Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Cuckold Story: Mengubah Istriku [with epilog]

Dengan siapa Natalie enaknya melakukan Threesome Sex pertamanya?

  • Natalie vs. Nicko vs. Ricko

    Votes: 58 30,4%
  • Natalie vs. Nicko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 18 9,4%
  • Natalie vs. Ricko vs. Lelaki Lainnya

    Votes: 72 37,7%
  • Terserah TS aja deh, kita ngikut aja

    Votes: 43 22,5%

  • Total voters
    191
  • Poll closed .
Bimabet
Kurang greget Nicko nyà kayanya pasrah aja gak ADA balasannya sama sekali ke Natalie Dan Natalie sdh kaya pelacur aja setiap tititnya yg dikenalin boleh masuk ke memeknya DG mudah dan gratis JD kesannya murahàn banget GT
Makin kesini feel nya makin hambar kenal tancap GT aja kaya film xxx
 
Kurang greget Nicko nyà kayanya pasrah aja gak ADA balasannya sama sekali ke Natalie Dan Natalie sdh kaya pelacur aja setiap tititnya yg dikenalin boleh masuk ke memeknya DG mudah dan gratis JD kesannya murahàn banget GT
Makin kesini feel nya makin hambar kenal tancap GT aja kaya film xxx

Njiirr suhu @Lediana klo komen ngegass muluu.. tapi ane sukaak!! Hahaha

Ane butuh banget masukan2 kayak gini, berasa ada yg ngingetin spya nggak terlalu kebablasan si Natt nya dan Nicko bs jd lebih punya wibawa...

Baiklah! Thanks banget ya suhu buat masukannya..
 
bikin gini doong. si nat maen sama suami nya tp ga puas, abis itu minta ijin ke suami nya buat di kontolin sama mantannya. tp di anterin dan di dampingi sama suami nya sampe kelar. trs suami nya bilang terima kasih.
 
Kenapa nicko medti bales dendem?toh si nat seperti itu juga kan karena keinginannya nicko..
 
---------------
Part 19
"Permintaan Natalie"



POV Nicko

Untung saja aku sudah menyelesaikan meetingku ketika Ricko meneleponku dan mengabari jika dirinya dan istriku saat ini secara kebetulan yang luar biasa bisa berada di rumah Anggoro karena ternyata ketika mereka berdua ingin pergi ke mall mereka mendapatkan driver yang ternyata adalah mantan kekasih istriku.

Aku kaget bukan main dan perasaanku menjadi tak menentu walapun Ricko sudah menyampaikan kepadaku untuk tenang dan menyerahkan segala sesuatunya padanya. Gilaa nih anak, gimana aku bisa tenang jika saat ini istriku sedang bersama mantan kekasihnya. Awalnya aku ingin menyusul mereka, tapi Ricko bilang kepadaku jika dia sendiri tidak tau persis dimana lokasinya saat ini. Malah menyuruhku menunggu mereka di rumah saja. Edan nih anak, pikirku.

Kenapa aku begitu mengkhawatirkan keadaan istriku, jelas karna keberadaannya yang sedang bersama mantan kekasihnya menimbulkan banyak spekulasi dipikiranku walaupun dengan Ricko disana. Aku sedikit banyak mempunyai firasat jika istriku ini masih sangat mengingat betul tentang sosok Anggoro ini. Walaupun dari mulut istriku tidak pernah keluar pengakuan tersebut, tapi aku bukan orang bodoh yang tidak bisa menyimpulkan jika ada sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka waktu pacaran dulu.

Memang aku telah memiliki sebuah kesepakatan untuk mengizinkan istriku bercinta dengan pria lain dengan sepengetahuanku, ingat! dengan sepengetahuanku! Pikiraan terliarku adalah mereka bertiga kembali melakukan kegiatan birahi di rumah mantan kekasih istriku seperti kejadian di Bandungan kemarin bersama Jeffry kawan si Ricko itu.

Berarti, bukan tidak mungkin saat ini mereka melakukan hal yang sama tanpa sepengetahuanku. Entah kenapa saat ini aku merasa tidak nyaman mengetahui kondisi mereka saat ini tapi pada saat tadi Ricko berbicara padaku lewat telepon dan menyampaikan hal tersebut serta meyakinkanku supaya menyerahkan semuanya padanya, aku tidak bisa memberi reaksi penolakan atau ketidaksetujuan apapun.

Untuk menghilangkan rasa kegundahanku akhirnya kuputuskan untuk menelepon istriku. Kuambil handphone yang kutaruh di konsol tengah mobilku dan segera memencet nomor istriku.

"Haloo pih, kenapa telepon?" sahut istriku setelah beberapa kali nada sambung berbunyi.
"Gapapa kok mih, cuma mau nelpon aja." jawabku.
"Oh, kirain kenapa? Ni kamu dimana? Udah selesai meetingnya?" kudengar pertanyaan istriku diujung sana, aku tidak mendengar suara-suara yang mencurigakan dari seberang sana. Hanya suara istriku yang sama sekali tidak mencurigakan, seperti biasa saja.
"Udah kok, nih udah otw pulang. Katamya Ricko mami lagi mampir ke rumah temenmu?" tanyaku.
"Iya pih, tadi gak sengaja ketemu." jawabnya.
"Bener mami di rumahnya Anggoro yang mantan mami itu?" tanyaku lagi untuk memastikan jawaban istriku.
"Iya pih, Ricko udah cerita ya? Iya tadi ternyata yang jemput pake Grab itu dia pih. Ya mami juga nggak nyangka sih, ngobrol-ngobrol aja terus diajak mampir ke rumahnya." jawab istriku yang ternyata sesuai dengan cerita Ricko, istriku tidak menutupinya. Aku terdiam sesaat mencerna situasi ini dan jawaban istriku barusan.
"Pih! Halo pih?? Halooo.."ucap istriku menyadarkanku.
"Eh! Iyaa mih? Hmm.. Masih lama?" tanyaku.
"Telponan malah bengong nih si papih." sahutnya.
"Hehehe... Gapapa kok mih.. Eh kamu masih lama nggak pulangnya?" desakku padanya.
"Hmm.. Piiiih.. Hmm..mm.." sahut istriku tidak begitu jelas seperti menggumam.
"Hah?? Kenapa mih? Kamu nih ngomong kok nggak jelas gitu.." ucapku.
"Hmm...m... Anu piiih...Anu.."ucapnya lagi masih belum bisa kutangkap kata-katanya.
"Apaan sih mih? Anu anu apaan, yang jelas dong!!!" ucapku dengan suara yang sedikit meninggi karena tidak sabar.
"Hiiiih!! Nggak usah bentak-bentak gitu dong!!" balas isteriku.
"Eh, nggak bentak kok. Aku cuma tadi agak kurang jelas mami ngomong apaan." sahutku merendahkan suaraku, aku takut jika dia marah padaku karena hal tadi. Aku memang selalu mengambil posisi mengendur jika terjadi perdebatan dengan istriku ini, semata karena aku tidak ingin masalah menjadi panjang jika aku juga menempatkan tensi yang sama ketika berdebat dengan istriku, apalagi jika nada suaranya berubah tinggi.
"Heehehe... Iyaa maap pih, mami kurang jelas yaa tadi ngomongnya?" jawab istriku malah terdengar dirinya tertawa kecil. Aku malah yang jadi bingung dengan sikap istriku yang tidak biasa ini.
"Iyaa udah, mau ngomong apa tadi kamu jadinya?" tanyaku mengembalikan pembicaraan yang sedikit terputus tadi.
"Hmm...Anuu pih... Ihh mami nggak enak mau ngomongnya sama papih.." jawab istriku dengan nada yang dibuat manja.
"Lah mami nih tinggal ngomong aja juga, pake anu anu segala nggak jelas deh." sahutku kemudian.
"Hmm.. Mami mau minta ijin sama papih." ucap istriku, dadaku mendadak berdegub kencang mendengar ucapan istriku barusan.
"Minta ijin apaan?" sergahku cepat.
"Tapi papih nggak boleh marah." ucap istriku lagi.
"Iyaa papi nggak marah deh." udah ngomong aja.
"Janji??"ucapnya lagi.
"Iyaa janjiii papi nggak marah. Apaan deh mami nih, bikin papi penasaran aja." buruku padanya.
"Mamii boleh nggak, main sama Anggo pih?" tanyanya padaku yang membuat kekhawatiranku terbukti.
"HAAAAH?? APAAN?? PAPIH NGGAK SALAH DENGER INI?" ucapku berseru dengan suara yang meledak-ledak setelah mendengar ucapan istriku.
"Hiiih, papi kan udah janji nggak boleh marah!" balas istriku menekanku untuk mengingat ucapanku sebelumnya.
"Tapiii mih?? Tapii kenapaa mesti sama Anggoro?? Kenapa mesti sekarang?" sahutku penuh pertanyaan.
"Loh kenapa? Papih kan kemarin udah bilang mami boleh main sama siapa aja asal sepengetahuan papih? Terus kenapa sekarang kok kayaknya kamu nggak setuju? Mami kan udah minta ijin sama papih, terus emang apa bedanya nanti sama sekarang? Kamu marah??" serbu istriku dengan pertanyaan-pertanyaan yang beruntun. Aku hanya bisa terdiam mendengar semua pertanyaannya, aku terpojok oleh ucapannya.
"........"aku masih terdiam mendengar serbuan pertanyaan darinya.
"Kok diem?? Diem berarti setuju!" sergahnya lagi.
"Eh..hmm... Mih, bukan gitu miih. Papi kaget aja tiba-tiba mami ngomong kayak gini." jawabnya.
"Jadi boleh apa nggak nih?" lagi pertanyaannya menyudutkanku.
"Aku boleh ngomong sama Anggoro nya sebentar?" tanyaku pada istriku untuk meminta berbicara pada mantan kekasihnya yang bernama Anggoro itu sekedar untuk mencoba bernegosiasi supaya dirinya tidak menuruti permintaan istriku kali ini. Ternyata aku belum siap menerima kondisi bahwa istriku akan bercinta dengan mantan kekasihnya.
"Nggak usah mau ngapain?" sahut istriku rupanya dia seperti bisa membaca pikiranku.
"Ya ada yang mau aku omongin sama dia dulu sayaang." rayuku padanya.
"Mau ngomong apaan emangnya sih? Papi takut kalo mami dikasarin sama dia? Udah gini aja, papi nggak usah tutup telponnya. Papi dengerin aja sendiri, kalo mami nggak bakal dikasarin sama Anggo." ucap istriku tetap tidak memberiku kesempatan untuk berbicara pada Anggoro. Aku tidak punya pilihan lain selain mengikuti keinginan istriku ini.
"Ya mih." jawabku singkat.
"Papi ini lagi nyetir kan? Telponnya sambungin ke bluetooth mobil aja. Biar nggak ngganggu kamu nyetir, oke sayang?" istriku memberi saran padaku, ternyata dirinya masih memikirkan kondisi diriku supaya aku tidak menyetir sambil menelepon karena bisa membahayakan diriku sendiri. Dan aku pun mengikuti saran istriku.

Aku segera menyambungkan ponselku dengan sistem audio mobilku menggunakan bluetooth sehingga aku tidak perlu menggenggam ponselku selama aku mendengarkan apa yang terjadi terhadap istriku dan mantan kekasihnya di seberang sana, dan setelah tersambung suaranya yang terdengar menjadi begitu jelas memenuhi ruangan kabin mobilku yang kukendarai ini.

Kudengar seperti suara ponsel milik istriku mulai diletakkan di suatu tempat dengan jarak yang cukup dekat dengan istriku karena aku bisa mendengar jelas suara seperti orang disana baru saja masuk ke dalam kamar dimana tempat istriku berada dan aku bisa mendengar mereka berdua mulai bercakap-cakap dengan sangat-sangat jelas.




POV Orang Ketiga.

"Oh, udah selesai telponannya?" tanya Anggoro pada Natalie yang sedang berdiri di sisi jendela kamar tidur miliknya. Sebelumnya Anggoro memutuskan untuk pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur pribadinya untuk sekedar bersih-bersih karena tadi dirinya menunggu cukup lama ketika Natalie mengangkat telpon dari Nicko yang merupakan suami mantan kekasihnya. Memang pada saat Natalie mengangkat telpon Nicko tadi, Natalie sedikit menyingkir dari arah kasur tempat sebelumnya mereka berdua rebahan berdua sambil mengobrol ringan untuk mencairkan suasana, kearah jendela yang berjarak cukup sehingga tadi Anggoro tidak begitu bisa jelas mendengarkan percakapan Natalie dengan suaminya di telepon tadi.

"Eh, udah kok.. Kamu abis ngapain kok ke kamar mandi?" tanya Natalie yang melihat Anggoro keluar dari arah kamar mandi dengan hanya menggunakan kaus singlet dan celana boxer yang cukup ketat.

"Tadi kelamaan nunggu kamu telponan, jadi aku pikir mending aku bersih-bersih dulu aja. Biar nggak bau asem. Hehehehe.." sahut Anggoro sambil berjalan kearah Natalie.

"Hehehe maaf ya, tadi suami aku yang telepon. Kan nggak enak kalo kedengeran sama kamu." jawab Natalie.

"Jadi, suami kamu berarti tau kalo kamu lagi sama aku dek?" tanya Anggoro sambil berdiri di sebelah Natalie yang sedang bersandar di sisi jendela kamar ini.

"Iya tadi aku udah bilang kok." sahut Natalie singkat.

"Ternyata suami kamu pengertian banget sama kamu ya? Aku kayaknya harus bilang terimakasih nih sama suami kamu dek, soalnya dia udah mau ngasih kesempatan buat kita kangen-kangenan. hehehe.." ucap Anggoro menanggapi perkataan Natalie, semua percakapan mereka berdua di kamar ini bisa didengar oleh Nicko diujung sambungan telepon yang masih tersambung itu. Nicko sendiri masih dalam posisi harap-harap cemas mendengarkan percakapan istrinya dan mantan kekasihnya.

"Ihh apaan sih kamu mas. Pake segitunya segala.." sahut Natalie sambil menerima pelukan lembut dari Anggoro mantan kekasihnya itu.

"Loh iya dong. Suami kamu itu luar biasa tau dek, kalo perlu nanti coba kamu bilang sama dia. Mas rela deh jadi suami kedua kamu asal suami kamu ngijinin." ucap Anggoro yang tidak disangka oleh Natalie maupun Nicko yang bisa mendengarkan dengan jelas ucapan Anggoro barusan.

"Hihihi ada-ada aja kamu nih mas. Nanti bilang sendiri aja sama dia kalo berani." sahut Natalie sambil tersenyum pada Anggoro yang saat ini mereka berdua sedang dalam posisi masih berangkulan.

"Dek..." ucap Anggoro lirih melihat Natalie sedang meraba dadanya seperti berusaha menyingkirkan kaus singletnya.

"Aku mau liaat.." sahut Natalie. Anggoro mengerti apa yang diinginkam Natalie, sehingga dirinya membantu Natalie melepaskan kaus singlet yang menutupi tubuhnya dengan cara mengangkatnya dan melepaskannya ke arah atas kepalanya.

"Masih ada. Dan tidak akan mas hapus namamu di situ, dek." ucap Anggoro dengan lembut. Natalie lalu menyentuh bagian dada Anggoro yang bertuliskan namanya. Ingatan Natalie melambung ke masa lalu ketika saat dimana Anggoro menunjukkan kepadanya jika dia baru saja mentato tubuhnya dengan menuliskan namanya secara permanent.

Ingatannya kembali memutar memori indah sesaat setelah Anggoro menunjukkan hasil karya seni dengan tulisan namanya itu yang terukir tepat di tubuh kekasihnya. Kenangan bagaimana setelah itu mereka berdua bercinta dengan panasnya sepanjang malam karena saat itu tepat hari sabtu malam dan sebelumnya mereka berdua memang sudah berencana menghabiskan malam berdua di salah satu hotel murah di daerah Bandungan, seperti kebanyakan yang dilakukan anak muda pada waktu itu.

Dan saat ini, walaupun telah banyak perubahan dalam hidup yang terjadi di masing-masing mereka, tapi ternyata tetap ada yang masih terjaga dan masih tetap sama, yang diwakili jelas oleh tattoo tersebut.

Perlahan mereka berdua kemudian saling mendekatkan wajah satu sama lain sampai akhirnya dipertemukan kembali kedua bibir yang telah lama terpisahkan oleh keadaan, bibir yang dulunya pernah saling meluapkan hasrat dan gelora masa percintaan muda mereka dahulu.

"Cupph...Sluurppss..sluurppss.." suara kecupan dan lumatan mulai terdengar di dalam kamar ini dan juga memenuhi ruangan kabin sebuah mobil di salah satu sudut kota dimana suami sang wanita masih mendengarkan segala suara yang terpancar dari sambungan telepon milik istrinya yang berada tidak jauh dari tempat kedua mantan kekasih itu mulai saling mencumbu meluapkan kerinduan karena sudah lama terpisah.

"Aaaach...aaach...Sshhtttss.." Natalie mulai mendesis karena cumbuan Anggoro saat ini mulai menjelajahi leher, telinga dan dada bagian atas dengan lincahnya. Natalie hanya bisa menggenggam kepala Anggoro yang sedang bergerilya di tubuhnya, sementara Nicko yang mendengar desahan istrinya yang menggema lewat audio mobilnya sedikit banyak mulai terangsang membayangkan tubuh istrinya sedang dicumbui oleh pria yang merupakan mantan kekasih istrinya itu.

Nicko yang mulai terpancing libidonya akibat mendengarkan suara desahan istrinya yang sedang dicumbui Anggoro mantan kekasihnya, segera mencari lokasi yang dirasa cukup aman untuk memakirkan mobilnya agar supaya dia bisa lebih berkonsentrasi mendengarkan apa yang sedang terjadi pada istrinya.

Setelah akhirnya mobil yang dikendarainya memasuki Jl. Sisingamangaraja dari arah Gajahmungkur kearah Tanah Putih, Nicko bisa dengan mudah menemukan lokasi yang cukup aman serta teduh dibawah pohon rindang yang tersebar di sepanjang jalan tersebut. Setelah Nicko menarik tuas hand brake mobilnya, dia kembali mengkonsentrasikam indra pendengarannya untuk meresapi setiap suara yang terdengar dari pengeras suara yang terdapat di dalam mobilnya itu.

Cumbuan Anggoro pada Natalie saat ini semakin bersemangat, kepalanya dibenamkan di belahan payudara Natalie sambil terus menciumi dan menghirupi aroma tubuh wanita itu. Seakan benar-benar mencurahkan hasrat yang lama terkumpul pada kekasihnya seperti waktu dulu mereka pernah rasakan.

"Mas kangen ini, dek." ucapnya setelah Anggoro melepas pakaian yang menutupi tubuh bagian atas Natalie dan kembali membenamkan cumbuan mesranya itu sambil meremasi payudara yang masih tertutup bra berwarna ungu tua itu.

"Aachh... Iyaa maaashh.." sahut Natalie sambil mendesah karena perbuatan mantan kekasihnya itu.

Anggoro lalu dengan cepat namun lembut melepas kaitan bra yang masih terpasang. Sejurus kemudian terpampanglah kedua payudara yang menjadi kegemarannya dulu. Natalie hanya bisa merangkulkan kedua tangannya di pundak pria itu sambil memandang syahdu atas apa yang dilakukan Anggoro.

Saat ini mereka berdua saling berhadapan dan saling memandang wajah satu sama lain. Terlihat betul bagaimana sebenarnya mereka berdua masih menyimpan perasaan yang sama walaupun setelah lama berpisah dan masing-masing sudah berusaha untuk menghilangkan rasa, tetapi ketika saat ini terbit sebuah kesempatan untuk dipertemukan nyatanya rasa yang seakan sudah lama hilang itu kembali meluap bahkan lebih besar dari sebelumnya.

Mereka lalu mengeratkan pelukan dan mendekatkan kedua bibir masing-masing saling mencumbu kembali. Kulit yang tak lagi ditutupi pakaian saat ini saling bersentuhan, simpul-simpul syaraf yang tersebar diseluruh bagian tubuh mereka seperti mengalirkan getaran-getaran yang memberi kenyamanan pada mereka berdua.

Perlahan mereka bergeser ke arah kasur yang berjarak dua langkah di belakang Anggoro. Ketika akhirnya mereka berdua sampai di peraduan, Anggoro menghempas tubuhnya rebah diatas kasur tanpa ranjang yang diletakkan langsung diatas lantai kamar ini. Suara hempasan tubuh Anggoro terdengar jelas oleh Nicko di sudut sana. Natalie lalu segera merendahkan tubuhnya merangkak diatas tubuh Anggoro sambil menyapukan kecupan-kecupan lembut mulai dari perut sampai ke dada tempat namanya dirajah disitu.

Ketika akhirnya bibir mereka bertemu kembali, lumatan-lumatan penuh hasrat kembali dilakukan oleh dua anak manusia yang sedang dimabuk birahi ini. Suara-suara kecipak liur akibat ciuman itu, mampu di dengar oleh Nicko karena ponsel Natalie hanya berjarak sekian jengkal dari dua insan yang mulai mendaki dalam hal hasrat seksual tersebut.

Sementara Nicko yang berada sendirian di belakang kemudi mobil yang diparkirnya di bawah pohon rimbun itu pikirannya mulai liar dengan bayangan visual istrinya yang tengah mengayuh birahi dengan mantan kekasihnya itu. Dan benar saja, hal itu malah membuat batang penisnya menjadi keras seperti tongkat kayu yang siap ditancapkan. Namun apa daya, saat ini jelas Nicko tidak punya pelampiasan hal itu. Dengan sadar ia akhirnya melonggarkan ikat pinggang dan melepas kaitan celana panjang yang pakainya untuk memberi ruang bagi batang kejantanan miliknya serta mulai mengocok pelan sambil terus mendengarkan suara-suara birahi istrinya di mobil itu.

Sementara di kamar itu, Anggoro sedang membalik tubuh Natalie sehingga posisinya saat ini berada dibawah kuasanya. Lalu kedua tangan Anggoro bergerak secara naluriah untuk menelanjangi Natalie dengan melepaskan celana panjang yang masih dikenakan wanita itu sehingga tubuh telanjang Natalie terekspos dihadapannya.

Sejenak dipandangi tubuh telanjang mantan kekasihnya yang telah terbaring pasrah tanpa ada lagi yang menutupinya. Dilihatnya betul perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh yang sudah lama sekali tidak pernah dia lihat ini. Dia sendiri bisa mengenali perubahan bentuk tubuh mantan kekasihnya itu, bagian-bagian yang menjadi perhatiannya adalah munculnya beberapa lipatan di perut yang dulu tidak terlihat, paha dan bokong yang lebih besar serta lebih menantang, dan lengan bagian atas yang juga berubah. Namun semuanya itu justru membangkitkan hasrat yang lebih besar untuk menjelajahi maha karya yang terbentuk itu.

"Kamu jadi lebih montok dari waktu dulu ya dek." ucapnya mengomentari tubuh mantan kekasihnya itu sambil menyunggingkan senyum tulus tanpa kesan mengejek.

"Ihh mas kok jahat sih, maksudnya aku jadi gendut gitu sekarang?" sahut Natalie menanggapi komentar Anggoro.

"Sing lemu ginuk-ginuk koyok ngene ki sing bakalan marakke aku betah reti rak?" ucap Anggoro dalam bahasa jawa yang sebenarnya merupakan pujian pada mantan kekasihnya itu. (red: Yang gemuk montok chuby kayak gini yang bakal bikin aku nyaman tau nggak?)

"Hahaha dasar gombal.." sahut Natalie sambil tertawa ringan menanggapi rayuan Anggoro.

Anggoro tidak lagi melanjutkan obrolan tersebut, melainkan dirinya memposisikan kepalanya bersingut diantara kedua kaki Natalie bermaksud ingin melakukan oral seks lebih dulu di kemaluan Natalie.

"Ouuuchh... Ssshhtt... Aachh.." desah Natalie pecah ketika mulut dan lidah Anggoro mulai melakukan tugasnya menciumi dan menjilati vagina Natalie.

Sementara Anggoro terus meresapi liang kenikmatan milik mantan kekasihnya itu, Nicko yang mendengar suara istrinya makin mendesah-desah karena rangsangan oral yang dilakukan Anggoro, semakin mempercepat kocokan pada penisnya yang telah menjulang dari balik resleting celananya. Suara birahi istrinya membuat libido Nicko naik begitu cepat sambil terus membayangkan adegan-adegan yang mungkin terjadi saat ini pada istrinya.

"Aaaoww geliii mas, geliii... Aaaachhh..." racau Natalie sambil meraih kepala Anggoro ketika lidah Anggoro menggelitik klitoris Natalie dengan intens.

"Ouughh... Yeesshh...Aaaachhh....Hmmphhss..."
"Hooouughh....Yaaash..." Natalie berusaha menahan desahannya namun jelas dia tidak mampu menolak rasa nikmat yang menjalari tubuhnya saat ini. Vaginanya mulai banjir akibat cairan kenikmatan yang diproduksi secara otomatis akibat rangsangan yang dideranya.

Anggoro lalu mengkombinasikan jilatannya dengan jemarinya, dengan mencolokkan jari tengahnya kedalam liang surgawi Natalie. Istri Nicko yang mendapatkan perlakuan itu tiba-tiba terlonjak karena jari jemari Anggoro menyeruak masuk mencari titik rangsang yang terletak di dalam sana.

Anggoro lalu mengangkat kepalanya namun menambah dengan satu jari lagi mengocok vagina mantan kekasihnya itu. Jari tengah ditambah jari manis dengan posisi seperti kail mengocok kemaluan wanita bersuami itu, dengan sisi bagian telapak tangannya disentuhkan di bagian atas tepat diatas klitoris. Dengan jurus lima jari yang digunakannya itu, dia semakin cepat melakukan gerakan merangsang seakan sedang memompa air dari dalam sumur kenikmatan wanita itu.

Natalie jelas dibuat kacau dengan rangsangan yang seperti itu walaupun dia sebelumnya sudah menduga jika Anggoro akan melakukan hal tersebut seperti yang dulu pasti diberikan Anggoro dalam setiap sesi bercinta mereka. Desahan Natalie, lebih tepatnya teriakan karena dia sudah tidak mampu lagi membungkam mulutnya sendiri yang sedari tadi teruus mengeluarkan desahan kenikmatan.

"Ooohh mass Anggo udaah mass.. Sssshht...Udaah...Gelii bangett aaach... yeeassh..Ampuunn.." racau Natalie memohon agar Anggoro segera mengantarnya pada puncak kenikmatan awal ini. Namun jelas Anggoro tidak serta merta menghentikan tangannya karena permintaan Natalie tersebut, karena ia paham jika mantan kekasihnya itu sedang akan mencapai puncaknya.

"Tahaan dek, bentar lagiii...Nikmatin ajaa..." ucap Anggoro sambil melihat tubuh wanitanya itu yang sedang menggelepar kenikmatan. Diujung sana sepertinya kondisi Nicko tidak jauh berbeda dengan istrinya yang sedang dikocok liang surgawinya oleh sang mantan, Nicko juga semakin terangsang karena mendengar suara racauan istrinya yang semakin liar saja sehingga Nicko juga tidak tahan lagi untuk mempercepat kocokan pada batang penisnya.

Tidak butuh waktu lama, mungkin tidak sampai dua menit nafas Natalie semakin terengah-engah mendaki puncak orgasme yang sebentar lagi akan tiba. Hal yang sama juga terjadi pada Nicko suaminya, dengan lebih cepat dia merangsang penisnya sendirian.

Dan saat puncak itu akhirnya datang, Natalie menjerit karena orgasme yang didapatnya kali ini begitu hebat. Cairan cintanya memancar dengan deras dari kemaluannya, Natalie squirting! Cairan cintanya masih memancar selama sekian detik karena tangan Anggoro masih tetap merangsang kemaluannya namun dengan gerakan lebih lembut. Tubuh Natalie menegang dan terlonjak-lonjak karena dahsyatnya squirting yang baru didapatnya.

Sementara di mobil tempat Nicko berada juga terdengar desahan yang keluar dari mulut pria itu dibarengi dengan muncratan sperma yang keluar dari batang penisnya. Muncratan spermanya sampai ada yang menempel di kemeja bagian atasnya karena begitu kencang muncratannya. Beberapa tetes jatuh mengotori bagian lain di sekitar perutnya.

Nicko lalu terkapar lemah di kursi kemudi yang sandarannya sedikit ditarik kearah belakang agar dirinya nyaman pada saat mendengarkan suara istrinya ditelepon tadi. Sama seperti kondisi istrinya yang juga tengah terkapar lemah di dalam nyamannya dekapan pria lain yang merupakan mantan kekasih istrinya itu.


[to be continued]

From Author:
[HIDE]
Kira-kira perlu dibuatin cerita tentang yang terjadi selanjutnya di kamar Anggoro nggak yaa? Ya semua udah pada tau lah ya pastinya mereka bakalan ngapain setelah itu. Apa mau di-skip aja terus lanjutin scene selanjutnya?

Komen aja ya kira-kira suhu boss sekalian mau dibikinin cerita detilnya yang terjadi antara Natalie bareng Anggoro di kamar atau mau diskip lanjut scene selanjutnya?

Pilihan terbanyak akan nubi laksanakan di part selanjutnya.
[/HIDE]
 
-[✓] - ceritain, Kita liat Nicko Masih sanggup ngaceng apa ngga ngikutin perkimpoiiiaan disebrang telpon Sana : -)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd