Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

First Kissku bersama Lusi

lanjutane mana, , , inyong uezt bulak balik necx kene,
 
Wah wah... Tambah rame aja trit ane.. Hahaha... Pede bgt ya ane?? Maklum gan.. Nubie.. Anyway,, Makasih ya atas dukungan agan agan sekalian.. Dukungan agan2 adalah motivasi saya,, semangat saya untuk tetap menulis.. Saya selaku TS memohon maaf apabila cerita saya masih belum sempurna..

Dan saya mohon maaf untuk hari ini saya belum bisa update... Besok siang baru update.. Saya baru sampai di denpasar.. Capek bgt hbs nostalgia sm temen sekampung ane.. Biasa acara malam... Kpala ane masih pusing.. But,, ane tetep bakal berusaha untuk berikan yang terbaik untuk para semproter mania..

Terima kasih atas kritik dan sarannya... Buat yang masih belum puas dgn cerita saya,, silahkan tinggalkan kritik dan sarannya... Semua kritik dan saran agan2 adalah tantangan bagi saya dan yang pasti akan membuat cerita atau update saya selanjutnya menjadi lebih baik..

Salam semprot dari TS
 
Eits gan.. Tunggu bentar... Ane msh ada waktu.. Tp gak banyak.. Mgkn dikit.. Ane update aja dikit ya... Biar ada tambahan... Kali ini permintaan gan sanoo saya terapkan...:D
 
PART VI

" masss...." kata Lusi kaget melihatku berpelukan dengan Febby. Dia menangis melihatku dan berlari pergi meninggalkanku. Sepertinya Ia

" eh... sayaang... tungguuu... aku bisa jelasin iiii....." kataku terhenti setelah Lusi pergi.

" maaf sat.. gara-gara aku kamu jadii..." kata Febby merasa bersalah

" ssstt... gak pa pa kok feeeb,, aku bisa jelasin ke dia nanti... kamu udah sarapan belum feb??" jelasku sembari bertanya pada Febby.

" beluum sempet sat.. tadi keburu kesini dulu. Aku belum sempet nengok kamu." Jelasnya

" hmmm.. jadi kamu relain bolos sekolah Cuma demi nengok aku?? Well that's sweet.. but don't worried about me. Just pray for me and I'll be fine." Jawabku sambil menatapnya dengan lembut dan kasih sayang sebagai seorang teman.

" kamu makan dulu gih feb,, aku juga laper nih.. tuh didepan ada tukang bakso. Pesen aja trus suruh anter kesini." Kataku kemudian.

Febby hanya mengangguk dan bergegas pergi untuk memesan bakso dan kembali menemaniku sambil berbincang-bincang sebentar.

" oiya... kamu jangan patah semangat ya.. jangan berhenti jalani hidup yang sudah susah-susah kamu bangun ini.. mungkin sekarang hidupmu berantakan akibat kejadian itu.. tapi kamu juga harus tau.. ada seseorang di luar sana yang bakal bantu kamu,, bakal dukung kamu,, ngejagain kamu dan sayangin kamu apa adanya. Yang pasti,, kamu harus selalu senyum dan jalani kembali kehidupanmu." Kataku pelan. Febby hanya mengangguk dan kemudian tersenyum manis kepadaku.

" naaah... gituu... itu baru Febby yang kukenaaall.." kataku kemudian sambil membalas senyumnya.

" misiii.. mas,, baksonya sudah jadi." Kata tukang bakso mengagetkan kami sambil menyerahkan sebuah beki berisi pesanan kami.

" makasih pak. Taro situ aja. Nih pak uangnya." Kataku sambil menunjuk meja dekat pintu dan mengeluarkan selembar 20 ribuan dan kuberikan fada Febby. Febby kemudian berjalan dan memberikan uang itu pada tukang bakso dan setelah itu mengambil semangkuk bakso di meja.

" mau pake apa sat? sambel?? Kecap?? Saus??" tanya Febby.

" gitu aja. Aku gak suka kalo dicampur-campur feb.." jawabku. Febby hanya tersenyum dan kembali kearahku.

" tak suapin yah?? Aaak..." katanya sambil memberiku sebuah sendok yang berisi potongan bakso dan sedikit mi dengan mulut terbuka.

" eh.. makasih febb.. jadi ngrepotin.." kataku sebelum melahap bakso itu. Kami hanya saling tersenyum ketika Febby menyuapiku. Setelah punyaku habis, Febby kemudian mengambil mangkuknya dan memakannya.

" feb,, gantian dooong... aku juga mau suapin kamu.." kataku sambil memohon

" sayaaaang... tangan kamu tu lagi sakiit... udah deh.. gak usah maksa gitu..." katanya sambil menatapku tajam. Aku hanya cemberut mendengarnya.

" haaaahh....iya-iyaaaa... hmmmhh... " katanya diawali helaan nafas kemudian dan memegangi mangkoknya yang didekatkan ke arahku setelah melihat mimik wajahku yang cemberut. Setelah menyuapi Febby, aku tersenyum puas. Entah kenapa aku merasa perhatian Febby padaku sama halnya dengan perhatian Lusi. Begitu selesai makan, aku dijemput oleh kedua orang tuaku. Ayahku yang baru datang dari luar kota sangat sedih melihat kondisiku dengan tangan terbungkus kain berwarna coklat. Terlihat senyum yang terpaksa dari mulut ayahku. Setelah berbenah, aku, Febby dan orang tuaku pulang. Febby memilih ikut kerumahku karena dia sedang bolos.

Sampai dirumah, aku merasa bersalah ketika melihat rumah om arta. Febby yang duduk disebelahku hanya menunduk dengan wajah yang sedikit lesu.

" Kaak, ayah pergi ke kantor dulu ya. Mau ada rapat, mama mau sekalian belanja bentar." Kata ayahku yang datang tiba-tiba disebelahku.

" iya yah.. Lagian ada Febby yah. Ayah pergi aja. kakak gak pa pa.." kataku meyakinkan orangtuaku.

" yasudah.. dek Febby,, nitip Satria ya.." kata ayahku pada Febby.

" oh... iya om.." jawab Febby singkat dan sedikit kaget.

Aku hanya terdiam dan melamun setelah orang tuaku pergi. Febby yang merasa bersalah kemudian berdiri dan mengajakku kedalam rumah karena matahari mulai panas. Aku hanya menghela nafas kemudian berdiri dan ikut Febby masuk.

Di ruang tamu, Febby terlihat canggung dan terlihat memikirkan sesuatu.

" sayang" kata Febby pelan sambil mendekatiku yang duduk di sofa panjang.

" hmm??" kataku. Entah kenapa aku mulai terbiasa dipanggil begitu oleh Febby yang bukan pacarku. Tangannya mulai memegang pipiku. Terasa hangat sekali tanganya. Aku heran kenapa Febby bertingkah seperti itu.

" aku sayang banget sama kamu sat." kata Febby pelan. DEG. Jantungku terasa berhenti sejenak mendengar kata-kata itu terlontar dari mulut Febby. Aku merasa kata 'sayang' itu bukan sayang sebagai teman namun sayang yang berarti'cinta'.

" kenapa kamu bilang gitu?? Kaa...." Kataku terhenti ketika telunjuk Febby mendarat tepat di mulutku.

" Kamu terlalu baik sat sama aku. Walaupun aku sudah kotor,, udah diperkosa,, udah gak pantes dijadikan temen,, tapi kamu enggak. Kamu lebih menghargai seorang cewek. Kamu gak pernah liat cewek dari luar. Kamu gak pernah nyakitin cewek. Aku malu sat,, aku malu.. Kamu yang buat aku bertahan selama ini,, kamu yang jadi harapanku. Cuma kamu sat yang bisa ngertiin aku.. Cuma kamuu..." katanya panjang.

Ia mulai menangis setelah mengatakan itu. Aku hanya terdiam dan menatapnya dengan senyumku yang mungkin bisa nenangin suasana hatinya yang sedang gundah. Kuseka airmatanya yang berjatuhan dengan tangan kananku, dan kutarik lehernya dan kupeluk tubuhnya kembali. Ia menangis dibahuku. Tangisannya berhenti ketika ia melepaskan pelukanku dan menghadapku kembali.

" ijinkan aku berterima kasih sat." ujarnya sambil mulai menghapus sisa air matanya yang jatuh.

" maksudmu??" tanyaku kebingungan. Ia hanya tersenyum kecil mendengar ucapanku barusan dan tangannya meraih celana jeansku.

" eh eh feb.. mau ngapain kamu.." kataku kaget sambil melepas tangan Febby yang berusaha membuka kancing celana jeansku.

" udaah... kamu diem aja.." katanya. Tangan kanannya memegangi tangan kananku sehingga aku tidak bisa menghalangi tangan kirinya membuka kancing celanaku.

" eeeh.. feb.. lo lagi mabuk?? Feb... jangan feb... eh..stop febb.." kataku memohon. Sepertinya ia tidak menghiraukanku dan terus berusaha melepas kancing celana jeansku.

" dibilangin kok,, udaaah... kamu teanang aja.. diem yaah??" katanya sambil tersenyum melihatku dan membuka resletingku karena kancingnya sudah terbuka.

" bentar feb...bentarr... jangan dulu... please febb.." pintaku lagi. Kulihat Febby telah berhasil membuka resletingku dan menurunkan celana dalamku. Febby mulai menundukkan kepalanya dan HAP.. seluruh penisku yang masih tertidur dilahapnya. Dalam sepuluh detik, penisku kini sudah mencapai puncaknya. Kegagahannya kini menyembul dan memenuhi mulut Febby.

" aahhhh.." kataku mulai menerima jilatan dari mulut Febby di bagian pangkal penisku.

" mmhh.. mmhh..." desah Febby kettika melahap setengah batang penisku.

" Feeb,, udaahh..." kataku pelan sambil memegangi dan mengelus rambut Febby yang bergelombang. Aku memang sudah horny berkat perlakuan Febby di penisku namun aku masih bisa mengontrol emosiku. Saat itu aku benar benar takut. Takut kalau kejadian ini berlanjut, dan takut kehilangan kekasihku Lusi.

" mmhhlph.. kenapa sat??" tanya Febby penasaran sambil terus memegangi penisku yang tegang dan mengocoknya pelan.

" aku takut Feb.. aku takut kalo ini justru membuat kita jauh..." kataku pelan dengan tatapan yang tajam ke arah Febby. Febby yang sambil mengocok penisku mendadak berhenti dan memandangi wajahku.

" maksudmu??" kata Febby dengan mengerutkan dahinya

" iya.. aku takut kalo ini diterusin,, aku bakal kehilangan teman baik seperti kamu.." jelasku

" aku gak pengen kaya gitu Febb.. aku gak pengen kehilangan siapapun.." kataku kemudian.

" Gak akan sayang... gak akan pernah aku ninggalin kamu gitu aja.. kamu tu sosok yang paling sempurna buat aku.. gak akan ada yang bisa gantiin kamu di hatiku.. Kamu yang buat aku bertahan selama ini.. kamu yang nyuruh aku untuk tetep jalani hidupku.." katanya pelan.

" Tappp...." Mulutku kembali ditutup dengan jarinya. Ia tersenyum kearahku dan kembali melakukan tugasnya yang terhenti.

" hhaahh...nggghhh... Feeb,, tumben gak kena gigi... eank banget kali ini feb.. angeet nngghh..." kataku pelan sambil memegangi kepala Febby yang naik turun.

" mmmhhh.... Mmmhh...hmmmllppphh..." ia hanya mendesah dan terus mengerjaiku.

Sekitar 8 menit kemudian,, rasa gatal mulai mendatangi ujung penisku..

" feb,,feb,,,feebb,,,aahh...ahh... aku mau keluar...." Kataku. Dia justru mempercepat kocokan mulutnya di penisku dan beberapa detik kemudian, otot-otot kakiku mulai mengejang dan rasa geli di ujung kepala penisku mulai keluar. Kenikmatan itu membuatku terbang dengan mata tertutup dan menghadap keatas.

" aaakhhh....aaakkkhh..." desahku pelan ketika spermaku menyembur dengan derasnya di mulut Febby. Febby yang tau aku sedang orgasme, menghentikan kegiatannya dan menahan penisku dimulutnya. Selesai orgasme, pelan-pelan Febby melepaskan penisku dari mulutnya dan menelan kembali seluruh spermaku.

" kok ditelen lagi??" tanyaku keheranan.

" abiiiisssnya enak banget rasanya... apalagi kalo dari itu kamu.." katanya sambil meringis dan memperlihatkan giginya yang putih dan terawat itu. Febby masih memegangi penisku. Dia heran kenapa penisku tak kunjung mengerut.

" kok masih tegang sayang??" katanya keheranan.

" gak tau Feb,, gak biasanya loh.." jelasku kemudian. Tiba tiba Febby berdiri dan melepas celana dalamnya dan memasukkannya di tas sekolahnya.

" Feeeb,,, mo ngapain lagi??" tanyaku

" gak pa pa sayang.. udah deh... kamu diem ajaaa... ya??" jelasnya sambil berjalan kearahku kembali setelah menaruh celana dalamnya ke dalam tas. Kemudian Febby mengangkat rok abu-abunya dan mengangkangi penisku yang masih tegang dan gagah. Tangannya memegangi penisku dan diarahkan ke bibir vaginanya. Ia menggesek-gesekkan kepala penisku di bibir vaginanya. Didepanku sekarang terpampang seorang wanita cantik memakai baju putih dengan lambang OSIS berwarna coklat dan sebuah nama yang tertulis jelas di dada kirinya 'FEBBY MEILINA' dan BLESS, penisku masuk di vagina Febby.

" aaaakkhh,,," desah Febby ketika penisku mulai memenuhi ruang vaginanya yang sempit dan basah. Terasa hangat sekali didalam vagina Febby. Sempit dan berdenyut-denyut memijat batang penisku. Febby mulai menaik turunkan pinggulnya secara berirama. Awalnya pelan tapi semakin lama semakin cepat. Vaginanya sudah mulai licin setelah penisku terpompa sekitar 3 menit.

" mmmhhh.... Emmmhh...tete susuku saatthh... mmmhhh.." tangannya membuka kancing bajunya dan menurunkan branya yang berwarna krem. Tersembulah buah dadanya yang besar itu. Tanpa pikir panjang, segera kulumat payudaranya yang sudah mengeras sejak tadi.

" ooohhh.....mmmmhh.... hhaaahh... teruuss saaat... jilaaatt... mmhhh..." desahnya tak karuan. Kujilati payudara kirinya dan kuremas pelan payudara kanannya. Tanganku yang kiri masih terbungkus kain itu tak bisa apa-apa selain diam. Setelah kira-kira 6 menit aku menjilati dan menggigit kecil putting payudaranya, Febby merasa sudah tak kuat lagi menahan kegelian yang menjalar di tubuhnya. Sesaat, iat memelukku dan tubuhnya mengejang hebat. Ia memelukku dengan sangat erat sampai aku tidak bisa bernafas.

" aaaaaaaaaaahhhh...." Desahnya panjang ketika menikmati deburan ombak yang pertamanya. Kurasakan kehangatan dalam vagina Febby. Cairannya membasahi seluruh penisku yang terbenam sangat dalam di vagina Febby, denyut vaginanyapun terasa di penisku dan cengkraman dinding vaginanya sangat kuat meremas batang kemaluanku.

" mmpphh...ffhheeebb...akkhhhu... ghaak...bhhissa.. nnhhafasshh.." kataku tertahan kehabisan nafas.

" aaahhh... maaaf sayangghh...hhahh..." katanya sambil mengendurkan pelukannya.

" aku capeek sayang.. nngggh... hhuuffh... gantian kamu yang mompa yaah... hhuuuhhh..." pintanya dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

" iyaah..." jawabku singkat. Kulepaskan pelukanku dan tubuhnya kurebahkan disofa dan kuberikan sebuah bantal untuknya agar kepalanya bisa tertahan. Penisku terlepas dari vagina Febby. Kini aku menghadap ke samping. Kaki Febby kuletakkan di atas sandaran sofa, dan satunya kuletakkan di atas kaki kananku. Kuarahkan penisku kembali mendekati bibir vaginanya.

" siaap Febb??" tanyaku pelan sebelum membenamkan penisku dalam vaginanya.

" hm mhh..." jawabnya sambil mengangguk pelan dengan mata tertutup

" aku masukin yaa??" kataku pelan dan BLEESS... penisku kembali memasuki sarangnya. Kulihat Febby mengerutkan dahinya seperti menahan sakit.

" kenapa Feebb?? sakit yaa??" tanyaku

" enggak.. mmhhh..... kaget aja.. gede banget sat.." jawabnya pelan yang matanya masih tertutup.

" fuuuuhhh... mmmhhh..." nafasnya sudah mulai teratur. Akku belum menggerakkan pinggulku. Kutunggu sampai ia meminta.

" kok diem aja saat?? Genjot doonnkk...nnggghh..." katanya. Aku hanya tersenyum saja dan kugerakkan pinggulku maju mundur secara perlahan dan berirama. Setelah merasa sudah cukup licin, kupercepat pompaanku dengan sedikit bantuan kakiku kiriku yang di sofa yang menahan tubuhku agar aku bisa mempercepat pompaanku. Kuangkat sedikit pinggul Febby dengan tangan kananku dan kuhentakkan penisku sedalam-dalamnya.

" aaakkhhh.... Dalem banget sat...nnggghh...hhaaahh.." katanya dengan matanya masih tertutup namun kepalanya menghadap ke atas tubuhnya.

" hehehe.. tapi enakkan??" tanyaku sambil cengengesan.

" hm mhh.... Enak banget... terusin lagi satt... nngghh... ssshh... mmmhhh.." pintanya. Tanpa berkata-kata lagi kupompa kembali vagina Febby yang masih sangat sempit itu. Aku sempat berfikir. Febby yang bukan pacarku sudah 2 kali beginian.. sedangkan Lusi yang justru pacarku malah baru sekali. 'waaah.... Salah nih.. kebalik harusnya..." pikirku.

" nngggghh.... Iyaaahh satt.... Teruuuss...mmmhh... cepetin lagii..... uuuhh... ssshhh... mmhhh... hm mhh.... Iyaaahh.... Mmhh.." desahnya tak karuan ketika kupercepat pompaanku. 10 menit kami dalam posisi ini, Febby tak kuasa lagi menahan orgasmenya yang datang kembali.

" aaahh.... Ssaaat.... Akuu mau keluaarr.... Nnggghhh... yyaah...bentar lagiiih..." erangnya menahan orgasmenya dan 5 detik kemudian.. SYUUURRR... siraman hangat kembali kurasakan di dalam vaginanya.

" aakhhhhh..." pekiknya tertahan dengan mata yang terbelalak menghadap ke arah atas tubuhnya. Tangannya mencengram kakiku dan sofa atas dekat kakinya.

" aaahhhhhh...hhhaaaahh...huuuuffhh... masih belum keluar juga ya saat?? Hhhmmmhh..." katanya disela hembusan nafas yang masih tak beraturan.

" bentar lagi feeb.." kataku pelan. Ia mengambil tangan kananku yang memegangi pinggulnya dan mengarahkannya pada payudaranya yang menyembul disela baju dan branya yang sedikit turun kebawah..

" remasin sayang..." katanya.

[BERSAMBUNG]

Ditunggu komengya gan... maaf cuma segini... capek ane gan... mau tidur...
kalo ada saran,, maupun kritik,, ngomong aja gan... saya pasti terima.

buat gan sanoo... gimana?? udah belum??
 
yah yah yah, , , yg buat cerita tega banget ma satria, , , padahal udah mau nyampek, dipotong begitu saja, , , hahaha
 
yah yah yah, , , yg buat cerita tega banget ma satria, , , padahal udah mau nyampek, dipotong begitu saja, , , hahaha

itu kan emang ane sendiri gan... Pengalaman pribadi gan... Fiksinya cm ada di depan ama belakang aja..:D
 
Ane lanjut dikit aja deh.. Ampe selesei.. Abz tu mau tdr... Besok pgi kerja gan.. Haha.. Tp kapasitas hurufnya cm 5rb.. Jd g bs banyak2..
 
hahaha... Pasti dpt gan,, waktu aja kuncinya..:D
tp ane pd saat itu bnr2 ngrasa brsalah bgt gan.. Sehari ambil 2 perawan.. Kmrenya ambil punya Lusi... Jdnya serba salah gan...

Hehehehe...
Ngak usah merasa bersalah, itu rejeki boss...
Jangan lupa ole2 update-nya, sapa tahu dapet inspirasi baru dari "liburan", ispirasi bentuk tubuh, tempat dan suasanya...hati2 ketahuan sama yang dipakai jadi sumber inspirasi, :D
 
Hehehehe...
Ngak usah merasa bersalah, itu rejeki boss...
Jangan lupa ole2 update-nya, sapa tahu dapet inspirasi baru dari "liburan", ispirasi bentuk tubuh, tempat dan suasanya...hati2 ketahuan sama yang dipakai jadi sumber inspirasi, :D

hahaha.. Sip gan.. Jd nambah panjang ntar ceritanya... Siap kalo itu mah.. Yg pnting kan wajah aslinya g ada yg tau.. Perkiraan wajah yg ane upload itulah yg bs bantu... Ane g berani upload wajah doi.. Secara udah jd tunangan ane gan... Hahaha...
 
Lanjutan part VI

Karena Febby meminta demikian,, kuremas pelan payudaranya sambil menunggu remasan vaginanya mengendur. Begitu remasan vaginanya mulai mengendur kembali ku tarik penisku keluar dari vaginanya dan kujilat vagina Febby yg bulunya sudah dicukur habis itu dengan lembut.

" Mmhh... Aaahhh.. Kamu apain sayang?? Nnghh.. Enak bgt.. Uuhh... Cepetin sayang... Mmmmh... Aaaaahhh..." desahnya tak karuan

" mmmh... Cuma di jilat dikit Feb.. Mmmhh.. Ellmh... Kok manis ya Feb?? Trus wangi banget lg,,mmh... Haruuumm... Mmmh.." kataku disela jilatanku di vagina Febby

" aaahhh... Gak tauh saaath... Uuuh... Mmmmhh... Enak banget saaatth.. Mmmhh... Iyaah,, terusshh... Ngghh.. Ssshh... Aaahhh..." desahnya sambil memegangi kepalaku.
5 menit kemudian tiba-tiba pahanya yg putih itu menjepit kepalaku dan tangannya menjambak rambutku dan mendorongnya dalam ke arah vaginanya. Mulutku terasa disembur cairan kenikmatanya..

" aaakkh.." pekiknya kecil ketika orgasme mengalir dalam tubuhnya. Kali ini kujilat dan kutelan habis cairan yang keluar itu. Begitu usai orgasme keduanya,, ia mengendurkan pahanya dan melepas jambakan tangannya. Nafasnya masih tersengal-sengal.

" udah ya Feb?? Kasian kamu.. Tar kamu capek loh.." kataku sambil mulai kembali duduk. Dia hanya menggeleng dan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.

" Kok gak mau??" tanyaku penasaran

" Aku masih kuat kok sayaang.. Nnggh.. Haaahh... Haaah... " jawabnya dgn nafas yg tak beraturan akibat orgasme keduanya..

" trus skrg gmn??" tanyaku lagi. Ia tiba2 bangun dan membalikkan badannya. Tubuhnya ia bungkukkan membelakangiku dgn satu kaki dibawah dan kaki satunya ditekuk di sofa.

" Lagi?? Kamu gak capek Feeb?? Kamu dah gemeter gitu loh.." kataku tak percaya ketika tubuh Febby mulai gemetar.

" Aku masih kuat sayang.. Hmmmh.. Fuuh... Cepet masukin sayang... Ngghh.." katanya sambil berusaha mengatur nafasnya.

" Oke.. Tapi kalo kamu keluar lagi,, udahan yaah.. Tar kamu pingsan lagi gara gara kecapean" tegasku

" Iyaa sayang.. JANJI...Ngghh... Cepetaaaan.. Masukin lagi.. Haaaahhh.." jawabnya. Aku tersenyum dan berdiri sama halnya dgn Febby. Satu kaki di bawah tegak lurus,, satu lagi ku tekuk di sofa.. Dan setelah menemukan lubang vagina Febby,, tanpa menunggu aba-aba darinya,, kuhentakkan penisku dalam-dalam.

" Aakhh... Aahh... Haahh.." pekiknya ketika penisku masuk ke dalam vaginanya. Kugerakkan pinggulku secara perlahan dan kemudian semakin kupercepat.

" aaaahh... Mmmmh... Ngghhh... Sayaangg... Cepetin lagihh... Aaahhh... Ahhh..." desahnya nikmat

sensasi yg kurasakan begitu luar biasa. Baru kali ini aku melakukan dengan masih menggunakan pakaian lengkap,, begitu pula Febby. Sungguh saat saat yg gak pernah kulupa.

Begitu permainan kami mencapai 15 menit dengan pompaanku yg temponya naik turun,, aku merasa gatal menyerang penisku kembali.

" oohh... Feebb.. Aku mau keluar... Dikeluarin dimana?? Oohh... Sssh.. Aaah.." desahku menahan orgasme yg datang menyerangku.

" aahh.. Aaahh.. Di dalem aja sayang.. Mmmmhh.. Aahh.. Ssh.. Auuh..." jawabnya dengan nafas yg tak beraturan. Tak lama berselang,, akupun tak kuasa menahan gatal di penisku yg sudah mencapai puncaknya dan akhirnya otot2ku mulai menegang,, sengatan kenikmatan menjalar dari ujung penisku dan "pruut... Pruut.. Pruut.." spermaku menyembur deras di vagina Febby. Terasa 8x seprotan spermaku memenuhi vagina Febby. Febby pun juga demikian,, otot2 vaginanya meremas penisku dengan kuatnya.. Tubuhnya bergetar hebat.

" aakkh... Aaaaaaahhhh.... Selamat ulang tahun sayaang..." katanya disela orgasmenya dan kemudian ia terkulai lemas dan jatuh karena terlalu lelah hingga akhirnya Febby pingsan.

" Hah?? Ulang tahun?? Kok?? Lhoh Febb.. Febb.. Kamu knp Febb?? Astagaaa" kataku tak percaya dan kaget melihat Febby pingsan..

" huuufh... Ternyata pingsan.. Kamu itu ada ada aja Febb.." kataku pelan sambil tersenyum. Karena takut ketahuan orang tuaku,, segera ku popoh Febby ke kamarku dengan susah payah dan merapikan pakaiaannya. Kupakaikan selimut untuk menutupi kaki dan perutnya. Kututup pakaiannya sehingga kini ia terlihat seperti sedang tidur. Kunyalakan AC dan ku mainkan musik2 clasic yang terdengar indah sekali.
Aku masih berfikir kenapa Febby mengucapkan kata 'ulang tahun'. Dan aku baru sadar ketika melihat tanggal di HPku yg ternyata tanggal 20 maret..

" Shit.. Gue lupa klo hari ini ulang tahun.. Pantesan aja Febby ngomong gitu.." gumamku disela alunan musik clasik yg terdengar dari tape di kamarku.

[BERSAMBUNG]

komeng lagi gaaan... Hahahaha... Lanjutanya ntar malem yah gan...
 
Jiah.. Jd gak bs tdr gr2 keasikan ngupdate nih.. Anjrit.. Moga aja ntar kerjanya gak berantakan... Haezzhh..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd