Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Fantasi Pamer Istri

13 : Tersentuh

Aku kembali ke kamar. Yanto sudah berbaring sambil memiringkan ponselnya.

"Mabar ayo," ucapnya saat melihatku datang.

"Mabar yang lain mau enggak" tanyaku.

"Mabar apa?" tanya Yanto balik.

"To, jujur lu suka kan sama toket istri gua?"

"Semua cowok suka toket, Za, tapi punya Mbak Ifa yang ping good."

"Mau pegang enggak?"

Ia bangkit dari tidurnya. "Hah? Piye?"

"Iya, tadi kan kata lu kalo ditawarin mau. Nah sekarang gua tawarin, mau pegang enggak?"

"Ma-mau sih kalo dikasih," jawabnya kikuk.

"Tapi lu jangan rusuh ya. Pokoknya jangan ngomong, jangan nyium, jangan lebih dari grepe. Gimana? Pegang doang."

"Sambil coli boleh?"

"Gassss," jawabku.

Aku pun memberitahu perihal rencana ku pada Yanto, tetapi tak bilang bahwa ini adalah rencana aku dan istriku. Yang Yanto tau hanyalah istriku tidur dan ku berikan obat bius di minumannya tadi, jadi dia tidak akan sadar meskipun digerayangi.

Waktu bergulir, malam semakin larut. Aku dan Yanto berjalan menuju kamar istriku. Ku ketuk pintu, setelah tak ada jawaban kami masuk perlahan dan mendapati istriku yang sedang tertidur dengan selimut. Rasanya cukup berdebar.

Ia menatapku. "Yakin nih?" bisik Yanto.

"Lu tunggu sini," ucapku.

Ku tutup pintu kamar sehingga tak ada lagi cahaya yang masuk. Aku mendekat dan membuka selimutnya. Sial, aku tak menduga istriku akan mengenakan kimono yang tadi. Kini ia tampak seperti sushi yang siap dinikmati.

"Aku mulai ...," bisikku.

Ku lihat istriku meneguk ludah, seakan bersiap dengan segala kemungkinan.

Aku menatap Yanto, lalu berpindah tatap lagi pada istriku. Ku lepas tali kimono itu sambil memanggil Yanto dengan gestur tangan sebagai info bahwa istriku sudah tertidur dalam pengaruh obat bius.

Dalam gelap Yanto mendekat pada istriku. Ku suruh ia berdiri di posisi ku.

Ku singkap kimono yang istriku kenakan. Rupanya ia tak mengenakan BH. Kini payudara dengan areola dan putingnya tak lagi tertutup apa pun. Yanto menatapku seolah menunggu persetujuan, dan ku balas anggukan kepala sambil perlahan mundur.

Ku perintahkan Yanto untuk memegang bongkahan dada istriku, sementara aku berbisik di dekat Yanto agar istriku yang pura-pura tidur berpikir bahwa yang akan menggerayanginya adalah aku.

Untungnya istriku menutup mata dan berpura-pura tidur dengan totalitas, jadi ia mudah dikecoh.

Dalam tayangan lambat, tangan Yanto terjulur ke arah dada istriku. Jantungku semakin berdebar kencang.

Sentuhan pertama Yanto berhasil mendarat dengan mulus menyentuh kulit kenyal istriku. Tangan pria itu kini mengelus lembut pinggiran bongkahan tersebut dengan lembut.

Istriku masih tidur dengan pose satu tangan ke atas.

Akhirnya payudara indah itu terjamah oleh tangan laki-laki lain. Sungguh pemandangan yang sangat gila. Meskipun gelap, aku bisa melihat saat ini Yanto tengah bermain-main dengan payudara istriku, meremas-remasnya gemas. Sesekali ia menatap ke arahku sambil memberikan jempol.

Puting istriku terlihat tegang. Sepertinya ia sedang berusaha menahan sensasi nikmat di dadanya, ia pikir akulah pria yang memainkan analognya.

Yanto mengeluarkan kontolnya dan mulai mengocok. Sementara tangan yang satunya sibuk memilin puting susu istriku, seperti seorang DJ yang mengatur volume suara.

"Ssshhhh ... ahhhh ...."

Begitu mendengar desis istriku, ia terlihat panik. Kegiatannya sempat terhenti karena takut istriku bangun.

Namun, saat istriku terlihat masih pulas, ia kembali beraksi. Kini Yanto menjilat kedua jempolnya sendiri, lalu kembali memainkan payudara istriku dengan jempolnya. Ia remas bulatan dada Ifa sambil sesekali jempolnya yang basah akibat liur itu menggesek putingnya.

"Shhh ... mphhh ...."

Ku taksir jika saat ini istriku benar-benar sedang berjuang, bertahan sekuat tenaga untuk menjaga akting tidurnya.

Yanto sejenak menoleh ke arahku, kemudian ia menurunkan wajahnya, hendak menghisap payudara istriku.

Aku memberikan kode untuk jangan melakukan itu, tapi Yanto seakan kehilangan kendali. Separuh payudara kiri istriku kini sudah masuk ke dalam mulutnya.

Slurpp ... slurppp ... slurp.

Terdengar suara hisapannya.

"Shhhh ... ahhh~" Istriku mulai mendesah-desah manja.

Yanto terus menghisap dan menjilat-jilat puting istriku dengan tempo santai.

Sial! Aku takut istriku sadar bahwa bukan aku yang sedang menyusu di teteknya. Jika ia tak tahan dan menjambak rambut kribo itu, kelar sudah.

"Akhhh ...." Ifa tiba-tiba memekik. Sepertinya Yanto menggigit putingnya.

Yanto bergantian menghajar kedua bongkahan istriku sambil mengocok kontolnya.

Hingga pada satu titik, ia berdiri tegap di samping kasur sambil meremas tetek istriku lagi, lalu mengarahkan kontolnya ke tetek istriku yang ia remas.

"Ahhh ahh ahhh." Tubuhnya mengejang tiga kali sesuai desahannya.

Cairan kental berwarna putih itu tersembur kencang ke payudara istriku. Napasnya terengah-engah sambil menatap ke arahku. Ia acungkan jempolnya lagi, dan aku pun membalasnya dengan jempolku.

Ku pikir sudah selesai, tetapi tiba-tiba Yanto malah semakin berani. Tangannya masuk ke dalam celana dalam istriku.

Ku lihat istriku masih berpura-pura tidur. Aku juga tak tau apakah dia pura-pura atau justru memang tertidur pulas. Aktingnya sangat bagus.

Yanto tiba-tiba memasukan dua jarinya, lalu mengaduk-aduk memek Ifa.

"Ahhhh ...," desah istriku.

Melihat itu timbul imajinasi ku yang lebih liar. Bagaimana jika malam ini Yanto mampu menaklukan istriku?

(Fantasy mode on)

Istriku membuka kakinya lebar-lebar. Ia menikmati permainan jari Yanto.

Satu tangan Yanto kembali meraih tetek Ifa dan memilin putingnya.

"Mph ... Beibiiiiii ampuuuunnnnhhh uhhhhhhh," lirih Ifa. Ia tak tahan lagi menahan aktingnya.

Yanto mempercepat sodokan tangannya pada memek istriku.

"Ahhh ahhh no babyyy, noooo." Ifa menahan tangan Yanto, tetapi tiba-tiba Yanto dengan cepat menarik tangannya keluar. "Ouuuhhhhhhhhhh." Tubuh istriku bergetar, ia mengalami squird hebat hingga membuat kasur kami dilanda banjir.

Yanto tak memberikan kesempatan istriku untuk beristirahat. Ia naik kasur dan menimpa tubuh istriku. Dilumatnya bibir ranum Ifa dengan beringas.

Ifa melingkarkan tangannya di leher Yanto, memeluk pria itu dan terlihat membalas ciumannya. Matanya masih terpejam.

Namun, begitu meraih kepala pria itu, tiba-tiba saja ia membuka mata lebar-lebar karena sadar bahwa ternyata bukan aku yang sedari tadi menggaulinya.

"Heh! Kamu ngapain?!" seru istriku.

Yanto tak membalas pertanyaan istriku, ia melebarkan paha istriku dengan tangannya, lalu tanpa basa-basi mengarahkan pusakanya ke lubang istriku.

"Babyy, tolong," ucap istriku sambil menatapku yang berdiri di samping kasur. "Kamu udah janji, kan?" Ia berusaha keras untuk menahan Yanto agar tidak menancapnya.

Aku meraih kedua tangannya dan memegangi istriku hingga membuatnya melotot.

"Baby, please jangan!"

Yanto kini menempelkan ujung kontolnya ke bibir memek istriku

Istriku menatap pria itu sambil berusaha meronta.

"Itu gede banget tolong, jangaaaaan dimasukin!"

Bleeesssss

"Aaaaaaaaaaaa," pekik istriku saat kontol monster itu melakukan penetrasi. "Sakiiiittt."

Yanto membenamkan kontolnya tanpa gerakan, ia memberi waktu memek istriku untuk beradaptasi.

"Sabar, Mbak. Nanti juga enak," ucapnya.

Mata mereka saling bertatapan. Sorot mata istriku melemah seakan tunduk meminta ampun.

"Yuk, Mbak." Yanto menghentakkan kontolnya dalam-dalam.

"Ouuuhhhhhh."

"Tahan lagi, Mbak Ifa." Ia hentakkan lagi kontolnya dalam-dalam.

"Ouuuhhh ampuuun."

"Sekarang main cepet ya, Mbak."

"Nooo jangaaan."

Istriku terbelalak ketika Yanto kembali menghentakkan pusakanya dalam-dalam, tetapi kali ini bertubi-tubi.

"Ahhhh mphhhh ahhhhh ahhh."

Ku lepas tangan istriku. Ia tak melawan, dan hanya mencengkeram sprei kasur.

"Ahhh ahh ahhh ... gimana, Mbak?" tanya Yanto sang penunggang Ifa.

Tubuh istriku terguncang-guncang tanpa kata. Matanya kini memejam sambil sesekali menggigit bibir bawahnya.

Aku menunduk dan mengigit puting kiri istriku, ikut bermain bersama mereka.

"Ahhhhh beibiiiii." Istriku kini menatapku dengan wajah pasrah. "Kamu jahaaaat."

"Enak, beb?" tanyaku.

Ia mengangguk sebagai jawaban.

"Mbak Ifa enak banget, Mbak. Memeknya jepit bangeeeeet, aku mau keluaaaar," ucap Yanto yang masih menunggangi istriku dengan cepat. Ia kini memeluk tubuh istriku

Ifa memasukkan tangannya melewati ketiak Yanto, dan mencengkeram bahunya.

"Ahhh ahhh oh my gooooddd, enak bangeeet babyyy, aku melayaaang." Istriku pun tak kuat menahan rangsangan dan hendak mendapatkan orgasmenya. Ia melebarkan pahanya lagi.

"Ahh ahhh enak enggak, Mbak?" tanya Yanto.

"Enak," lirih istriku

"Enak enggak?!" Bentak Yanto sambil menghentikan tusukannya

"Enaaak!" Tegas istriku. "Terushiiiin mphhh."

"Apa?!"

"Terusiiinn, pake aku sepuasnya kalo lagi di jakarta, aku istri kamu jugaaaaaa! Entot aku, Mas Yanto sayaaaag."

"Bener ya?!"

"Iya, pake ajaa."

Yanto kembali menusuk istriku. Gerakannya cepat dan kuat.

"Ahhh ahhh ahhh aku keluaaaar." Istriku memeluk Yanto erat. "Aku keluar lagiiii ouuuhhhhh."

"Sekarang aku!" Yanto mempercepat tempo. "Ahhh ahh ahhh keluarin di mana?"

Kedua kaki istriku naik ke pinggangnya, mengunci tubuh Yanto sambil menatap nakal pria itu.

"Hamilin aku."

Dua kata yang mampu membuat waktu seakan berhenti.

"Aku sayang kamu Ifaaaaaaa." Yanto menancapkan kontolnya hingga menembus pintu rahim istriku.

"Aku juga sayang kamu."

Creeeeeetttttt

Yanto sejenak mendiamkan kontolnya di dalam memek istriku. Hingga pada satu titik, ia mencabutnya.

Cairan surga mengalir tumpah dari lubang memek Ifa.

"Babyyyy, aku hamil sama temen kamu, maafiiiin."

(Fantasy mode off)

Istriku menarik tangan Yanto dan mengeluarkannya dari dalam celana dalamnya.

"Aku mau bobok, baby, pleaseeee," gumamnya lirih dengan mata masih terpejam. Ia menepis tangan Yanto yang berusaha menjamahnya kembali, lalu menyampingkan tubuhnya menghadap dinding. "Sana temenin Mas Yanto, kalo mau main nanti aja kalo dia udah pulang. Aku berisik kalo main, nanti kalo dia denger gimana? Malu."

Yanto tak berani ambil resiko, ia berjalan keluar kamar dan aku mengikutinya. Kami berdua naik kembali ke kamar atas.

"Istrimu sexy, Za. Aku ngecrot sampe banjir."

"Untung enggak ke bangun. Lu gila banget, To," balasku.

"Kalo bukan istri temen mah udah ku entot si Ifa."

Aku tertawa mendengarnya. Setelah itu kami mabar ML, lalu tidur.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd