Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

dapat notifikasi kalau suhu @Elkintong update cerita sebanyak 2k kata, pas dibuka ternyata update cerita sebelah 😅

ternyata menunggu Dilema Sebuah Hati emang membuat yang baca dilema dan gagal fokus
 
Makin langka dan makin tua mobil makin mahal harga.BMW gampang belinya.asal ada duit bisa beli.
 
ibarat makanan yg lezat, cerita suhu El sungguh sedap dibaca, enak gurih renyah, lumer dimulut dan pastinya bikin nagih 😋😋

terima kasih suhu @Elkintong untuk persembahan cerita yg amazing ini
 
Ini jadinya kalo urusan pribadi terlalu diurus atau di arahin sama orang "luar" wkwkwk yg mau jalanin kan diri sendiri, kalo gua yg ngalamin sih bodo amat mau di kata apa juga, soalnya udah urusan hati kita sendiri bukan orang lain.
 
PART XXXVIII



MAMPUKAH AKU TANPANYA??

Cinta pegang tanganku ini
Ku tak mampu bertahan lagi
Dalamnya luka hatiku

Cinta genggam tanganku ini
Dan yakinkan bahwa diriku
Mampu berjalan meski pun tanpanya

Suara indah almarhum Mike Mohede bagaikan jadi lantunan pilu di hatinya hari ini. Lagu dari suara yang indah malah kali ini jadi nada yang mengiris semua sisi hatinya yang selama ini selalu berbunga setiap dia ingat akan sebuah nama indah yang selalu jadi sebab untuk dirinya tersenyum setiap hari.

Nama yang kini jadi membuat hatinya tawar, lalu perih, dan kemudian jadi luka yang menggores hatinya.

Airmata rasanya teman yang paling akrab bagi dirinya belakangan ini. Semua hal yang dia inginkan dan impikan selama ini kini bagaikan sedang berada di tepian batas akhir, saat dia semakin hari semakin disadarkan bahwa kenyataan dan impian kini berlarian di ke tepian langit yang berbeda

Ingin rasanya dia bertahan dan memperjuangkan semua hal yang sudah capai selama ini, namun semua bagaikan berpencar entah ke-mana ujungnya. Kenyataan yang kini dia hadapi memang pahit baginya dirasakan.

Sabarlah Lingga, itu semua hanya rumor mungkin

Sabarlah Rani, mama rasa itu cuma karena kebetulan saja

Sabarlah Rani, kamu jauh lebih mampu dan layak

Semua kata-kata hiburan yang selalu mencoba menyabarkan dirinya dari semua terpaan dan rasa sakit. Baik dari sahabatnya, dari calon mertuanya, bahkan dari Fitri, sosok yang selama ini selalu mendukung hubungan mereka, bahkan meminta Rani untuk berjuang.

Pantas selama ini Aslan selalu menghindar

Pantas selama ini dia selalu memakai tameng untuk menggunakan anak-anak

Apa aku kurang pantas bagimu? Kurang cantik apa aku? Kurang pintar apa aku?

Atau apa aku yang bodoh mengejar duda tampan yang terlihat dingin namun bisa membuatnya terluka sedalam ini?

Sedu sedan suara tangisnya yang kini dia sembunyikan dari balik kamar mewahnya di kediaman orangtuanya pun dia tetap jaga agar hanya dirinya dan isi kamar ini yang tahu. Dia tidak mampu memberitahu ke keluarga besarnya tentang apa yang dia rasakan selama ini.

Apa kata orangtuanya nanti…..

Kasih tahu ak, Aslan…. apa yang harus aku buat….. bisik hatinya

Semua orang menyukaimu… papa, mama, Ka Fitri dan Ka Yahya yang memujimu luar biasa hebatnya, karena mereka berdua tahu persis bagaima dirimu terbentuk selama ini.

Bahkan tubuh dan hatiku pun selalu tersentuh saat engkau mengjangkaunya dalam keintiman dan rasa yang dalam, yang selalu buat aku merasa menjadi ratu, menjadi seorang Rani di-hati sang raja hutan, sehingga tidak ada lagi yang dia pikirkan selain memikirkan seoarang Aslan, yang kini semua rasa itu malah balik bertanya ke dirinya, apa ini sudah dalam jalur dan rasa yang tepat untuk diaduk lagi? Atau adonan rasa ini sudah basi untuk dilanjutkan kembali?

Memilih Aslan adalah pilihan hatinya selama ini. Karena dia melihat ada banyak hal di-diri Aslan yang dia tidak pernah temui di banyak pria yang selama ini mendekatinya, atau pernah dekat dengan dirinya.

Ketenangannya, kemampuannya merubah dirinya menjadi sehebat itu, ketampanannya yang membius banyak wanita, namun dia tidak pernah tergoda, membuat seorang Lingga Maharani bertekuk lutut, namun kenapa yang dikejar seorang janda? Apa kurang pantas aku Aslan? Apa kurangnya aku?

Rani bertekad meminta kejelasan dari Aslan untuk semua ini. Meski semua sudah terlihat terang benderang, namun masih saja rasa sayangnya ke Aslan selalu membuat dia menepis semua rasa ragu dan kesalnya. Semakin dia benci dan ingin melupakan, namun tetap saja rasa sayang dan cintanya selalu berkobar juga di-sebelah sisi hatinya.

Airmatanya kini deras turun sederas hujan di Maros pagi ini.

Cinta sungguh dia tidak bisa mempercayai jika akan kejam seperti ini.

Ajakan mantannya seorang pereli sekelas Hari Saputra untuk kembali bersama saja dia lewatkan demi seorang Aslan, namun malah cintanya yang besar justru kini membentur tembok yang dia rasa sangat tebal dan ganjil baginya, karena tembok itu terlihat fana, namun sulit dan tebal rasanya untuk ditembus olehnya…….

Come on Rani, kamu pasti bisa

Ayo Rani, kamu itu yang terbaik, dan potensi kamu jauh di-atas yang lain

Semua kata-kata memotivasi dirinya sendiri bagaikan hilang makna dan matranya hari ini. Kata-kata yang selalu membuat dia tergugah untuk bangkit dan kejar apa yang menjadi harapannya, kini bagaikan jadi sepotong kalimat tanpa jejak dan arti.


*************************

Nama kamu adalah Aslan, yang artinya bijak, dan penjaga keluarga kita kelak, kamu akan menjaga Mama, jaga adik kamu Linda, kamu jadi kebanggaan dan sinar kekuatan keluarga kita…. potongan kata-kata dari almarhum Yusuf Syahril ayahnya terngiang di telinganya

Memang benar, setelah ayahnya berpulang, Aslan mampu melakukan itu semuanya, menjadi kebanggaan keluarganya, dan jadi pelindung untuk Linda dan Mamanya Ulfa, bahkan jadi sosok yang dibanggakan.

Namun apakah dia sudah bijak selama ini??

Kegagalannya dalam mengatur hubungannya dengan Rani dan Adiba membuat dia berada dalam dilema yang besar. Gamang dan galau baginya untuk menentukan langkah yang lebih jelas kedepannya.

You can solve it with one click…..

Sebetulnya jika semua ini diantisipasi dari awal mungkin hal seperti ini tidak terjadi.

Dia merasa sudah hilang kebanggaannya akan mencintai satu wanita seperti dia mencintai Nafia dulu.

Apa karena cintaku terlalu besar ke Nafia, sehingga wanita yang hadir belakangan terlihat fragile dan tidak seagung Nafia dimatanya?

Melukai hati wanita bukanlah hal yang dinikmati oleh seoarang Adlan. Namun caranya dia yang sulit untuk menentukkan sikap justru tanpa dia sadari itu melukai hati banyak orang, termasuk sosok-sosok yang selama ini sangat mencintainya.

Tidak ada yang menyangka bahkan dirinya sendiri pun tidak akan pernah membayangkan hubungannya dengan Adiba akan berputar 180 derajat seperti ini. Disaat dia mulai belajar menerima Rani, justru rasa itu muncul begitu saja dari Adiba, yang kemudian kini membelenggunya kedalam lingkaran yang dia sulit lepaskan

Dia sungguh berada dalam sebuah dilema yang besar

Termasuk pagi ini…..

Sebuah tanya dan tatapan penuh rasa ingin tahu kini seperti menghakiminya.

Meja yang harusnya dipakai untuk kegiatan berbisnis dan membahas pekerjaan, kini menjadi pembatas antara dirinya yang galau dan bingung, dengan sebuah wajah dingin yang ingin tahu, yang sudah kehilangan kehangatannya akibat rasa sakit dalam hatinya.

“ itu sebabnya kamu ngga ijinkan aku menemui anak-anak?”

“itu yang buat kamu tidak menyapa aku selama 3 hari ini??”

“bagaimana kalo aku datang ke rumah kamu??”

Semua rentetan pertanyaan dari mulut wanita itu seperti mengejar jawaban dari Aslan pagi ini, yang hanya terdiam dan membisu duduk di kursinya

“kasih tahu aku, jika hubungan kalian masih seperti dulu…..”

“beritahu aku bahwa aku masih bisa hibur diriku karena aku tahu bahwa diantara kalian itu masih hubungan adik dan kaka ipar?”

Jendela yang berkabut karena diterpa hujan seakan menjadi pemandangan terindah bagi Aslan saat ini.

“ apa karena ada dia, makanya kamu ngga mau aku ketemu anak-anak ??”

“kenapa kamu ngga bilang jika ada ibunya juga datang? “

Masih terdiam Aslan

“apa aku ngga pantas untuk tahu semua ini?”

Jawaban yang dia inginkan masih belum ada. Wajah itu masih diam dan terpekur

“apa aku hanya teman tidur buat kamu kalau kamu pengen? Sampai untuk tahu ke-mana dirimu, bersama siapa dirimu sepanjang akhir pekan pun aku ngga boleh??”

Membisu dan membisu

“jawab Aslan….. jawab….”

Suara yang disertai tangis itu agak kencang dan terdengar pilu di telinga Aslan, tanpa dia mampu menahan atau pun mencoba meredakan. Dia benar-benar berada dalam situasi yang sangat berat dan sulit meski hanya untuk menyampaikan sepotong kata untu Rani.

Ingin rasanya dia berkata jujur dan meluruskan semuanya, namun dia sungguh gamang melihat kondisi Rani yang sedang terluka seperti ini, dia tidak ingin menambah rasa luka lagi di hatinya.

Dia hanya bisa menatap kepala Rani yang kini tersandar di mejanya, dia membenamkan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan tangannya, dan menangis hingga sedu sedan suara tangisnya terdengar.

Aslan bingung dan buntu isi kepalanya untuk berpikir. Kerjaannya dia menumpuk dan pagi ini dia ditunggu meeting oleh timnya yang akhirnya harus di reschedule kembali hanya karena dia harus memapah sebuah hati yang datang pagi ini untuk meminta sebuah jawaban dari dirinya, jawaban yang harusnya dari awal sudah bisa tersampaikan oleh bibir dana sikap Aslan.

“ini yang selalu buat kamu tolak aku setiap aku ajak kamu liburan keluar kota??”

Tajam kini tatapan itu, meski ada riak airmata di pelupuknya

“ karena kamu menjaga perasaan ibunya khan? Bukan perasaan anak-anak yang selama ini kamu bilang kan?”

Lalu

“aku minta maaf……” akhirnya sepotong kalimat keluar

“maaf untuk apa?”

Diam kembali, hanya tatapan kosong yang tidak mampu dia balas tatapan sang gadis yang meminta ketegasan darinya

“ aku ngga nyangka kamu se tega ini ke aku Bang……”

Getaran suara penuh emosi itu membulat Aslan makin sulit untuk menjawab

“ kasih tahu aku sekarang, apa yang harus aku lakukan??” suara itu melemah

“apa Bang?”

Diam dan diam masih saja jadi jawaban

Rani hanya bisa menangis dan merasakan bagaimana sakit dan kesalnya hatinya sendiri menghadapi sikap Aslan yang seperti orang yang bingung harus melangkah ke-mana.

“aku tau ini bukan kamu Bang…..”

Tatapan Aslan terpaku ke mejanya kini, tangannya saliang melipat dan bertumpu di meja, dia seperti singa yang bingung di tengah kerajaannya sendiri, bingung harus melangkah ke-mana, harus apa yang dia perintahkan, dan bingung untuk mengatakan apa yang harusnya bisa di putuskan untuk kebaikan semua orang.

“ aku tahu kamu tidak pernah tegaan sama orang lain…..”

“tapi bukan berarti kamu tega untuk sakitin aku yang sangat mencintai kamu dong, Bang…”

Kata-kata Rani memang benar dan tepat, Aslan bagaikan kebingungan untuk membantahnya

Rani hanya bisa terdiam kini.

“semua orang yang kenal kamu, mereka memberikan aku dukungan yang besar untuk apa yang aku perjuangkan…..”

“jika aku bisa bertahan, bisa terus berharap sama kamu….. bukan karena itu Bang….”

Wajah yang kini agak tegar itu kini mendongak dan menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam dan serius

“tapi karena aku yakin akan cintaku sama kamu……”

Dada Aslan bagaikan tertohok dengan ucapan Rani

“karena aku mencari imam yang tepat dalam hidup aku, yang bisa bimbing aku jadi wanita yang lebih baik, bisa ajarin aku jadi ibu yang baik untuk anak-anak aku kelak…..”

“dan aku harap…. imam itu kamu, Bang…..”

Aslan terdiam dan hanya mentaap sesaat wajah cantik yang menatapnya tajam

“ ini karena aku mencintai kamu dengan luar biasanya……”

Hati Aslan bagaikan dihantam angin puting beliung seketika. Porak poranda dan bingung harus mengucapkan kata apa yang tepat untuk membalas semua ungkapan hati Rani yang terus keluar dan membanjiri percakapan mereka pagi ini.

“aku tahu kamu mungkin susah untuk berpikir pagi ini……”

Rani menyeka airmatanya, dia sadar tekanan yang terlalu besar untuk Aslan pun tidka akan ada solusi dan ujungnya bagi mereka berdua, setidaknya untuk pagi ini yang begitu emosinal bagi dirinya.

“aku kasih kamu waktu….. untuk memikirkan kembali semua ini…..”

Dia bersiap dan berdiri untuk pergi, dan menatap Aslan

“ dan aku harap kamu segera kasih jawaban yang tepat……”

Wanita itu kemudian berbalik badan

“Ran….”

Dia menghentikan langkahnya sejenak dan menengok ke belakang

“aku ngga usah diantar…. toh aku kesini juga sendiri….”

Aslan merasa sangat bersalah jadinya

“tenanglah, aku akan ke kantor, sore pulang seperti biasa ke rumah…. aku bukan wanita yang galau terus lari entah kemana saat sedang bimbang seperti ini….. “

Dia lalu melanjutkan ke arah pintu keluar ruangan Aslan

“take your time……”

“dan semoga ngga lama kamu memutuskannya…..”

Wanita itu lalu keluar dari ruangannya dan tanpa menoleh kiri kanan lagi, dia segera berjalan keluar dan ke lift, memencet tombol turun, dan segera berlalu di balik pintu lift.

Rani hanya bisa menahan kesedihan dan kekecewaan dalam hatinya. Kejujuran dari Fitri, serta status whatsapp dari Yani, membuatnya benar-benar terluka dengan sikap Aslan. Jika hanya cerita dari Fitri saja mungkin dia masih bisa menetralisi semua perkara bimbang dalam hatinya, namun foto yang dia lihat di status yang kemudian dihapus oleh Yani, sangat jelas ada pelukan dan sandaran dari Adiba ke tubuh Aslan yang dia yakini bukan lah perilaku yang pantas dari kakak ipar ke adiknya.

Dia ingin memberi waktu bagi Aslan untuk berpikir dan mencerna. Dia berharap Aslan akan merindukannya, dan akan berpikir berat untuk meninggalkannya, lalu datang dan memintanya kembali, karena seperti banyak orang menyemangatinya untuk tetap fight dan bertahan dengan cintanya, dia pun bertekad untuk jangan sampai kalah oleh wanita yang seharusnya tidak berhak atas diri Aslan.

Meski ada suara juga yang memintanya melupakan Aslan, termasuk isi suara dari kepalanya kadang keluar dan mengguman agar dia meninggalkan pria itu. Namun semakin suara itu keras bergema, semakin pula hati kecilnya rindu dan sukar untuk mementukan sikap, karena dia sadar cintanya ke Aslan memang dalam, dan sulit untuk dirinya berpaling ke lain hati.​


********************

Sementara itu, sepeninggal Rani…

Yani dengan cepat masuk ke ruangan Aslan.

“bang… saya minta maaf yah….” dia menunduk di depan Aslan

“minta maaf apa, Mbak….”

“iya, saya lancang posting foto sama vidio itu…..” Yani tertunduk takut

Aslan hanya tersenyum getir memaklumi

“ngga apa-apa….. ngga ada yang salah kok….”

Yani diam dan bingung

“kan jadi ribut abang sama Mbak Rani….”

Aslan menggelengkan kepalanya

“ngga apa-apa…. ngga usah dipikirin….” Aslan menghibur Yani

Dia tahu Yani tidak punya maksud apa-apa selain sekedar posting dan kebiasaan orang-orang sekarang selalu demikian. Hanya saja mungkin Yani tidak menyadari bahwa postingannya dia itu sangat rentan bagi banyak orang, dan bacaan orang-orang terhadap foto dan vidio itu memang beragam jadinya

Yani hanya bisa meminta maaf kembali ke Aslan. Memang Aslan tidak memermasalahkannya, namun telepon dari Ibu Komisarisnya kemarin setibanya dia dirumah, untuk segera menghapus statusnya, serta pertanyaan dari Rani lewat whatsapp, membuat dia segera sadar bahwa potensi bahaya yang timbul akibat postingan itu pun efeknya kini terasa pagi ini.

“siapain meeting bilang ke Yudith….” perintah Aslan

“baik Bang…..”

Lalu

“saya permisi dulu….”

“oke….’

Sejenak Aslan ingin melupakan perkara hatinya. Dia ingin melanjutkan pekerjaan rutinnya, tanpa harus terganggu dengan hadirnya Rani yang datang untuk menggugat sebuah rasa dan hati yang harusnya berlabuh di pelabuhan cintanya, bukan malah berlabuh di dekat dermaga lain, dengan alasan apa pun..​
 
padahal Ane pikir Rani ngasih sodoran test pack garis 2 ke Aslan
biar langsung Puyeng Si Aslan...
makin bingung Aslan, antara Tanggung Jawab ke Rani atau Janji Adiba dan Anak2...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd