zein_6661
Suka Semprot
hendra..kapan ngerjain tugas nih? besok dikumpulin cuy!!! tanyaku pada sahabatku.
sekarang aja deh, kita ngerjain dirumah gw
aku dan hendra memang 1 kelompok untuk menyalesaikan tugas analisa perancangan sistem. tugas yang belakangan ini membuat otakku sedikit kacau. aku dan hendra berteman sejak semester awal. entah hal apa yang membuat kami bisa berteman sampai saat ini. tapi yang jelas hendra teman terbaikku. saking akrabnya kami untuk menginap dirumahnya pun sudah hal biasa bagiku. semua anggota keluarganya pun mengenalku. ya, jhoni darmawan (nama samaran) itulah aku
mobil hendra melesat membelah jalanan ibu kota. matahari sore memancarkan sinar kekuningan. membuat pemandangan gedung bertingkat menjadi lebih indah. waktu di jam tanganku menunjukkan jam 4 sore. lalu lintas saat ini belum terlalu padat. hendra pun makin menginjak dalam pedal gas mobilnya, membuat perjalanan kami menuju rumah hendra lebih singkat. rumah 2 lantai dengan pekarangan yang luas berdiri kokoh.
masuk jhon, bokap nyokap gw lg gak ada ajak hendra.
mang bokap nyokap lo kemana?
lagi ada acara di surabaya
oh jawabku singkat.
kami pun masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga hendra. sangat beruntung bocah ini. di beri harta yang cukup berlimpah. menaiki tangga menuju kamar hendra di lantai dua. kamar cukup besar dengan fasilitas dan elektronik yang cukup lengkap. tv flat, ac, dvd, dan lai-lain.
tuh jon laptopnya. tinggal pake aja. gue mandi dulu ya
gue bingung mulai dari mana nih ndra?
catetannya ada di file gue. lo copy paste aja. nanti tinggal tambahin
oke deh
aku mulai mengutak atik tugas yang membebaniku saat ini. dengan sedikit usaha dan pikiran akhirnya selesai sebagian. hendra keluar dari kamar mandi. rambutnya masih basah. handuk masih membelit di pinggangnya. aku masih duduk di depan laptop dengan pikiran yang mulai jenuh dengan tugas.
kenapa lo jhon? tanya hendra.
mumet nih gue. lo lanjutin nih. ntar tinggal di gabungin
hahahahahahahaha. gue kira lo kenapa? yaudah istirahat dulu sana!
bi yum datang membawa nampan berisi se-pitcher besar sirup dan sepiring wafer coklat ke kamar hendra.
saya kira siapa? nggak taunya mas jhoni. monggo di minum mas
makasih bi yum
bi yum, pembantu rumah tangga keluarga hendra sejak dulu. sangat setia melayani keluarga hendra. bi yum kenal akrab denganku karena aku memang sering menginap dirumah hendra. tak asing lagi wajahku di kediaman keluarga hendra.
sana lo istirahat! sini biar gue yang lanjutin sergah hendra.
eh, kakak lo mana ndra? tanyaku seraya merebahkan badan di atas renjang empuk.
siapa? gia?
ya kakak lo emang siapa lagi selain si gia
hehehehehehehe. nggak tau gue. paling dirumah temennya
gia (nama samaran), kakak perempuan hendra. gadis dengan tinggi semampai dan rambut terurai agak pirang. yang selalu bercanda dan berbincang denganku. gadis supel dan baik. anak tertua di keluarga ini sedang menyelesaikan studinya di sebuah universitas ternama di ibukota. namun sedari tadi tak kulihat wajah oval miliknya.
hari makin senja. matahari makin tenggelam di ufuk barat. awan makin gelap dan lampu telah dinyalakan. hendra masih setia duduk di depan laptop, menggerakkan jarinya memijit-mijit huruf demi huruf di keyboard. kata demi kata bermunculan di layar monitor. dan hampir selesai tugas kelompok kami. jari hendra terhenti karena dering telepon genggam miliknya.
iya sayang kata-kata hendra menutup pembicaraannya di telepon.
pasti itu liza (nama samaran), cewek asal jogja yang ia pacari sejak setahun yang lalu. wajahnya ayu khas orang jawa, dengan alis tebal dan bulu mata lentiknya. pipinya agak tembem. giginya berhiskan kawat dengan karet warna-warni sebagai hiasan.
jhon, gue cabut bentar ya. si Liza minta jemput
yaaahh, sendirian dong gue disini?
yaelah lu.. kayak baru pertama kali aja kesini. biasanya juga semaunya aja disini
kan nggak enak kalo nggak ada lo
udah, gue cabut dulu. kalo mau butuh apa-apa minta ama bi yum aja. cabut ya!
iye iye
tugas kami hampir selesai. aku melanjutkan mengerjakan tugas. tak apalah, nanti biar hendra yang menjilidnya. kurang dari seperempat jam tugas pun telah kuselesaikan. lelah bercampur lapar yang kini kurasakan. ada baiknya minta bi yum membuatkan mie goreng untukku. aku keluar kamar, menuruni tangga menuju dapur. angka digital di arlojiku menunjukkan pukul delapan. namun rumah ini sangat sepi. tak ada suara. kulihat kamar bi yum, lampunya telah padam. pertanda beliau telah tidur. terpaksa kubuat mie goreng sendiri. tak berapa lama, terdengar suara gerbang depan terbuka dan gerungan suara mobil memasuki pelataran. mungkin hendra dan liza datang. jika meraka datang, lebih baik tidak usah membuat mie, pikirku. karna pasti nanti liza akan mengajak kami makan biasanya.
setelah kuintip melalui jendela ruang tengah. ternyata bukan hendra, melainkan gia. gia keluar mobil dengan terburu-buru. membuka pintu rumah dengan gegas. langkahnya sempat terhenti ketika melihatku di depan meja makan. kemudian ia naik ke lantai atas, dan masuk kedalam kamarnya. belum sempat aku menyapanya, ia sudah mengurung diri dalam kamarnya dan rumah ini kembali sepi. diam. kulanjutkan membuat mie untuk makan malamku.
sedang asik menikmati mie goreng sambil menonton film, tiba-tiba pintu kamar hendra diketuk. aku bergegas membuka pintu. gia berdiri di depan pintu dengan mata yang basah. aku hanya terdiam.
lo punya rokok jhon? tanya gia.
eh..emm..a..punya kok aku gagap.
gue minta donk!
dengan sigap kuambil rokok yang tergeletak didepan tv. aku tidak berani bertanya, ada apa sebenarnya. menurutku itu bukan permasalahanku. jika kubertanya, yang kutakutkan gia malah marah kepadaku.
makasih jhon ia pun berlalu.
emm..gi mulutku tiba-tiba berbicara dengan otomatis. ah, bodohnya aku!!
kenapa jhon?
a..a..ada yang bisa gue bantu? tanyaku gagap.
gia hanya membalas dengan senyuman. kemudian beranjak pergi meninggalkanku. tak kuhabiskan mie goreng sisa tadi. tangisan gia dan mata yang basah mengganggu pikiranku. aku keluar mencari udara segar. duduk didepan kolam renang sambil menikmati secangkir kopi.
jhoni..jhon.. panggilan gia membuyarkan pandangan kosongku.
kenapa gi?
boleh gue duduk bareng lo disitu?
ya bolehlah. ini kan rumah lo
kemudian gia menghampiriku. duduk di bangku sebelahku. aku kembali diam.
gue abis dioutusin jhon kata gia membuka obrolan.
sama si Yudit (nama samaran)? tanyaku.
iya, padahal gue udah pacaran empat tahun. tiba-tiba aja dia mutusin gue dan ngasih undangan pernikahan
aduh, yang sabar ya gi
iya, gue harus belajar terima keputusan kalo ini yang terbaik
lo kan masih punya keluarga yang sayang banget sama lo. lo punya temen-temen yang baik-baik juga. lo punya semua
orang yang sayang sama lo. jadi, lo harus kuat gi gie hanya tersenyum.
makasih jhon. kata-kata lo dalem. gue emang harus kuat
iyalah. ada gue kok gi. ya, walaupun gue nggak berarti apa-apa. hehehehehehe
hahahahahahaha gia tertawa lebar.
saat ini lo berarti banget buat gue jhon. lo udah tenangin hati gw.
iya sama-sama. buat kakak sahabat gue apa sih yang enggak
jhon!
ya, kenapa gi?
gue boleh peluk lo nggak?
aku kikuk. aku diam. mematung.
emmm..bo..boleh kok. boleh. kalo itu bikin hati lo tenang
gia memelukku erat. hangat. wangi tubuhnya sangat khas. rambutnya lurus terurai. ku elus-elus rambutnya. cukup lama kami berpelukan.
jhon, lo mau kan temenin gue malem ini? tanya gia. pertanyaan yang aneh menurutku.
i..iya. gue temenin lo malem ini
#NOTE : SEGINI DULU AJA...LIAT RESPON WARGA DULU DEH
sekarang aja deh, kita ngerjain dirumah gw
aku dan hendra memang 1 kelompok untuk menyalesaikan tugas analisa perancangan sistem. tugas yang belakangan ini membuat otakku sedikit kacau. aku dan hendra berteman sejak semester awal. entah hal apa yang membuat kami bisa berteman sampai saat ini. tapi yang jelas hendra teman terbaikku. saking akrabnya kami untuk menginap dirumahnya pun sudah hal biasa bagiku. semua anggota keluarganya pun mengenalku. ya, jhoni darmawan (nama samaran) itulah aku
mobil hendra melesat membelah jalanan ibu kota. matahari sore memancarkan sinar kekuningan. membuat pemandangan gedung bertingkat menjadi lebih indah. waktu di jam tanganku menunjukkan jam 4 sore. lalu lintas saat ini belum terlalu padat. hendra pun makin menginjak dalam pedal gas mobilnya, membuat perjalanan kami menuju rumah hendra lebih singkat. rumah 2 lantai dengan pekarangan yang luas berdiri kokoh.
masuk jhon, bokap nyokap gw lg gak ada ajak hendra.
mang bokap nyokap lo kemana?
lagi ada acara di surabaya
oh jawabku singkat.
kami pun masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga hendra. sangat beruntung bocah ini. di beri harta yang cukup berlimpah. menaiki tangga menuju kamar hendra di lantai dua. kamar cukup besar dengan fasilitas dan elektronik yang cukup lengkap. tv flat, ac, dvd, dan lai-lain.
tuh jon laptopnya. tinggal pake aja. gue mandi dulu ya
gue bingung mulai dari mana nih ndra?
catetannya ada di file gue. lo copy paste aja. nanti tinggal tambahin
oke deh
aku mulai mengutak atik tugas yang membebaniku saat ini. dengan sedikit usaha dan pikiran akhirnya selesai sebagian. hendra keluar dari kamar mandi. rambutnya masih basah. handuk masih membelit di pinggangnya. aku masih duduk di depan laptop dengan pikiran yang mulai jenuh dengan tugas.
kenapa lo jhon? tanya hendra.
mumet nih gue. lo lanjutin nih. ntar tinggal di gabungin
hahahahahahahaha. gue kira lo kenapa? yaudah istirahat dulu sana!
bi yum datang membawa nampan berisi se-pitcher besar sirup dan sepiring wafer coklat ke kamar hendra.
saya kira siapa? nggak taunya mas jhoni. monggo di minum mas
makasih bi yum
bi yum, pembantu rumah tangga keluarga hendra sejak dulu. sangat setia melayani keluarga hendra. bi yum kenal akrab denganku karena aku memang sering menginap dirumah hendra. tak asing lagi wajahku di kediaman keluarga hendra.
sana lo istirahat! sini biar gue yang lanjutin sergah hendra.
eh, kakak lo mana ndra? tanyaku seraya merebahkan badan di atas renjang empuk.
siapa? gia?
ya kakak lo emang siapa lagi selain si gia
hehehehehehehe. nggak tau gue. paling dirumah temennya
gia (nama samaran), kakak perempuan hendra. gadis dengan tinggi semampai dan rambut terurai agak pirang. yang selalu bercanda dan berbincang denganku. gadis supel dan baik. anak tertua di keluarga ini sedang menyelesaikan studinya di sebuah universitas ternama di ibukota. namun sedari tadi tak kulihat wajah oval miliknya.
hari makin senja. matahari makin tenggelam di ufuk barat. awan makin gelap dan lampu telah dinyalakan. hendra masih setia duduk di depan laptop, menggerakkan jarinya memijit-mijit huruf demi huruf di keyboard. kata demi kata bermunculan di layar monitor. dan hampir selesai tugas kelompok kami. jari hendra terhenti karena dering telepon genggam miliknya.
iya sayang kata-kata hendra menutup pembicaraannya di telepon.
pasti itu liza (nama samaran), cewek asal jogja yang ia pacari sejak setahun yang lalu. wajahnya ayu khas orang jawa, dengan alis tebal dan bulu mata lentiknya. pipinya agak tembem. giginya berhiskan kawat dengan karet warna-warni sebagai hiasan.
jhon, gue cabut bentar ya. si Liza minta jemput
yaaahh, sendirian dong gue disini?
yaelah lu.. kayak baru pertama kali aja kesini. biasanya juga semaunya aja disini
kan nggak enak kalo nggak ada lo
udah, gue cabut dulu. kalo mau butuh apa-apa minta ama bi yum aja. cabut ya!
iye iye
tugas kami hampir selesai. aku melanjutkan mengerjakan tugas. tak apalah, nanti biar hendra yang menjilidnya. kurang dari seperempat jam tugas pun telah kuselesaikan. lelah bercampur lapar yang kini kurasakan. ada baiknya minta bi yum membuatkan mie goreng untukku. aku keluar kamar, menuruni tangga menuju dapur. angka digital di arlojiku menunjukkan pukul delapan. namun rumah ini sangat sepi. tak ada suara. kulihat kamar bi yum, lampunya telah padam. pertanda beliau telah tidur. terpaksa kubuat mie goreng sendiri. tak berapa lama, terdengar suara gerbang depan terbuka dan gerungan suara mobil memasuki pelataran. mungkin hendra dan liza datang. jika meraka datang, lebih baik tidak usah membuat mie, pikirku. karna pasti nanti liza akan mengajak kami makan biasanya.
setelah kuintip melalui jendela ruang tengah. ternyata bukan hendra, melainkan gia. gia keluar mobil dengan terburu-buru. membuka pintu rumah dengan gegas. langkahnya sempat terhenti ketika melihatku di depan meja makan. kemudian ia naik ke lantai atas, dan masuk kedalam kamarnya. belum sempat aku menyapanya, ia sudah mengurung diri dalam kamarnya dan rumah ini kembali sepi. diam. kulanjutkan membuat mie untuk makan malamku.
sedang asik menikmati mie goreng sambil menonton film, tiba-tiba pintu kamar hendra diketuk. aku bergegas membuka pintu. gia berdiri di depan pintu dengan mata yang basah. aku hanya terdiam.
lo punya rokok jhon? tanya gia.
eh..emm..a..punya kok aku gagap.
gue minta donk!
dengan sigap kuambil rokok yang tergeletak didepan tv. aku tidak berani bertanya, ada apa sebenarnya. menurutku itu bukan permasalahanku. jika kubertanya, yang kutakutkan gia malah marah kepadaku.
makasih jhon ia pun berlalu.
emm..gi mulutku tiba-tiba berbicara dengan otomatis. ah, bodohnya aku!!
kenapa jhon?
a..a..ada yang bisa gue bantu? tanyaku gagap.
gia hanya membalas dengan senyuman. kemudian beranjak pergi meninggalkanku. tak kuhabiskan mie goreng sisa tadi. tangisan gia dan mata yang basah mengganggu pikiranku. aku keluar mencari udara segar. duduk didepan kolam renang sambil menikmati secangkir kopi.
jhoni..jhon.. panggilan gia membuyarkan pandangan kosongku.
kenapa gi?
boleh gue duduk bareng lo disitu?
ya bolehlah. ini kan rumah lo
kemudian gia menghampiriku. duduk di bangku sebelahku. aku kembali diam.
gue abis dioutusin jhon kata gia membuka obrolan.
sama si Yudit (nama samaran)? tanyaku.
iya, padahal gue udah pacaran empat tahun. tiba-tiba aja dia mutusin gue dan ngasih undangan pernikahan
aduh, yang sabar ya gi
iya, gue harus belajar terima keputusan kalo ini yang terbaik
lo kan masih punya keluarga yang sayang banget sama lo. lo punya temen-temen yang baik-baik juga. lo punya semua
orang yang sayang sama lo. jadi, lo harus kuat gi gie hanya tersenyum.
makasih jhon. kata-kata lo dalem. gue emang harus kuat
iyalah. ada gue kok gi. ya, walaupun gue nggak berarti apa-apa. hehehehehehe
hahahahahahaha gia tertawa lebar.
saat ini lo berarti banget buat gue jhon. lo udah tenangin hati gw.
iya sama-sama. buat kakak sahabat gue apa sih yang enggak
jhon!
ya, kenapa gi?
gue boleh peluk lo nggak?
aku kikuk. aku diam. mematung.
emmm..bo..boleh kok. boleh. kalo itu bikin hati lo tenang
gia memelukku erat. hangat. wangi tubuhnya sangat khas. rambutnya lurus terurai. ku elus-elus rambutnya. cukup lama kami berpelukan.
jhon, lo mau kan temenin gue malem ini? tanya gia. pertanyaan yang aneh menurutku.
i..iya. gue temenin lo malem ini
#NOTE : SEGINI DULU AJA...LIAT RESPON WARGA DULU DEH