Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Consultant in Action

Status
Please reply by conversation.
Chapter 7
---


Wanda Dewi Sasmita


“Hiks… apa sih salah gue Bay..”
“Gue mati-matian perawatan dan jaga badan buat nyenengin dia loh Bay..”
“Secapek-capeknya gue pulang kantor, kalo dia minta jatah pasti gue kasih loh Bay..”
“Sekarang apa yang dia bales ke gue Bay? Surat cere Bay! Surat ceraiiiii!!!! Huhuhuuu..”

Aku hanya dapat terdiam sambil memeluk erat Mba Wanda yang masih terus menangis kejar meratapi kisah perkawinan nya yang harus berujung ke perceraian. Kubiarkan Mba Wanda menumpahkan seluruh keluh kesahnya tanpa menyela nya sedikit pun.

Setelah mengetahui bahwa Mba Wanda membutuhkan tempat berkeluh kesah, aku langsung mengarahkan mobil Mba Wanda ke apartemen ku. Sesampainya di apartemen, dia langsung menghamburkan semua cerita pilu nya selama bersuami Mas Irwan.

Perjalanan kasih mereka sebenarnya dimulai dengan sangat indah.

Mba Wanda yang saat itu berstatus sebagai mahasiswi baru tercantik di angkatan nya, ditembak oleh Mas Irwan, senior ganteng yang populer di kampus mereka tepat ketika acara puncak ospek angkatan Mba Wanda.

Selama 4 tahun berpacaran, mereka berdua sangat awet dan jauh dari masalah hingga sukses membuat teman-teman kampus mereka iri. Secara fisik maupun akademis, keduanya sangat serasi satu sama lain.

Mas Irwan yang sangat romantis tidak jarang memberikan Mba Wanda kejutan-kejutan kecil yang membuat Mba Wanda merasa menjadi wanita paling beruntung sedunia. Hingga sampai pada saat Mba Wanda selesai kuliah, Mas Irwan yang sudah terlebih dahulu wisuda langsung datang ke rumah orang tua Mba Wanda untuk melamarnya. Mereka pun akhirnya sah menjadi pasangan suami istri tak lama kemudian.

Bahtera rumah tangga di bangun dengan harmonis. Selain hubungan mereka yang baik-baik saja, secara ekonomi pun kedua nya sangat tercukupi. Karir keduanya sangat lancar dengan pekerjaan yang baik di kantor yang baik pula.

Sayang, kisah cinta mereka tidak selama nya mulus.

Setelah beberapa tahun menikah dan belum dikaruniai anak, beberapa kali mereka bolak balik ke dokter kandungan untuk melakukan program hamil. Setelah terus menerus gagal mendapatkan keturunan, akhirnya dokter memvonis mereka bahwa Mba Wanda tidak akan bisa hamil. Berita tersebut jelas saja menjadi petir di siang hari bolong. Meskipun mereka berusaha ikhlas untuk menerimanya, tak jarang sindiran-sindiran ketika acara keluarga sampai ke telinga keduanya. Sedikit demi sedikit, Mas Irwan pun mulai menunjukkan perubahan sikap pada Mba Wanda. Tak ada lagi kejutan kecil nan romantis dipersiapkan untuk sang istri. Tak jarang, rumah mereka menjadi saksi bisu dari percekcokan yang hampir setiap hari meledak.

Singkat cerita, Mas Irwan seakan menyalahkan Mba Wanda sebagai istri yang gagal memenuhi kodrat nya karena tidak dapat memberikannya keturunan. Paras cantik, badan aduhai disertai karir yang cemerlang ternyata tidak cukup membuat Mas Irwan bahagia menikah dengan Mba Wanda.

Mba Wanda yang tidak ingin pernikahannya usai dengan perceraian, berkali-kali mengalah dan memaklumi perlakuan kasar Mas Irwan yang terus menerus memancing pertengkaran dalam perkawinan mereka. Ditengah cekcok mereka kesekian kalinya, Mas Irwan akhirnya mengaku bahwa dia saat itu sudah memiliki wanita idaman lain. Bahkan di saat itu Mas Irwan sudah menjatuhkan talak kepada Mba Wanda. Setelah bersujud dan mengemis meminta Mas Irwan untuk tidak diceraikan, akhirnya Mba Wanda dapat menyelamatkan pernikahan mereka. Meskipun, dengan konsekuensi kalau Mas Irwan lebih sering menginap di tempat selingkuhannya daripada pulang ke rumah mereka.

Meskipun sudah tidak ada cinta dari Mas Irwan yang diberikan kepada nya, Mba Wanda sudah merasa cukup bahagia selama pernikahannya dapat tetap terus dipertahankan. Mba Wanda berharap bahwa suatu saat nanti Mas Irwan akan kembali hangat padanya dan menganggap pertikaian mereka selama ini sebagai cobaan dalam pernikahan mereka. Naif.

Bukan rujuk yang diterima oleh Mba Wanda, minggu lalu dengan tiba-tiba Mas Irwan melayangkan surat cerai kepada Mba Wanda. Alasannya, selingkuhan Mas Irwan sudah hamil 2 bulan dan ingin cepat dinikahi oleh Mas Irwan. Pintu rujuk sudah ditutup rapat-rapat oleh Mas Irwan kepada pernikahan mereka.

Kini, Mba Wanda hanya bisa menangis meraung meratapi nasibnya serta menyalahkan dirinya sebagai istri yang gagal. Hati ku terasa teriris merasakan pilu mendengar curahan hati Mba Wanda. Mba Wanda, sosok yang kukenal sangat tegar dan kuat ternyata menyimpan masalah pribadi yang begitu berat.

Sebagai pendengar yang baik, aku hanya dapat meminjamkan dadaku menjadi tempatnya bersandar sementara Mba Wanda mencurahkan semua isi hati nya hingga ia merasakan lega.

“Sorry ya Bay, gue ga tau harus cerita ke siapa lagi..” ucapnya setelah dirasa keluh kesahnya tersampaikan seluruhnya.

“Anytime, Mba” kuelusi kepalanya yang masih bersender di dadaku dengan penuh perasaan. Ada perasaan kasihan yang membuncah di perasaanku setelah mendengar cerita Mba Wanda. Aku hanya bisa berharap dengan kehadiran ku dapat memberikannya sedikit kenyamanan agar ia dapat melalui semua cobaan ini dengan tabah.

“Udah lama gue ga di elus-elus gini Bay..” ucapnya lirih sambil menghirup nafas dalam-dalam. Sudah lama sepertinya Mba Wanda tidak menerima rasa nyaman yang seharusnya diberikan oleh suami nya. Tega-tega nya Mas Irwan membiarkan istri nya yang sudah begitu baik dan pengertian tenggelam dengan rasa bersalah terhadap dirinya sendiri. Bukannya support yang ia berikan, malahan dengan mudahnya ia berpaling dengan wanita lain. Emosi ku begitu terpancing dengan cerita Mba Wanda barusan.

“Semoga setelah semua nya selesai, Mba Wanda bisa dapet pengganti yang lebih baik dari Mas Irwan ya Mba..” jawabku penuh dengan kedewasaan. Hanya doa dan harapan yang bisa kuberikan untuk membesarkan hati Mba Wanda.

Terbawa suasana, kukecup ubun-ubunnya pelan. Kurasakan getaran halus dari tubuh Mba Wanda seperti tersetrum menerima perlakuan ku kepadanya. Kurasakan ada lelehan air mata merembes dipipi nya.

“Bay...” Mba Wanda mendongakkan kepalanya menatap wajahku. Muka nya begitu sendu. Mata nya terlihat sembab dengan lelehan air mata di pipinya. Perasaanku sungguh campur anduk melihat wanita yang ku kenal sangat kuat terlihat sangat tak berdaya menangis dalam pelukanku.

“Gue masih cantik ga sih Bay?” tanyanya dengan suara yang parau.

“Masih lah Mba, kalau Mba masih lajang pasti udah gue pacarin dari dulu Mba” jawabku memujinya. Mba Wanda menyunggingkan bibirnya tipis.

“Beneran? Mas Irwan aja udah ga pernah nyentuh gue Bay.. hampir setahun loh..” ucapnya lagi. Sungguh bodoh Mas Irwan mengabaikan wanita secantik Mba Wanda. Entah secantik apa selingkuhannya. Aku sangsi kalau dia lebih cantik dari Mba Wanda.

“Suami elo aja Mba yang bego. Coba aja gue yang jadi suami elo Mba, ga bakal gue sia-siain wanita secantik Mba Wanda kaya gini Mba” jawabku terpancing emosi.

“Emang kalo elo jadi suami gue, elo mau ngapain Bay?” tanyanya lagi memancingku.

“Ya gue pasti bakal… eh..” belum selesai menjawabnya aku tersadar kalau dia ternyata sedang memancingku. “Mba, jangan mancing deh..”

“Ada satu lagi yang belum gue ceritain Bay.. selama setahun ini Mas Irwan hampir ga pernah pulang ke rumah. Dia lebih milih nidurin cewe brengsek itu di kosan nya”

Deggg.. Entah mengapa aku tahu arah obrolan ini..

“Udah hampir setahun ini gue ga pernah di sentuh Bay..” ucapannya semakin lirih.

Aku semakin merasa tidak nyaman mendengarnya. Semua lelaki pasti tidak bisa menolak godaan ini. Tapi Mba Wanda sudah kuanggap kakak ku sendiri. Dia yang mendidikku sampai aku dapat sukses di firma ini.

“Please bantuin gue Bay…” kali ini tangan nya terasa mulai mengelus selangkangan ku.

“Tapi Mba..” belum sempat aku menolak perlakuan nya, bibirnya yang tipis sudah mendarat di bibirku. Pagutan bibirnya sama sekali tidak bisa kutolak. Pandangannya sudah nanar seakan sudah lelah menahan hasratnya yang sudah terpendam lama. Naluri kelaki-lakian ku yang ingin melindungi perempuan yang sedang rapuh ini mulai menggoyahkan iman ku. Ego bahwa aku dapat membahagiakan Mba Wanda lebih baik dari apa yang telah dilakukan suami nya seakan menutup akal sehat ku.

Secara tidak sadar bibirku membalas pagutan mesra darinya. Kami begitu menikmati detik demi detik dari cumbuan ini yang terasa sangat mendalam. Tidak ada ketergesa-gesaan. Tidak ada keliaran penuh nafsu. Hanya ada rasa nyaman yang ingin kuberikan kepada nya.

Tak lama, Mba Wanda melepas cumbuannya.

“Kalo dia bisa ngewe sama cewe berengsek itu, kenapa gue harus menderita sendirian disini? Elo tega ngebiarin gue nge..” belum sempat dia selesai berbicara, aku langsung mendekapnya dan mencium bibirnya. Entah apa akhir kalimat nya tadi, aku hanya tahu bahwa saat ini Mba Wanda membutuhkan ku menghangatkan tubuhnya, mengisi kekosongan hatinya, dan membiarkan semua nafsu nya yang telah tertahan lama dapat tersalurkan.

Sungguh aku tidak bisa menolak Mba Wanda.

Meskipun aku sepenuhnya masih sadar kalau Mba Wanda sudah ku anggap seperti kayak ku sendiri, tapi aku benar-benar ingin membuatnya bahagia. Setidaknya aku ingin membuatnya sebentar melupakan seluruh masalahnya yang pelik itu.

Makin lama ciuman kami sudah semakin panas. Nafsu dan gairah sudah naik ke ubun-ubun. Air liur sudah membasahi bibir kami. Lidah kami saling bertaut seakan tidak rela untuk saling melepaskan.

Tanganku mulai bergerak memburu ke arah dadanya. Mulai ku remas payudaranya yang indah tersembunyi dibalik dress nya yang cantik.

Tak tinggal diam, tangan Mba Wanda juga mulai bergerak membuka kancing kemeja ku satu per satu tanpa melepaskan pagutan bibirnya di bibirku. Jemari nya yang halus terasa dingin bersentuhan dengan dadaku yang bidang.

Merasa tidak nyaman dengan posisi kami di sofa, aku pun menggendong Mba Wanda menuju ke kamarku.

Kujatuhkan tubuhnya yang indah ke kasurku. Tak lupa aku melolosi dress dan bra yang menutupi tubuhnya. Tak mau kalah, dia langsung melepas kemejaku dan celana bahanku.

“Tanggung Mba..” kataku sambil melepas celana dalam ku hingga tubuhku bugil seutuhnya.

Mengerti maksudku, dia pun ikut melepaskan pertahanan terakhir dari tubuhnya. Dengan muka yang sudah menahan nafsu, dia melepaskan celana dalamnya dengan perlahan dengan liuk kakinya yang jenjang membuatnya terlihat begitu sensual.

“Seksi banget sih mba” dia merespon pujianku dengan melemparkan celana dalam renda itu ke muka ku. Muka nya yang sendu sudah mulai tergantikan dengan tatapan nya yang nakal.

Dari celana dalamnya yang seksi, terhirup aroma kewanitaannya yang khas menerbangkan nafsu ku tinggi. Melihat wanita yang sangat kukagumi ini sudah pasrah memamerkan tubuhnya yang putih dan seksi di atas kasurku, aku pun sudah tidak mampu membendung gairah ku.

Be my husband for tonight Bay..” suara nya yang berat begitu seksi menggodaku. Tangannya terbuka menangkap tubuhku yang merangsek di atas tubuhnya. Dada ku terasa geli bergesekan dengan kulit payudaranya yang halus.

Tak sabar, aku pun langsung menjilati leher Mba Wanda. Kudengar suara lenguhan nya yang serak di telingaku. Lenguhan Mba Wanda semakin menjadi-jadi ketika lidahku semakin turun dari lehernya menuju ke ketiaknya. Ketiaknya yang licin tanpa bulu tercium harum ketika kuendus.

“Jorok Baayy.. Jangan disitu..” Mba Wanda memprotesku karena rasa geli yang dia rasakan ketika ketiak nya kujilati. Meskipun mulutnya memprotesku, kurasakan badannya seperti tersetrum setiap lidahku mendarat diketiaknya menandakan bahwa gairahnya terbakar oleh jilatanku.

Setelah puas menjilati kedua ketiaknya, lidahku berpindah ke area payudaranya. Kulihat putingnya sudah menegang dengan sempurna. Dengan penuh perasaan kujilati semua kulit payudaranya hingga terasa licin karena penuh dengan air liurku.

Payudara Mba Wanda tidak sebesar milik Rani. Namun, meskipun sudah lebih berumur, payudaranya masih terasa sangat kenyal dan begitu seksi ketika punggungnya membusung memperlihatkan lekuk payudaranya yang indah. Tidak sia-sia sepertinya membership gym nya yang hampir sejutaan setiap bulan demi menjaga bentuk tubuhnya tetap sempurna meskipun usia nya tidak lagi muda.

“Jangan siksa gue Bay… ayo dong jilatin putingnyahhh…” sengaja tidak kujilat area areola nya membiarkan Mba Wanda blingsatan menunggu sapuan lidahku di puting nya.

Dadanya membusung seakan memintaku untuk menuruti nafsunya. Tangannya meremas-remas rambutku mendorong kepalaku untuk mengarahkan jilatanku ke putingnya. Rengekan nya semakin menjadi-jadi memintaku menuruti nafsu nya.

“Ssshhhh… uhhh... ahhh…” desah Mba Wanda terdengar begitu erotis ketika akhirnya lidahku menyapu putingnya. Kukerjai habis-habisan putingnya yang berwarna coklat sangat kontras dengan kulit payudaranya yang putih bersih.

Sambil terus puting nya kujilati, kuhisap dan kugigit-gigit pelan, jariku mulai bermain di selangkangannya.

Desahan erotis nya semakin menjadi kudengar ketika kurasakan tonjolan di sekitar vagina nya tergesek oleh jariku. Gesekan jariku di klitorisnya membuat tubuhnya semakin blingsatan meliuk-liuk menikmati permainan jariku. Bibiar vaginanya mulai terasa sangat lembab pertanda Mba Wanda menikmati foreplay yang kuberikan padanya.

Melanjutkan 'siksaan' ku padanya, kusudahi permainan bibirku di payudaranya bergerak ke arah bawah. Menyusuri perutnya yang rata, akhirnya mulutku sampai ke area selangkangan nya yang dihiasi bulu-bulu tipis hitam terlihat sangat terawat.

Tidak ingin terburu-buru, kulewati area vagina nya dan mengarahkan incaran ku ke paha nya yang mulus. Sambil terus jariku memainkan klitorisnya, kuciumi setiap jengkal pahanya. Muka Mba Wanda terlihat sudah merah padam mencoba bertahan dari rangsangan demi rangsangan yang kuberikan ke seluruh lekuk tubuhnya.

Beberapa menit kemudian, Mba Wanda dengan kuat menahan erangan sambil badannya meliuk-liuk hingga bergetar hebat. Suara engah nafasnya terdengar jelas keluar dari mulutnya yang terbuka tipis. Baru saja Mba Wanda mencapai klimaks nya yang pertama.

Aku cukup heran ternyata Mba Wanda dapat menahan erangannya dengan kuat ketika dia meraih klimaks nya. Tak puas, aku pun melanjutkan 'siksaan' ku. Aku ingin membuatnya hingga dapat teriak histeris menikmati semua sensasi kenikmatan yang kuberikan pada tubuhnya.

Tanpa sempat kuberi nafas, kuarahkan bibirku ke arah pusat selangkangannya yang tadi belum sempat menjilati dan menghisap klitorisnya. Setelah kutemukan tonjolan kenikmatannya itu, kujilati klitoris mungil itu dengan liat. Tak puas, kumasukkan juga dua jariku ke dalam vagina nya yang sudah terasa sangat becek. Stimulasi bibirku dan kocokan jariku akhirnya membuat Mba Wanda kelojotan.

“Gilakhhh.. Ampun bayyy.. Gue keluar lagihh..” akhirnya Mba Warna terpekik tak dapat menahan nikmatnya gelombang orgasme yang menerpanya.

Badannya meliuk-liuk lebih liar daripada klimaksnya yang pertama tadi. Kedua tangannya secara tak sadar meremasi payudara nya sendiri. Sampai akhirnya keluar lah semprotan cairan vagina seperti pipis diiringi suara lenguhannya yang terputus-putus.

Cret.. cret.. cret… ahh...

Gila! Baru kali ini gue berhasil bikin cewe squirt!

Melihatnya terpejam lemas, aku pun langsung merangsek naik mendekapnya dan mencium kening nya. Nafasnya masih memburu selepas serangan dua orgasme nya yang berurutan tanpa jeda.

“Gila Bay, that was so crazy… gue ga dikasih nafas sama sekali” pujinya masih lemas didalam dekapanku.

“Kan tadi Mba Wanda minta bantuan ku, I do my best Mba. Puas ga?” aku sangat senang dapat membuatnya puas. Dia hanya mengangguk dan tersenyum puas mendengar pertanyaanku.

“Gilirannya aku ciumin ya..” tangannya sudah mulai menggerayangi bola zakarku dan mengocok penisku pelan.

Keintiman kami membuat Mba Wanda yang biasa menggunakan gue-elo menjadi aku-kamu malam ini.

“Langsung aja Mba” jawabku menolak tawarannya untuk menciumi penisku.

“Masa aku doang yang dibikin lemes?” tanyanya dengan mimik manja. Belum pernah aku melihat mimik manja Mba Wanda seperti ini. Menggemaskan.

This is your night Mba” jawabku menolaknya.

Aku memang ingin membuat nya puas semaksimal mungkin malam ini. Ego telah mendorong ku untuk membuatnya terbang melayang dinikmati oleh pria lain hingga lupa dengan suami nya yang telah menyia-nyiakan wanita yang begitu sempurna ini. Lagipula, penis ku sudah menegang sempurna daritadi gara-gara pemandangan liukan seksi serta lenguhan parau yang erotis dari Mba Wanda.

“Yaudah langsung ya..” Mba Wanda langsung bangun mengambil posisi mengangkangi penisku. Sepertinya dia mau memegang kendali dalam permainan ini di atas. Ia berjongkok memposisikan bibir vagina nya dengan penisku yang sudah menegang.

Dari bawah, aku hanya bisa menikmati tubuhnya yang begitu seksi mengangkang di atas tubuhku. Vaginya yang terlihat basah terbuka lebar dibantu kedua jarinya.

Sambil menggigit bibirnya, Mba Wanda terpenjam menikmati gesekkan penisku di bibir vagina nya. Merasa sudah siap, dia memandangiku dengan tatapan sayu sambil mencoba menurunkan pinggul nya pelan-pelan.

Slebb.. Penisku akhirnya ambles ke vagina Mba Wanda.

Mukanya menengadah ke atas begitu sensual menahan nikmat dari penetrasi penisku ini. Kedutan vagina nya sangat jelas terasa menjepit penisku. Perutnya yang rata terlihat kembang kempis mengejangkan otot vagina nya menyiksa penisku dengan jepitannya yang terasa sangat luar biasa nikmat nya.

Aku sudah sangat tidak sabar untuk segera menggoyangkan penisku menikmati vaginanya. Melihat wajahnya yang masih mencoba menikmati penisku di dalam vaginanya, aku pun hanya bisa meringis berharap Mba Wanda segera memulai goyangan pinggul nya.

“Gedean mana kontolku sama punya Mas Irwan?” tak sabar menunggu Mba Wanda bergerak, aku mulai memancing nya dengan kata-kata kasar seperti yang kulakukan dengan Rani.

“Alah kontol dia kecil. Memek gue suka nya sama kontol lo Bay” pancinganku ternyata langsung berhasil, Mba Wanda langsung terbawa emosi karena aku menyebut-nyebut nama Mas Irwan.

“Beruntung banget ya Mas Irwan bisa minta jatah tiap hari ke Mba Wanda” merasakan pinggulnya masih belum bergoyang, aku pun kembali memancingnya. Trik ku terbukti berhasil. Mba Wanda langsung menggoyangkan pinggulnya dengan liar. Payudaranya yang indah disorongkan ke mulutku supaya diam.

“Malam ini, elo suami gue Bay.. entotin gue sepuas elo..” aku pun menurutinya dengan ikut menghentakkan pinggulku mengimbangi irama goyangan Mba Wanda. Sambil terus bergoyang, kutinggalkan beberapa bercak merah di payudaranya yang mulus.

Hmmm.. ga belajar dari pengalaman kayaknya Bayu ini..

Merasa rangsanganku belum cukup, kuselipkan tanganku di sela-sela selangkangannya. Setelah kutemukan klitorisnya, kumainkan klitorisnya selama persetubuhan kami. Rangsangan ku terbukti sukses. Mba Wanda semakin meracau keenakan. Goyangannya pun semakin tak beraturan. Tubuhnya meliuk-liuk menikmati tegangnya penisku mengobok-obok vagina nya

“Shiitt.. shittt… shittt… I’m coming babeeeeeee” dengan hentakan yang dalam, kurasakan kedutan vagina Mba Wanda semakin menjadi menandakan dia telah mencapai klimaksnya kembali. Tubuhnya langsung lemas tumbang ke arah ku.

“Cepetan kelarin Bay.. Udah lemes banget gue.. ” sambil tersengal, Mba Wanda memintaku untuk segera menyelesaikan pertempuran kami ini. Ingin kugoda dengan kata-katanya tadi mengizinkan ku mengentoti tubuhnya sesuka hati ku malam ini. Tapi setelah kulihat wajahnya yang begitu lemas, aku mengurungkan niat ku menggodanya.

Aku pun langsung membalik tubuhnya rebahan di kasur dan menindihnya, aku ingin segera menyelesaikan persetubuhan kami dan membiarkannya istirahat. Dengan gaya missionary, aku langsung melakukan penetrasi dan menyodok vagina Mba Wanda dengan penisku. Ahh.. nikmat nya vagina Mba Wanda..

Kombinasi gerinjal vaginanya yang sempit serta kedutan dinding vaginanya sungguh membakar gairahku. Nikmat dari vagina nya sudah tidak dapat terbendung lagi. Kurasakan penisku sudah tak kuat dengan siksaan nikmat yang diberikan Mba Wanda kepadaku. Kudekap Mba Wanda erat menjelang klimaks ku yang sebentar lagi sampai.

“Hamilin gue Bay...” bisik Mba Wanda dengan suaranya yang parau dalam dekapanku. Suaranya terdengar sangat seksi langsung membuat bulu kudukku berdiri. Hentakan pinggulnya sudah mencapai klimaksku..

“Ahhkuuu.. Keluarghhh.. Mbaaa…” teriakku sambil menghujamkan penisku dalam-dalam. Kurasakan semprotan sperma ku terasa begitu kencang menyemprot ke dalam rahimnya.

“Ahh.. shit…” ujar Mba Wanda menerima semprotan sperma ku yang begitu kencang menghangatkan rahimnya. Tak lama setelah orgasme ku selesai, dengan sigap Mba Wanda melepas penisku dari vagina nya dan menciumi penisku hingga bersih dengan telaten.

“Semoga bisa hamil ya abis di semprot elo Bay” candanya dengan muluh penuh buih sisa sperma ku.

“Amiin Mba” jawabku asal mendengar candaannya. Dia hanya tersenyum melirikku. Kalau pun sampai hamil aku rela menikahi wanita Mba Wanda.

Selesai membersihkan penisku, dia merangsek naik kembali memeluk ku.

“Langsung bebersih yuk Bay, lengket nih ga enak kelonannya” ajak Mba Wanda membersihkan diri dengan manja, keringat yang daritadi mengucur sepanjang permainan sepertinya membuatnya risih. Dia pun langsung melepas dekapannya dan berjalan menuju kamar mandi. Dari belakang, kulihat pantatnya yang sekal bergeol seksi meninggalkanku masih tergeletak di kasur.

“BERSIH-BERSIH NYA GA MAU BARENGAN NIH BAY?” Mba Wanda berteriak dari dalam kamar mandi. Sepertinya dia tersadar kalau aku tidak mengikutinya masuk menemani nya bersih-bersih. Tanpa menunggu dia meneriaki ku lagi, aku pun langsung loncat dari kasurku mengejarnya masuk ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi kami saling menyabuni dengan mesra..

--

Selesai bersih-bersih, kami kembali rebahan di kasur. Mba Wanda yang sudah mengenakan bra dan celana dalam mendekapku dengan erat yang masih telanjang bulat di balik selimut ku yang tebal. Dingin AC seakan tidak berpengaruh dalam kehangatan kami berdua malam itu.

Sudah hampir sepuluh menit kami berdua terdiam saling membelai tanpa kata yang terucap. Kami berdua seakan terperangkap dalam pikiran kami masing-masing mencerna apa yang terjadi malam ini. Entah apa yang ada di pikiran Mba Wanda saat ini.

Aku sendiri masih tidak habis pikir dengan apa yang kami lakukan barusan. Walaupun aku yakin kalau kami berdua sama-sama menikmati persetubuhan barusan, tapi status kami di kantor masih sebagai atasan dan bawahan. Semoga saja kejadian ini tidak membuat kami canggung di kantor nanti. Ditambah lagi, masalah ku dengan Dera juga masih belum selesai. Ah gila! Makin ruwet aja percintaanku.

“Kamu nyesel ga Bay?” ujar Mba Wanda memecah keheningan. Jujur, aku bingung menjawabnya. Aku senang bisa membantunya melupakan sejenak masalahnya. Tapi akal sehat ku seakan mencoba memberitahuku kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kesalahan.

“Kalau aku sih ga nyesel Bay..” lanjutnya lagi tanpa menungguku memberikan jawaban.

“Sejak aku tahu Mas Irwan punya selingkuhan, aku udah kepikiran lama buat ngajak kamu kaya gini Bay. Tapi bodohnya aku masih percaya kalau Mas Irwan bisa berubah..”

“Tapi ternyata pernikahanku udah ga ada harapannya, makanya aku berani buat ngelakuin ini sama kamu. Mungkin kamu mikirnya kalau kamu itu pelarianku dari Mas Irwan. Sebenernya aku cuma mau ngelakuin ini sama kamu karena aku nyaman sama kamu dan percaya kalau kamu bisa nerima kondisi aku apa adanya Bay..” Mba Wanda menjelaskan semua nya panjang lebar.

“Aku juga ga nyesel Mba, aku malahan jadi pengen punya istri kaya Mba Wanda deh kayaknya” aku mencoba menjawabnya dengan hati-hati supaya dia tidak berfikiran kalau aku menyesal melakukan ini dengan nya.

“Hihihi jangan lah Bay, anggep lah aku sebagai selingan aja.. Fokus mu tetep sama Dera ya Bay..” ucapnya mengingatkan ku dengan Dera.

“Kalo selingan berarti boleh minta lagi dong Mba?” godaku padanya.

“Huu dasar laki laki, semua nya aja mau di embat” protesnya sambil mencubit pinggangku.

“Aaaw… kan Mba sendiri yang bilang kalo Mba selingan aku..” ujarku meringis kesakitan.

“Hahaha iyaaaa, boleh minta lagi kok. Tapi kamu harus janji buat tetep ngejer Dera ya Bay. Jangan putus asa buat ngedapetin dia” ucapnya menyemangatiku untuk tetap mengejar fokusku.

Dera.

Entah bagaimana caranya aku bisa mendapatkan Dera, mendapatkan maaf dari nya pun masih sulit ku peroleh hingga hari ini.

Tingtung..

Suara notifikasi WA dari hape Mba Wanda terdengar nyaring dari dalam tasnya. Dengan malas, Mba Wanda merangkak meraih tasnya mengecek handphone nya.

“WA dari Dera Bay..” gumam Mba Wanda membaca pesan masuk di handphone nya. Wajahnya terlihat fokus menatap ke layar handphone itu.

Mulut nya menganga membaca pesan dari Dera.

Degg.. ada apa lagi ya Tuhan???

“Bay! Ayu kecelakaan!” pekik Mba Wanda tiba-tiba setelah selesai membaca pesan dari Dera.

Kami pun langsung panik dan bersiap berpakaian untuk segera menuju ke rumah sakit.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd