Pak Primus pun kemudian berjalan kearah pintu depan dengan santai sambil tersenyum, dia sudah menjalankan rencana pertamanya yaitu sengaja meninggalkan smartphone miliknya di selipan sofa ruang tamu Nurul agar nanti dia bisa punya alasan untuk kembali. Sekarang dia tinggal berharap kalau Nurul akan memakan bubur yang dicampur obat perangsang pemberiannya itu dengan segera agar efeknya beraksi dengan cepat.
Nurul langsung bersender ke belakang sambil memegangi perutnya yang lumayan terasa kenyang. Nafasnya sudah sangat memburu hingga membuat dadanya terlihat naik turun tidak beraturan. Nurul lalu meraih ikatan cadar dibelakang kepalanya dan langsung mencopot benda yang sedari tadi menutupi wajahnya dan juga saluran pernafasannya tersebut.