Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Diikat wanita teman baruku

nero angelo

Guru Semprot
Daftar
8 Apr 2012
Post
626
Like diterima
4.375
Lokasi
Dimensi keterasingan
Bimabet
Suatu hari Sabtu aku pergi bersama teman-teman ke sebuah
disco di daerah kota. Teman-temanku sudah mempunyai
pasangannya masing-masing, hanya aku saja yang sendiri.
Tempat itu terasa penuh, sesak dan bising karena suara musik
yang keras. Kami duduk di sebuah meja di pojok ruangan dan
memesan minuman. Karena aku tak kuat minuman alkohol,
jadi kupesan coca-cola. Teman-temanku ramai-ramai turun
dan berdansa, tinggallah aku sendiri di meja itu.

Di kegelapan ruangan disco itu, kulihat sesosok wanita tinggi
semampai, cantik dan langsing. Beberapa kali aku melihatnya
sambil berharap ada balasan pandangan darinya. Tanpa
menunggu lebih lama agi, kuhampirinya dan kusapa.

"Hallo, apa kabar, sendirian aja ya?"
"Ya. Lagi liat-liat dan mau having fun" jelasnya sambil
tersenyum.
"Kamu sama siapa kesini?" tanyanya.
"Sama teman-teman. Kenalkan aku.." sapaku sambil menyebut
nama.
"Aku Mei Mei" katanya.

Kuajak dia duduk di mejaku lalu memesan minuman. Kulihat
wajahnya yang putih bersih, kulit yang halus dan cantik. Dia
seorang wanita keturunan Tionghoa. Dia memakai baju dan
celana kulit hitam mengkilat dan ketat. Kamipun lalu ngobrol-
ngobrol dan ketawa-tawa seolah-olah kami sudah kenal lama.
Impresi pertamaku mengatakan dia orang yang baik dan
mudah akrab namun cukup agresif. Sesekali kami turun dan
berdansa. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 11 malam dan
Mei Mei berkata padaku.

"Aku mau pulang, sudah bosan. Aku mau melakukan sesuatu di
rumah, tapi aku perlu teman untuk itu. Kamu mau ikut atau
tetap disini saja?".
Tanpa pikir panjang kujawab, "Aku ikut denganmu."

Malam itu kami pun lalu mencari taksi dan dia mengatakan ke
supir taksi.

"Pak, ke apartemant ABC di Peconongan".

Taksipun lalu berjalan mengarah ke Peconongan. Di dalam
taksi aku coba mendekati dan merayunya. Kupegang
tangannya dan diapun tak menolakknya. Terasa kulit tangan
yang halus. Merasa mendapat angin, aku melanjutkan
rayuanku dengan mengecup pipinya. Dia tak menolaknya dan
malah mencium balik pipiku. Maunya aku taksi ini berputar-
putar biar perjalanannya lebih lama sehingga aku bisa
menikmati momen ini.

Tak lama kemudian taksipun sampai di aperteman itu. Kubayar
taksi dan dia mengajakku untuk mampir di apartemannya.
Kami lalu naik ke lantai 10. Dibukanya pintu utama dan kulihat
ruangan apartemannya yang bersih dan rapi.

"Apik sekali ya kamu. Tinggal sama siapa kamu disini?"
Di jawabnya, "Sendirian. Orang tuaku yang beli aparteman ini
tapi mereka tidak tinggal disini."

Lampu ruangan yang baru saja dinyalakannya kemudian di
redupkan sehingga terangnya seperti api lilin.

"Kalau mau minum, ambil sendiri saja ya. Lemari esnya di
sebelah situ dan ada beberapa makanan kecil di dekat kulkas,"
katanya sambil berjalan menuju kamarnya.

Dia tinggal di 1-bedroom apartemen. Barang-barangnya kulihat
tersusun rapi dan apik. Di ruang tengah (tamu) ada TV dan
sofa. Diantara sofa dan TV ada karpet tebal dan lembut
berwarna putih. Kulihat Mei Mei berjalan keluar kamarnya
sambil membawa sebuah tas. Kamipun lalu duduk disofa
sambil nonton TV. Dia lalu menawarkan padaku untuk
menonton film VCD. Akupun setuju dan tidak perduli apa
filmya karena yang ada dibenakku mau "USAHA". Sambil dia
mencari film yang dimaksud, kutanya.

"Maaf, apakah kamu sudah menikah?"
Dijawabnya, "Nikah? Pacar aja aku nggak punya".
Kulanjutkan, "Nggak mungkin, cewek secantik kamu nggak
punya pacar? Mungkin kamu terlalu milih kali".
Mei Mei lalu berkata, "Aku lagi nggak mau mikirin soal pacar
dan nggak usah nanya-nanya soal gituan ya. Sekarang aku lagi
mau having fun"

Dahiku berkerut memikirkan apa kiranya yang dimaksud
dengan "having fun". Didapatkannya VCD yang dimaksud dan
film pun mulai ditayangkan dan betapa herannya aku melihat
film tersebut. Film yang disetel Mei Mei adalah tentang
Bondage dan Disiplin. Diapun lalu bercerita tentang fantasi
yang ia miliki dan betapa senangnya ia kalau bisa melakukan
hal-hal seperti yang ada di film tersebut. Di jelaskan padaku
bahwa dia ingin dapat mengikat orang lawan jenisnya. Dia lalu
bertanya padaku.

"Mau saya ikat kamu seperti di film itu?"

Aku menggelengkan kepala menandakan ketidaksetujuanku.
Dia lalu beranjak ke arah pintu dan mengunci serta
melepaskan kuncinya.

"Nah sekarang kamu nggak bisa pergi. Kamu sekarang aku
culik dan akan kujadikan budakku. Kalau kamu melawan, aku
akan berteriak meminta tolong biar orang-orang berpikir
seolah-olah kamu mau memperkosa aku. Apa kamu punya
pilihan? Sebaiknya kamu nurut aja" katanya sambil mengejek
namun terlihat paras muka yang memohon.
Kutanya, "Buat apa pakai di ikat-ikat segala? Lebih enakkan
kalau bebas dan kita bisa meneruskan seperti yang di taksi
tadi"
Dijawabnya, "Aku mau nerusin yang tadi tapi dengan syarat
kamu harus di ikat. Aku senang dan bergairah sekali kalau
lawan mainku nggak berdaya lho!"

Akhirnya aku setuju dan menyerahkan diriku padanya.

"Ok deh kalau gitu maunya kamu tapi hati-hati ya," pintaku
padanya.

Tak kusangka cewek manis dan cantik ini punya suatu
keanehan. Mei Mei lalu memintaku untuk berdiri dan
melepaskan pakaianku hingga celana dalam. Aku telanjang
bulat dibuatnya. Dikeluarkannya beberapa tali dari tas lalu
diletakkan disampingku. Film bondage masih terus diputarnya.
Ia lalu meminta kedua tanganku diletakkan dibelakang dan
diikatnya dengan seutas tali yang cukup panjang. Beberapa
putaran tali dililitkan di tanganku dan kumerasakan ikatan yang
kuat. Kedua ujung tali kemudian di ikat mati olehnya sambil
terlebih dahulu ditariknya keras-keras. Ia pun lalu mengecek
beberapa lilitan tali di tanganku memastikan tidak ada yang
longgar.

Setelah kedua tanganku terikat dibelakang, ia lalu mengikat
kedua siku lenganku erat-erat. Kemudian ia ikat kedua kaki dan
lututku. Aku masih berdiri sambil beberapa kali berusaha
menyeimbangi diri agar tidak jatuh. Setelah semuanya terikat,
ia lalu menjatuhkan badanku ke lantai. Beberapa tali masih
belum terpakai dan tergelatak dilantai. Sesekali ia mengecek
tali-tali ikatan itu dan setelah itu kulihat senyum kepuasan
diwajahnya.

"Kamu seksi sekali deh telanjang dalam keadaan terikat. Kamu
harus kuapakan? Ada ide nggak?" tanyanya sambil
memandangku.
Aku menggelengkan kepalaku sambil menjawab, "Nggak ada.
Terserah kamu aja deh mau ngapain aku"
Lalu disambungnya, "Ok deh kalau begitu nanti kupikirkan"

Tanpa kusadari, kurasakan kegairahan yang teramat sangat
dalam keadaan terikat. Penisku berdiri tegak dan keras
bagaikan sebuah tiang bendera yang besar. Tak kupungkiri aku
menyukai keadaan ini. Mungkin kegairahan ini timbul karena
diikat seorang wanita cantik. Dalam keadaan tak berdaya, Mei
Mei lalu memintaku untuk menjilati kakinya. Permintaannya
kurasakan sebagai suatu hinaan dan aku benci serta tak mau
melakukannya. Belum sempat lama aku berpikir untuk
menjawabnya, kedua kakinya diletakkan di muka dan mulutku.

"Ayo jilat, bersihkan kakiku!" bentaknya.

Kulakukan perintahnya dan terdengar desihan nikmat darinya.
Kujilat dan kuisap jempol dan jari-jari kakinya beberapa kali.
Mulutku terasa kering karena jilatan-jilatan itu. Selang beberapa
waktu kemudian, ia memintaku untuk menghentikan dan Mei
Mei lalu beranjak dari duduknya dan menibaniku dengan posisi
kemaluannya berada diatas kepalaku.

"Sekarang kamu jilat mekiku" pintanya.

Direndahkan mekinya sehingga memudahkanku untuk
melakakukannya. Desihan nikmat yang cukup keras terdengar
dari mulutnya.

"Aduh enak sekali, ayo jangan berhenti. Terus, terus, terus.."

Ia lalu menundukkan kepalanya dan kemudian kurasakan
penisku terisap. Kami melakukan posisi 69. Dilakukannya
berualang-ulang hingga kurasakan nikmat yang teramat sangat.
Kuperingatkan padanya bahwa sebentar lagi aku akan ereksi,
namun Mee Mei tidak perduli malah mempercepat hisapan-
hisapan itu sambil mempermainkan biji penisku dengan
tangannya.

"Awas, awas aku mau keluar.."

Dan semprotan spermaku keluar dengan kencangnya ke mulut
Mei Mei. Cukup banyak sperma yang keluarkan dan mungkin
sebagian tertelah olehnya. Walau aku sudah berereksi, ia tidak
menghentikan hisapan-hisapan itu dan terus malakukannya.
Terasa kegelian tapi nikmat sekali. Tidak lama kemudian, ia
pun menyudahi hisapan itu dan berjalan ke kamar mandi
membersihkan mulutnya yang dipenuhi oleh spermaku. Ia lalu
kembali dan berkata.

"Bagaimana rasanya di sepong dalam keadaan terikat? Nah
sekarang istirahat dulu"

Ia pun membiarkan diriku terikat di lantai. Ia lalu mengganti
film bondage dengan acara lainnya. Sambil menonton TV, Mei
Mei memainkan kembali kedua kakinya pada badan dan
kepalaku sambil sekali-kali menendangku, tapi tidak keras.

Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 1 pagi dan badanku
terasa capai dan lemas. Kulihat ekspresi yang sama pada Mei
Mei. Kuminta padanya untuk melepaskan ikatan-ikatan ini
karena aku mau pulang. Permintaanku itu disambutnya dengan
menyumpal mulutku dengan lakban serta mengikatkan seutas
tali di kakiku dan kemudian menariknya ke atas serta
menyatukannya dengan tanganku. Tidak ada jarak yang tersisa,
kaki dan tanganku bersatu dibelakang badan dan kemudian ia
ikatan kedua ujung tali tersebut. Setelah selesai mengikatkan
tali itu, ia lalu menarik tubuhku yang terikat ke dalam kamarnya
dan kemudian mengangkatku ke tempat tidurnya. Lalu ia
berbaring disebelahku dan berkata.

"Kamu nggak boleh pulang malam ini. Kamu temani aku disini.
Aku capai dan mau tidur. Selamat tidur. Mimpi indah ya.
Jangan coba-coba melepaskan ikatan tali-tali itu"

Mei Mei lalu mematikan lampu kamarnya dan kemudian ia pun
hilang ditelan kegelapan malam. Aku pasrah dan menerima
keadaan ini dan berusaha untuk dapat tidur sambil berusaha
untuk tidak menghiraukan sakitnya ikata tali-tali di tangan dan
kakiku.

Dalam tidurku terasa sesuatu hisapan di penisku. Enak dan
nikmat hisapan itu. Aku berpikir mungkin aku sedang
bermimpi. Aku tidak sadar bahwa aku masih dalam keadaan
terikat. Kubuka kedua mataku dan kulihat Mei Mei sedang
menghisap penisku yang sudah berdiri tegak dan keras. Aku
sadar sedang tidak bermimpi. Ada sesuatu yang aneh lainnya
yang kurasakan. Anusku terasa dimasuki oleh sesuatu, tidak
besar namun geli rasanya. Akhirnya kusadari Mei Mei sedang
memasukkan jarinya yang tertutup sarung tangan plastik ke
lubang pantatku. Tidak mudah ia melakukannya karena posisi
ikatan yang menyatukan kaki dan tanganku sehingga
menyebabkan lubang anusku tidak mudah untuk digapai.

Tak lama kemudian ereksiku pun terjadi dan spermaku
berhamburan kembali di mulutnya. Ia pun kemudian berjalan ke
kamar mandi membersihkan dirinya. Kemudian ia kembali
menghampiriku dan melepaskan lakban yang menyumpal
mulutku dari tadi malam.

"Selamat pagi, gimana kabarnya. Belum pernahkan
dibangunkan dengan alarm dengan sepongan" Mei Mei
menyapaku.
Aku hanya tersenyum. Lalu aku mengatakan, "Lepaskan dong
tali-tali ini. Sakit rasanya terikat semalaman. Aku mau mandi
dan pulang".
Ia lalu berkata, "Ini kan hari minggu buat apa cepat-cepat
pulang. Lagipula aku masih pengin melihat kamu seperti ini.
Kalau rasanya sakit ya lumrah dong. Oh iya, aku punya kejutan
lho buat kamu. Tadi aku minta temanku, Florence, kesini. Aku
bilang ada sesuatu yang mungkin menarik".
Kujawab, "Gila ya apa kamu. Masa aku harus dipamerkan dan
dimainkan oleh teman-temanmu dalam keadaan seperti ini.
Aku nggak mau. Ayo buka tali-talinya!!" kataku dengan suara
yang keras.
"Nggak mau. Buka aja sendiri" sahutnya.

Mei Mei lalu menyumpal mulutku kembali dan keluar kamar.
Aku meronta-ronta sekuat tenagaku mencoba membuka ikatan
tali-tali itu. Berkeringat seluruh badanku. Tidak lama kemudian
ia kembali membawa sebuah lilin yang menyala. Ia lalu duduk
disampingku dan meneteskan air lilin yang panas ke badanku.

"Ugh, ugh, ugh.." aku berteriak menahan panasnya tetesan lilin
itu.

Aku bergeliat-geliat mencoba menjauhinya namun ia terus
mendekatiku dan mengulangi meneteskan lilin itu. Akhirnya
aku pasrah dan hanya bisa berteriak dalam keadaan tersumpal.
Setelah puas melakukan permainan meneteskan lilin itu, Mei
Mei lalu membuka sumpalan mulut dan ikatanku satu demi
satu hingga aku terbebas.

"Aku bercanda kok bilang temanku mau datang kesini. Tapi
nanti kalau kamu aku ikat lagi, boleh ya aku ajak temanku,
cewek kok. Siapa tahu nanti akan lebih asyik dan bergairah.
Ma kasih ya. Minggu depan kesini lagi ya tapi jangan malam.
Kita mulainya dari Sabtu siang aja, kan jadi punya banyak
waktu," sapanya sambil memperlihatkan beberapa foto diriku
dalam keadaan terikat.

Belum sempat aku menjawab, Mei Mei lalu berkata sambil
mengancam.

"Kalau kamu nggak mau ketemuin aku lagi, foto-foto ini nanti
aku sebarkan lho! Jadi jangan coba-coba untuk menghindar.
Aku juga sudah tahu nomor telpon dan alamat kantormu dari
kartu nama yang ada di dompetmu".

Aku tidak bisa berkata apa-apa kecuali mengiyakan
permintaannya. Akupun lalu mandi dan berpakaian. Tak lama
kemudian aku pamit pulang tanpa banyak berkata apa-apa.
Sebelum berpisah, Mei Mei kembali mengingatkanku dan
tersenyum mengejekku.

"Minggu depan ya sayang, jangan lupa. Aku tunggu lho.."

Tak kusangka jam pada saat itu menunjukkan pukul 10 pagi.
Hampir 24 jam aku terikat dan disiksa olehnya. Namun ikatan
dan siksaan itu sangat kunikmati dan sangat
menggairahkanku. Aku berkata dalam hatiku tanpa foto-foto itu
atau diminta untuk datang kembali, aku pasti akan datang
memintanya untuk mengikat dan menyiksaku lagi.

E N D​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd