"Novii....iiii... iiiingiiinnnn aaa...aaayahhhh....se....se.. seeegeeeraaaa ma... masukin..!!!", kataku terbata-bata dengan terpaksa.
Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?
"Apanya yang dimasukin.......!!", tanyanya lagi seperti mengejek.
"Aaaaaaggggkkkkkhhhhh.....ya...yaaaahhhh. Ja.....ja....Jaaangan siksa Noviiii..!!!"
"Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayang......!!"
"Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh... Noviii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi...... uugghhhh..!!!"
Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera