whiplash
Semprot Kecil
- Daftar
- 5 Mar 2015
- Post
- 86
- Like diterima
- 143
Hai perkenalkan namaku andi, kisah ini berawal ketika aku baru saja lulus dari bangku sma, saat itu kondisi perekonomian di keluargaku dalam keadaan hasil kerja hari ini buat makan esok hari, hingga tidak pernah terbesit dipikiranku untuk melanjutkan sekolah ke perkuliahan, setelah menerima ijazah sma ku, aku langsung saja mencari kerja dengan harapan dapat membantu perekonomian keluargaku, namun "kehidupan hanya bisa dilalui tak sepantasnya kita merencanakan karena bukan hak kita untuk merencanakan kehidupan" semua tak seperti apa yang kupikirkan, mencari pekerjaan tak semudah apa yang ada dalam angan.
Sebulan telah berlalu, aku berakhir di pasar menunggu orang yang membutuhkan bantuan untuk mengangkut barang, ya, bahasa kerennya aku menjadi porter, atau umumnya disebut kuli angkut, pekerjaan ini kudapati secara tidak sengaja, kala itu aku berpulang dari menaruh lamaran pekerjaan di biro tenaga kerja yang menyalurkan tenaga cleaning service, saat di ponten umum pasar aku melepas kemeja dan sepatu yang kupakai berganti dengan kaos dan celana pendek, pakaian yang kupakai tadi kumasukkan tas ransel yang kupakai, aku yang telah berpakaian santai ini pun ke warung tempat ku biasa mampir sepulang dari mencari pekerjaan, saat melihatku penjaga warung pun menegurku, "udah ganti baju dines di? mau minum apa?",
"kopi aja kak, udah sebulan lom dapat kerja juga nih, pening juga" jawabku sambil mengeluh,
"hmmm susah juga ya, ini kopinya" jawab penjaga warung sambil memberikan kopi pesananku, sambil duduk di sebelahku kakak penjaga warung ini mulai mengajakku mengobrol, mungkin karena warung lagi tidak seberapa ramai, tiba tiba kakak penjaga warung itu memberikan ide yang tak terpikirkan olehku, "kenapa gak jadi kuli angkut aja di, sambil menunggu panggilan kerja, walaupun gak banyak kan bisa buat bayar kopi" ucap kakak penjaga warung itu, seketika akupun mendapatkan pencerahan, kenapa tidak walaupun cuma kuli angkut bisa buat menyambung rokok yang hampir putus,
"kakak cantik sekali hari ini, terima kasih pencerahannya wahai kakak yang cantik," ucapku sambil mendekap pundaknya ingin rasanya aku mencium pipinya karena saking senangnya,
"haha, dasar pengangguran kurang kreatif, kupikir kamu gengsi atau bagaimana, ternyata kerena kurang kreatif, tidak semua pekerjaan itu dikantor o'on, dipasar bahkan dijalanan pun bisa bekerja, jadi penyapu jalanan kan juga bisa" ucap kakak penjaga warung,
"kakak cantik namanya siapa? aku kok belum tahu ya?" tanyaku,
"Risa, nama kamu andi kan, andi pengangguran kurang kreatif!" ucapnya sambil meledekku, semenjak mendapatkan ide dari kak risa aku mulai mencari mandor di pasar dan mendaftar untuk jadi kuli angkut, karena di pasar ini ada mandornya untuk kuli angkut sehingga ada penanggung jawabnya, hal itu juga yang membuat para pengunjung jadi tenang memakai jasa angkut di pasar ini, hari demi hari berlalu aku jadi semakin sering nongkrong di warkop kak risa
itulah awal perjalananku bekerja sebagai kuli angkut di pasar, sudah berbulan bulan berlalu akupun sudah memiliki motor dari hasil kerjaku sebagai kuli angkut, dengan kak risa pun aku sudah sangat akrab, kalau pagi sebelum berangkat ke pasar tidak jarang kak risa memintaku menjemputnya, seiring berjalannya waktu akupun akhirnya tahu bahwa kak risa ini hanya satu tahun lebih tua dariku, suatu ketika di pasar kedatangan rombongan mahasiswa dan mahasiswi yang akan melakukan penelitian tentang sampah dan penanganannya, waktu itu aku selain menjadi kuli angkut aku juga menawarkan jasa ojek dengan motor butut yang kubeli dari hasil kuli angkut, Maya adalah salah satu mahasiswi itu, gadis cantik dengan perawakan sedang, tinggi badan standart, postur tubuhnya proporsional dengan tinggi badannya, rambut yang terurai indah terkadang diikat, maya menjadi langganan ketika ada jadwal observasi di pasar, baik berangkat maupun pulang ke kosannya, suatu ketika dalam perjalanan pulang ia meminta untuk mampir ke mall sebentar, akupun mengiyakannya namun aku bilang akan menunggu diluar saja, maya menolak memaksaku untuk ikut menemaninya masuk ke mall, katanya takut kalau jalan sendirian,
" ayo lah mas andi, temenin maya bentar, nanti uang parkirnya maya yang bayar" pintanya untuk mengajakku masuk ke mall menemaninya,
"bukan begitu mbak, bajuku lusuh gini, sapa tau bau juga, nanti bikin malu kamu", tolakku halus
"ga usah mikir aneh-aneh ikut aja, kalau mau mandi dulu juga boleh", paksanya
"mandi dimana? mana ada baju ganti juga? masa aku pulang dulu ganti baju?" alasanku yang membuat masalah ini jadi makin tidak bisa dielakkan,
"oke, ayo pulang ke rumah mas andi dulu, jangan lama- lama mandinya!" sahutnya,
" ta ta tapi," jawabku sambil kebingungan,
udha terlanjur salah omong, akhirnya akupun pulang dulu untuk mandi, bersama maya tentunya, sesampainya di rumah aku mempersilahkan maya untuk duduk di teras, dan mengambilkannya minum, adikku di rumah mempertanyakan siapa perempuan cantik yang kubawa pulang itu, aku pun menjelaskan bahwa maya adalah penumpang yang minta diantarkan, "halah mana ada penumpang ngajak sopir ojek ke mall, dsuruh mandi terus ikut masuk, yang ada disuruh nungguin di bawah pohon!" ucap adikku tak percaya,
"terserah" ucapku sambil berlalu ke kamar mandi.
"yuk mbak, saya sudah selesai" ucap ku ke maya yang menungguku di teras rumah,
"ada yang menonjol dan berbakat tuh" ucap maya spontan,
" hah apaan??" tanyaku kebingungan,
"itu pintunya ditutup dulu biar burungnya gak kelayapan!" ucap maya santai namun membuatku salah tingkah,
aku segera membenarkan reslueting celanaku, segera mengajak berangkat untuk menutupi maluku, kami pun berangkat ke mall yang tadi, disana maya berkeliling ke tokobuku untuk mencari referensi penelitiannya,
hal yang ku takutkan pun terjadi maya berkeliling setelah toko buku ia ke toko perkakas, setelah toko perkakas ia ke toko pakaian, rasa rasanya sudah ber jam jam aku menemani maya, akhirnya maya mengajakku ke foodcourt untuk makan, "makan dulu yuk mas, ke foodcourt"
"boleh juga, tapi kamu yang traktir ya mbak" jawabku
"ya iya lah mas andi, yang ngajak kan saya jadi saya yang harus traktir, besok besok kalau bang andi yang ngajaka maya baru bang andi yang traktirin maya!, oh iya panggil nama aja jangan mbak mbak terus," jawabnya panjang dan lebar,
"widih maya ama pacar barunya nih" ucap seseorang yang membuatku kaget,
"maaf saya bukan . . . . " ucapku sebelum ditimpali maya "ya iyalah pacar baru dong, ganteng kan"
"saya dinda, ini yuli, kami teman maya di sma dulu" ucapn dinda sambil mereka berdua mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, "Andi, tukang ojek langganannya maya" ucapku sambil menjabat tangan mereka
"bisa aja mas ini, may klo bukan pacar kamu boleh buat aku" ucap yuli kepada maya,
"enak aja cari sendiri sana, main minta aja" jawab maya
aku yang mendengar pembicaraan mereka jadi sedikit terheran heran, apa pergaulan di kampus seperti ini ya,
"may ada film bagus tuh di bioskop, nonton yuk, ajak juga mas andi", ajak dinda, tak kusangka maya menyanggupi ajakan dinda, seusai makan kami pun ke bioskop di mall ini,
"may ini aku ga ada uang buat bayar tiket bioskop, kan mahal tiket bioskop di mall ini, aku pulang aja ya, kan ini udah ada temen kamu," ucapku pada maya,
"gak papa mas andi ikut aja aku yang traktir, hari ini kamu aku boking sehari penuh deh, pokoknya temenin aku!" jawab maya,
aku semakin bingung harus bagaimana, semakin dipikir semakin sulit, tapi mengingat maya bilang doking full sehari aku jadi berpikir, siapa tahu dapat ongkosan lumayan, akhirnya akupun mengikuti alurnya,
setelah memesan tiket, aku beserta maya dan teman temannya menunggu jadwal tayang film yang akan kami tonton, mereka asik mengobrol, entah apa saja yang mereka bicarakan aku tak mau tahu yang ada dipikiranku adalah hasil kerja hari ini sepertinya akan lumayan banyak, mengingat harga makanan yang kami makan tadi juga jauh dari jangkauanku yang biasa makan nasi bungkus di warung kak risa, terdengar pengumuman dari operator bahwa film yang akan kami tonton sudah akan dimulai, kami pun segera masuk ke studio yang menayangkan film itu, awalnya aku berencana duduk di paling ujung dengan harapan bisa tertidur sambil menunggu film selesai, karene genre film ini tidak termasuk dalam tontonan yang aku sukai, namun dinda melarangku,
"wah mas andi jangan mojok, mau ngapain ama maya, aku aja yang dipojok" tegas dinda,
akupun menurutinya akhirnya dari pojok ada dinda, yuli, aku baru maya, mereka mulai duduk dengan tenang untuk menonton film romansa ini,
di tengah film terdapat adegan yang cukup erotis, terlihat kedua pemeran film itu bercumbu dengan mesra, saling melumat bibir pada awalnya, makin lama mereka mulai melucuti pakaian lawan mainnya, adegan ini terasa sangat panjang membuatku cukup terangsang sampai sampai tanpa sadar penisku pun berdiri tegang secara penuh hingga membuatku tak nyaman, tidak ada rasa malu karena situasi dalam bioskop cukup gelap, tangan maya entah sadar atau tidak menggenggam tanganku, akupun menoleh melihatnya, sekilas terlihat mimik wajah risa seperti menahan sesuatu, akupun memalingkan wajahku melihat film yang sedang tayang, aku tak berani melihat maya takut dikira kurang ajar, secara status aku cuma orang tak punya, kalau dilaporkan ke polisi jadi panjang urusannya malah aku tidak bisa kerja lagi,
adegan yang ditayangkan pun semakin memanas, terlihat pemeran pria sedang mencumbu pemeran wanita dengan ganasnya di atas ranjang, diiringi suara musik yang romantis kedua pemeran itu saling beradu mulut dan alat vitalnya, kemudian dengan posisi MOT pemeran pria memacu pinggulnya sambil berpegangan pada buah dada pemeran wanita, alat vitalnya tidak nampak dalam adegan itu namun sudah dapat membuat seisi ruangan terasa panas, ditengah adegan itu aku merasakan ada tangan yang meraba selangkanganku, aku terkaget merasakan perlakuan itu aku menoleh ke arah pemilik tangan itu, kulihat yuli menutup mulutnya dengan satu jari mengisyaratkan agar aku diam saja, aku hanya bisa menahan gairah yang kurasakan tak ada keberanian untuk membalas perlakuannya, remasan tangan maya semakin keras kurasa, perlakuan kedua perempuan di kanan dan kiriku ini semakin membuatku tak karuan, kulihat di barisan bawah terutama di ujung ujung barisan banyak pasangan yang sedang bercumbu entah berciuman ataupun saling meraba, bahkan ada yang duduk dipangkuan pasangannya, pemandangan itu membuatku semakin panas, merasakan remasan yuli di penisku semakin membuatku tak tahan dengan keadaan ini.
smentara sekian dulu maaf apabila ada salah tanda baca maupun penulisan, pastinya tulisannya jelek karena ini awal mencoba menulis biar gak cuma baca aja di forum tercinta ini,
Sebulan telah berlalu, aku berakhir di pasar menunggu orang yang membutuhkan bantuan untuk mengangkut barang, ya, bahasa kerennya aku menjadi porter, atau umumnya disebut kuli angkut, pekerjaan ini kudapati secara tidak sengaja, kala itu aku berpulang dari menaruh lamaran pekerjaan di biro tenaga kerja yang menyalurkan tenaga cleaning service, saat di ponten umum pasar aku melepas kemeja dan sepatu yang kupakai berganti dengan kaos dan celana pendek, pakaian yang kupakai tadi kumasukkan tas ransel yang kupakai, aku yang telah berpakaian santai ini pun ke warung tempat ku biasa mampir sepulang dari mencari pekerjaan, saat melihatku penjaga warung pun menegurku, "udah ganti baju dines di? mau minum apa?",
"kopi aja kak, udah sebulan lom dapat kerja juga nih, pening juga" jawabku sambil mengeluh,
"hmmm susah juga ya, ini kopinya" jawab penjaga warung sambil memberikan kopi pesananku, sambil duduk di sebelahku kakak penjaga warung ini mulai mengajakku mengobrol, mungkin karena warung lagi tidak seberapa ramai, tiba tiba kakak penjaga warung itu memberikan ide yang tak terpikirkan olehku, "kenapa gak jadi kuli angkut aja di, sambil menunggu panggilan kerja, walaupun gak banyak kan bisa buat bayar kopi" ucap kakak penjaga warung itu, seketika akupun mendapatkan pencerahan, kenapa tidak walaupun cuma kuli angkut bisa buat menyambung rokok yang hampir putus,
"kakak cantik sekali hari ini, terima kasih pencerahannya wahai kakak yang cantik," ucapku sambil mendekap pundaknya ingin rasanya aku mencium pipinya karena saking senangnya,
"haha, dasar pengangguran kurang kreatif, kupikir kamu gengsi atau bagaimana, ternyata kerena kurang kreatif, tidak semua pekerjaan itu dikantor o'on, dipasar bahkan dijalanan pun bisa bekerja, jadi penyapu jalanan kan juga bisa" ucap kakak penjaga warung,
"kakak cantik namanya siapa? aku kok belum tahu ya?" tanyaku,
"Risa, nama kamu andi kan, andi pengangguran kurang kreatif!" ucapnya sambil meledekku, semenjak mendapatkan ide dari kak risa aku mulai mencari mandor di pasar dan mendaftar untuk jadi kuli angkut, karena di pasar ini ada mandornya untuk kuli angkut sehingga ada penanggung jawabnya, hal itu juga yang membuat para pengunjung jadi tenang memakai jasa angkut di pasar ini, hari demi hari berlalu aku jadi semakin sering nongkrong di warkop kak risa
itulah awal perjalananku bekerja sebagai kuli angkut di pasar, sudah berbulan bulan berlalu akupun sudah memiliki motor dari hasil kerjaku sebagai kuli angkut, dengan kak risa pun aku sudah sangat akrab, kalau pagi sebelum berangkat ke pasar tidak jarang kak risa memintaku menjemputnya, seiring berjalannya waktu akupun akhirnya tahu bahwa kak risa ini hanya satu tahun lebih tua dariku, suatu ketika di pasar kedatangan rombongan mahasiswa dan mahasiswi yang akan melakukan penelitian tentang sampah dan penanganannya, waktu itu aku selain menjadi kuli angkut aku juga menawarkan jasa ojek dengan motor butut yang kubeli dari hasil kuli angkut, Maya adalah salah satu mahasiswi itu, gadis cantik dengan perawakan sedang, tinggi badan standart, postur tubuhnya proporsional dengan tinggi badannya, rambut yang terurai indah terkadang diikat, maya menjadi langganan ketika ada jadwal observasi di pasar, baik berangkat maupun pulang ke kosannya, suatu ketika dalam perjalanan pulang ia meminta untuk mampir ke mall sebentar, akupun mengiyakannya namun aku bilang akan menunggu diluar saja, maya menolak memaksaku untuk ikut menemaninya masuk ke mall, katanya takut kalau jalan sendirian,
" ayo lah mas andi, temenin maya bentar, nanti uang parkirnya maya yang bayar" pintanya untuk mengajakku masuk ke mall menemaninya,
"bukan begitu mbak, bajuku lusuh gini, sapa tau bau juga, nanti bikin malu kamu", tolakku halus
"ga usah mikir aneh-aneh ikut aja, kalau mau mandi dulu juga boleh", paksanya
"mandi dimana? mana ada baju ganti juga? masa aku pulang dulu ganti baju?" alasanku yang membuat masalah ini jadi makin tidak bisa dielakkan,
"oke, ayo pulang ke rumah mas andi dulu, jangan lama- lama mandinya!" sahutnya,
" ta ta tapi," jawabku sambil kebingungan,
udha terlanjur salah omong, akhirnya akupun pulang dulu untuk mandi, bersama maya tentunya, sesampainya di rumah aku mempersilahkan maya untuk duduk di teras, dan mengambilkannya minum, adikku di rumah mempertanyakan siapa perempuan cantik yang kubawa pulang itu, aku pun menjelaskan bahwa maya adalah penumpang yang minta diantarkan, "halah mana ada penumpang ngajak sopir ojek ke mall, dsuruh mandi terus ikut masuk, yang ada disuruh nungguin di bawah pohon!" ucap adikku tak percaya,
"terserah" ucapku sambil berlalu ke kamar mandi.
"yuk mbak, saya sudah selesai" ucap ku ke maya yang menungguku di teras rumah,
"ada yang menonjol dan berbakat tuh" ucap maya spontan,
" hah apaan??" tanyaku kebingungan,
"itu pintunya ditutup dulu biar burungnya gak kelayapan!" ucap maya santai namun membuatku salah tingkah,
aku segera membenarkan reslueting celanaku, segera mengajak berangkat untuk menutupi maluku, kami pun berangkat ke mall yang tadi, disana maya berkeliling ke tokobuku untuk mencari referensi penelitiannya,
hal yang ku takutkan pun terjadi maya berkeliling setelah toko buku ia ke toko perkakas, setelah toko perkakas ia ke toko pakaian, rasa rasanya sudah ber jam jam aku menemani maya, akhirnya maya mengajakku ke foodcourt untuk makan, "makan dulu yuk mas, ke foodcourt"
"boleh juga, tapi kamu yang traktir ya mbak" jawabku
"ya iya lah mas andi, yang ngajak kan saya jadi saya yang harus traktir, besok besok kalau bang andi yang ngajaka maya baru bang andi yang traktirin maya!, oh iya panggil nama aja jangan mbak mbak terus," jawabnya panjang dan lebar,
"widih maya ama pacar barunya nih" ucap seseorang yang membuatku kaget,
"maaf saya bukan . . . . " ucapku sebelum ditimpali maya "ya iyalah pacar baru dong, ganteng kan"
"saya dinda, ini yuli, kami teman maya di sma dulu" ucapn dinda sambil mereka berdua mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, "Andi, tukang ojek langganannya maya" ucapku sambil menjabat tangan mereka
"bisa aja mas ini, may klo bukan pacar kamu boleh buat aku" ucap yuli kepada maya,
"enak aja cari sendiri sana, main minta aja" jawab maya
aku yang mendengar pembicaraan mereka jadi sedikit terheran heran, apa pergaulan di kampus seperti ini ya,
"may ada film bagus tuh di bioskop, nonton yuk, ajak juga mas andi", ajak dinda, tak kusangka maya menyanggupi ajakan dinda, seusai makan kami pun ke bioskop di mall ini,
"may ini aku ga ada uang buat bayar tiket bioskop, kan mahal tiket bioskop di mall ini, aku pulang aja ya, kan ini udah ada temen kamu," ucapku pada maya,
"gak papa mas andi ikut aja aku yang traktir, hari ini kamu aku boking sehari penuh deh, pokoknya temenin aku!" jawab maya,
aku semakin bingung harus bagaimana, semakin dipikir semakin sulit, tapi mengingat maya bilang doking full sehari aku jadi berpikir, siapa tahu dapat ongkosan lumayan, akhirnya akupun mengikuti alurnya,
setelah memesan tiket, aku beserta maya dan teman temannya menunggu jadwal tayang film yang akan kami tonton, mereka asik mengobrol, entah apa saja yang mereka bicarakan aku tak mau tahu yang ada dipikiranku adalah hasil kerja hari ini sepertinya akan lumayan banyak, mengingat harga makanan yang kami makan tadi juga jauh dari jangkauanku yang biasa makan nasi bungkus di warung kak risa, terdengar pengumuman dari operator bahwa film yang akan kami tonton sudah akan dimulai, kami pun segera masuk ke studio yang menayangkan film itu, awalnya aku berencana duduk di paling ujung dengan harapan bisa tertidur sambil menunggu film selesai, karene genre film ini tidak termasuk dalam tontonan yang aku sukai, namun dinda melarangku,
"wah mas andi jangan mojok, mau ngapain ama maya, aku aja yang dipojok" tegas dinda,
akupun menurutinya akhirnya dari pojok ada dinda, yuli, aku baru maya, mereka mulai duduk dengan tenang untuk menonton film romansa ini,
di tengah film terdapat adegan yang cukup erotis, terlihat kedua pemeran film itu bercumbu dengan mesra, saling melumat bibir pada awalnya, makin lama mereka mulai melucuti pakaian lawan mainnya, adegan ini terasa sangat panjang membuatku cukup terangsang sampai sampai tanpa sadar penisku pun berdiri tegang secara penuh hingga membuatku tak nyaman, tidak ada rasa malu karena situasi dalam bioskop cukup gelap, tangan maya entah sadar atau tidak menggenggam tanganku, akupun menoleh melihatnya, sekilas terlihat mimik wajah risa seperti menahan sesuatu, akupun memalingkan wajahku melihat film yang sedang tayang, aku tak berani melihat maya takut dikira kurang ajar, secara status aku cuma orang tak punya, kalau dilaporkan ke polisi jadi panjang urusannya malah aku tidak bisa kerja lagi,
adegan yang ditayangkan pun semakin memanas, terlihat pemeran pria sedang mencumbu pemeran wanita dengan ganasnya di atas ranjang, diiringi suara musik yang romantis kedua pemeran itu saling beradu mulut dan alat vitalnya, kemudian dengan posisi MOT pemeran pria memacu pinggulnya sambil berpegangan pada buah dada pemeran wanita, alat vitalnya tidak nampak dalam adegan itu namun sudah dapat membuat seisi ruangan terasa panas, ditengah adegan itu aku merasakan ada tangan yang meraba selangkanganku, aku terkaget merasakan perlakuan itu aku menoleh ke arah pemilik tangan itu, kulihat yuli menutup mulutnya dengan satu jari mengisyaratkan agar aku diam saja, aku hanya bisa menahan gairah yang kurasakan tak ada keberanian untuk membalas perlakuannya, remasan tangan maya semakin keras kurasa, perlakuan kedua perempuan di kanan dan kiriku ini semakin membuatku tak karuan, kulihat di barisan bawah terutama di ujung ujung barisan banyak pasangan yang sedang bercumbu entah berciuman ataupun saling meraba, bahkan ada yang duduk dipangkuan pasangannya, pemandangan itu membuatku semakin panas, merasakan remasan yuli di penisku semakin membuatku tak tahan dengan keadaan ini.
smentara sekian dulu maaf apabila ada salah tanda baca maupun penulisan, pastinya tulisannya jelek karena ini awal mencoba menulis biar gak cuma baca aja di forum tercinta ini,