DiaryHijaberLesbian
Suka Semprot
- Daftar
- 6 May 2024
- Post
- 23
- Like diterima
- 114
DIARY ANISA (Aisha & Nisa)
Part 8 "Bengkel ABC"
Genre: Lesbian,21+,Eksibisionis
Pov Yatno & Parman
Drttt drtttt, tiba-tiba terdengar suara dering telepon di ponsel Yatno. Ternyata, panggilan tersebut berasal dari atasan mereka, yang juga merupakan bos dalam jaringan mafia perdagangan manusia dan organ tubuh.
Yatno dan Parman saling memandang dengan ekspresi cemas. Mereka tahu bahwa panggilan dari bos tidak pernah membawa kabar baik, terutama karena mereka belum memenuhi target yang telah diberikan. Dengan hati berdebar, Yatno menjawab panggilan tersebut.
"Hallo, iya, Bos. Ada apa?" jawab Yatno dengan sedikit gemetar dalam telepon.
"****** ya, lo tolol punya otak enggak sih?!" bentak Bos mafia dengan suara keras yang menggelegar di telepon.
"M-maaf, Bos," balas Yatno, mencoba menenangkan dirinya meski ketakutan sudah menghantui pikirannya.
"Tau kan kalian beritanya sekarang gara-gara kalian suka memperkosa target jadinya polisi mencium pergerakan kalian. Udah liat berita kemarin malam?" tanya Bos mafia dengan nada tegas.
"Iya, Bos, udah," jawab Yatno, mencoba menahan ketegangan yang semakin memuncak.
"Sekarang identitas kalian sudah terbongkar pihak kepolisian. Kalian harus lebih hati-hati. Aku tidak mau tahu, harus ada 2 jantung perempuan muda secepatnya," perintah Bos mafia tersebut dengan tegas.
"B-baik, Bos," jawab Yatno dengan suara yang gemetar, merasa tekanan semakin besar untuk menjalankan tugas mereka dengan lebih berhati-hati.
"Aduh, Bos marah-marah nih," ujar Yatno dengan nada cemas.
"Bos, kita pengenya segera dapat 5 jantung perempuan muda, sedangkan kita baru dapat 3. Dan setiap korban kita perkosa sampai lemas, kemudian kita hilangkan nyawanya, kita ambil jantungnya," kata Parman dengan dingin.
"Iya, gimana ya, kita harus segera memperkosa 2 orang gadis nih. Eh, maksudnya, mendapatkan jantungnya," tegas Yatno, berusaha menyesuaikan kata-katanya.
"Bagaimana kalau gadis yang kita temui di halte kemarin? Kayaknya dia tinggal tidak jauh dari tempat itu," saran Parman.
"Itu target bagus, apalagi ia gadis cantik. Aku perhatikan payudaranya yang besar dan seksi. Tubuhnya seperti gitar Spanyol, membuat kontolku ngaceng," ucap Yatno dengan mata penuh nafsu.
"Sama, kontolku juga ngaceng, ingin aku pejuhi tuh mukanya," timpal Parman dengan ekspresi bejat.
"Dah, jangan menghayal terus. Lebih baik kita mencari sarapan dulu, lapar banget ini," kata Yatno sambil mengusap perutnya yang keroncongan.
"Ayoooo, aku juga lapar," sahut Parman, sambil mengangguk setuju.
Sebelum mereka pergi mereka menyamar kan wajah mereka dengan beberapa silikon yang dia dapat dari bos mereka dan kumis palsu ini membuat polisi dan warga tidak mengenal wajah mereka
Yatno dan Parman duduk di depan cermin di sebuah ruangan gelap di rumah mereka, yang terang hanya oleh sinar redup dari sebuah lampu kecil di pojok ruangan. Mereka sedang sibuk melakukan persiapan penyamaran. Yatno mengeluarkan beberapa lapisan silikon dari dalam kotaknya, sementara Parman mengambil kumis palsu yang telah mereka siapkan sebelumnya.
Dengan hati-hati, mereka mulai mengoleskan lapisan demi lapisan silikon di wajahnya. Setiap sentuhan halusnya menyebabkan wajahnya terlihat berbeda. Bentuk hidungnya sedikit berubah, bibirnya tampak lebih penuh, dan dagunya sedikit lebih tajam. Begitu setiap lapisan silikon terpasang, ia menekannya dengan lembut, memastikan agar tidak ada celah yang terlihat.
kemudian dengan cermat mereka menempelkan kumis palsu di atas bibirnya. Yatno dan Parman memastikan setiap helai kumis terpasang dengan rapi dan tidak terlalu mencolok. Setelah itu, mereka memandang cermin untuk menilai penampilannya. Wajahnya kini tampak berbeda dengan kumis palsu yang ditempelkan.
Mereka berdua mengoperasikan motor besar dan menuju tempat makan.kali ini, pilihan mereka jatuh pada sebuah warteg yang terkenal dengan masakan murah meriah dan lezat. Ternyata, lokasi warteg tersebut dekat dengan rumah sakit tempat Aisha dirawat.
Saat memasuki warteg, aroma masakan yang sedap langsung menyambut mereka. Mereka memesan nasi goreng, telur dadar, dan segelas teh hangat. Di sela-sela makan, mereka berdua masih membicarakan rencana untuk mendapatkan dua orang korban lagi bagi bos mereka.
"Warteg ini emang terbaik, udah murah, lezat, dan banyak perawat seksi yang lalu lalang, bikin kontolku nggak tenang, hahaha," ucap Parman sambil tersenyum dengan kebejatan yang jelas terpancar dari matanya.
Yatno spontan memukul kepala Parman dengan kesal. "******! Nafsu sih nafsu, tapi harus bisa ngerti situasi," ujarnya dengan nada yang penuh kekesalan.
Parman hanya tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan. "Yaa, bercanda kok, bercanda," ujarnya sambil mengangkat kedua tangannya sebagai tanda penyesalan.
Yatno menggelengkan kepala, masih sedikit kesal dengan komentar temannya. "Udah ah, yuk kita ke ATM lagi, butuh duit ini," ajaknya pada Parman.
Mereka berdua lalu beranjak dari meja mereka dan bersiap-siap meninggalkan warteg, menuju supermarket karena di sana terdapat mesin ATM yang terletak tidak jauh dari warteg itu.
Sesampainya di ATM, mereka terkejut. Ternyata, di situ terdapat selembar kertas bertuliskan
"Maaf, ATM sedang rusak."
"Bangsatttt, bangsat, malah rusak ATM-nya!" keluh Yatno, semakin meradang.
"Coba aku tanya kasir supermarketnya dulu," kata Parman, mencoba menenangkan Yatno.
Parman pun berjalan menuju seorang pemuda yang sedang berjaga di supermarket itu.
"Mas, ATM-nya beneran rusak ya?" tanya Parman.
"Iya, rusak. Tadi barusan ada percobaan penipuan terhadap wanita cantik berhijab," jawab kasir.
Wanita cantik berhijab? Jangan-jangan itu yang pernah kami temui di halte kemarin malam. Ah, gak mungkin. Mana mungkin dia di sini, Parman berpikir dalam hati.
"Yaudah, mas, terima kasih ya infonya," ucap Parman ramah.
"Sama-sama, pak," balas kasir.
"Eh, ******, ngapain loe tanya ke dia? Lagian jelas-jelas ada tulisan 'ATM rusak', bego loe," bentak Yatno, kesal.
"Ya maaf, namanya juga lagi bingung. Soalnya kita butuh duit untuk menjalankan misi kita," bela Parman.
"Eh, anak setan kan bisa pake ATM lainnya," sindir Yatno.
"Eh, iya, bener juga ya," kata Parman, sambil mengangguk setuju.
Plakkkk! Tiba-tiba, kepala Parman dipukul oleh Yatno.
"Dah, ah, yuk jalan-jalan. Semoga bisa dapat ide atas misi kita," kata Yatno.
"Ok, bosku," jawab Parman.
Mereka pun berjalan-jalan mencari ide. Ketika mereka sampai di depan rumah sakit, mereka memutuskan untuk nongkrong di sana.
Ketika duduk di bangku taman, Parman tiba-tiba membuka ponselnya. Dengan gerakan yang agak tergesa, dia membuka folder video pribadinya di dalamnya. Di sana, terdapat beberapa video yang menampilkan adegan-adegan pemerkosaan yang mereka lakukan terhadap korban-korban mereka.
Parman memilih salah satu dari video tersebut dan dengan dinginnya, dia menguploadnya ke salah satu platform media sosial. Video itu memiliki durasi 30 menit yang menunjukkan seorang gadis cantik berhijab dengan kulit putih mulus sedang diperkosa oleh Parman dan Yatno.
Kedua pelaku menutupi wajah mereka dengan topeng, meninggalkan identitas mereka yang sebenarnya tersembunyi.
Kegiatan itu dilakukan dengan tenang, seolah-olah mereka tidak merasa bersalah atas tindakan keji yang mereka lakukan.
Parman melanjutkan aktivitasnya di taman, tanpa sepatah kata pun tentang video yang baru saja ia unggah. Baginya, itu hanyalah bagian dari rutinitas mereka yang gelap dan keji.
Tiba-tiba, mata mereka berdua tertuju pada sosok dua orang gadis cantik berhijab yang baru saja keluar dari rumah sakit.
"Eh, itu bukankah orang yang kita temui kemarin saat di halte?" kata Parman, mengingat-ingat.
"Benar juga ya," sahut Yatno, mengamati dengan seksama.
"Dah, yuk kita perkosa mereka rame-rame," usul Parman, tanpa menyembunyikan niat jahatnya.
Yatno menggeleng, "Eh, somplak ya! Enggak di tempat seperti ini juga kali. Kita juga perlu rencana."
Parman mengangguk mengerti, "Oh, ya, maaf."
"Yuk, kita mendekat. Kita nguping pembicaraan mereka. Siapa tahu kita dapat informasi penting untuk aksi kita memperkosa mereka," kata Yatno, memimpin langkah mereka.
Mereka berdua menyusup mendekat ke arah 2 gadis berhijab itu dengan hati-hati. Bersembunyi di balik pot besar bunga yang terletak di depan rumah sakit, mereka merasa jaraknya lumayan dekat. Dari tempat itu, mereka diam-diam mengintip dan mendengarkan setiap percakapan yang terjadi di antara kedua gadis berhijab itu.
Tiba-tiba, salah seorang dari mereka, memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam. Dia membusungkan dadanya dan merentangkan kedua tangannya, seolah menikmati kebebasan setelah keluar dari rumah sakit.
Gerakan itu membuat kedua payudaranya yang besar terpampang, meskipun masih tertutup oleh pakaian dan hijab. Namun, dengan posisi dan gerakan yang seperti itu, dia terlihat seakan dalam keadaan telanjang.
Dalam posisi seperti itu payudaranya membentuk membulat dengan sempurna, menggoda dengan bentuknya yang menggairahkan. Pakaian yang ketat pada tubuhnya memberikan kilauan sensual, menonjolkan keindahan alaminya yang memikat memancing imajinasi setiap mata yang memandang.
Mata Yatno dan Parman terbelalak tak percaya saat mereka melihat pemandangan yang begitu memikat di depan mereka.
Mereka berdua hampir tidak dapat menahan diri untuk tidak menatap dengan penuh nafsu. Keindahan alami yang terpancar dari tubuh gadis berhijab itu, membuat mereka terpikat, dan keseksian yang terpancar dari setiap lekuk payudara gadis itu membuat mereka kehilangan kata-kata.
Batang penis mereka mulai mengeras, meminta untuk memenuhi nafsu yang membara. Dalam benak mereka, gairah tak terbendung menggelora, memaksakan dorongan untuk segera menyetubuhi 2 gadis cantik berhijab di hadapanya itu.
Tak lama kemudian, salah satu dari 2 gadis cantik berhijab itu menyadari bahwa payudara temannya telah terekspos.Ia pun memepringati temanya itu dan Dengan refleks cepat, ia menutupinya dengan kedua tangannya, tampak jelas kecanggungan dan malu di wajahnya.
Yatno dan Parman, yang sebelumnya tenggelam dalam kegairahan, merasa kecewa. Rasanya seperti harapan-harapannya hancur seketika. Dalam hati, ia mengumpat kesialan yang menimpanya.
Sementara itu, di balik pot besar bunga, Yatno dan Parman masih menyimak dengan seksama percakapan kedua gadis cantik berhijab itu. Mereka bertekad untuk tidak melewatkan informasi penting yang mungkin mereka dapatkan untuk merencanakan tindakan mereka selanjutnya.
Beberapa saat kemudian, taksi online tiba di depan rumah sakit. Dua gadis itu bersiap-siap untuk naik ke dalam taksi, tanpa menyadari bahwa Yatno dan Parman sedang mengintip dari balik pot besar bunga.
Saat para gadis naik ke dalam taksi, Yatno dan Parman segera melangkah menuju motor mereka yang terparkir di dekat sana. Mereka bergegas untuk mengikuti taksi tersebut
Dalam sekejap, Yatno dan Parman naik ke atas motor dan menyalakan mesinnya. Mereka segera menyusul taksi yang sudah lebih dulu melaju di jalanan kota. Dengan fokus penuh pada misi mereka, mereka mengikuti taksi tersebut
Suasana di sekitar mereka terasa tegang. Mereka terus memperhatikan setiap gerak-gerik taksi tersebut
Dari kejauhan, mereka melihat taksi itu berbelok ke jalan yang sepi. Yatno dan Parman tidak mau kehilangan jejak, mereka berusaha mengikuti dengan hati-hati agar tidak terlalu mencolok.
Saat taksi berhenti di sebuah lampu merah, Yatno dan Parman memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekat lebih jauh. Mereka menarik napas lega ketika lampu hijau menyala, taksi itu melaju lagi dan mereka bisa terus mengikuti.
Saat Yatno dan Parman fokus mengikuti taksi tersebut, tiba-tiba di depan mereka muncul seekor kucing yang tiba-tiba melintas di jalanan. Mereka kaget dan dengan refleks, Parman mengerem mendadak.
Namun, pengereman yang tiba-tiba itu membuat motor itu oleng dan tidak terkendali. Akibatnya, keduanya terjatuh terpental ke jalan dengan keras, disambut oleh suara decitan dan suara terbentur aspal yang membentuk dentingan yang menusuk telinga.
Dengan bantuan dari orang-orang sekitar, Yatno dan Parman segera mendapatkan pertolongan. Meskipun kondisi tubuh mereka hanya mengalami lecet-lecet, dan kondisi motor berupa lampu depan remuk dan spionnya patah, namun untungnya masih bisa dinyalakan.
Saat mereka berniat mengejar taksi tersebut, mereka menyadari bahwa mereka sudah terlambat karena sudah tertinggal begitu jauh. Sambil menunggu, Parman iseng mengambil handphone-nya dan membuka aplikasi media sosial. Ternyata, ada banyak notifikasi dari komentar, like, dan share dari video tak senonoh yang telah ia sebarkan.
Dalam waktu singkat, video tersebut menjadi viral, membuat Parman terkejut. Ternyata, konten berbau porno cepat sekali menyebar di media sosial.
"Plakkkk! Loe sih, ngapain ngerem mendadak?" geram Yatno.
"Tadi ada kucing, bos. Aku kaget," bela Parman.
"Somplak loe. Dah ah, yok kita segera ke bengkel. Kita harus menjauh dari pusat perhatian ini, bisa bahaya lama-lama," kata Yatno dengan serius.
"Kita ke bengkel mana?" tanya Parman.
"Ke bengkel ABC, punya teman kita, si Adit," jawab Yatno.
Mereka pun segera berangkat menjauh, menuju bengkel ABC untuk menghindari potensi masalah lebih lanjut.
Pov Aisha & Nisa
"Eh, tadi kayaknya ada suara motor tabrakan?" ujar Aisha, merasa yakin.
"Ha? Masak sih? Kok aku gak denger," sahut Nisa, agak heran.
"Iya, tadi kayaknya di belakang kita," tambah Aisha, mencoba memastikan.
Mereka berdua melihat ke belakang, namun tidak menemukan tanda-tanda insiden kecelakaan motor.
"Salah denger kamu mungkin," duga Nisa, mencoba meredakan kekhawatiran.
"Hmm, bisa juga sih," sahut Aisha, mengangguk pelan.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di kost tercinta mereka. Aisha langsung masuk ke kamarnya, sedangkan Nisa menuju kamar yang berada di samping kamar Aisha. Sesampainya di dalam kamar masing-masing, mereka pun mulai menjalani aktivitas mereka.
Namun, Nisa teringat akan motornya yang rusak dan memutuskan untuk membawanya ke bengkel ABC yang tidak jauh dari kosnya.
Setelah memeriksa uang di dompet, Nisa merasa lega karena masih ada uang yang cukup. Namun, ia juga menyadari bahwa kartu ATM-nya terblokir. Hal ini membuatnya semakin mantap untuk segera memperbaiki motornya karena akan digunakan untuk berbagai keperluannya, termasuk ke bank untuk mengurus masalah kartu ATM-nya. Dengan tekad yang kuat, Nisa pun bersiap-siap untuk pergi ke bengkel ABC.
Nisa melangkah keluar kamar nya menuju ke tempat parkir kost nya yang berada di samping rumah pemilik kost,sesampainya di tempat parkir kost tiba tiba Nisa memiliki firasat buruk ,perasaan itu muncul begitu saja seperti angin yang membawa kabar buruk.
Entah kenapa Nisa memiliki firasat agar tidak pergi ke bengkel ABC tapi ia berusaha berfikiran positif dan ia sadar bahwa firasat itu mungkin hanya was was setan
Namun saat hendak menuntun motornya Nisa tiba tiba terpeleset, dia terjatuh
"Aduhhh" ucap Nisa
Nisa pun berdiri kembali namun dia mulai mempertanyakan lagi apakah terpelesetnya ini adalah tanda ia akan tertimpa peristiwa yang buruk?
Firasatnya agar tidak pergi ke bengkel ABC pun muncul kembali,dalam pikiranya ia mengira bahwa dirinya akan mengalami malapetaka jika ia pergi ke sana
Beberapa saat kemudian Nisa berupaya untuk menjernihkan pikiranya ia sadar sepertinya firasatnya tidaklah mendasar
Dalam hati, Nisa menenangkan diri bahwa kekhawatiran itu hanyalah ilusi yang tak perlu dipedulikan.
Akhirnya Nisa pun dengan mantap memutuskan untuk menuntun motornya menuju bengkel ABC
Bersambung......
Part 8 "Bengkel ABC"
Genre: Lesbian,21+,Eksibisionis
Pov Yatno & Parman
Drttt drtttt, tiba-tiba terdengar suara dering telepon di ponsel Yatno. Ternyata, panggilan tersebut berasal dari atasan mereka, yang juga merupakan bos dalam jaringan mafia perdagangan manusia dan organ tubuh.
Yatno dan Parman saling memandang dengan ekspresi cemas. Mereka tahu bahwa panggilan dari bos tidak pernah membawa kabar baik, terutama karena mereka belum memenuhi target yang telah diberikan. Dengan hati berdebar, Yatno menjawab panggilan tersebut.
"Hallo, iya, Bos. Ada apa?" jawab Yatno dengan sedikit gemetar dalam telepon.
"****** ya, lo tolol punya otak enggak sih?!" bentak Bos mafia dengan suara keras yang menggelegar di telepon.
"M-maaf, Bos," balas Yatno, mencoba menenangkan dirinya meski ketakutan sudah menghantui pikirannya.
"Tau kan kalian beritanya sekarang gara-gara kalian suka memperkosa target jadinya polisi mencium pergerakan kalian. Udah liat berita kemarin malam?" tanya Bos mafia dengan nada tegas.
"Iya, Bos, udah," jawab Yatno, mencoba menahan ketegangan yang semakin memuncak.
"Sekarang identitas kalian sudah terbongkar pihak kepolisian. Kalian harus lebih hati-hati. Aku tidak mau tahu, harus ada 2 jantung perempuan muda secepatnya," perintah Bos mafia tersebut dengan tegas.
"B-baik, Bos," jawab Yatno dengan suara yang gemetar, merasa tekanan semakin besar untuk menjalankan tugas mereka dengan lebih berhati-hati.
"Aduh, Bos marah-marah nih," ujar Yatno dengan nada cemas.
"Bos, kita pengenya segera dapat 5 jantung perempuan muda, sedangkan kita baru dapat 3. Dan setiap korban kita perkosa sampai lemas, kemudian kita hilangkan nyawanya, kita ambil jantungnya," kata Parman dengan dingin.
"Iya, gimana ya, kita harus segera memperkosa 2 orang gadis nih. Eh, maksudnya, mendapatkan jantungnya," tegas Yatno, berusaha menyesuaikan kata-katanya.
"Bagaimana kalau gadis yang kita temui di halte kemarin? Kayaknya dia tinggal tidak jauh dari tempat itu," saran Parman.
"Itu target bagus, apalagi ia gadis cantik. Aku perhatikan payudaranya yang besar dan seksi. Tubuhnya seperti gitar Spanyol, membuat kontolku ngaceng," ucap Yatno dengan mata penuh nafsu.
"Sama, kontolku juga ngaceng, ingin aku pejuhi tuh mukanya," timpal Parman dengan ekspresi bejat.
"Dah, jangan menghayal terus. Lebih baik kita mencari sarapan dulu, lapar banget ini," kata Yatno sambil mengusap perutnya yang keroncongan.
"Ayoooo, aku juga lapar," sahut Parman, sambil mengangguk setuju.
Sebelum mereka pergi mereka menyamar kan wajah mereka dengan beberapa silikon yang dia dapat dari bos mereka dan kumis palsu ini membuat polisi dan warga tidak mengenal wajah mereka
Yatno dan Parman duduk di depan cermin di sebuah ruangan gelap di rumah mereka, yang terang hanya oleh sinar redup dari sebuah lampu kecil di pojok ruangan. Mereka sedang sibuk melakukan persiapan penyamaran. Yatno mengeluarkan beberapa lapisan silikon dari dalam kotaknya, sementara Parman mengambil kumis palsu yang telah mereka siapkan sebelumnya.
Dengan hati-hati, mereka mulai mengoleskan lapisan demi lapisan silikon di wajahnya. Setiap sentuhan halusnya menyebabkan wajahnya terlihat berbeda. Bentuk hidungnya sedikit berubah, bibirnya tampak lebih penuh, dan dagunya sedikit lebih tajam. Begitu setiap lapisan silikon terpasang, ia menekannya dengan lembut, memastikan agar tidak ada celah yang terlihat.
kemudian dengan cermat mereka menempelkan kumis palsu di atas bibirnya. Yatno dan Parman memastikan setiap helai kumis terpasang dengan rapi dan tidak terlalu mencolok. Setelah itu, mereka memandang cermin untuk menilai penampilannya. Wajahnya kini tampak berbeda dengan kumis palsu yang ditempelkan.
Mereka berdua mengoperasikan motor besar dan menuju tempat makan.kali ini, pilihan mereka jatuh pada sebuah warteg yang terkenal dengan masakan murah meriah dan lezat. Ternyata, lokasi warteg tersebut dekat dengan rumah sakit tempat Aisha dirawat.
Saat memasuki warteg, aroma masakan yang sedap langsung menyambut mereka. Mereka memesan nasi goreng, telur dadar, dan segelas teh hangat. Di sela-sela makan, mereka berdua masih membicarakan rencana untuk mendapatkan dua orang korban lagi bagi bos mereka.
"Warteg ini emang terbaik, udah murah, lezat, dan banyak perawat seksi yang lalu lalang, bikin kontolku nggak tenang, hahaha," ucap Parman sambil tersenyum dengan kebejatan yang jelas terpancar dari matanya.
Yatno spontan memukul kepala Parman dengan kesal. "******! Nafsu sih nafsu, tapi harus bisa ngerti situasi," ujarnya dengan nada yang penuh kekesalan.
Parman hanya tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan. "Yaa, bercanda kok, bercanda," ujarnya sambil mengangkat kedua tangannya sebagai tanda penyesalan.
Yatno menggelengkan kepala, masih sedikit kesal dengan komentar temannya. "Udah ah, yuk kita ke ATM lagi, butuh duit ini," ajaknya pada Parman.
Mereka berdua lalu beranjak dari meja mereka dan bersiap-siap meninggalkan warteg, menuju supermarket karena di sana terdapat mesin ATM yang terletak tidak jauh dari warteg itu.
Sesampainya di ATM, mereka terkejut. Ternyata, di situ terdapat selembar kertas bertuliskan
"Maaf, ATM sedang rusak."
"Bangsatttt, bangsat, malah rusak ATM-nya!" keluh Yatno, semakin meradang.
"Coba aku tanya kasir supermarketnya dulu," kata Parman, mencoba menenangkan Yatno.
Parman pun berjalan menuju seorang pemuda yang sedang berjaga di supermarket itu.
"Mas, ATM-nya beneran rusak ya?" tanya Parman.
"Iya, rusak. Tadi barusan ada percobaan penipuan terhadap wanita cantik berhijab," jawab kasir.
Wanita cantik berhijab? Jangan-jangan itu yang pernah kami temui di halte kemarin malam. Ah, gak mungkin. Mana mungkin dia di sini, Parman berpikir dalam hati.
"Yaudah, mas, terima kasih ya infonya," ucap Parman ramah.
"Sama-sama, pak," balas kasir.
"Eh, ******, ngapain loe tanya ke dia? Lagian jelas-jelas ada tulisan 'ATM rusak', bego loe," bentak Yatno, kesal.
"Ya maaf, namanya juga lagi bingung. Soalnya kita butuh duit untuk menjalankan misi kita," bela Parman.
"Eh, anak setan kan bisa pake ATM lainnya," sindir Yatno.
"Eh, iya, bener juga ya," kata Parman, sambil mengangguk setuju.
Plakkkk! Tiba-tiba, kepala Parman dipukul oleh Yatno.
"Dah, ah, yuk jalan-jalan. Semoga bisa dapat ide atas misi kita," kata Yatno.
"Ok, bosku," jawab Parman.
Mereka pun berjalan-jalan mencari ide. Ketika mereka sampai di depan rumah sakit, mereka memutuskan untuk nongkrong di sana.
Ketika duduk di bangku taman, Parman tiba-tiba membuka ponselnya. Dengan gerakan yang agak tergesa, dia membuka folder video pribadinya di dalamnya. Di sana, terdapat beberapa video yang menampilkan adegan-adegan pemerkosaan yang mereka lakukan terhadap korban-korban mereka.
Parman memilih salah satu dari video tersebut dan dengan dinginnya, dia menguploadnya ke salah satu platform media sosial. Video itu memiliki durasi 30 menit yang menunjukkan seorang gadis cantik berhijab dengan kulit putih mulus sedang diperkosa oleh Parman dan Yatno.
Kedua pelaku menutupi wajah mereka dengan topeng, meninggalkan identitas mereka yang sebenarnya tersembunyi.
Kegiatan itu dilakukan dengan tenang, seolah-olah mereka tidak merasa bersalah atas tindakan keji yang mereka lakukan.
Parman melanjutkan aktivitasnya di taman, tanpa sepatah kata pun tentang video yang baru saja ia unggah. Baginya, itu hanyalah bagian dari rutinitas mereka yang gelap dan keji.
Tiba-tiba, mata mereka berdua tertuju pada sosok dua orang gadis cantik berhijab yang baru saja keluar dari rumah sakit.
"Eh, itu bukankah orang yang kita temui kemarin saat di halte?" kata Parman, mengingat-ingat.
"Benar juga ya," sahut Yatno, mengamati dengan seksama.
"Dah, yuk kita perkosa mereka rame-rame," usul Parman, tanpa menyembunyikan niat jahatnya.
Yatno menggeleng, "Eh, somplak ya! Enggak di tempat seperti ini juga kali. Kita juga perlu rencana."
Parman mengangguk mengerti, "Oh, ya, maaf."
"Yuk, kita mendekat. Kita nguping pembicaraan mereka. Siapa tahu kita dapat informasi penting untuk aksi kita memperkosa mereka," kata Yatno, memimpin langkah mereka.
Mereka berdua menyusup mendekat ke arah 2 gadis berhijab itu dengan hati-hati. Bersembunyi di balik pot besar bunga yang terletak di depan rumah sakit, mereka merasa jaraknya lumayan dekat. Dari tempat itu, mereka diam-diam mengintip dan mendengarkan setiap percakapan yang terjadi di antara kedua gadis berhijab itu.
Tiba-tiba, salah seorang dari mereka, memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam. Dia membusungkan dadanya dan merentangkan kedua tangannya, seolah menikmati kebebasan setelah keluar dari rumah sakit.
Gerakan itu membuat kedua payudaranya yang besar terpampang, meskipun masih tertutup oleh pakaian dan hijab. Namun, dengan posisi dan gerakan yang seperti itu, dia terlihat seakan dalam keadaan telanjang.
Dalam posisi seperti itu payudaranya membentuk membulat dengan sempurna, menggoda dengan bentuknya yang menggairahkan. Pakaian yang ketat pada tubuhnya memberikan kilauan sensual, menonjolkan keindahan alaminya yang memikat memancing imajinasi setiap mata yang memandang.
Mata Yatno dan Parman terbelalak tak percaya saat mereka melihat pemandangan yang begitu memikat di depan mereka.
Mereka berdua hampir tidak dapat menahan diri untuk tidak menatap dengan penuh nafsu. Keindahan alami yang terpancar dari tubuh gadis berhijab itu, membuat mereka terpikat, dan keseksian yang terpancar dari setiap lekuk payudara gadis itu membuat mereka kehilangan kata-kata.
Batang penis mereka mulai mengeras, meminta untuk memenuhi nafsu yang membara. Dalam benak mereka, gairah tak terbendung menggelora, memaksakan dorongan untuk segera menyetubuhi 2 gadis cantik berhijab di hadapanya itu.
Tak lama kemudian, salah satu dari 2 gadis cantik berhijab itu menyadari bahwa payudara temannya telah terekspos.Ia pun memepringati temanya itu dan Dengan refleks cepat, ia menutupinya dengan kedua tangannya, tampak jelas kecanggungan dan malu di wajahnya.
Yatno dan Parman, yang sebelumnya tenggelam dalam kegairahan, merasa kecewa. Rasanya seperti harapan-harapannya hancur seketika. Dalam hati, ia mengumpat kesialan yang menimpanya.
Sementara itu, di balik pot besar bunga, Yatno dan Parman masih menyimak dengan seksama percakapan kedua gadis cantik berhijab itu. Mereka bertekad untuk tidak melewatkan informasi penting yang mungkin mereka dapatkan untuk merencanakan tindakan mereka selanjutnya.
Beberapa saat kemudian, taksi online tiba di depan rumah sakit. Dua gadis itu bersiap-siap untuk naik ke dalam taksi, tanpa menyadari bahwa Yatno dan Parman sedang mengintip dari balik pot besar bunga.
Saat para gadis naik ke dalam taksi, Yatno dan Parman segera melangkah menuju motor mereka yang terparkir di dekat sana. Mereka bergegas untuk mengikuti taksi tersebut
Dalam sekejap, Yatno dan Parman naik ke atas motor dan menyalakan mesinnya. Mereka segera menyusul taksi yang sudah lebih dulu melaju di jalanan kota. Dengan fokus penuh pada misi mereka, mereka mengikuti taksi tersebut
Suasana di sekitar mereka terasa tegang. Mereka terus memperhatikan setiap gerak-gerik taksi tersebut
Dari kejauhan, mereka melihat taksi itu berbelok ke jalan yang sepi. Yatno dan Parman tidak mau kehilangan jejak, mereka berusaha mengikuti dengan hati-hati agar tidak terlalu mencolok.
Saat taksi berhenti di sebuah lampu merah, Yatno dan Parman memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekat lebih jauh. Mereka menarik napas lega ketika lampu hijau menyala, taksi itu melaju lagi dan mereka bisa terus mengikuti.
Saat Yatno dan Parman fokus mengikuti taksi tersebut, tiba-tiba di depan mereka muncul seekor kucing yang tiba-tiba melintas di jalanan. Mereka kaget dan dengan refleks, Parman mengerem mendadak.
Namun, pengereman yang tiba-tiba itu membuat motor itu oleng dan tidak terkendali. Akibatnya, keduanya terjatuh terpental ke jalan dengan keras, disambut oleh suara decitan dan suara terbentur aspal yang membentuk dentingan yang menusuk telinga.
Dengan bantuan dari orang-orang sekitar, Yatno dan Parman segera mendapatkan pertolongan. Meskipun kondisi tubuh mereka hanya mengalami lecet-lecet, dan kondisi motor berupa lampu depan remuk dan spionnya patah, namun untungnya masih bisa dinyalakan.
Saat mereka berniat mengejar taksi tersebut, mereka menyadari bahwa mereka sudah terlambat karena sudah tertinggal begitu jauh. Sambil menunggu, Parman iseng mengambil handphone-nya dan membuka aplikasi media sosial. Ternyata, ada banyak notifikasi dari komentar, like, dan share dari video tak senonoh yang telah ia sebarkan.
Dalam waktu singkat, video tersebut menjadi viral, membuat Parman terkejut. Ternyata, konten berbau porno cepat sekali menyebar di media sosial.
"Plakkkk! Loe sih, ngapain ngerem mendadak?" geram Yatno.
"Tadi ada kucing, bos. Aku kaget," bela Parman.
"Somplak loe. Dah ah, yok kita segera ke bengkel. Kita harus menjauh dari pusat perhatian ini, bisa bahaya lama-lama," kata Yatno dengan serius.
"Kita ke bengkel mana?" tanya Parman.
"Ke bengkel ABC, punya teman kita, si Adit," jawab Yatno.
Mereka pun segera berangkat menjauh, menuju bengkel ABC untuk menghindari potensi masalah lebih lanjut.
Pov Aisha & Nisa
"Eh, tadi kayaknya ada suara motor tabrakan?" ujar Aisha, merasa yakin.
"Ha? Masak sih? Kok aku gak denger," sahut Nisa, agak heran.
"Iya, tadi kayaknya di belakang kita," tambah Aisha, mencoba memastikan.
Mereka berdua melihat ke belakang, namun tidak menemukan tanda-tanda insiden kecelakaan motor.
"Salah denger kamu mungkin," duga Nisa, mencoba meredakan kekhawatiran.
"Hmm, bisa juga sih," sahut Aisha, mengangguk pelan.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di kost tercinta mereka. Aisha langsung masuk ke kamarnya, sedangkan Nisa menuju kamar yang berada di samping kamar Aisha. Sesampainya di dalam kamar masing-masing, mereka pun mulai menjalani aktivitas mereka.
Namun, Nisa teringat akan motornya yang rusak dan memutuskan untuk membawanya ke bengkel ABC yang tidak jauh dari kosnya.
Setelah memeriksa uang di dompet, Nisa merasa lega karena masih ada uang yang cukup. Namun, ia juga menyadari bahwa kartu ATM-nya terblokir. Hal ini membuatnya semakin mantap untuk segera memperbaiki motornya karena akan digunakan untuk berbagai keperluannya, termasuk ke bank untuk mengurus masalah kartu ATM-nya. Dengan tekad yang kuat, Nisa pun bersiap-siap untuk pergi ke bengkel ABC.
Nisa melangkah keluar kamar nya menuju ke tempat parkir kost nya yang berada di samping rumah pemilik kost,sesampainya di tempat parkir kost tiba tiba Nisa memiliki firasat buruk ,perasaan itu muncul begitu saja seperti angin yang membawa kabar buruk.
Entah kenapa Nisa memiliki firasat agar tidak pergi ke bengkel ABC tapi ia berusaha berfikiran positif dan ia sadar bahwa firasat itu mungkin hanya was was setan
Namun saat hendak menuntun motornya Nisa tiba tiba terpeleset, dia terjatuh
"Aduhhh" ucap Nisa
Nisa pun berdiri kembali namun dia mulai mempertanyakan lagi apakah terpelesetnya ini adalah tanda ia akan tertimpa peristiwa yang buruk?
Firasatnya agar tidak pergi ke bengkel ABC pun muncul kembali,dalam pikiranya ia mengira bahwa dirinya akan mengalami malapetaka jika ia pergi ke sana
Beberapa saat kemudian Nisa berupaya untuk menjernihkan pikiranya ia sadar sepertinya firasatnya tidaklah mendasar
Dalam hati, Nisa menenangkan diri bahwa kekhawatiran itu hanyalah ilusi yang tak perlu dipedulikan.
Akhirnya Nisa pun dengan mantap memutuskan untuk menuntun motornya menuju bengkel ABC
Bersambung......