BLACK ASKA STORY 3
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
Yang menjadikannya tiada..
--- Sapardi Djoko Damono ---
Di penghujung pekan yang agak mendung.. tapi tak hujan..
Derit pagar rumah membuka haluanku yang pulang menjelang malam di hari itu..
Kusebut inilah raut sang Cinta yang menyambutku di peraduan..
Dinginnya siraman air kala ku mandi ternyata tertinggal
didahului basuh mesranya kecupan..
Sungguh ini memabukkan
sungguh ini menenangkan
Demikian rasanya surga dunia kebersamaan..
Letih, marah, kecewa dan apapun yang menggangguku diseharian ini luluh seketika..
Berselanglah hingga pukul setengah Sembilan malam yang tak berapa riuh..
Sesekali suara motor melintas jalan kecil depan rumah..
Makan malam yang manis terusai..
Semilir angin mengajakku selalu duduk di teras..
Berbekal gitar.. asbak, rokok dan segelas susu
bukan kopi lagi
Agak sedikit berbeda dari yang biasanya dulu..
Tak lagi duduk sendiri..
Sang Cinta kini bersamaku..
Berbaur dalam petikan yang kubuat..
Bersenandung mengikuti nada yang fasih tertangkap..
Bukan suara yang merdu.. tapi suara yang setia..
Sedari dulu.. senandung itu sering kudengar lewat lalu..
Dan ternyata senandung itu jadi milikku.. dan akan selalu milikku..
Bersama paras, raga dan rasa yang jadi mahkotaku..
Ini Cinta.. bukan cinta yang sama.. bukan seperti cinta yang pernah kukenal..
Dan sungguh kali ini cinta berhasil membuatku kasmaran
dalam kubah dan aura yang sangat berbeda..
Tak membuatku kagum seperti dulu
tak menjebakku terlena seperti yang lalu..
Tapi sanggup membuatku tersimpuh..
Memaksa kerendahan hati, membunuh pongah dan sombong dari liarku..
Mengendalikan aku tanpa perintah dan pinta..
kakak
, suara istriku membuncah lamunan.
Kupandang paras di hadapanku sambil duduk berpangku gitar
kutangkap tangannya yang sibuk membolak balik lembar dari buku berisi syair-syair lagu
kenapa..?,sahutku lembut.
Ummm..ini
syair lagu yang ini
, ujar istriku yang berhenti di satu lembar dalam buku syair yang sedang disimaknya.
Kutanggapi dengan melihat syair yang ia maksud.. dan sedikit ku tersenyum sambil membaca syair itu dalam hati.
iya
kenapa..?, tanyaku lagi pada istriku.
Istriku pun mulai membaca..
dipelupuk mataku, dikelana pikirku
di gemerlap mimpiku.. disunyi sendiriku..
ada satu disana
seakan memanggilku
dikelip cahayanya.. diteduh kemilaunya..
dalam tiap marahku
dalam tiap perihnya.. dalam tiap doaku.. terlukis dihatiku..
agar satu langkahku..demi satu disana
biar jauh raguku..tak hilang arahku
sampai kumiliki semua
disana cinta
kemanapun, dimanapun kau berada
apapun, berapapun jauhnya ku melangkah
tak perduli lelahnya sampai kutemukan dan tergapailah indahnya
dan kurasa teduhnya..
membelai palung hati yang rindukan lembutnya
jadilah aku disana selama-lamanya
Kusimak syair lagu yang dibacakan istriku sambil terus tersenyum..
aku suka lagu ini
,ucap istriku pelan
bibirnya pun terlihat ikut tersenyum.
kenapa begitu..?, tanyaku meminta penjelasan istriku.
Helaan nafas
masih dalam senyumnya..sebentar matanya melihat padaku dan beralih lagi ke lembaran yang dibacanya.
ga tau deh.. kayanya lagu ini menggambarkan kakak banget
,sahut istriku.
oh ya..?,sahutku pendek.
iya
aku suka kata-kata yang ini
ada satu disana.. seakan memanggilku
dikelip cahayanya.. diteduh kemilaunya..
lalu
agar satu langkahku
demi satu disana.. biar jauh raguku..tak hilang arahku..sampai kumiliki semua
, istriku mulai menjelaskan.
kata-kata itu seperti mencerminkan sifat kakak yang selama ini aku kenal
, kesimpulan nampaknya dibuat dan keluar dari mulut istriku.
Belum kujawab
kubiarkan dulu istriku dengan terus memperhatikan wajahnya.
aku ngerasa
kakak buat lagu itu buat aku
, istriku lagi-lagi menambah kesimpulannya.
oh..boleh
lagu itu buat kamu.., jawabku agak cepat.
Kulihat senyumnya
ga ada lagu lain selain lagu ini yang kamu suka
?, tanyaku.
Istriku menggeleng
ga ada yang paling ku suka selain yang ini
ada satu lagu lagi
tapi aku mikir kayanya lagu itu bukan untuk aku
, demikian ujar istriku
kali ini wajahnya mengangkat dan menatap kearahku.
aku merasa.. ga ada lagu kakak yang kakak bikin buat aku
cuman aku suka yang ini
karena aku bilang suka
kakak baru bilang lagu itu buat aku
, kebiasaan bersungut nampaknya belum hilang dari sifatnya.
eh..eh.. kamu tuuhh
ga begitulah
, jawabku singkat
senyumku terulas lagi.
Makin lekat istriku menatap
aku kadang mikir
kalo kakak bikin lagu buat aku.. kira-kira gimana yaahh.., ujar istriku dengan nada manja.
ohh..bisaa.. nanti kakak bikin.., jawabku cepat.
Nampaknya istriku senang mendengar jawabanku barusan..
lagunya harus menggambarkan aku
tentang aku..aku yang kakak kenal.., ucap istriku dalam senyumnya yang makin melebar.
pasti
dan lagunya pasti bagus
kakak bikinin buat kamu..,sahutku menyambut pinta istriku.
atau
kenapa ga kita coba aja bikin lagu sama sama
,ajakku menambahkan.
Mendengar kalimatku barusan, istriku membuang pandangnya menerawang seperti sedang berpikir..
Kulihat kepalanya menggeleng..
aku ga bisa
gimana sihh kakak mah
, jawabnya kemudian.
Kutanggapi dulu jawaban istriku dengan senyum lembut..
kamu bikin syairnya
kakak urus nada-nadanya.., kataku dengan nada membujuk.
Istriku berpikir lagi
perlahan beberapa saat
senyumnya muncul sambil melihat kewajahku..
oke
siapa yang takut
aku bikin syairnya
tapi terserah aku yaahhh
, akhirnya istriku terbujuk juga.
ya..ya.. ini lagu kamu
lagu kakak
lagu kita..,sahutku ikut merasa senang.
tapi kalo syairnya lama selesai jangan marah ya
aku kan ga bisa.., ucap istriku dengan nada bersungut lagi.
eh..eh.. kakak cari nadanya juga ga sebentar
harus yang bagus
syairnya bagus.. nadanya juga bagus..pokoknya yang istimewa
karena ini lagu kita.., jawabku sambil memetik gitar dipangkuanku perlahan.
oke
kalo udah jadi.. aku kasih tau kakak
,ujar istriku nampak bersemangat.
Obrolan pun terus berlanjut
malam semakin larut hingga kuajak istriku tidur..
Kami tutup malam itu dalam lelap berdua yang tenang.
Laksana dunia tertinggal hanya kami
Sepi..
Tapi teduh..
Tak banyak ingin lain
Cuma satu ingin yang sudah jadi seribu gapai..
Hari demi hari berjalan lagi
Larut dalam pekerjaanku yang sarat..
Sudah sekitar seminggu setelah obrolan kami tentang membuat lagu bersama.. tak kunjung istriku memberikan syair yang harusnya sudah ia buat.
Tapi tak mengapa,... untuk kali ini pun aku tak tahu dan belum mendapatkan nada apa yang akan kupakai untuk mengiringi syair istriku nanti..
Beberapa kali kulihat istriku tengkurap sambil menulis sesuatu dan menyembunyikannya dariku..
Kutanggapi sikapnya dengan lucu..
Mungkin gara-gara aku juga yang membuat konsentrasinya buyar saat membuat syair dengan menggodanya.. akhirnya syair itu tak kunjung selesai.
Tapi
sampai seminggu..? kelamaan kali ahh..
Selalu jawabannya belum selesai.. masih mau dirubah.. dan lain-lain
Sementara ia selalu menyembunyikan kertas coret-coretannya dariku.. disembunyikan entah dimana..
Ga boleh ngintip
begitu katanya... hihihihi
Sampai disuatu sore menjelang malam
Pintu pagar terbuka agak pelan.. deritnya bergeser lamban..
Kulihat paras istriku dalam gulir pagar yang membuka..
Dan kutangkap raut rona yang agak tak biasa..
Agak pucat.. dengan bulir keringat di dahinya..
Sakitkah ia
??
Masuk aku bergegas kedalam rumah..
Seperti biasa kukecup keningnya setelah meletakkan tas dan barang bawaanku..
Terasa hangat.. bahkan terlalu hangat..
Demam
benar saja
istriku demam.. hari ini istriku sakit..
Kulewatkan separuh dari segelas susu yang disuguhkan istriku..
Kuajak ia ke dokter..
Kuabaikan mandi dan tawarannya untuk segera makan..
Kusiapkan mantel hangat untuknya..
Cepat kubawa ia untuk berobat
Periksa ke dokter
pergi ke apotik.. membeli makanan jadi.. bergegas kuhantarkan istriku pulang dan menyiapkan segala sesuatunya untuk membawanya beristirahat.
Ku kunci pagar depan.. ku kunci pintu utama..
Kuarahkan istriku mengganti bajunya dengan baju tidur sementara ku pergi mandi..
Rencana istirahat lebih awal harus kutunaikan.. pasti istriku terlalu lelah.. hingga dia sakit..
Minum obat
ya ya minum obat.. dia harus segera minum obat dari dokter tadi..
Kubuka kemasan makanan jadi yang kubeli dan kusaji dalam piring..
Sebelum minum obat , dia harus makan..
Cepat kusuguhi ia dengan makanan yang kubeli sepulang dari apotik tadi..
kalo menelan terasa sakit nih,kak.., ujar istriku.
Kupandang wajahnya.. sebentar kami bertatapan.. lalu ia menunduk..
Seperti mengalah ia mulai meraih sendok dan menyuap makanan yang ku sajikan buatnya..
Dilakukan satu dua suapan kecil dikunyah agak lama dan ditelan sambil menahan sakit di tenggorokannya..
Kusaksikan itu dengan lamat.. ku ukur dengan baik..
Maka cepat ku halau tangannya yang memegang sendok dan mengambil alih..
Kuangkat piring dan mulai menyuapi..
Satu suapan kulakukan untuknya
ditanggapi dengan sedikit lamban..
Matanya menatapku seperti tak menyangka dengan apa yang kulakukan..
kakak
nyuapin aku
,ucap istriku dalam mengunyah.
Kuberi senyuman buat raut wajahnya yang berangsur cerah..
ya ya..kenapa..? lagi kakak sakit pun kamu suapin.., sahutku lembut.
Istriku mengangguk
senyumnya pun terlihat..
makan yang pinter
minum obat
trus kita bobo..,ujarku.
Anggukan kembali terlihat..
Apa yang kulakukan nampaknya berhasil membujuknya untuk makan..
Ku siapkan obat dokter yang tadi kutebus.. lengkap dengan air putihnya..
Kubiarkan sesaat dia duduk.. barulah kuajak ia berbaring untuk beristirahat dikamar tidur.
Selimut merah kutebar diatas tubuh istriku yang berbaring..
Senyumnya terus menghias sambil memperhatikan apa yang kulakukan untuknya.
Mematikan beberapa lampu dahulu..
Minum sebentar
barulah aku segera ikut berbaring disamping istriku..
Kutempelkan telapakku di keningnya.. kurasa sudah tak terlalu panas seperti di awal tadi.
Seperti biasa.. kubiarkan ia menangkap lengan kiriku dan bergelung dalam baringnya yang menyamping.
kakak
,gumam kecil terdengar dari sang Dia.
ya.. kenapa,sayang.., cepat ku menyahut.
aku sakit
dulu kalo aku sakit, pasti kakak marahin.. kok sekarang kakak ga marahin aku lagi..?, istriku bertanya.
Tanyanya membuatku tersenyum
Sering sekali ia bertanya hal semacam ini
Tapi tak apa
Mungkin masa yang dulu begitu panjang.. sehingga ia lebih fasih dengan ingatannya di masa yang dulu itu.
engga marahlah
dulu berbeda dengan sekarang
,kututup lamunan pendekku barusan dan segera menjawab.
Sekilas kulihat ada senyum di wajah istriku
kepalanya bergerak pelan merapat ke bahu kiriku dan bersandar dalam baringnya.
aku senang sekarang bisa begini sama kakak
,istriku berujar.
dulu
aku pengen banget bisa begini sama kakak
tapi ga pernah bisa..
cari perhatian ujung-ujungnya malah kena diomelin
dibilang kecentilan
mau cerita yang lucu aja takut dibilang meracau sama kakak
, pelan suara istriku berkisah.
Kudengarkan apa yang istriku sampaikan dalam diam
Lagi-lagi dia mengajakku terbawa dalam alur kenangan yang istriku simpan dalam pikirannya.
aku suka kesal kalo kakak selalu negur aku..
pernah lohh
aku males kalo liat kakak datang kerumah, karena kakak suka menegur kelakuan aku
pernah tuh..kakak lama banget ga main kerumah
awalnya aku ngerasa bebas
tapi
lama-lama aku malah mikirin kakak.. kok kakak ga muncul-muncul yah..
sekalinya datang
aku lagi di sekolah
cuma dikasih tau papa mama aja kalo tadi kakak datang..
lama juga waktu itu kakak beneran ga datang-datang kerumah
ga ketemu aku
aku inget
waktu itu kelas dua SMEA.. aku lagi PKL.. tempat aku PKL jauh banget.. pulangnya sore..
hari itu temen aku ga masuk
katanya sakit.. jadi aku berangkat ke tempat PKL sendiri.. sorenya..pas pulang hujan deras sekali.. aku neduh di pinggir ruko.. nungguin bus kecil..
waktu itu aku inget kakak
kalo ada kakak, pasti aku langsung diantar pulang.. ga takut pulang sendirian
, terus istriku menyambung kisahnya
eehh..tau-tau beneran ada kakak saat itu
, suara istriku tiba-tiba terdengar bersemangat.. agaknya ia benar-benar menghayati apa yang dikisahkannya kali ini..
Dan akupun jadi terpancing untuk mengingat masa itu dengan seksama..
kakak turun dari bus
pakai mantel kakak yang hitam.., ucap istriku lagi.
Dan benarlah
baru kuingat saat itu
Waktu itu kujemput ia dari tempat PKLnya..
Aku main kerumahnya dan mendengar dari ayahnya bahwa ia PKL ditempat yang jauh..dan hari ini teman yang jadi rekan PKLnya sedang sakit
sehingga hari itu ia berangkat sendiri ketempat PKLnya.
Karena itulah aku bergegas menjemputnya pulang.
Dan memang saat itu hujan deras..
Belum punya motor.. aku naik angkot satu kali dan bus kecil untuk menjemputnya.
waktu liat kakak datang
aku bener-bener senang.. baru mikirin kakak..langsung terkabul..orangnya muncul
, suara istriku menyeruak lagi
kini dengan nada yang ceria.
sejak itu kalo kakak ga datang
aku suka nyariin..
aku suka jajanin Asta
supaya kalo kakak datang, Asta mau nanyain kapan kakak datang lagi..
kalo Asta yang nanya
pasti kakak mau janji sama Asta untuk datang
, demikian kudengar suara istriku melanjutkan ceritanya.
kakak datang, ngilang
datang, ngilang
ga jelas gitu
dan cuma Asta yang bisa bikin kakak berjanji untuk datang
kakak sayang banget sama Asta
ummm.. mungkin karena Asta kakinya cacat..
kalo jalan-jalan.. Asta selalu digendong di belakang punggung kakak..,tawa kecil menyelingi kisah istriku..
Benar-benar kali ini ia berhasil mengajakku mengenang masa itu.
dan
aku ingin sekali digendong kakak kaya Asta dulu
, satu kalimat dengan nada lucu terucap dari mulut istriku
membuatku menoleh untuk melihat wajahnya yang bersandar di bahuku.
ya ya
nanti kakak gendong
sembuh dulu
, sahutku ikut tertawa kecil menanggapi seloroh istriku barusan.
Istriku tersenyum.. lagi-lagi ia merapatkan tubuhnya kepadaku dalam berbaring..
Perlahan.. mulai kuusap rambutnya seperti kebiasaanku untuk mengantarnya tidur..
Dan kutangkap ia memejamkan matanya..
Kurasa demamnya sudah mereda..
Tidur lebih awal malam ini pasti membuatnya lebih segar besok pagi.
Kutimang rencana untuk esok hari..
Kurasa perlu kumohon izin tak masuk kerja besok.. ingin kutemani istriku sampai aku yakin ia sembuh..
Nampaknya kutahan dulu agar istriku pulas.. baru aku menelpon atasanku untuk memberitahukan ketidakhadiranku besok.
keluar aku dari pintu kamar..
kututup pintunya pelan..
kulangkahkan kaki ke pintu utama setelah meraih hp dan segera melakukan panggilan.
Memohon izin kulakukan via telepon.
Kututup pembicaraan dengan terima kasih berulang-ulang dan masuk kerumah untuk mengambil sebungkus rokok dan korek gas yang tertinggal di saku jaketku.
Dalam langkahku yang pelan,..Kulihat tumpukan pakaian terlipat habis di setrika masih terletak diluar lemari..
Kuhampiri
kuraih
dan ku susun di lemari baju sesuai dengan kelang-kelangnya..
Kurapikan pula susunan di lemari baju yang nampak berantakan.
Dalam membenahi.. terhenti mataku pada beberapa lembar kertas yang terselip dibawah susunan baju.
Kutarik pelan
kulihat kertas-kertas yang penuh coretan dari tulisan tangan istriku..
Kubaca isi yang tertulis di kertas-kertas itu..
Teringat obrolan kami terakhir soal membuat lagu baru
dimana tugas istriku adalah membuat syairnya..
Dan ini rupanya syair lagu yang dibuat istriku..
Kubawa kertas-kertas itu sambil keluar dari kamar ganti
langkahku pelan menuju teras depan rumah tempat ku biasa duduk.
Rokok kusulut sambil membaca tulisan-tulisan tangan istriku di kertas-kertasnya yang penuh coretan.
Bait pertama.. bait kedua.. terus kusimak dan kutangkap maknanya dengan seksama..
Kuhela nafasku sedikit panjang
Tak sadar
apa yang kubaca membuatku terlamun.
Asap rokok yang kuhisap terasa agak kencang kuhembus.
Menatap mataku lurus kedepan
sementara pikiranku terbang.
Kubaca sekali lagi syair yang ditulis istriku.. kufahami lagi maknanya..
Masuk dan masuk terus
fokus dalam merasakan apa semua yang terucap didalam tiap kata di syair itu.
Kuraih kekosongan..
Dan perlahan akupun melebur
seperti waktu lalu
Seperti malam-malam sendiri yang bertahun-tahun jadi garis hidupku dulu.
Kulamat sekali lagi kalimat-kalimat gubahan ditanganku..
Kubawa dalam relung.. kuajak bersama mencari..
Seperti merangkai sulam.. warna dan anyam apa yang akan jadi jubahnya..
Harus bisa
pasti bisa.. karena tak ada yang tak bisa..
Maka harus selesai.. pasti kuselesaikan..
Akan ku gubah syair ini dalam nadaku dan akan kupersembahkan buat istriku..
Beberapa malam setelah itu..
Wajah ceria sudah kembali kulihat..
Seperti biasa,.. duduklah kami dalam dunia kami yang berdua..
Di teras rumah kami yang sederhana..
Bersama gitarku,..Tak lupa rokok, asbak, dan segelas susu..
Serta sang Cinta yang selalu setia..
Bukan senandung yang merdu
tapi senandung yang milikku..
Bukan paras dan senyum yang tercantik.. tapi demikianlah yang memahkotai aku.
kakak.. kayanya aku nyerah deh,kak..,suara pelan membuka ditengah petikan kecil yang kubuat pada dawai gitarku.
nyerah..? kok nyerah
?,sahutku bertanya.
ga jadi-jadi syairnya..takut jelek.. kalo dibandingin lagu-lagu kakak yang lain..syairnya nanti butut sendiri.., jelas istriku
nada bersungutnya dipasang.. memaksa senyumku untuk mengulas.
ga apa-apa
emang kenapa.. yang penting itu jujur keluar dari hati kamu..,jawabku menanggapi.
Kulihat gelengan pelan dari istriku.. wajahnya menahan tawa..
ga mauu
nanti kakak jadiin bahan ledekan.., sahutnya mencibir.
ya enggalah.. masa dijadiin bahan ledekan.. itukan lagu kita berdua
, ujarku sambil terus tersenyum.
Lagi-lagi gelengan kulihat.. masih dengan raut yang lucu.
kakak aja yang buat.. lagu kita
pasti kakak lebih bagus
, jawab istriku dengan senyum manisnya.
kalo udah jadi
kakak nyanyiin buat aku
,tambahnya lagi.
Tak langsung kujawab kalimat istriku barusan
kutatap wajahnya dengan senyumku.
okee.***mpang itu mah.. tinggal bikin yang romantis.. yang indah-indah.. yang mesra-mesra.*** susaahh
, sahutku kemudian.
ihh.. ga boleh asal-asalan dong,kak
harus yang bagus.. biar aku suka.., ucap istriku bersungut lagi.
iya,mama
pasti bagus
, jawabku cepat sambil nyengir dan mulai memetik dawai gitarku dengan petikan pelan, sementara ada suara nada pesan singkat terdengar dari hp istriku
segera ia terima dan beberapa saat ia mulai mengetik balasan.
Usai mengetik, matanya kembali menyimakku.. diam ia membiarkan aku memetik.. seperti biasa.. ia lamati petikan yang kubuat..
bagus ga.. ini nanti buat petikan diawal lagunya..,ujarku pelan.
Anggukan dan senyum manis terlihat.
tuuh kan
kakak mah cepeet.. aku mah ga bisa.., istriku masih bersungut.. kuberi ia senyuman seraya terus memetik.
Nampak kulihat istriku terlihat tenang dalam duduknya yang bersandar, menikmati semilir angin malam yang sedikit dingin..
Kuhela nafas dan Kumulai lagi awalan yang kuperdengarkan tadi..
Kumainkan dawainya seperti yang kumau..
Ku bungkus seperti semua apa yang sudah kusimak..
Lalu perlahan kutumpahkan..
Bersama dawai,.. suaraku pun bersibak..
jauhnya.. langkahku tuk menggapai hatimu
kucari,..dari berlari hingga menunggu..
tuk sampaikan, betapaku.. tak biasa ku tanpamu..
terang dalam gelapku..
tenang dalam takutku
Terasa ada gerak yang tersentak kala kunyanyikan bait lagu barusan.
Bangkit ia dari bersandar
dan kurasa betapa lekat kini ia menatap kepadaku..
masihku tak kuasa dekap angkuh cintamu
Bertanya,..masih tak tahu isi hatimu..
Bagaimana membuatmu.. jatuh cinta kepadaku..
Menunggu ku menunggu..
Menantikan jawabmu
Sengaja kuhentikan lagu yang tengah kulantunkan.. kubalas tatapan istriku yang sedari tadi tak pergi dari sorotnya.
Heyy.. matanya nampak berkaca-kaca
Setetes air mata kulihat bergulir di pipinya..
Melihat itu,
segera kuletakkan gitar di lantai teras..
kugeser dudukku cepat untuk menghampiri..
Kuraih cepat tubuhnya agar bisa kudekap..
Terasa ringan tubuhnya menyambut..
Kudekap ia dengan erat..
Kubiarkan ia luruh dalam sesak yang nampaknya haruslah ia buang..
Agar tak ada lagi bergenang dalam hatinya yang ternyata selama ini masih risau..
ini kakak.. ada kakak.., kuucap sambil terus mendekap.
Tak ada jawaban.. sesekali isakan terdengar ..
itu syair kamu
ga apa-apa.. itu yang mau kamu sampaikan.. bagus kok..bagus sekali..,ujarku dengan segenap hati.
Masih tak ada jawaban
tapi tangannya terasa lebih erat memeluk dan kepalanya kian menghimpit di dadaku.
Kubelai rambutnya lembut..
jangan pergi.. kakak mau sama-sama kamu.., kataku sambil sedikit menunduk dan mengecup kepala istriku.
aku juga mau sama-sama kakak
,suara kecil yang terdengar agak parau terdengar dari mulut istriku.
cinta kamu..,ucapku lagi.
Perlahan istriku mengangkat wajahnya dan menatap dekat ke wajahku.
selalu
selalu cinta kakak
, terucap jawaban buatku.
ya ya.. selalu
selalu cinta kamu
,sahutku lembut sambil membalas tatapannya.
Kembali ia menghimpit dan mendekap.
Sebentar ia terisak lagi.. kutenangkan dengan terus mendekap dan menciumi rambutnya.
Demikianlah kami luruh
Dalam satu lagi kejujuran..
Lagi-lagi akupun belajar
Dari Bab hidup yang tertinggal, terabai dan mungkin hampir terlupakan..
Bab tentang bagaimana seorang Aska yang dulu mengenal seorang aku..
Demikianlah
bagaimana seorang istri menggambarkan sosok suaminya..
Yang dipilih untuk jadi pemimpin dan panutan untuk hati dan cintanya.
Maka..
Tak seharusnya ada hati yang hancur dan tersakiti..
Tak seharusnya ada cinta yang terabai dan ternodai..
Demi itulah waktu memberi ruang untuk kami bersatu..
Demi itulah Tuhan memberi kami jodoh untuk bersama..
Untuk berbagi
Satu dalam harapan dan tujuan.. hingga segenap nanti penerus kami..
Kepada Aska dan para Istri yang penuh kasih
Demikian ane haturkan kisah kecil ane yang sederhana..
Terima kasih telah mencintai kami.. laki-laki yang kau pilih jadi suamimu..
Memang seharusnyalah kami menjaga dan melindungimu..
Dalam doa dan restumulah kami semua seharusnya berpijak.
Dalam nama dan cintamulah kami semua akan selalu mawas diri..
Menjaga janji yang kami buat.. di mata khalayak dan dihadapan Tuhan..
Hanya engkau dan selalulah engkau,.. wahai istri..
Kami akan selalu pulang dan berlabuh
Dalam segenap setia yang ada dalam jiwa kami..