Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Curhatan Berbuah Manis, Semanis Susu (with pic)

lanjut di cerbung ya gan :beer:

Malam agan-agan. Boredom has led me to a new level. Instead of lubing my glans with lotion, now I prefer to write an emerging story. Pardon the englischh. Izinkan nubitolol ini nyoba nulis cerita ya gan. Mohon maap kalo tulisannya jelek dan terdapat persamaan nama, tempat, dan waktu sekaligus (atau klo ada yg ngerasa punya pengalaman sama yaa maap aja bukan maksud buka aib :peace:). Langsung aja. Cekidot :gila:

Ini adalah pengalamanku sesaat setelah lulus SMA bersama seorang sahabat sejak SMP yang bernama Ayu.


ilustrasi gambaran wajahku dan Ayu


Kisah ini terjadi di awal bulan Desember 2012, di mana kebanyakan perguruan tinggi swasta yang haus akan mahasiswa baru berkantong tebal telah selesai melaksanakan kegiatan ujian akhir semester ganjil. bulan Desember juga berarti setidaknya 6 bulan telah berlalu bagi Angkatan 2012/2013 sejak Ospek yang menyatukan rasa persahabatan antarmahasiswa. waktu yang panjang untuk mengenal pribadi satu sama lain dan mencari kelompok belajar... Atau mungkin untuk melupakan orang yang berhasil merebut hatinya. Setidaknya itulah yang tampak dari raut wajah Ayu, mahasiswa semester satu sekolah desain berbasis internasional di bilangan Jakarta Selatan. Bulan baru seharusnya menjadi awal permulaan suatu kebahagiaan yang kita tunggu dalam 31 hari ke depan dan menjadi akhir bulan yang lalu. Namu, rasa sedih karena berpisah dengan orang tersayang masih saja menyelimuti pikirannya hingga berhari-hari. Terlebih, rasa sakit itu disebabkan setelah mantan pacarnya merebut kehormatannya dan juga first kiss nya. Untuk anak sekelas Ayu, putus beberapa minggu setelah hubungan seksual pertamanya jelas merupakan penghinaan bagi primadona kampus ini.

Ups, di mana sopan santunku? Perkenalkan, namaku Ferdi (disamarkan). Aku adalah seorang mahasiswa fakultas kedokteran di sebuah universitas ternama di negeri ini. Keberhasilanku mengalahkan puluhan ribu saingan dan sekian ratus anak titipan pejabat membuat ayahku sangat bangga padaku. Beliau menghadiahiku berbagai macam barang, mulai dari yang bergerak hingga tak bergerak. Uang memang bukan masalah bagi ayahku, yang merupakan seorang distributor kulit (hewan bukan orang) kelas kakap di Jawa Barat membuat uang bukanlah masalah baginya. Adalah kebanggaan, yang mampu menyenangkannya lebih dari apapun. Kebanggaan karena mampu menyuplail kebutuhan kulit untuk kegiatan ekspor pabrik sepatu di Jawa Timur, kebanggaan karena dulunya ia hanyalah seorang tukang semir sepatu, kebanggaan karena ia adalah alumnus SMAN8 Jakarta, atau kebanggaan karena ia mampu menikahi ibuku yang merupakan anak bupati di sebuah kota kecil di kota B.

"Ini baru anak papa!" katanya sembari menepuk punggungku. "Kau boleh tidak masuk semandel (SMAN8, red), tapi kau adalah mahasiswa FK**(censored)!" ujarnya lagi. Sederet hadiah diberikannya kepadaku. Mulai dari laptop Alienware, apartemen mewah di Depok, Harley-Davidson CVO Breakout yang aku idam-idamkan sejak kecil, hingga mobil Subaru XV keluaran terbaru. Namun, menjadi seorang Ferdi bukan tidak ada tidak enaknya. Reputasi ayahku di bidang ekspor bahan kulit menjadikannya sering business trip bersama rekan-rekannya. Biasanya anak seperti ini akan terlena dengan uang jajan dan hidup berfoya-foya jauh dari orang tua. Hal tersebut tidak berlaku bagiku. Selain karena kebijakan universitas yang mewajibkan mahasiswanya menggunakan sepeda di area kampus, menjadi mahasiswa FK berarti menjadi mahasiswa terkuper, ter-rajin, dan ter ter yang lain yang membuatkku rarely mendapat kesempatan hangout keluar dari kemacetan Margonda. Untuk urusan wajah, rasanya wajah "adik"ku jauh lebih tampan dibanding wajah blasteran bule-indo ku. Jika sedang ereksi, setidaknya penisku ini mampu mengalahkan panjang iPhone 5. Hebat bukan? Tetapi aku tetap tidak dapat menerapkan keberuntunganku itu karena padatnya jadwal kuliah dan praktikum. Jangankan hubungan seks, pacarpun aku tidak punya. Hanya sekumpulan teman wanita yang setia bersahabat denganku, itupun harus ditambah dengan curhatan-curhatan mereka tentang pacar atau gebetan; membuat hasratku untuk meniduri mereka musnah dalam sesaat.



motor dan apartemenku

"bling bling" nada sms membuyarkan lamunanku. Ternyata itu dari Ayu. Sudah lama aku tak berjumpa dengannya, hampir 5 bulan lebih sejak terakhir kali aku membantunya memberi tumpangan waktu dia ospek. Sisanya kami kadang berkomunikasi lewat line.

"Fer lu dimana? Gw lg bete nih. Jalan yok, udah selesai kan UAS lo? Main ke Kelapa Gading ya? Jemput gua di kampus, gapake lama. Maksimal jam 2 harus udah kelihatan muka gw. Kalo ga, gw bakal ngomongin ke Indah kalo lo sengaja naruh upil ke spaghetti yg lo kasih waktu ultah 17"

Ayu memang seperti itu sejak awal kenalan. Agak bossy, tidak memikirkan perasaanku, dan mengancamku dengan kebodohanku sendiri. Namun, dengan suaranya yang agak ngebass dan dalam (seperti suara cewek korea), ia sering membuatku terrtawa. Aku ingat ketika ia membuatku tersedak saat makan es campur di rumahnya. "Eh fer, ada berita nih. Seorang pemerkosa jatuh pingsan setelah hakim menyatakan akan menyita bahan bukti kejahatan dan memusnahkannya dengan cara dipotong," Satu hal yang menarik adalah, ia juga sedikit berpikiran kotor / ngeres. Kami pernah ketahuan menonton dvd porno berdua oleh mamanya waktu SMP. Namun, untung saja dvd itu ada genre nya, jadi langsung saja aku skip ke adegan ketika pemeran utamanya sedang berganti baju. Ayu juga pernah mengajakku phone sex. Well, dia jauh lebih berpengalaman daripada aku yang kuper dan hanya tau situs semprot ini. Di curhatannya lewat telepon atau line, Ayu juga bercerita bagaimana ia sangat menyukai hentai daripada manusia dan ia sering bermasturbasi sambal membayangkan penis besar memasuki liang vaginanya. Pernah suatu ketika ia membangunkanku jam 1 pagi hanya untuk menyuruhku menontonnya sedang masturbasi.







Untuk urusan muka, jangan ditanya deh. Cewek keturunan Tiongkok ini memiliki tubuh idaman kaum Adam dan Hawa. Tinggi badannya 170 cm dan beratnya 48 kg. Wajahnya putih mulus dengan hidung yang mancung hasil operasi. Ukuran dadanya kutaksir mencapai 34C karena dari luar saja sudah terlihat menonjol. Di kemudian hari aku mengetahui bahwa ia sempat mentatoo susunya. Badannya kencang-padat-langsing meskipun ia hobi makan. Talentanya di bidang akademis dan non-akademis membuat banyak orang tua iri dengan ayah-ibunya. 30 lebih piala menghiasi ruang tamu rumahnya yang megah di Jakarta Selatan. Ayu pandai bermain piano dan biola. Genre nya classic macam Beethoven atau Yiruma (biarpun ia juga suka house music). Hanya, untuk urusan olahraga dia agak kurang. Ia hanya bisa menari. Ayahnya adalah seorang pensiunan direktur salah satu BUMN. Hal ini membuat Ayu kerap kali dilirik cowok-cewek dimanapun ia berada. Muka saja sudah manis, bagaimana susunya?

Ayu menungguku di lobby kampusnya



"kringgg...." Teleponku bordering. Sudah kuduga itu berasal dari Ayu. Ia dapat menjadi cewek paling ganas yang pernah kukenal jika sms nya tidak dibalas dalam 2x24 jam. Lebih parah dari perumahan elit sekalipun.
"woeee.. kemana aja lo? Gua sms in ga jawab, padahal banyak cowok ngeres di luar sana yang pengen ngobrol sama gua. Show damn respect man. Eh bisa kan jemput gua? Jangan pake motor loh. Ntar masuk angin hehe,"sahutnya
"Iyaa gampang boss. Gua juga suntuk nih di Depok, mana mall nya banyak banget, banyakan mall nya daripada ceweknya." Candaku.
"yaudah gua cabut yah sekarang. Lo tunggu aja di pos satpam," sahutku sekenanya
"eehh.. enak aja..." belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, aku sudah mematikan handphone ku terlebih dahulu. Yes! Akhirnya gua bisa ngecengin cewek neraka ini.

Setelah mandi dan bersiap, aku segera mengambil kunci Subaru-ku. Aku memang suka Subaru XV. Dengan harga kurang dari Rp 400 juta, aku merasakan sensasi ditarik oleh 148 kuda sekaligus. Interiornya jelas jauh mengungguli Mitsubishi Outlander Sport, dan kemudinya tak kalah dengan BMW X1 sekalipun. 40 kilometer kutempuh melewati Jalan Tol Jagorawi dan Padang Golf Rawanangun. Sesampainya di *** (censored), aku mendapati Ayu sedang duduk-duduk di bangku halaman kampusnya. Kampus Ayu memang mewah. Dengan standar internasional, pendopo-pendopo yang biasanya menghiasi universitas negeri berubah menjadi kursi upholstered yang berbalut semi-kulit. Ia terlihat murung. Ketika aku mengagetkannya-pun, ia hanya tersenyum kecil. Terpancar raut kesedihan dari wajah manisnya. Sebelum aku sempat menjawab, gantian dia yang menyelaku.

"Gua habis putus ama Jeffery. Cabut yuk, ke Kelapa Gading. Ntar gua jelasin di mobil. Sumpek gua di sini, kebanyakan kenangan," Rupanya Ayu yang bossy juga bisa murung.

Mobil kami meluncur menuju Kelapa Gading Square melewati Pasar Minggu yang selalu penuh dengan pedagang yang menjajakan dagangannya. Jaraknya kira-kira 10 kilo dari lokasi kampus. Di tengah perjalanan, Ayu memulai kisah bagimana ia telah dikhianati oleh orang yang baru saja merenggut kehormatannya sebagai perempuan dengan memacari cewek lain. Ia terjebak oleh omongannya sendiri yang suka BT (birahi tinggi) dan ditanggapi serius oleh mantannya.

"Emang lo sebegitu sayang ya ama dia? Udah ngapain aja emang?" tanyaku sebelumnya.

"Udah gandengan, pelukan, ciuman pipi, ama bibir," sahutnya polos.

"Ehh.. serius lo?! Kapan kapan? Kok ga cerita sih? Padahal yang tau kalo lo suka BT bukannya cuma gua, ya?" tanyaku antusias.

"iyalah gua serius. Please deh ya. Ini Jakarta. Gitu aja ga pernah, cemen lo. Si Erny yang rajin doa itu aja gua udah pernah liat dia ciuman di gallery hp dia!" jelasnya.

"...Tapi bukan itu yang gua sesalin.." kata-katanya terputus. Seolah menangkap maksud Ayu, aku bertanya, "Emmm..mmaksud loo? Lo udah bolong ama Jeff?"

"Iyaa dan bego nya itu karena ulah gua sendiri, Fer!" Aku menanggapinya dengan candaan, "Yaelah.. gituan ama Jeffery yang asal usulnya ga jelas. Napa ga sama gua aja, udah jelas berpengalaman telatenin nontonin lo nggesek (istilahku untuk menyebut masturbasi)" Ayu tertawa. Raut wajahnya yang sedari tadi terpampang penyesalan telah berubah menjadi kesenangan.

"Ehh gila aja enak di lo donk gaenak di gua. Gituan kan harus ama orang yang kita sayang, brooo... Bunuh gue kalo terpaksa main ama lo," cetusnya

"Tapi sekarang lo nyesel kan?" Tanyaku. Ayu hanya terdiam. Kemudian ia menceritakan kronologis hilangnya selaput darah miliknya. Dimulai dari celetukan Ayu soal keinginannya punya pacar 'romantis'.

"Jadi gua bilang ke jeff malem-malem. Jeff gua pengen dong diromantis-in. Kayak dicium kek pas jemput pagi. Gitu. Gataunya besok paginya baru masuk mobil gua udah langsung diembat. Gaada romantis-romantisnya. Bibir gua langsung ditabrak ama bibirnya, lalu langsung asal main lidah. Geli-geli gimanaa gitu. Udah gitu tangannys megang leher gua. Dah tau gua paling sensi di leher ama di pipi. Didekemmm aja. Ga dilepas-lepasin. Malah badannya dia nggosok sok meluk gitu ama susu gua. Cukup lama sih gua first kiss ama Jeff. Lagian kan kaca filmnya dia 80% ga bakalan kelihatan Pak Anton (tukang kebun, red)." Pungkasnya.

"Tapi ya gitu. Si Jeff jadinya ketagihan. Tiap ketemu bawaannya make out. Di kelas, di rumah, di lampu merah, dah kaya babi dia tuhh. Pernah ya gua sampe skip satu kelas gara-gara make out di gudang Office Boy. Untung ga ada yang liat. Tapi gua akui sih, ciuman dia emang hebat banget. Merem melek gue. Kadang sampe basah,"

"Puncaknya waktu dia ngapel di rumah gue. Bokap gue kan lagi main golf, biasa bapak-bapak dah pensiun, lalu gua nonton dvd gitu dehh yang ada romantisnya. Ada Holly Michaels susunya lagi diemut ama cowonya. Diemutnya manis banget. Pelan gitu, susunya dicium-cium, diemut kaya adek bayi. Terang aja gua konak. Terpaksa deh gua cium Jeffery. Pinter banget dia main lidah. Gua sampe hampir keluar. Tapi tiap gua mau keluar, ada aja kelakuan Jeff. Dia kayak nghalangin gitu. Frustasi gua, dicium ga keluar-keluar. Mana nafas gua udah naik turun. Susu gua jadi ikutan goyang. Waktu itulah Jeff tiba-tiba meluk gua ke depan. Tangannya main-main goyangin rambut gue, garukin punggung gue. Sambil background music nya orang lagi ML. Aaahhh ahhhh gitu. Jeff juga mijet-mijet punggug gue, yang bikin tambah susah lagi buat keluar. Di situ dia pelan-pelan tangannya dari punggung dimajuin ampe dia bener-bener megang susu gue. Dah kaya kehipnotis Jeff itu. Agak lama mandangin ngeliatin susu gue. Baru setelah itu dia mendem in muka nya ke susu gue. Dia kayak goyang-goyangin kepalanya gitu di susu gue, geli tau ga jadinya! Haha! Ga lama kemudian Jeff baru deh pelan-pelan ngelepas kaos gue. Pengen gua tolak sih, tapi dah kalah ama yang di otak. Yaudah gue biarin si Jeff nikmatin gunung kembar gue. Masih ketutup bh tapi. Kasian juga si Jeff kelamaan kalo main ama gue.hahaha. Eh ngomong-ngomong lo gak horny kan Fer?" potongnya.

Jelas saja aku horny. Cowok mana yang tidak ereksi ketika dia sedang berdua bersama cewek seksi yang sedang menceritakan pengalaman seksualnya. Akupun yakin bahwa dia juga sudah mulai horny. Ayu memang mudah horny, apalagi jika telinganya disentuh. Tak mau kalah, aku membalasnya, "Ya kali ada cowok ga horny dengerin penjelasan lo. Lo sendiri pasti udah basah deh sekarang. Ngaku! Kalo mau lanjut ceritanya, lo harus kasih handjob burung gua. Harga net. Liat nih dah sesek gara-gara dengerin celotehan lo," ujarku memanas-manasi. Biasanya sih Ayu bakal marah, namun reaksinya di luar dugaanku.

"Ehh busett... bisa juga gua bikin cowok ter kuper se Jakarta yang ga pernah ciuman ini horny. Handjob aja ya, ntar make up gua luntur." Ujarnya seraya memegang timbunan daging di balik celanaku. "Gede juga nih kelihatannya," bisiknya. "Lo bukain gesper sabuknya, biar enak nih burung," Ayu membuka resleting celanaku. Aku tak sanggup fokus lagi. Mobil kini kupacu dengan kecepatan 30 km/jam. Susah sekali memprioritaskan antara keselamatan berlalu lintas dengan kenikmatan di handjob sama cewek tercantik se Jakarta, tidak, se Indonesia. Bahkan gebetanku Indah pun hampir kalah dengan Ayu. Ayu mulai meremas-remas kemaluanku yang sudah menyembul besar di balik boxer Calvin Klein-ku. Ia tertawa cekikikan melihatku dalam kesulitan. Ayu memijat semua bagian lapis luar boxer ku dengan santai dan perlahan, membuatku semakin tidak bisa fokus. Bahkan, sampai telurku-pun tidak luput dari pijatan mautnya. Tampknya Ayu sungguh menikmati mempermainkanku sejak awal mengenalku. Ia bahkan memakai kedua tangannya untuk mengurut penisku yang masih diselimuti boxer ini.

"Dah berapa lama lo ga ngeluarin isi adek lo ini? Kasian banget tuh ampe tegang gini. Ini tongkol apa hape hahaha, sama-sama empuk gini sih," candanya. "Gua buka ya Fer. Pelan-pelan, satu, dua, tiga... saudara-saudara di luar mobil, inilah burung Ferdi yang terkekang ga pernah dikeluarin! Lo fokus aja jangan sampe ada yang ngeliatin kita lo Fer hahaha" Ujarnya tertawa. Aku memang kesulitan mengendarai mobil Subaru-ku ini. Perjalanan yang harusnya bisa ditempuh dalam setengah jam menjadi satu jam setengah lebih.

"Gila ini burung gede amat!! Kalah nih iPhone lo!" ujarnya sembari membandingkan iPhoneku dengan burung ku. Aku sendiri tidak tau harus senang di-handjob atau sedih karena asuransi mobil di Jakarta bakal memakan waktu lama jika Subaru-ku menyerempet mobil orang. "Itu terompet, Yu. Tiup aja ntar bunyi kok," candaku. "Ehh buaya. Bohong banget lo. Dulu lo bilang bunga mawar katanya harum. Dasar lo ya. Jadi denger cerita gua gak? Sampe mana tadi?" ancamnya.



Bersambung
•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪
mantap mantap
 
"Jadi si Jeff kan gua ajak ngamar. Gaenak kalo tiba-tiba bokap gua dating. Tapi dia gamau. Katanya di ruang tamu aja, biar ga konvensional. Itu juga dia bilang baru yang pertama sih, tapi bohong banget. 1 minggu setelah putus gua nemu fotonya dia lagi mL ama cewe laen pake seragam SMA. Brengsek tuh orang, tapi ya gua demen, belingsatan gua dijilatin susu gua. Jeff ngebuka kaos gua, lalu dengan satu jepitan dia udah buka pengait bra gua. Buset hebat banget nih cowo kaya udah jago aja. Nah, di situlah kedua tangan Jeff mulai mainin toket gue. Dijepit, dipegang, diremes-remes, jadi belingsatan gue. Mukanya ditenggelamin ke toket gue dan digoyang-goyang gue jadi tergelitik. Tangannya ga pernah lepas dari kedua toket gue. Disosor mulu, mulai dah diciumin pentil gue yang udah tegang itu. Diemut-emut, disentil, depelintir, digigit juga. Ahhhh..... Gue horny, nih Fer. Gapapa ya. Dia gentian mainin toket gue. Pokoknya kedua toket gue itu habis semuanya dicupangin si Jeff. Diemut, dijilat, dicium, digoyang-goyangin. Untung aja gue ga ngeluarin susu. Bisa kempes toket gue kehabisan susu. Hahaha,"

Kulihat Ayu mulai mempermainkan celananya. "Gausah liat-liat selangkangan orang. Selangkangan lo aja butuh orang lain buat diperhatiin. Sana nyetir yang jelas, udah nyampe mall tuh. Cari dah parkir yang paling pojok, biar lu puas denger cerita gue," sedikit perasaanku menjadi sedih, karena sebentar lagi harus menyudahi permainan nikmat ini.

"Puas mainin toket gue, Jeff turun ke perut gue. Dicium-cium pusar gue; dijilat, kadang digigit. Bangga sih gue punya perut rata gitu. Bangga banget; cewe lain mah toket nya rata, perutnya gede. Gue toket gede, perut rata. Tapi gue ga bisa ngomong apa lagi, keenakan aja dijilaitn si Jeff. Dia kemudian turun ke selangkangan gue. Gampang aja sih ngebuka celana gua, orang gua pake boxer aja. Ga kaya waktu mainin toket gue, pas udah sampe celana gue, Jeff langsung melorotin celana gue, tinggal CD aja tuh. Kebetulan aja dia ngelempar CD gua kea rah foto bokap gua. Agak ketawa sendiri sih, ngeliatnya. Bokap gua susah-susah cari uang, gua malah mainan veggie ama cowo gua. Jeff balik ke CD gua. Dia cium-cium, diendus-endus cd gua. Kadang kayak digigit gitu. Sempat ngelak sih, gue bilang 'jangan Jeff, gua masih perawan,'


Jeff bilang bahwa dia cuma mau mainin meki aku aja, tapi gua tau ga mungkin cowo Cuma diem di meki doang, paling engga setelah gua tinggal ketutup cd yang bentar lagi dibuka ini, ga mungkin Cuma sebatas oral. Ga mungkin juga gua nolak minta berhenti, orang gua aja belom keluar. Tapi entah gua nya aja yang ga gampang keluar ato si Jeff yang gabisa mainin meki gue, gue ga keluar-keluar daritadi. Biasanya cepet sih, kalo lagi nonton gitu. Yaudah, sekalian gua bilang ke Jeff, 'Say buka juga dong baju lo. Masa gue aja yang naked.' Tanpa basa-basi Jeff langsung ngelepas kaos ama celananya, tinggal sempak doang. Jeff nyium leher gue dan gigit telinga gue. Dia bisikin 'I love you baby' (untung bukan I love you jablay) dan napasnya kerasa banget di telinga gue. Gue Cuma bisa bilang 'ahh.. ahh..' doang. Dia jilat dan cium mesra leher gue, Ferrr... Gua udah mikir rasanya hari ini bakal ga perawan lagi gue. Nanggung gue pegang aja burung nya si Jeff. Ga gede kaya punya elo sih, cuman padet gitu, keras tebel. Bikin gemes. Gua mainin si Jeffery Junior dan gua deketin badannya ke cd gue. Gue ngerasa banget sempak gue udah bener-bener becek, kaya gabisa dibedain pake cd basah atau karena dibasahin. Tapi sempat sih gue bilang ke Jeff 'Jeff, gua mau ko isep-isep. Tapi gausah lebih ya, gua ga mau perawan gua ilang di ruang tamu,' Jeff ga bales pertanyaan gua. Dia ngelumat mulut gua pake lidahnya. 'emmpphhh... jeff.....' Cuma gituan aja yang gue omongin ke dia. Setelah puas jilatin lidah gue ama leher gue, Jeff bilang, 'Say aku Cuma mau nggesek-nggesekin ini doing kok, ga sampe masuk, boleh ya dilepas. Ga bakal ada cowo normal yang bisa nahan apalagi sama kamu,' bangga banget gua dibilang ga bisa ditolak. Tambah becek nih meki. Si Jeff langsung aja buka celana dalem gue ama punya nya, lalu ngegesekin burungnya ke veggie basah gue. Gila beda banget sensasinya ama main vibra. Biasanya gue Cuma pake tempat kacamata ato pake boneka, tapi yang ini lain, baunya juga lain, ada terasa perasaan beda gitu, Fer. Gua dah konak, dah teriak 'ahhh ahhh ahhh ahhh' ma Jeffery. Ga tau lagi deh kalo Pak Anton ato Bi Ijah denger. Gua dah pegangin burungnya si Jeff sih biar ngedeket ama meki gue, Cuma kepalanya gitu kan ga bikin gue ga perawan. Agak lamaan deh pokoknya gua dah kejang berat. Nikmat banget ngegesek burung cowo ke selangkangan gue. Dan setelah itu............."


"AAARRRRRGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHH" tiba-tiba Ayu mencengkram penisku dengan sangat kerasnya hingga akupun agak berteriak kesakitan. Batallah calon-calon menteri yang hendak kukeluarkan menyaingi jajaran pejabat republik tercinta ini. Aku menatap dengan kaget wajah Ayu, bertanya-tanya mengapa ia berhenti di saat klikmaks. Setidaknya, tidak bisakah ia menahan hingga aku keluar? Jika dipikir-pikir, sudah hampir 2 bulan aku tidak merilis benih-benih penerus usaha ayahku ke dunia ini.
"Dah nyampe, brayyyy.... Simpen tuh peju. Gua ga mau disemprot ama sperma lo. Belom gua jalan-jalan udah bau sperma. Apa kata orang nanti? Ntar aja deh gua lanjutin lagi ampe lo puas. Mau French kiss juga ga ama gue? Lo belom pernah ciuman kan, Pak Dokter? Hahaha," Ujarnya seraya tertawa mengejekku. Aku memang belum pernah berpacaran. Kegiatan terparah yang pernah kulakukan juga hanya sebatas menonton adegan masturbasi Ayu.
Sengaja aku parkir mobilku di area paling pojok dan paling jauh di parkiran lantai 3 Mall Kelapa Gading 3. Kami turun dari mobil dan bergegas masuk ke mall. Tapi, sampai mall aku bingung. Aku belum pernah pacaran sebelumnya dan mungkin tau hal-hal yang umumnya dilakukan pasangan muda. Aku bertanya ke Ayu, "Yu, ngapain kita di sini?" Ayu menjawab dengan polos, "Gatau Fer. Gua Cuma pengen seneng-seneng aja, bosen gua galau terus soal Jeffery. Oh iya lo ga pernah pacaran, ya? Yaudah deh, terserah lo aja, lo bisa ga bikin kayak blind date gitu? Gua ga ngajak pacaran loh, Cuma jalan aja tersera lo ngapain. Jadi pacar gua sehari ini doang, buat ngelupain Jeffery. Eh bentar ya gua ganti baju dulu, gaenak pake yang ginian, padahal lo pake jaket lengkap ama jeans." Ayu meninggalkanku sendirian di depan pintu masuk. Aku menunggunya keluar di depan pintu toilet.

Ayu keluar mengenakan jaket sweater warna pink dengan celana jeans dan sepatu boots. Pecinta warna merah muda ini terlihat begitu anggun dengan lekuk tubuh dan cetakan dada yang membuat setiap pria tergoda untuk selingkuh. Aku tak habis pikir bagaimana bisa Jeffery menukar kemolekan tubuh Ayu dengan perempuan murahan yang buah dadanya bahkan tidak mencapai B cup (seingatku begitu).
"Oeeiii... Maaf lama. Gimana penampilan gue?" Kata Ayu membuyarkan lamunanku.
"Bagus sih, tapi bagusan ga pake apa-apa Yu," kataku polos.
"Maunya yaa" Ayu mencubit perutku yang kubalas dengan menjewer telinganya. Ini adalah titik sensitif Ayu. Dari reaksinya, ia belum sempat menuntaskan hasrat seksualnya tadi di kamar mandi. Kesempatan bagus, pikirku.
"Bagus sih penampilan lo, tapi rela bagi-bagi?" Ejekku.

Aku sebenarnya ingin mengajak Ayu menonton film di Premier. Namun, karena waktu itu tidak ada film yang menarik, aku mengajaknya berbelanja baju atau apapun yang ia inginkan. Ingin makanpun juga sudah terlanjur lewat jam 2 siang. Ayu juga sepertinya sudah makan siang dan tak mengoceh sama sekali soal perutnya yang kosong. Lagian, aku yakin belanja akan membuat diri kami lapar. Ayu memang terkenal sebagai sosialita yang gemar berbelanja. Budgetnya bisa jutaan dalam sekali shopping. Aku tidak pernah mempermasalahkan uang. Meskipun tidak pernah dikasih uang jajan, aku diberi 3 toko emas oleh ayahku yang kukelola sendiri. Bisa kalian bayangkan berapa penghasilan pasifku untuk 1 bulan saja. Di samping itu, aku juga ingin ke beberapa counter brand-brand ternama seperti Aigner, Louis Vuitton, atau Zara untuk melihat bahan kain yang mereka pakai. Mingkin dapat berguna untuk bisnis supplier bahan kulit milik ayahku. Mungkin juga ada jaket atau sepatu yang cocok untukku kenapa tidak sekalian beli saja? Daripada menggerutu menunggu Ayu belanja, kenapa tidak sekalian aku habiskan?
"Tau aja lo hobi gue. Gue ga ada yang pengen gue beli sih. Tapi gapapa lah liat-liat kali ada yang kepingin, Fer," Dasar cewe tidak tau terima kasih; batinku.
Sewaktu di escalator ia menggandeng tanganku, "Kan hari ini kita blind date. Gapapa dong gua pegang yah," ujarnya manja. Apalagi dengan susu Ayu yang menempel di siku kiri ku membuat adik ku yang tidak kebagian jatah kebebasan menangis lagi minta dilepaskan. Aku dan Ayu turun ke lantai 1 untuk mampir ke butik Guess. Kami disambut oleh seorang pelayan gemuk pendek dengan aksen seperti banci. Ia berkulit putih sama sepertiku. "Selamat datang, silakan, ada promo terbaru belanja di atas 2 juta dapat voucher 100ribu," orang yang biasanya dating ke butik macam Guess, Adidas, GAP, Zara, apalagi LV memang biasanya menghabiskan hingga jutaan dalam 1 transaksi. Jika tidak, mungkin hanya membeli sebuah jaket atau celana jeans yang setelah diskon masih di kisaran 700ribu. Aku melirik ke bagian pria sementara Ayu langsung ke bagian wanita. Aku melihatnya sedang memilih-milih baju. Ada cardigan, sweater, sweatshirt, atau apalah namanya aku memang tidak terlalu hafal soal fashion sebaik ibuku.
Pilihan pakaian di Guess tidak pernah mengecewakanku. Meski mahal, bahannya memang tergolong bagus dan modelnya juga kreatif. Aku terpaku pada jaket polyester yang tergantung di hanger. Sekedar diketahui saja, polyester adalah bahan yang biasa digunakan dalam membuat parasut. Bahannya bagus, dan di luarnya dilapisi kain semacam suede (beludru) sehingga terasa hangat dan juga tahan air. Aku memang sedang membutuhkan jaket antiair di musim penghujan begini. Di sisi lain, aku melihat Ayu sibuk membawa 2 macam dress dan sedang mencoba high heels dan tas kulit yang aku taksir harganya sekitar 2 jutaan.
"Setelah diskon menjadi 3 juta tujuh ratus Sembilan puluh Sembilan ribu Sembilan ratus, Kak," pelayan gendut tadi tiba-tiba menegurku dari belakang. Sambil memuji mukaku yang ganteng dan atletis, ia terus menawariku berbagai macam model pakaian yang lain. "Itu pacarnya saja sudah dapat 3 items, kak. Masa kalah?" Pacar? Ayu adalah cewek terakhir yang aku mau jadikan sebagai pacar. Jangan tanya kenapa, di luar keseksian dan kemolekan tubuhnya, kalian bisa membayangkan susahnya punya pacar dengan gaya hidup sosialita. "Iya nih, elu kok ninggallin gue sih? Kan hari ini lagi nge date napa belanja sendiri-sendiri. Nih gua dah dapet blus, jumper, ama thong (celana dalam seksi). Bagus loh, warnanya ijo, ga pink mulu. Elu sih sibuk ndiri, ga sempat liat tadi gue nyoba hahaha," pelayan itu tampaknya agak kikuk dengan omongan Ayu yang frontal. Jika kutaksir, mungkin total belanjaan Ayu mungkin sekitar 2 jutaan. Gapapa lah, siapa tau malam ini aku bisa lebih dari dihand-job.

"Yaudah, lo itu aja kan? Jangan leibh dari 3 juta yaa. Bokek ntar gua," kataku.
"Eh! Serius lo mau bayarin gue? Gausah gitu juga lagi, gue bisa kok bayar sendiri. Sante aja, gue ga maksud morotin lo!"
"Udah, gapapa. Toko gue juga lagi rame kok bulan ini. Ada sisa dari kemaren-kemaren. Dah lo seneng aja," kataku sok kaya.
"Yaudah, deh, ini rasanya baru 2 juta, gua liat jam tangan sekalian ya! Jam tangan gua udah setaun ga diganti. I love you Ferrrrr," Aku tau baru bulan lalu Ayu dihadiahi jam tangan Fossil oleh Jeffery. Aku tak pernah melihatnya memakainya lagi sejak ia putus. Biasanya dia akan mengupload gambar hadiah-hadiah yang ia dapatkan di akun instagramnya ******* (censored). Ayu terlihat sangat senang sekali. Bisa kubayangkan. Pelayan toko itu terlihat senang ada pelanggannya yang belanja hingga jutaan. Aku bisa melihat Ayu menyukai jam tangan yang ber-dial kotak dengan strap rantai. Beda dengan Fossil yang berdial bulat dengan strap kulit. Ia terlihat bingung memilih warna di antara rose gold atau yang silver. "Yang emas aja, Yu. Warna putih mah udah pasaran." Saranku. Karena aku yang membelikan, ia menurut saja. Toh dapat gratis dan emas, siapa yang tak suka. Pelayan itu seakan tak pernah lelah menjerumuskan pelanggannya ke lembah kemiskinan. Ia menawari kami jam tangan couple yang bisa kalian lihat di counter Guess seluruh Indonesia. Aku menjaminnya. Aku sudah tau harganya pasti sekitar 3-4 juta untuk 2 jam kembar. Tapi, pelayan tadi memberi kami diskon.
"Ayo kak, cocok loh jam nya kalo dipake. Masak Cuma ceweknya aja yang pake jam tangan, ga bosen ama jam yang lama? Kan yang ga boleh bosen Cuma ceweknya aja, jam musti diganti-ganti. Ini semuanya awalnya tiga juta Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan ribu Sembilan ratus rupiah. Tapi karena kakak dah belanja banyak, aku diskon deh jadi satu juta Sembilan ratus Sembilan puluh ribu Sembilan ratus. Kapan lagi lo kak dapet jam tangan Guess murah. Couple lagi," Rayunya.

Cuih. Bilang saja dua juta, tak usah pakai satu juta Sembilan blablabla. Cuma beda seratus rupiah. Permen pun sekarang sudah naik harganya. Jujur, aku lebih suka merk jam tangan asli, bukan gabungan brand baju, seperti Rolex, Breitling, Audemars Piguet, Hublot, MB&F, dan lainnya. Tapi melihat harganya cukup menggiurkan, ga apa-apa. Bisa bikin orang lain jealous karena bisa menggandeng Ayu dengan jam tangan couple juga menjadi kebanggaan tersendiri. Aku dan Ayu melihat koleksi jam mereka. Kami akhirnya menjatuhkan pilihan pada jam tangan berstrap kulit coklat dengan dial yang lagi-lagi berbentuk persegi. Sayang sekali jam itu bukan tipeku dan tidak ada chronographnya. Hanya plain saja. Tampaknya Ayu memang tidak ingin teringat pada jam tangan pemberian mantan pacarnya yang berdial bulat. Aku berani bertaruh ia tidak akan mau jika kuajak belanja di Fossil. Aku tidak berani mencobanya.
"Yak, jadi total semuanya menjadi Rp 6.759.700,00 mau pakai kartu apa?" *** (censored), jawabku. "Banyak banget belanjanya. Udah berapa lama pacaran, jarang lo ada pasangan belanja sampe sebanyak ini. 2 tahun kerja baru pertama saya ngelihat cowok berhati dermawan seperti kakaknya," Kami tertawa mendengarnya. Berapa lama pacaran? Well, satu jam saja tidak sampai. Tapi, supaya tidak malu dengan dia, aku memberanikan diriku menjawab "Lima tahun, udah kaya adik gue sendiri ini. Nyokap bokap dah kenal semuanya, hahaha" Ayu tambah tertawa mendengarnya. 5 tahun atau 5 belas menit? Pikirnya, pasti. "Iya, 5 tahun kemarin lusa. Ini mau ngerayain. Dia kasih aku belanjaan, aku kasih dia surprise," Ujarnya nakal. Dia bilang 'surprise' sambil mengedipkan matanya, seakan-akan ia berencana menservis ku dengan tubuh eloknya yang dibalut madu.


Bersambung
•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪•₪
mntp crtanya hu
 
gak ngaceng tapi ngkhayal jadi horang kayah gapapaaaaahhh :D

lagian abis belanja udah cape, gak bisa ngaceng lagi...

hahaha .... kamvreeettthhh...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd