku pun membenamkan kontolku sedalam mungkin. Lalu tejadilah sesuatu yang sangat indah itu. Bahwa ketika liang memek Mbak Mona berkedut - kedut, kontolku pun sedang mengejut - ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku.

Creeetttttt .... croooooooooooottttt ... crettt ... croooooottttt ... crooooooooooooooootttttttt ... cretttt ... croooooooooooooooooooooootttttttttttttt .... !

Aku pun ambruk di atas dada dan perut Mbak Mona. Dan sama - sama bersimbah keringat.



Peristiwa demi peristiwa yang terjadi di villa kayu jati itu memang sangat indah. Terutama karena Mbak Mona terasa sudah benar - benar mencintaiku. Sehingga tiada hari tanpa ngentot. Dengan harapan semoga Mbak Mona secepatnya hamil.

Pada hari ketiga aku minta izin kepada Mbak Mona, untuk mengantarkan mobil mungil biruku ke rumah “saudara sepupuku”. Padahal aku mau menyimpan mobil di rumahku sendiri.

Setelah mendapat izin dari Mbak Mona aku pun menuju kota X, yang letaknya cuma 25 kilometeran dari villa kayu jati itu.

Memang tidak terlalu lama untuk mencapai rumah yang sudah ditempati oleh Hui Ying itu. Hanya 20 menitan sudah tiba di depan rumah yang kubeli dari keuntungan main saham itu. Tapi Hui Ying tidak ada di rumah. Pasti dia masih sibuk di FO.

Walau pun begitu kupanggil saja dia lewat ponsel :

“Ying Sayang ... aku sedang di rumah nih. “

“Ohya ?! Ya udah, aku pulang sekarang. “

Beberapa menit kemudian Hui Ying sudah muncul di teras depan rumah.

“Pangerankuuuuu !” serunya sambil menghambur ke dalam pelukanku, “Kenapa lama banget ninggalin aku ?”

“Aku sibuk sekali sayang. Ini juga hanya mau nyimpan mobil aja di sini. Karena aku akan memakai mobil lain, “ kataku setelah mendaratkan ciuman mesra di bibir Hui Ying.

“Katanya mau ngajak ke mamamu. “ kata Hui Ying lirih.

“Iya, nanti setelah urusanku beres, aku pasti ngajak kamu untuk berjumpa dengna Mama, atau Mama yang kuajak ke sini, “

“Masih lama kesibukannya ?” tanya hui Ying.

“Sekitar semingguan lagi. Bagaimana perkembangan FO ? Bagus ? “

“Sangat bagus. Malah banyak barang yang sudah habis. “

“Aku kan sudah menatarmu, bagaimana cara memesan ke pabrik garment. “

“Iya sudah kirim email ke pabrik garment. Katanya sebelum Sabtu akan dikirim. “

“Ooo ... baguslah kalau gitu. Tolong bukain pintu garasi dulu dong Sayang. Mau masukin mobil. “

“Iya, “ Hui Ying mengangguk. Lalu bergegas menuju garasi. Aku pun menuju mobil mungilku yang masih berada di pinggir jalan.

Setelah pintu garasi dibuka, aku jalankan mobilku, masuk ke dalam garasi.

“Kamu bisa nyetir ?” tanyaku.

“Bisa. Tapi di kota ini aku belum hafal jalan. Takut tersesat. “

Setelah mengunci pintu mobil, kuserahkan kunci dan remote control mobilku kepada Hui Ying. “Kalau tidak dipakai, tolong panaskan mesinnya tiap hari. Gak usah lama - lama manasinnya. Sepuluh menit juga cukup. “

“Siap Boss, eh Pangeran !” sahut Hui Ying sambil memberi hormat dengan gaya tentara. Membuatku tersenyum geli.

“Kalau manasin mobil, pintu garasi harus dibuka dulu. Supaya CO2-nya keluar. Jangan ngumpul di dalam garasi. Bahaya. Bisa bikin kamu pingsan kalau kebanyakan menghirup CO2 nanti, “ kataku.

“Iya Pangeran, “ sahut Hui Ying sambil mendekatkan bibirnya ke bibirku. Maka kupagut bibir Hui Ying ke dalam ciuman lengketku.

“Kalau masih sibuk di FO, ke sana lagi aja. Aku juga mau berangkat lagi. SUdah ditunggu oleh teman - temanku, “ kataku berbohong. Padahal cuma 1 orang yang sedang menungguku. Mbak Mona itu.

“Iya sih lagi banyak pelanggan. Terus mau naik apa nanti ?”

“Pake taksi aja, “ sahutku.

“Ya udah. Aku tunggu sampai Pangeran masuk taksi dulu. “

Aku tersenyum. Hui Ying belakangan ini kalau menghubungiku lewat ponsel, selalu saja menyebutku Pangeran. Entah dari mana dia melontarkan julukan itu padaku.

Beberapa saat kemudian aku pun sudah berada di dalam taksi, menuju villa kayu jati milik Mbak Mona.
Di tunggu up selanjutnya
 
Buat para suhu yang selalu memberi like dan komentar,
untuk kesekian kalinya nubie haturkan terima kasih.
Like dan komentarnya selalu nubie pantau semua.
Tapi mohon maaf, nubie tidak bisa menjawabnya satu
persatu. Karena waktu nubie terbatas, kalau membalas
komentar - komentar para suhu, bisa habis waktu nubie
untuk mengupdate.
Mohon suhu - suhu semua maklum adanya
ga masalah om, tetep berkarya ya, ane pasti like pas ceritanya ane suka hehehehe makasih banyak udah take criticism, mulai banyak kebuka jalan dan sub story buat si MCnya, ane bakalan ikutin sampe tamat !! cool ceritanya konsisten tiap minggu update.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd