begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 583
- Like diterima
- 10.083
E s t e w e
BERHUBUNG saya belum berkeluarga dan rumah saya juga jauh dari tempat saya bekerja, saya memilih tinggal di mess perusahaan. Di mess tersebut hanya menyediakan fasilitas untuk tidur, tidak menyediakan fasilitas untuk makan.
Makan harus kami cari sendiri di luar. Salah satu warung makan favorit kami anak-anak mess adalah warung makan "Mak Miriam" yang letaknya tidak jauh dari pabrik.
Warung makan ini milik Pak Karmin dengan istrinya Mak Miriam. Pak Karmin adalah salah seorang satpam yang bekerja di pabrik tempat saya bekerja.
Dengan suami istri ini membuka warung makan tidak jauh dari pabrik, selain memudahkan makan anak-anak mess juga melayani makan siang para karyawan pabrik.
Warung makan Mak Miriam ini sudah lama berdiri sejak sebelum saya bekerja di perusahaan ini.
Pada siang hari warung makan Mak Miriam sangat ramai dengan para karyawan yang makan siang, tetapi bagi kami berlima yang tinggal di mess tidak terpengaruh dengan keramaian di warung makan Mak Miriam karena kami tidak perlu dilayani.
Kami bisa mengambil makanan sendiri. Kadang-kadang kami bikin kopi sendiri atau bikin mie instan sendiri, yang penting bayar, apalagi saya.
Saya suka nonton bola. Berhubung di mess tidak disediakan televisi, saya sering memanfaatkan televisi di warung makan Mak Miriam. Kadang-kadang saya nonton sampai ketiduran di tikar. Pagi-pagi baru saya balik ke mess.
Pak Karmin tidak pernah mempersoalkan saya tidur di rumahnya meskipun Pak Karmin sendiri pada malam hari tidak ada di rumah karena Pak Karmin harus bertugas jaga malam di pabrik setiap malam, sedangkan di rumahnya saya hanya berdua saja dengan bininya.
Mungkin Pak Karmin pikir, saya masih muda dan juga saya adalah salah satu staff di kantor pabrik, masa sih mau dengan bininya yang sudah lecek?
Saya juga berpikir demikian. Saya tidak punya pikiran mau mengganggu Mak Miriam yang sudah berusia di atas 40 tahun ini. Saya kalau mau cewek yang masih perawan banyak kok di tempat kerja saya, tidak perlu saya mengganggu wanita yang sudah ESTEWE.
Tetapi malam itu, tengah saya tidur Mak Miriam membangunkan saya. "Mas Ifan... Mas Ifan..."
"Iya, Mak." aku bangun dengan terkejut karena melihat Mak Miriam mengenakan sarung tanpa pakai baju.
"Tolong kerikin Mak..." minta Mak Miriam di tangannya Mak Miriam memegang balsem dan uang koin.
Saya yang tidak bisa mengerik entah kenapa tidak bisa menolak permintaan Mak Miriam. Mungkin saya ini orangnya gampang ringan tangan untuk menolong orang yang dalam keadaan kesulitan, apalagi Mak Miriam yang baik dengan saya.
Maka itu saat saya mengerik punggung Mak Miriam yang telanjang itu saya merasa baik-baik saja. Ternyata Mak Miriam memang masuk angin berat karena punggungnya yang saya kerik sebentar saja sudah merah.
"Mas Ifan, Mas Ifan kok masih pengen sendirian sih belum mau pacaran?" tanya Mak Miriam sembari aku mengerik punggungnya. "Kan di kantor banyak cewek yang cantik-cantik?"
"Belumlah Mak, belum ada tabungan..." jawab saya. "Mau makan sendiri aja masih susah, masih ngutang sama Mak, gimana mau pacaran? Apa ada cewek yang mau dengan cowok kere?"
"Tapi jangan lama-lama lho Mas Ifan, hidup sendiri itu gak enak!" ujar Mak Miriam. "Kayak Mak ini..." lanjutnya. "...siang sibuk, malam ditinggal, Mak kayak gak punya suami aja... meskipun Mak sudah tua, tapi sekali-kali kan Mak masih pengen, Mas Ifan...."
"Pengen apa Mak?" tanya saya.
"Pengen... pengen dikeloni sama suamilah, Mas Ifan..."
"O... pengen 'nganu' ya Mak?" tanya saya enteng seperti bercanda.
"Iyaaa... Mas Ifan, he..he... apa Mas Ifan sudah pernah?"
"Belumlah Mak, dengan siapa?" jawab saya.
"Dengan Mak... Mas Ifan mau...?" Mak Miriam langsung menodong saya.
"Ha.. haa... Mak ini, ngajak saya yang belum berpengalaman," jawab saya tertawa. "...sedangkan pengalaman Mak sudah banyak, nanti jadi gak seimbang lho, Mak..."
"He... he... nggaklah, Mas Ifan... mau nggak...? Mau, ya..." kata Mak Miriam sedikit memaksa dan tak sabar, sehingga belum selesai aku mengeriknya, ia bangun melepaskan kainnya, hingga di tubuhnya hanya tinggal celana dalam yang sudah usang dan tak segan-segan ia menghadapkan dadanya yang telanjang pada saya.
Oh... astaga...