Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

First Kissku bersama Lusi

Part III

" yaudah..." kataku sambil berdiri dan segera kucium bibirnya dan kuseka air matanya.

" mas gak marah kaan??" ujarnya yang masih terisak lirih.

" gak pa pa lusii.." kataku agak lesu. Nafsuku tertaha. Kini 'adikku' sangat marah dan segera menciutkan dirinya. Kucarikan lusi CD di lemari pakaiannya dan kupakaikan padanya. Setelah selesai kupakaikan ia segera bangun dan memelukku.

" mas,, maaf yaa... aku emang capek. Baru kali ini aku di giniin" katanya lirih.

" hah?? Masa?? Gak mungkiin"pikirku gak percaya. " Emang pacar kamu dulu gak pernah giniin kamu??" tanyaku sambil membalas pelukknya.

" Belum mas. Aku belum pernah. Aku dulu pernah punya pacar. Tapi aku gak suka."

" gimana ceritanya punya pacar tapi gak suka??. Aneh.. hehe" kataku sambil ketawa kecil

" Ya pokoknya aku gak suka mas. Dia tu kasar sama cewek." Jelasnya

" mang kamu pernah diapain aja lus sama dia?" tanyaku penasaran.

" dia juga pernah hampir merkosa aku mas. Tapi ketahuan ayahku. Dia langsung di pukul dan dibawa ke kantor polisi. mungkin sekarang dia udah bebas." Serunya sambil memper-erat pelukannya.

" ohh... waaduh... bisa berabeh nih... bentar lagi pasti giliranku..kekekeke" godaku sambil cengengesan.

" gak kok mas. Tubuhku ini udah punya mas. Buktinya tadi aja aku biarin mas gituin aku. Tapi aku minta tolong mas,, jangan ambil virginku dulu yaa,, aku takuuuut.." jawabnya pelan.

" virgin?? Masih?? Hebaaat...." pikirku... kebanyakan teman sebayaku sudah banyak yang gak virgin. Memang,, sexualitas di kotaku tergolong tinggi. Dari info yang saya dengar, tahun ini saja dalam satu kota, remaja yang terkena HIV/AIDS sudah mencapai 72 orang. Belum termasuk daerah lain. Jadi cukup kaget aku mendengar kalau dia masih virgin.

" astaga... aku lupaa...." kataku mengagetkan lusi sehingga di segera melepaskan pelukannya. Aku kaget karena kulihat Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 yang menandakan aku sudah berada disini 30 menit yang lalu.

" kenapa mas?" tanyanya sambil celingukan

" enggak... tadi mas kesini mau ajak kamu liburan. Ayahku yang ngajak. Orang tuamu juga ikut. Buruan kamu ganti baju,, terus kita berangkat... " jelasku

" kenapa gak bilang dari tadiii?? yaudah, aku ganti baju dulu mas." Katanya sambil melepas rok dan 'u can see'nya tanpa malu didepanku..

" eh... eh... eh... kok langsung dilepas,,, mas kan belum keluar.."

" huuuu...dasaarr... mas ni yaa... kelamaan mas... lagian kan mas kan udah liat tubuhku.. "

" yaudah cepetan..hehehehe... " kataku meringis

Begitu dia selesai ganti baju, kamipun sempat berciuman sebentar dan segera keluar dari kamar lusi.

" lewat belakang aja ya lus... biar cepet..." kataku

" iya mas.. aku kunci pintu dulu." Jawabnya sambil berlari kecil menuju pintu dan menguncinya dari dalam.

Kamipun bergegas lewat pintu belakang yang menjurus ke arah seberang kanan pagar rumahku. Pintu itu memang dibuat orang tuaku karena biar cepat dan tidak memutar kalau mau kerumah yang kutempati sekarang.

Setelah sampai dirumah dan menyiapkan segala sesuatunya, kami berangkat dengan mobil ayahku. "bruuuuuummmm" begitulah suara mobil hyundai ayahku. Ayahku yang menyetir ditemani om arta, ditengah ada tante dan mamah, dan kami duduk di belakang. Selama perjalanan kami duduk berhimpitan. Kadang tante endang melirik ke belakang dan melihat Lusi yang sudah mulai kembali normal dan riang gembira. Di belakang kami hanya bersanda gurau dan kadang aku menciumnya secara kilat ketika orang tua kami sedang asik mengobrol.

" kita mau kemana sih yah??" kataku disela pembicaraan khas orang tua.

" ke pantai kak" jawab ayahku singkat padat dan jelas.

" pantai mana yah??" tanyaku lagi

" udaaah,,, diem aja... tar juga tau.." jawabnya yang bikin aku penasaran

Begitu kami sampai di pantai, kami segera turun dari mobil yang sudah berhenti di dekat pantai. Aku dan Lusi segera berlari ke arah air,, mengangkat tangan dan berteriak sekeras-kerasnya

" PANTAAAAAAAAAAAAAAAI...." Teriak kami bersamaan. Orang tua kamipun hanya tersenyum melihat tingkah kami dan mendekati kami untuk ikut bermain sekaligus bermesraan..

" Kalian main sendiri ya. Ayah sama mama mau jalan-jalan sebentar. Lusi di jaga lo. Trus jangan lama-lama main di air. Kalo sudah puas, cepetan mandi dan kembali kesini lagi ya kak." Jelas ayahku panjang dan lebar.

" Nitip lusi ya satria. Kami juga mau nostalgia dulu." Sahut om arta sambil tersenyum dan meninggalkan kami. Belum sempat kami menjawab, mereka sudah berjalan dengan pasangan masing-masing. Aku dan Lusi heran dan saling menatap dan kemudian mengangkat bahu kami bersamaan sambil menggelengkan kepala kami.

Orangtuaku berjalan kearah kiriku sedangkan orang tua Lusi ke arah kanan.

Lantas kamipun langsung menyeburkan diri ke air dan saling mencipratkan air ke tubuh kami. Stelah basah kuyup, kugendong lusi dan berlari menuju tengah pantai dan melawan ombak. Dia memelukku dari belakang. Payudaranya yang kenyal menyentuh punggungku sehingga membangunkan 'adikku' kembali. Lama kami bermain air dan kamipun sudah puas bermain seharian. Ketika kami sedang beristirahat dan duduk di tepi pantai, kami memandang langit yang kala itu sudah mulai berwarna oranye. Kulihat Lusi begitu gembira dan tersenyum lebar seaakan lupa akan kejadian kemarin. Kutatap wajahnya dengan senyuman dibibirku. Dia sadar kalau dia sedang diperhatikan. Kemudian dia menatapku dan tersenyum. Segera, kamipun berciuman. Saat itu, kami merasa bahwa pantai itu milik kami. Jadi kami tidak peduli dengan sekitar kami. Lama kami melakukan french kiss didepan beberapa pasang mata yang melihat kami. Setelah kutarik wajahku dan melihat wajahnya kembali, tatapannya justru membuat aku semakin salah tingkah saja.

" oiya. Kamu udah pernah ciuman sama siapa aja lus??" tanyaku memulai percakapan.

" aku belum pernah ciuman sama siapapun kecuali sama kamu mas." Jawabnya sambil tersenyum melihatku.

" waah... sama donk... First kissku sama kamu lus. Baru kali ini aku dicium cewek." Jawabku meyakinkan dia.

" ah masa?? Emang mas gak punya pacar apa??" tanyanya penasaran.

" belum... gak ada yang cocok.. tapi sekarang udah siiih... lagi deket... tapi belum berani nembak.. kamu kan udah pernah pacaran,,, kasih tau donk gimana caranya nembak. Tar aku traktir deh kalo berhasil. " kataku panjang sambil tersenyum. Sempat kulihat wajahnya berubah menjadi sedikit lesu. Sepertinya ia kehilangan harapannya.

" lagi deket ya mass... langsung aja ungkapin perasaan mas ke dia. Kalo dia suka,, pasti berhasil kok." Katanya lesu dan mengalihkan wajahnya ke arah pantai.

" OK.." jawabku singkat.

Sesaat kami terdiam. Kulihat lusi masih lesu mendengar aku menyukai seseorang. Tapi ia masih belum tau kalau yang kusukai adalah dia sendiri. Kuberanikan untuk mengambil tangan kanannya.

" Lus,,,,,," kataku membuyarkan lamunannya.

" apa mas??" jawabnya singkat.

" AKU SAYANG SAMA KAMU.." kataku mantap. Dia hanya terdiam dan sedikit kaget.

" KAMU MAU JADI PACAR MAS GAK??" aku sedikit Teriak sehingga orang-orang sekitarku menatap kami.

" eh... mas.... jangan keras-keras dooonk... Lusi malu niih.." katanya sambil melihat sekeliling yang sedang memperhatikan kami berdua.

" KAMU MAU GAK JADI PACAR MAS??" Teriakku memperjelas.

" Maaaasss...." dia sedikit canggung.

" MMMM........" kataku terhenti jari telunjuknya yang menyentuh bibirku dengan lembut.

" udah maas... udah jelas banget kok... AKU MAU MASS... MAU BANGET.." katanya pelan dan mantab.

Saat itu, Pantai,, Sunset, dan orang-orang sekitar pantai jadi saksi bisu cinta kami.

Setelah seharian bermain air, kamipun segera bebrgegas menuju tempat pemandian umum. Disana kami tidak kebagian tempat untuk mandi dan memaksa kami untuk menunggu. Sekitar 5 menit kemudian, dari kamar mandi yang berada di depan kami muncul sepasang pria dan wanita keluar dari kamar mandi. Mereka asyik mengobrol sambil tertawa kecil dan membayar pada petugas toilet. Aku heran dan melongo saja melihat kejadian itu.

" kok petugasnya diem aja ya?" pikirku kebingungan.

" Bang,, emang boleh masuk kamar mandi berdua??" tanyaku kemudian kepada petugas kamarmandi yang sedang duduk dan sedang sibuk menghitung uang.

" kalo di peraturan gak boleh sih mas.. tapi karena penuh dan kami juga mau tutup, terpaksa." Jawab petugas itu tanpa melihat kami dan tetap pada konsentrasinya menghitung uang.

Tanpa berkata-kata lagi, kami berduapun masuk bersamaan. Sebelum melepas baju, kami sempatkan untuk french kiss sebentar di dalam dan kemudian melepas baju kami berdua. Lusi melepas kaosnya dan kemudian celana jeans selututnya. Akupun juga melepas kaosku dan celana pendekku sehingga sekarang kami hanya memakai pakaian dalam saja. Ketika lusi mau melepas bra-nya yang tadi dipakai pada saat dirumah, aku mendadak menghentikan tangannya yang meraih bagian belakang tubuhnya.

" Eits.. Aku aja yang lepas ya sayang..." kataku pelan agar kamar mandi yang lain tidak ada yang curiga. Dia hanya mengangguk pelan dan membelakangiku sehingga memudahkanku melepas branya. Setelah berhasil kulepaskan, tiba-tiba saja, 'adikku' merasa terganggu dengan adanya pemandangan yang kulihat. Tubuhnya yang putih bersih itu telanjang dada dan sedikit ada pasir-pasir kecil menempel di tubuhnya. Aku menarik nafas dalam saat Lusi membalikkan tubuh mungilnya dan menghadap kearahku. Kali ini dia menutupi payudaranya dengan kedua tangannya. Aku hanya melongo melihatnya dan menggelengkan kepalaku.

" Kenapa diem sayang?? Tadi kan dah liat.. Pengen ya?? Mau lagii??" ucapnya sambil membuka tangannya. Aku hanya mengangguk kegirangan seolah disulap oleh nafsuku. Kuraba payudara indahnya yang cukup membuatku terangsang itu dan kuremas-remas pelan. Dia tidak merespon ataupun mendesah. Yang lebih aku herankan lagi dia hanya tersenyum menerima serangan tanganku di payudaranya. Kuhentikan permainan tanganku di payudaranya. Kuambil gayung di bak mandi itu, kuambil air dan kusiramkan di tubuhnya untuk menghilangkan pasir-pasir yang menenpel ditubuhnya.

" bbrrr.... Dingiiin" katanya. Kulihat tubuhnya sedikit bergetar.

" hehehe... maaf..."

Setelah bersih, segera kutarik lehernya menggunakan tangan kiriku dan kucium leher kirinya.

" ssh...aaaaaahhh...." Desahnya lirih yang mulai terangsang..

" mmmh...." Desahku untuk membuat libidonya naik sambil terus menjilati leher kirinya.

" aaahhhh...." Desahnya. Kini ia semakin liar. Tangan kananku yang semula memegang gayung segera melemparnya ke arah bak dan memasukkanya ke dalam celana dalamnya dan menyusuri daerah sensitifnya.

" ahhh... sshhh..uuuuuuhhh" desahnya ketika tanganku menemukan clitorisnya dan menggeseknya. Kali ini dia tidak diam saja.. dia meraih celana dalamku dan memegang 'adikku' yang sudah mengacung dari tadi dan mulai memijat 'adikku'.

" mmmhh... kocokin sayang..mmmh..." kataku disela jilatanku dilehernya.

" sshhh... aaaahh....Gimana.... aaaahh.... caranya mas... ssssshhhhh.... Aaahhhhh..??" nafasnya mulai tak beraturan. Kuhentikan kegiatanku menggesek klitorisnya dan menuntun tangannya masuk kedalam celana dalamku dan menyuruhnya menarik dan memajukan penisku yang sudah meraung-raung dan kembali menggesek klitorisnya.

" mmmh.... Slllrp.... Yaah.... Gituuuh..." desahku tak kalah terangsang.. setalah kurasa cukup, kupindahkan targel jilatanku ke arah putingnya yang sudah mengeras. Dan benar saja,, ia mengeluh luar biasa ketika kutempelkan lidahku di putingnya dan kadang kugigit kecil.

" oooohhh.... Ssshh.... Aaahh.... Mmmhh.... En..ak mass...teruuuuuusssshhh.... Aaahhh....ssshh...uuuuhh...." ia menjadi begitu liar dan sesekali ia meremas batang penisku karena merasa sudah sangat geli.

" maaaassshhhh....uuuhh.... Lusiiiiiihhh.... Mauuuhhh.... Pipissshhhhhhhh...." Erangnya. Beberapa detik kemudian tubuhnya mengejang,, selangkangannya mulai menjepit tanganku saat dia mencapai orgasmenya yang kedua setelah permainan di rumahnya siang tadi. Tangannya meremas penisku kuat-kuat. Kurasakan ada cairan hangat yang keluar dari bibir vaginanya.

" aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh...." Eluhnya ketika mencapai orgasme. Kubiarkan sejenak dan kuhentikan permainanku. Kunikmati saat-saat ia mencapai orgasme dengan menatap wajahnya yang melihat ke atap dan memejamkan matanya menikmati sensasi luar biasa yang dialaminya. Setelah selesai orgasme, kubiarkan sejenak dan setelah itu ku dudukkan dia di bawah dan kulepas celana dalamku. Kini 'adikku' berada tepat didepan wajahnya. Dia sedikit tertegun melihat batang penisku yang mengacung padanya.

" G-gede amat m-mas 'itunya',, panjang lagi.." katanya terbata-bata karena kaget melihat penisku. Memang penisku agak besar. Kira kira panjangnya 17 cm dengan diameter 5 cm lah.

" hehehe... emang segituuu" kataku cengengesan.

" ini mau diapain mass??" katanya sambil mengocok penisku disela kata-katanya.

" kamu masukin ke mulutmu ya. Abis itu kamu kocok pake mulut kamu." Jelasku.
Kulihat dia agak sedikit jijik ketika mendekatkan mulutnya. Dia mulai membuka mulutnya dan memejamkan matanya. Mulutnya yang mungil itu kini mulai mengulum kepala penisku dan mulai memajukan dan memundurkan kepalanya. Kadang ia menjilati pucuk kepala penisku serta dari pangkal sampai ke pucuk penisku.

" enak sayang??" tanyaku

" mmmhh.... Mmmmmhh.... Agak aneh sih rasanya... tapi gak aneh-aneh amat... sedikit asin di pucuknya mas... tapi enak kok...mmmhh.. mmm... mmmm... hmmm..." katanya melepas penisku agar bisa bicara dan kemudian mengulumnya kembali.

Setelah kira-kira 3 menit Lusi mengulum dan mengocok penisku,,kutarik dia dan kududukkan dia di bak mandi. Kulepas celana dalamnya yang sudah basah karena air pantai, dan membuka selangkangannya. Dia memelukku tak berdaya setelah pertarungan kedua kami tadi. Segera saja kulanjut permainanku menjilati putingnya bergantian.

" aaawwwwhhhhhhh...uuuuuhhhh...ssshhhh.... Ahhhh.... " desahnya kaget menerima serangan tiba-tibaku. Tanganku membimbing penisku ke mulut vaginanya yang sudah basah akan cairannya sendiri. Dia tidak sadar kalau yang menyentuh vaginanya dalah kepala penisku dan hanya memejamkan mata menikmati serangan demi serangan yang kulancarkan padanya. Karena nafsu sudah di ujung tanduk, dan sudah tak tahan ingin menjajah negara yang bernama vagina itu,, segera saja kutancapkan penisku kedalam vaginanya.

" aaaaaaaaaarrrrrggghh....." desahnya sedikit kesakitan karena tiba-tiba saja ada sesuatu yang masuk dalam vaginanya... aku sempat merasakan sesuatu sobek dari dalam vagina Lusi. 'krek' begitu suara yang kurasakan melalui batang penisku yang setengah bagiannya sudah memasuki vagina Lusi.

" Mass.... Sakiiiiiiiitthhh.... Aaaahh.... Udah masss.....udaaahhh...jangan dilanjutin....lagiihhh... akuhh... masih virgin maaashh..." katanya sambil menahan sakit yang hebat. Darahnya mulai keluar disela vaginanya yang menampung penisku. Dia mencengkram lenganku dengan sangat kuat hingga kuku-kukunya melukai lenganku. Kulihat dia mulai mengeluarkan air matanya. Tapi karena sudah tak tahan ingin menyelesaikannya, kubenamkan setengah penisku yang belum ikut penjajahan. 'Bless' begitu yang kurasakan pada penisku. Kini seluruh batang penisku telah masuk kedalam vaginanya. Segera saja kupompa dan ku gerakkan penisku maju dan mundur secara beriama. Dia masih menangis menahan sakit.

" uuuuhh...dah...masss.... Akuuuhh... gak kuaaaaaathhhh..... sakiiiiiiiiiiiitttthhh.... Uuuuuhh...." Erangnya kesaiktan. Aku tidak mempedulikannya lagi. Kini tubuhku sudah dikuasai nafsu dan tidak mungkin menghentikan aksiku yang semakin gila. Beberapa munit kemudian, kulihat dia sudah berhenti menangis dan mulai menikmati pompaanku di vaginanya.

" udah gak sakit kan sayang?" tanyaku sambil terus memompa penisku. Tanganku kiriku meraih payudara kanannya sedangkan yang kanan memegangi tubuhnya dari belakang agar tidak masuk kedalam bak.

" ssshhh.... Ooohhh.... Aaaaaaaaahh..... hm mhh.... Ssshhhh uuuuhh.... Terusin mass.... Cepetin lagi...." Desahnya yang mulai tak karuan. Kupercepat aksiku dan segera mengahiri semuanya...

" aku mau..... pipissshhh.... Lagiiihh......sayaaaaang....... sshhh... ooohh...." Ujarnya tersengal-sengal.

" bentar.... Aku juga....mau keluar...sayaaanggghh.... Oohh..... kita.. keluarin sama-samaaa... aaahhh...." Kataku sambil mempercepat lagi pompaanku dan akhrinya Lusi tak kuasa menahan kenikmatan batang penisku di dalam vaginanya sehingga dia mencapai orgasme keduannya. Penisku serasa disiram cairan hangat dan diremas dengan kuatnya oleh dinding vaginanya yang masih sempit.kalinya menarik pinggangku dan memeluk erat tubuhku sehingga penisku masuk semakin dalam dan 'crooott....crooott...crooot' kurasakan pejuku menyemprot 8 kali di dalam vaginanya.

" aaaaaaaaaaaaaaaaahhhh........." erang kami bersamaan setelah mencapai langit yang ketujuh. Kucium kening Lusi yang sudah berkeringat sejak permainan kami di kamar mandi ini dan turum ke arah bibirnya dengan penis yang masih menancap di vaginanya.
Kulihat dia masih tak berdaya dan mencoba mengembalikan tenaganya yang hilang. Kutarik penisku yang masih tegang dan segera ku jilati vaginanya tanpa rasa jijik. Bau harum yang tadi sempat hilang kini tercium kembali. Dari sela vaginanya keluar cairan kemerah-merahan yang lumayan banyak dan sedikit kental keluar dan menetes di lantai.

" aaahhhhh... kita gak akan.... Pisah kan mas??mmmhhhh... mas... udahhh... ambil virginku... jangn tinggalin aku yaa mass..." katanya pelan dengan nafas yang mulai beraturan.

" gak akan sayang. 'I do not care all that happened to you, though it pains for me, I'll never let you go even for a moment... I will love you every single day,, always.' I promises" kataku dengan mantabnya.

" hehehe,,, aku gak ngerti artinya mas.." katanya tersipu.

" huuuu....dasar... udah ah... nanti aja dibahas.. mandi yuk... takut kita udah ditunggu om sama tante." Kataku. Dia hanya mengangguk kecil dan kamipun segera mandi dan kembali ke mobil. Benar saja, ternyata kami sudah ditunggu oleh kedua orang tua kami masing-masing. Begitu kami pulang, kami sempat mampir ke restoran dekat rumah kami. Disana, Aku dan Lusi makan dengan lahapnya seperti orang tidak makan selama 3 hari. Orang tua kami hanya tertawa kecil melihat tingkah makan kami. Setelah selesai makan dan habis 2 piring nasi dan lauk yang bermacam-macam sehingga kami kekeknyangan, kamipun diajak pulang kerumah. Sampai dirumah, keluarga om arta berpamitan pulang dan tak lupa mereka ucapkan terimakasih kepada keluargaku. Ketika om arta beranjak meninggalkan kami, kulihat Lusi melambaikan tanganngya dan memberiku 'Kiss Bye' disaat orang tuanya berjalan di depannya. Aku tersenyum dan membalas lambaiannya dan tak lupa juga membalas 'kiss bye' yang ia berikan. Hari itu adalah hari yang kami sendiripun tak akan pernah lupa. Esoknya, aku mendadak dibangunkan ayah dan mamaku. Kulihat jam dindingku yang masih menunjukkan pukul 4 pagi.

" Kakaaak,,, ayah sama mamah mau pergi dulu ke luar kota,, mungkin kami pergi sekitar 3 hari. Kakak jagain adek baik-baik ya.. jangan nakal,, Uangnya masih kan kak?? Nanti kalo habis, SMS ayah apa SMS mamah ya... Nanti ayah Transfer. Trus kalo ada apa-apa juga... SMS ayah ya.. Jangan lupa kunci pintu kalo malem." Jelas ayahku panjang kali lebar.

" iyaa yaah... haaaaaaah.." kataku singkat karena masih kelelahan setelah kejadian yang kulalui kemarin sambil mengucek mataku yang masih setengah sadar..

" ayah pergi dulu kak. Jaga kelakuan yaa.." kata ayahku.

" iyaaaa.... Ati-ati ya yaaah... maah.." kataku setengah sadar. "udaaah... buruuan berangkat sonoh... masih ngantuk niiii...." Pikirku.

Setelah kedua orangtuaku berangkat,, kurebahkan tubuhku di kursi ruang tamu dan akhirnya aku tertidur kembali.

" KAKAAAAAAAAAAAKKK BANGUUUUUUUUNN !!!!" Suara adekku ragil membangunkanku.

" Bentar lagi deeekk" kataku sambil merubah posisi tidurku dan tidur kembali.

" UDAH JAM SETENGAH TUJU WOI.. !! LU KAGAK SEKOLAH KAK??" Teriaknya kemudian.

" ASTAGA..." segera saja aku terbangun dan berlari masuk kamarku... tak lama aku keluar dari kamar.

" eh salah masuk..." kataku sambil berlari menujuk kamar mandi yang berada tepat di sebelah kamarku.

" KAAAAK... AYAH SAMA MAMAH KEMANA??" teriaknya ketika aku sedang mandi dengan cepatnya.

" MAMAH SAMA AYAH PERGI KE LUAR KOTA... KATANYA 3 HARI LAGI PULANGNYA..." jawabku tak kalah keras dari dalam kamar mandi.

" YAUDAH... AKU BERANGKAT DULU KAAAKK... ' Bruak'...." Suara pintu ditutup dengan cara dilempar.

" ATI- ATI"

Begitu selesai mandi, bergegas aku ganti baju dan kustater montorku. Aku lupa kalau hari ini aku ada ujian MATEMATIKA.

" Shit..." gumamku lirih ketika aku mengingatnya. Kutarik pedal gas motorku dan berhenti di depan pagar,, kulihat rumah om arta sepi.. tiba tiba saja aku dikagetkan oleh tangan seseorang di bahuku. Kupalingkan wajahku ke belakang.

" Lhoh... Gak Masuk sob??" tanyaku.... Kulihat Ditya sedang berdiri dengan seragam batiknya yang berwarna biru dengan menggunakan celana panjang putih.

" Kagaaaakkk... Lu mau masuk?? Gak usah deeeeh... temeni guee... suntuk niii..." jelasnya sambil beranjak duduk di dekat pagar. Kumatikan motorku sejenak dan menghampiri ditya.

" Emang lu kenapa?? Ada masalah?? Kalo gitu,, lu ikut gua aja... tar tunggu di Warung deket sekolahku. Aku ada ujian hari ini.." Jelasku pelan.

" hmmmm... Tapi lo yang bayarin yaa?? Heeeeeheee.." pintanya sambil meringis..

" Iyeeeeeeeee.... GEK NDANG NGADEG... ' SELAK TELAT AKU'.." Kataku menggunakan Logat jawaku.

Setelah tiba di sekolah,, aku bergegas menuju ke kelas.. dan tiba-tiba dari belakang tembok di sebelahku muncul segumpal tangan yang mencoba meraih pipiku.

" shiit... gue salah apaan siii??" gumamku lirih.

" Buuuuaaghhh...." Sebuah tinju yang cukup keras sukses mendarat di pipiku. Aku bangun dan melihat siapa yang meninjuku dari belakang tembok yang ada disampingku.

" Elo..." ucapku kaget karena melihat Rendy,, anak kelas tiga yang menantangku dua hari yang lalu dan mencoba memperkosa lusi.

" Itu balasannya kalo lo berani ngelawan gue." Katanya.

" kok dia bias keluar penjara?? Jangan-jangan dia kabur lagi..." pikirku

" gua di jamin sama orang tua gua. Dan mereka membebaskanku dengan syarat." Jelasnya kemudian..

" pantessaann..." pikirku kemudian. Aku tidak membalas pukulan yang Rendy berikan padaku. Aku masih inget kata-kata guruku kemarin. Jadi kulepaskan kepalan tanganku yang sebenarnya sudah gatal membalas tinjunya.

" Bukanya lo dah dikeluarin ya dari sekolah ini??" tanyaku sedikit teriak.

" Itu semua gara-gara lo tau.." Sahutnya sambil menunjukkan telunjukknya ke arahku.

" Trus ngapain lo disini?" tanyaku membuatnya kesal. Tak lama kemudian kami dipergoki pak Asmara. Beliau segera mengusir Rendy dari Lingkungan sekolah untuk menghindari hal yang tidak di inginkan. Setelah berhasil mengusir rendy, pak Asmara melihat bekas pukulan Rendy barusan yang mulai lebam dan sedikit membiru di bagian bawah mataku. Pak asmara hanya geleng-geleng dan menarikku ke UKS yang tempatnya dekat kelasku. Disana aku bertemu Lusi yang sedang duduk di kursi dekat tempat tidur pasien. Dia kaget melihatku datang bersama Pak Asmara.

" lhoh.. mas... ada ap.........." Katanya mendadak terhenti ketika melihat sebuah noda hijau kebiru-biruan di pipiku.

" pipi mas itu kenapa kok sampai kaya gitu..?" tanyanya ketakutan.

" ah... iniiiii???.... Tadi kejedot pintu... gak pa pa kok dek. " kataku sedikit meringis kesakitan dan memegangi pipi yang mulai membengkak.

" kok bisa sih?" tanyanya tak percaya.

" enggak... tadi tu kan mas mau masuk kelas,, pas mas mau buka pintu,, tiba tiba temen mas ada yang bukain.. gituu..." jelasku padanya.

" Kok sama Pak Asmara??" tanya dia kembali.

" Kalo yang itu tadiiiii...... eee...... oh... itu... tadi ternyata pak asmara yang bukain pintunya... jadi beliau yang bawa mas kesini.. hehehe..." kataku mulai tak jelas sambil cengengesan.

" Ati-ati to maaaaaassss" katanya dengan logat jawa..

" hm mh..." jawabku singkat dan tersenyum kearahnya.

" Trus, kamu ngapain disini??" tanyaku penasaran.

" Itu masss... Aku minta pembalut... Aku lagi dapet..." katanya sedikit malu.

" untuuuuuuuuuuuuuungggg.... Haaaaah...." Pikirku lega karena tahu dia mens...

" oh ya?? Bagus donk... yaudah... mas minta obat pak asmara dulu yaa..." kataku sambil memegangi pipinya kemudian beranjak mendekati pak asmara yang sibuk mencarikan obat untukku.

Karena kelasku berada di sebelah kiri UKS,,, dan kelas Lusi di sebelah kanan,, begitu selesai diobati, kamipun berpisah didepan UKS. Sempat kami mencuri ciuman di belakang tembok diantara kaca dan pintu. Dan kami berpisah dengan senyum diwajah kami.

[Bersambung]
 
kelihatannya ini campuran dari beberapa cerita, , , ??? Tapi tetep lanjutkan gan, , ,

agan yang satu ini bener... tapi jangan ambil kesimpulan dulu gan... dibaca aja... gak akan pernah repost kok gak.... soalnye ini 70 % pengalaman ane gan... ;)yang 30 % ane karang alias fiski.... hihihihi...:D
 
wah udah keluar aje, mantafff deh gwe ja lg bingung mikirin ending cerita gwe :galau: :suhu:
 
We want more we want more we want more

Tenang gan.... Sebentar lagi Dirilis kok updatenyaa.... Pantau terus gaaan...:semangat:


wah udah keluar aje, mantafff deh gwe ja lg bingung mikirin ending cerita gwe :galau: :suhu:

Yakin Bisa gan... Ane juga bingung gan kadang2... tapi tetep berkarya demi kepuasan semproter yang lain... hahaha... sok ya ane??? :Peace:
 
oiya gan... ane kasih tau ciri-ciri doi.. gambaran wajah doi... biar gak penasaran... hahahaha...

kira-kira Wajahnya Lusi Seperti Ini gan... kalo di kisar,,, 78% mirip... hihihihi.... Bayangin sendiri deh gan... gimana suaranya...
 
agan yang satu ini bener... tapi jangan ambil kesimpulan dulu gan... dibaca aja... gak akan pernah repost kok gak.... soalnye ini 70 % pengalaman ane gan... ;)yang 30 % ane karang alias fiski.... hihihihi...:D

oke, , , pokok'e tak enteni lanjutane
 
weh mantap tuh cwek, ok gan istirahat dulu ane cari inspirasi bwat upadate tukang kredit mesum yg terakhir hehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd