Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Fiksi, Ojek menuju puncak kenikmatan

whiplash

Semprot Kecil
Daftar
5 Mar 2015
Post
86
Like diterima
143
Bimabet
Hai perkenalkan namaku andi, kisah ini berawal ketika aku baru saja lulus dari bangku sma, saat itu kondisi perekonomian di keluargaku dalam keadaan hasil kerja hari ini buat makan esok hari, hingga tidak pernah terbesit dipikiranku untuk melanjutkan sekolah ke perkuliahan, setelah menerima ijazah sma ku, aku langsung saja mencari kerja dengan harapan dapat membantu perekonomian keluargaku, namun "kehidupan hanya bisa dilalui tak sepantasnya kita merencanakan karena bukan hak kita untuk merencanakan kehidupan" semua tak seperti apa yang kupikirkan, mencari pekerjaan tak semudah apa yang ada dalam angan.

Sebulan telah berlalu, aku berakhir di pasar menunggu orang yang membutuhkan bantuan untuk mengangkut barang, ya, bahasa kerennya aku menjadi porter, atau umumnya disebut kuli angkut, pekerjaan ini kudapati secara tidak sengaja, kala itu aku berpulang dari menaruh lamaran pekerjaan di biro tenaga kerja yang menyalurkan tenaga cleaning service, saat di ponten umum pasar aku melepas kemeja dan sepatu yang kupakai berganti dengan kaos dan celana pendek, pakaian yang kupakai tadi kumasukkan tas ransel yang kupakai, aku yang telah berpakaian santai ini pun ke warung tempat ku biasa mampir sepulang dari mencari pekerjaan, saat melihatku penjaga warung pun menegurku, "udah ganti baju dines di? mau minum apa?",
"kopi aja kak, udah sebulan lom dapat kerja juga nih, pening juga" jawabku sambil mengeluh,
"hmmm susah juga ya, ini kopinya" jawab penjaga warung sambil memberikan kopi pesananku, sambil duduk di sebelahku kakak penjaga warung ini mulai mengajakku mengobrol, mungkin karena warung lagi tidak seberapa ramai, tiba tiba kakak penjaga warung itu memberikan ide yang tak terpikirkan olehku, "kenapa gak jadi kuli angkut aja di, sambil menunggu panggilan kerja, walaupun gak banyak kan bisa buat bayar kopi" ucap kakak penjaga warung itu, seketika akupun mendapatkan pencerahan, kenapa tidak walaupun cuma kuli angkut bisa buat menyambung rokok yang hampir putus,
"kakak cantik sekali hari ini, terima kasih pencerahannya wahai kakak yang cantik," ucapku sambil mendekap pundaknya ingin rasanya aku mencium pipinya karena saking senangnya,
"haha, dasar pengangguran kurang kreatif, kupikir kamu gengsi atau bagaimana, ternyata kerena kurang kreatif, tidak semua pekerjaan itu dikantor o'on, dipasar bahkan dijalanan pun bisa bekerja, jadi penyapu jalanan kan juga bisa" ucap kakak penjaga warung,
"kakak cantik namanya siapa? aku kok belum tahu ya?" tanyaku,
"Risa, nama kamu andi kan, andi pengangguran kurang kreatif!" ucapnya sambil meledekku, semenjak mendapatkan ide dari kak risa aku mulai mencari mandor di pasar dan mendaftar untuk jadi kuli angkut, karena di pasar ini ada mandornya untuk kuli angkut sehingga ada penanggung jawabnya, hal itu juga yang membuat para pengunjung jadi tenang memakai jasa angkut di pasar ini, hari demi hari berlalu aku jadi semakin sering nongkrong di warkop kak risa

itulah awal perjalananku bekerja sebagai kuli angkut di pasar, sudah berbulan bulan berlalu akupun sudah memiliki motor dari hasil kerjaku sebagai kuli angkut, dengan kak risa pun aku sudah sangat akrab, kalau pagi sebelum berangkat ke pasar tidak jarang kak risa memintaku menjemputnya, seiring berjalannya waktu akupun akhirnya tahu bahwa kak risa ini hanya satu tahun lebih tua dariku, suatu ketika di pasar kedatangan rombongan mahasiswa dan mahasiswi yang akan melakukan penelitian tentang sampah dan penanganannya, waktu itu aku selain menjadi kuli angkut aku juga menawarkan jasa ojek dengan motor butut yang kubeli dari hasil kuli angkut, Maya adalah salah satu mahasiswi itu, gadis cantik dengan perawakan sedang, tinggi badan standart, postur tubuhnya proporsional dengan tinggi badannya, rambut yang terurai indah terkadang diikat, maya menjadi langganan ketika ada jadwal observasi di pasar, baik berangkat maupun pulang ke kosannya, suatu ketika dalam perjalanan pulang ia meminta untuk mampir ke mall sebentar, akupun mengiyakannya namun aku bilang akan menunggu diluar saja, maya menolak memaksaku untuk ikut menemaninya masuk ke mall, katanya takut kalau jalan sendirian,
" ayo lah mas andi, temenin maya bentar, nanti uang parkirnya maya yang bayar" pintanya untuk mengajakku masuk ke mall menemaninya,
"bukan begitu mbak, bajuku lusuh gini, sapa tau bau juga, nanti bikin malu kamu", tolakku halus
"ga usah mikir aneh-aneh ikut aja, kalau mau mandi dulu juga boleh", paksanya
"mandi dimana? mana ada baju ganti juga? masa aku pulang dulu ganti baju?" alasanku yang membuat masalah ini jadi makin tidak bisa dielakkan,
"oke, ayo pulang ke rumah mas andi dulu, jangan lama- lama mandinya!" sahutnya,
" ta ta tapi," jawabku sambil kebingungan,

udha terlanjur salah omong, akhirnya akupun pulang dulu untuk mandi, bersama maya tentunya, sesampainya di rumah aku mempersilahkan maya untuk duduk di teras, dan mengambilkannya minum, adikku di rumah mempertanyakan siapa perempuan cantik yang kubawa pulang itu, aku pun menjelaskan bahwa maya adalah penumpang yang minta diantarkan, "halah mana ada penumpang ngajak sopir ojek ke mall, dsuruh mandi terus ikut masuk, yang ada disuruh nungguin di bawah pohon!" ucap adikku tak percaya,
"terserah" ucapku sambil berlalu ke kamar mandi.
"yuk mbak, saya sudah selesai" ucap ku ke maya yang menungguku di teras rumah,
"ada yang menonjol dan berbakat tuh" ucap maya spontan,
" hah apaan??" tanyaku kebingungan,
"itu pintunya ditutup dulu biar burungnya gak kelayapan!" ucap maya santai namun membuatku salah tingkah,
aku segera membenarkan reslueting celanaku, segera mengajak berangkat untuk menutupi maluku, kami pun berangkat ke mall yang tadi, disana maya berkeliling ke tokobuku untuk mencari referensi penelitiannya,

hal yang ku takutkan pun terjadi maya berkeliling setelah toko buku ia ke toko perkakas, setelah toko perkakas ia ke toko pakaian, rasa rasanya sudah ber jam jam aku menemani maya, akhirnya maya mengajakku ke foodcourt untuk makan, "makan dulu yuk mas, ke foodcourt"
"boleh juga, tapi kamu yang traktir ya mbak" jawabku
"ya iya lah mas andi, yang ngajak kan saya jadi saya yang harus traktir, besok besok kalau bang andi yang ngajaka maya baru bang andi yang traktirin maya!, oh iya panggil nama aja jangan mbak mbak terus," jawabnya panjang dan lebar,

"widih maya ama pacar barunya nih" ucap seseorang yang membuatku kaget,
"maaf saya bukan . . . . " ucapku sebelum ditimpali maya "ya iyalah pacar baru dong, ganteng kan"
"saya dinda, ini yuli, kami teman maya di sma dulu" ucapn dinda sambil mereka berdua mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, "Andi, tukang ojek langganannya maya" ucapku sambil menjabat tangan mereka
"bisa aja mas ini, may klo bukan pacar kamu boleh buat aku" ucap yuli kepada maya,
"enak aja cari sendiri sana, main minta aja" jawab maya
aku yang mendengar pembicaraan mereka jadi sedikit terheran heran, apa pergaulan di kampus seperti ini ya,
"may ada film bagus tuh di bioskop, nonton yuk, ajak juga mas andi", ajak dinda, tak kusangka maya menyanggupi ajakan dinda, seusai makan kami pun ke bioskop di mall ini,
"may ini aku ga ada uang buat bayar tiket bioskop, kan mahal tiket bioskop di mall ini, aku pulang aja ya, kan ini udah ada temen kamu," ucapku pada maya,
"gak papa mas andi ikut aja aku yang traktir, hari ini kamu aku boking sehari penuh deh, pokoknya temenin aku!" jawab maya,
aku semakin bingung harus bagaimana, semakin dipikir semakin sulit, tapi mengingat maya bilang doking full sehari aku jadi berpikir, siapa tahu dapat ongkosan lumayan, akhirnya akupun mengikuti alurnya,

setelah memesan tiket, aku beserta maya dan teman temannya menunggu jadwal tayang film yang akan kami tonton, mereka asik mengobrol, entah apa saja yang mereka bicarakan aku tak mau tahu yang ada dipikiranku adalah hasil kerja hari ini sepertinya akan lumayan banyak, mengingat harga makanan yang kami makan tadi juga jauh dari jangkauanku yang biasa makan nasi bungkus di warung kak risa, terdengar pengumuman dari operator bahwa film yang akan kami tonton sudah akan dimulai, kami pun segera masuk ke studio yang menayangkan film itu, awalnya aku berencana duduk di paling ujung dengan harapan bisa tertidur sambil menunggu film selesai, karene genre film ini tidak termasuk dalam tontonan yang aku sukai, namun dinda melarangku,
"wah mas andi jangan mojok, mau ngapain ama maya, aku aja yang dipojok" tegas dinda,
akupun menurutinya akhirnya dari pojok ada dinda, yuli, aku baru maya, mereka mulai duduk dengan tenang untuk menonton film romansa ini,

di tengah film terdapat adegan yang cukup erotis, terlihat kedua pemeran film itu bercumbu dengan mesra, saling melumat bibir pada awalnya, makin lama mereka mulai melucuti pakaian lawan mainnya, adegan ini terasa sangat panjang membuatku cukup terangsang sampai sampai tanpa sadar penisku pun berdiri tegang secara penuh hingga membuatku tak nyaman, tidak ada rasa malu karena situasi dalam bioskop cukup gelap, tangan maya entah sadar atau tidak menggenggam tanganku, akupun menoleh melihatnya, sekilas terlihat mimik wajah risa seperti menahan sesuatu, akupun memalingkan wajahku melihat film yang sedang tayang, aku tak berani melihat maya takut dikira kurang ajar, secara status aku cuma orang tak punya, kalau dilaporkan ke polisi jadi panjang urusannya malah aku tidak bisa kerja lagi,


adegan yang ditayangkan pun semakin memanas, terlihat pemeran pria sedang mencumbu pemeran wanita dengan ganasnya di atas ranjang, diiringi suara musik yang romantis kedua pemeran itu saling beradu mulut dan alat vitalnya, kemudian dengan posisi MOT pemeran pria memacu pinggulnya sambil berpegangan pada buah dada pemeran wanita, alat vitalnya tidak nampak dalam adegan itu namun sudah dapat membuat seisi ruangan terasa panas, ditengah adegan itu aku merasakan ada tangan yang meraba selangkanganku, aku terkaget merasakan perlakuan itu aku menoleh ke arah pemilik tangan itu, kulihat yuli menutup mulutnya dengan satu jari mengisyaratkan agar aku diam saja, aku hanya bisa menahan gairah yang kurasakan tak ada keberanian untuk membalas perlakuannya, remasan tangan maya semakin keras kurasa, perlakuan kedua perempuan di kanan dan kiriku ini semakin membuatku tak karuan, kulihat di barisan bawah terutama di ujung ujung barisan banyak pasangan yang sedang bercumbu entah berciuman ataupun saling meraba, bahkan ada yang duduk dipangkuan pasangannya, pemandangan itu membuatku semakin panas, merasakan remasan yuli di penisku semakin membuatku tak tahan dengan keadaan ini.

smentara sekian dulu maaf apabila ada salah tanda baca maupun penulisan, pastinya tulisannya jelek karena ini awal mencoba menulis biar gak cuma baca aja di forum tercinta ini,
 
akupun berdiri dengan alasan untuk ke toilet, namun maya menahanku, "mau kemana mas?,"
"mau ke toilet sebentar may, buang air kecil", jawabku dengan sedikit meringis agar dipercaya,
"mau buang air kecil atau buang air kecil? itu kontolnya udah keras banget kelihatannya, mau ngocokin kontol ya?" ucapnya seakan tahu apa yang ada dipikiranku,
"e... enggak kok!" jawabku sedikit terbata,
"udah disini aja tahan bentar kencingnya, bentar lagi selesai" jawab maya, seakan sedang ingin mengerjaiku, atau memang mereka bertiga sedang mengerjaiku, ketika tangan maya mulai mengarah ke penisku, yuli pun menarik tangannya, penisku tak lepas sedikitpun dari rabaan dan remasan maya atau yuli, akupun nekat, apa apan ini pikirku, saat tak ada tangan yang menjamah dengan cepat kubuka resluetingku, penisku pun kubiarkan bebas bernafas, dan ternyata tak ada tangan perempuan yang menjamahnya, udah terlanjur dikeluarkan dari sarangnya malah tak ada tangan yang membelai, kena prank nih, sebelum kumasukkan kembali ternyata yuli menyambutnya sambil berbisik pelan kepadaku "gede gini sayang kalau dianggurin mas, itu kontolnya asli apa hasil permak sayang, pengen rasanya ngerasain itu kontol masuk memekku, pasti sesak"
aku terdiam menikmati handjob dari yuli,
"ah ternyata enak juga handjob kalau yang melakukan cewek cantik gini" pikirku sambil menikmati tiap gerakan tangan yuli yang terkadang jari telunjuknya mengusap ujung kepala penisku,
entah semua perempuan kalau melakukan handjob seperti ini atau memang yuli sudah pro dalam melakukan handjob, aku menutupi kegiatan itu dengan menaikkan kaki kiriku ke atas kursi, belum sampai ke titik ejakulasi adegan tayangan sudah hampir mencapai kredit, yuli segera melepas tangannya seakan memberiku isyarat untuk menyembunyikannya kembali,
"nanti malem ngentot yuk mas, memekku gatel nih pengen ngerasain kontol kamu, ini becek banget rasanya sekarang" ucap yuli dengan berbisik

setelah film usai kami pun beranjak keluar dari studio bioskop itu, saat akan pulang maya mengajakku mampir ke toko handphone dan memilih satu smartphone yang cukup mahal, kalau kubeli dengan hasil ngojek dan kuli angkut pun bisa namun bakal tidak bisa makan selama sebulan,
"ini buat mas andi, biar kalau butuh mendadak aku bisa menghubungi mas andi," ucap maya sambil memberikan handphone itu padaku,
"wah jangan may, terlalu mahal itu" jawabku sambil menolak pemberian maya, maya bersikeras agar aku menerimanya sebagai upah kerja hari ini, dengan sedikit memaksa, maya pun berhasil membuatku menerima pemberian itu yang sebenarnya aku pun mau,
"wah handphone baru nih mas andi, pinjem bentar dong" ucap yuli sambil merampas hp yang kupegang, seketika ia mengembalikan hp itu sambil berkata, "nomer mas aku simpen ya, itu nomerku juga udah aku simpan di hp mas andi"
"yul jangan macem macem ya, cari sendiri napa" ucap maya,
"katanya mas andi cuma ojek langganan kan gapapa sapa tau aku juga mau dianterin mas andi" ucap yuli sambil meledek maya.

aku dan maya pun berpisah dengan teman temannya untuk mengantarkan maya pulang, diperjalanan pulang maya melingkarkan tangannya ke pinggangku, di tengah perjalanan maya bilang bahwa aku hanya boleh nganterin dia tidak dengan yuli, katanya "mas andi jangan mau ya kalau disuruh antar jemput yuli, sama aku aja pokoknya"
"lah aku kan cuma ojek mbak kalau dipanggil ya berangkat", jawabku yang membuat tangan maya meremas penis ku,
"ga boleh ama yuli pokoknya!" ucap maya sambil meremas keras penisku,
"iya iya jangan keras keras sakit nih!" ucapku merasa kesakitan,
"awas kalau jemput yuli kupotong tuh kontol kamu" ucapnya yang kurasa makin kesini makin vulgar ngomongnya,
"ih cewek kok ngomongnya jorok sih, kemaren kemaren gak seperti ini deh ngomongnya" sahutku,
kami pun sampai di kos maya, maya segera masuk, setelah mengulangi pesan untuk tidak menjemput yuli apabila yuli menghubungipun aku tidak boleh menanggapinya, aku iyakan saja dan segera berlalu untuk pulang karena hari sudah gelap,

di dalam kamar kos nya, maya membaringkan tubuhnya dikasur springbed yang ad, ia hempaskan tubuhnya seakan dia kelelahab bekerja, sejenak membaringkan tubuhnya maya pun segera melepas pakaian yang dia kenakan, dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian muter muter di mall, di sela kegiatannya saat mandi, maya memperhatikan bentuk tubuhnya di pantulan cermin, ia berpikir bahwa tubuhnya cukup bagus tak kalah dari yuli, berbekal spek TB 160, BB 60, UB 36C, pinggang yang ramping dan pantat yang sekal pun tak lepas dari pantauan juri, kedua tangannya meraba tubuhnya sambil meyakinkan diri, "badan seperti ini gak bakal kalah dari yuli untuk berebut cowok" pikir maya,
setelah puas memandangi tubuhnya, maya masuk ke dalam bathtubenya, menikmati air hangat melepas lelah
tiba tiba maya teringat bayangan ukuran penis andi, "hmmm kontol andi besar tuh harusnya, gimana ya kalau masuk ke memek ku?" pikir maya sambil tanpa sadar tangannya pun mulai membelai vaginanya, bayangan ukuran penis andi pun berubah menjadi hayalan bahwa maya sedang disetubuhi andi, gesekan yang pelan pun berubah menjadi kocokan, tangan satunya pun mulai meremas remas payudaranya, sambil menggigit bibirnya bayangan penis andi pun semakin membawa maya menghayal lebih jauh,
" uhhh kontol mas andi enak banget mas, lebih keras mas, ahhhh terus mas enak banget kontolmu mas,....." ceracau maya semakin tak karuan,
kocokan satu jari yang awalnya pelan semakin cepat, makin lama dua jari pun dibenamkannya dalam lubang vaginanya,
" shhhh. . . . aahhhh . . . . . ehmmm. . . . .terus mas, yang keras, ahhhhh. . . . . enak banget mas. . . . . ." ceracau maya makin keras seiring desakan orgasme yang dirasakannya segera meledak,
maya pun semakin keras mengocok vaginanya, tak luput klitorisnya pun dimainkan dengan ganas, kedua tangannya bersikeras mengejar orgasme,
"ahhhhhhh aku keluarr masss . . . .!" ucap maya hampir berteriak ketika mendapatkan orgasme nya,

setelah sampai di rumah aku pun segera berganti pakaian dan merebahkan diri diatas kasur, sama sekali tak ada terbesit pikiran tentang perlakuan kedua gadis di bioskop tadi, yang terlintas dipikiranku waktu itu hanya segera tidur besok ke pasar untuk segera bekerja lagi,
belum pulas aku tertidur terdengar nada dering dari hp yang dibelikan maya tadi, akupun segera mengambil hp ku dari saku jaket di gantungan, kudapati pemanggil ternyata tersimpan dalam kontak di hp ku, dengan nama Yuli sayang,
"kok namanya begini? ada ada aja itu anak" pikir andi,
A : hallo, mbak yuli, ada yang bisa dibantu
Y : mas andi kok manggil mbak sih,
A : lah trus manggil gimana, oh iya kata maya kan aku gak boleh terima telpon dari yuli, kalau udah ga ada yang penting udah dulu ya mbak
Y : nurut banget sih mas sama maya, dikasi apa sih ama maya
A : lah ini kan hp nya maya mbak, saya cuma dipinjemi sapa tau ada perlu biar bisa telpon
Y : kok mbak terus sih, panggil nama aja, atau panggil sayang juga boleh,
A : iya yuli, ada apa nih tengah malem gini, perlu dijemput kah
Y : anu mas, aku perlu mas, tapi bukan perlu dijemput atau dianter,
A : lalu ada perlu apa yul
Y : aku perlu mas andi
A : iya perlu apa,
aku makin bersemangat menggoda yuli, padahal di bioskop tadi dia sudah tanpa malu bilang ingin malem ini bisa berhubungan badan
Y : yang tadi sore itu loh mas
A : yang tadi sore apaan yul
Y : ih mas andi ih,
A : udah ah bercandanya, aku tidur dulu ya besok pagi mau kerja,
Y : mas andi ih
kubiarkan tak kubalas ucapan yuli dengan sikap seperti ini pasti dia akan liar lagi,
"sebelum sebinal di bioskop tak akan kuladeni hahaha . . . ." pikirku dengan rasa kemenangan, walaupun penis di dalam celana ini sebenarnya sudah berontak mengingat situasi kentang tadi sore,
Y : mas andi ih yuli kan malu
A : malu ngapain yul
Y : masa harus bilang lagi, kalau yuli pengen dientot pakai kontol kamu mas,
A : oooo kirain apa, yaudah bayangin aja kapan kapan aja kalau ada waktu ya,
segera kumatikan telp dari yuli, kubiarkan saja biar dia penasaran,

esok harinya semua berjalan seperti biasa, absen ke warung kak risa untuk segelas kopi, namun dengan adanya hp pemberian maya aku jadi bisa meminta nomer telp kak risa, siapa tahu ada yang butuh dianter biar bisa dihubungi oleh kak risa,
"wih hape baru nih an, gitu dong biar bisa aku hubungi kalau butuh kamu jadi gak perlu janjian seminggu sebelumnya kaya si maya" ucap kak risa
"iya ini dibelikan maya kemaren katanya biar bisa dihubungi" jawabku
"baik bener tuh cewek, mau beliin kamu hp, kemaren kemana aja? sampe sore gak kelihatan?" tanya kak risa
"disuruh nganter maya jalan ke mall" jawabku
"kencan nih, menang banyak dong, haha" ucap kak risa
kopi ku pun siap, waktu luang kini ada temannya, hp untuk baca baca maupun nonton video, berbekal wifi warung kak risa, sambil menunggu ada orang yang butuh jasa kuli angkut,

setelah kondisi pasar mulai sepi, kuhitung hasil dari kerja kuli angkut hari ini lumayan bisa untuk bayar makan dan minum di warung, itupun masih ada kembalian untuk uang saku adekku besok dan sebagian masih bisa di tabung, tiba tiba hp ku pun berbunyi, ada pesan masuk dari maya,
M : mas andi senggang kah?
A : senggang may, ada orderan kah
M : bisa jemput maya ga mas,
A : siap aku jemputnya dimana?
M : jemput di deket kampus mas, ini aku lg nongkrong di kafe, sebelah selatannya kampus nanti aku nungguin depan kafe ya
A : Siap non, berangkat
saat menunggu aku sampai ke tempat maya, maya ketemu yuli dan dinda yang mau nongkrong di kafe tempat maya tadi,
"nungguin siapa may?" tanya yuli,
"nungguin ojek yul, darimana kalian? tanya balik maya
"dari kosannya dinda may, ojek yang mana may? mas andi ya?, ojek apa pacar kamu sih itu? kalo ojek buat aku dong, lumayan ganteng tinggi, itu nya anu .." ucap yuli terbata
"itunya apaan?" selidik maya,
"enggak maksudnya, kan bisa antar jemput aku kalau lagi kuliah" jawab yuli
"udah udah sana jangan ganjen ama ojek langgananku, cari sendiri sana" jawab maya
akupun telah sampai ke kafe yang di maksud oleh maya,
"dah sampai non maya" ucap ku ketika sampai di depan maya,
"udah mas, berangkat yuk" ucap maya sambil menaiki jok belakang motorku,
belum tahu mau kemana tiba tiba ada motor yang memotong jalur motor ku
"siapa ini may" tanya pemuda yang memotong jalurku
"pacarku, kenalin namanya andi!" jawab maya tegas
seketika muka yuli dan dinda seperti memucat mendengar jawaban maya,
"maksud kamu apa may, kita kan masih ada hubungan? jadi ini alasan kamu menjauh?" tanya pemuda itu yang akhirnya kuketahui bernama kevin,
"kita ga pernah ada hubungan, kamu jauh jauh sana jangan deketin aku lagi, oiya kevin, inget kamu bukan siapa siapaku jadi ga ada hak apapun terhadapku, jadi jauhi kehidupanku, ayo mas andi kita berangkat" ucap maya sembari mengajakku untuk segera berangkat,
aku pun segera melalui kevin, dan berangkat ke arah kosnya maya, dari spion terlihat kevin menendang angin, mungkin dia masih ada rasa marah,
"siapa kamu may, kok kelihatannya marah gitu,?" tanyaku untuk memulai pembicaraan,
"udah mas biarin aja, cowok gak jelas, deketin aku tapi maksa melulu caranya aku ga suka", jawab maya
"ooooo . . . ." jawabku bingung mau ngomong apa lagi, tiba tiba maya meminta ganti arah, dari yang awalnya niatnya pulang ke kosnya sekarang di memintaku untuk mengantarnya ke wilayah wisata, yang cukup jauh dari kota,
"mas ke perbukitan aja yuk, bete nih gara gara kevin tadi" pinta maya
"ongkosnya cocok aja kemanapun aku anterin non" jawabku girang, jarak makin jauh ongkosnya pun makin tinggi pikirku

sesampainya di area wisata itu kami menuju ke warung yang cukup ramai, makanan andalan di situ adalah sate kelinci, karena di kota tidak ada dan akupun belum pernah memakan sate kelinci aku pun memesannya tidak lupa minumnyajeruk hangat, pasti nikmat nih pikirku,
maya pun memesan menu yang sama, setelah makan kami nongkrong di warkop dekat air terjun di sana, aku sibuk memainkan hp ku, main game ular yg tidak membosankan dan cukup menantang, sekilas kulihat maya sepertinya melamun, kubiarkan maya larut dalam lamunannya, sesekali dia menghisap rokok, selama observasi di pasar dan jalan ke mall kemaren aku tidak pernah melihat maya merokok, hari pun makin sore,
"may, maya" panggilku memecah lamunannya,
"iya mas ada apa?" jawab maya
"gak mau balik ke kota kah? udah malem lo?" tanyaku,
"masih males balik, mas kalau mau pulang pulang aja dulu, tapi nanti kalau aku telp mas jemput kesini ya?" jawabnya enggan pergi dari sini
"yaudah aku temenin disini, malem malem gini sendirian nanti kamu diculik orang bagaimana"sahutku
"ih mas andi sosweet juga, culik aku dong mas" jawab maya meledekku,
kami pun kembali memesan camilan dan minuman di warung itu seperti enggan brranjak dari warung tersebut, malam makin larut, kami pun mulai mengantuk, kuajak pulang maya pun masih tidak mau, mau menginap di sini katanya aku pun makin bingung harus bagaimana menyikapi situasi ini,
"aku anter ke penginapan, kalau gitu nanti kalau udah dapet kamar aku tinggal ya, besok telpon aja kalau sudah mau balik ke kota" ucapku pada maya,
begitu sampai didepan kamar penginapan aku meninggalkannya untuk istirahat, baru selangkah maya memanggilku, "mas andi, jangan balik dulu, temenin maya"
"hush mana boleh, cowok ama cewek berdua aja dikamar nanti ada setan loh" tolakku halus,
walupun ini udah jelas jelas ngajak tidur aku tidak mau berpikiran ke sana, walaupun mendengar cara maya mengucapkan kata 'kontol' kemaren sedikit membuatku yakin bahwa ini anak aganya liar, tapi aku sadar statusku yang cuma ojek
"udah mas temenin maya aja disini jangan balik nanti kalau maya dikerjain orang sini gimana?" bujuk maya
"ya pulang aja yuk udah malem" jawabku enteng,
tiba tiba maya menarikku masuk, setelah mengunci pintu kamar itu, maya mendorongku sekali lagi, membuatku terduduk di kasur, maya mendekatiku sambil mulai membuka kancing bajunya satu persatu,
"ceritanya ini kok aku yang akan diperkosa sih" pikirku waktu itu, . . . .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd