Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Di Atas Persahabatan (Full Mulustrasi)

Tintaputih

Kakak Semprot
Daftar
20 Aug 2017
Post
168
Like diterima
278
Bimabet
Cinta Di Atas Persahabatan (Full Mulustrasi)

zCover-1.jpg


Daftar isi :


#1 - Dosen Genit
#2 - Pertemuan Tiga Serangkai
#3 – Pertempuran Epik, Guru VS Murid
#4 - Rencana Rita
#5 - Susu Sapi

Pdf link :
Disini
Pass : tintaputih

Cerita berikutnya :
2 - Bidadari Diskotik

Mega Thread Dinasti
 
Terakhir diubah:
#1 - Dosen Genit

Seorang pria tua, setengah botak sedang melihat sehelai kertas nilai ujian semester rata-rata salah seorang mahasiswa yang akan pindah ke tempatnya mengajar.

Pria itu hanya melihat nilai-nilai itu sekedarnya saja, matanya terlalu sering melirik, atau mengintip seorang wanita cantik yang duduk di depan mejanya. Pria itu memang sangat menyukai wanita itu, parasnya sangat cantik dengan body yang aduhai. Meskipun wanita itu telah menikah, namun pesonanya sungguh menawan hati.

Wanita itu bernama Rita, dia adalah seorang dosen ilmu komunikasi, sedangkan pria itu adalah Pak John, dosen sekaligus rektor di universitas Redstone.

"Jadi bagaimana Pak John? Apakah bisa dia belajar disini?" Sahut Rita dengan senyuman yang mampu membuat setiap pria mabuk kepalang terhadapnya.

Pak John yang sudah tua itu melirik dan menatap Rita dengan birahi yang mulai meningkat. Rita pun sepertinya sudah sangat kenal akan tatapan tersebut, dirinya malah bergerak santai, duduk di sofa putih, memperlihatkan pahanya yang sangat mulus.

Rita memang senang mengenakan pakaian kasual dan rok mini. Rita memiliki sifat penggoda, hampir setiap laki-laki, mahasiswanya dan juga dosen-dosen yang lain, tergila-gila dengannya.

Rambut hitam panjangnya bagaikan benang sutra yang terbaik dan tubuh jenjangnya juga seperti tubuh para model terkenal.

"Kenapa Pak? Kok melihatku seperti itu sih? Hehehehe.., Bapak bisa kan menerima keponakanku Eddy disini?" Sahutnya dengan senyuman yang menawan hati, memperlihatkan pahanya yang panjang dan sangat mulus.

ab.jpg


"Oh? I..iya Bu Rita.., dia bisa kuliah disini." Jawab Pak John dengan wajah yang merah padam. Jakunnya naik turun, menelan ludahnya berkali-kali karena keseksian Rita yang benar-benar telah menggoda imannya.

"Kalau begitu, terimakasih ya Pak." Sahut Rita dengan genit. "Aku pergi dulu." Sambungnya kembali.

Pak John melongo dengan bodoh. "Huft..!! Dia itu..!! Selalu saja menggoda imanku. Lagipula, kenapa dia langsung pergi? Memangnya aku toilet umum kalau datang kepadaku pas butuh saja..?! Sial..!!" Pikir Pak John dengan kesal.

Dirinya telah tertipu mentah-mentah oleh keseksian Rita. Padahal, nilai-nilai ujian semester rata-rata keponakannya sangat jauh dari kata cukup kalau dia mau kuliah di sini. Sebab, Universitas Redstone adalah kampus terbaik di kota Orchid, dan rata-rata mahasiswanya cerdas dan berprestasi.
****
 
#2 - Pertemuan Tiga Serangkai

Tommy, seorang pria berambut jarang, alias hampir botak, masih muda, tampan dan tinggi sedang berjalan kaki dengan senewen. Kakinya tidak bisa diam, selalu menendang batu kerikil kecil yang menghalangi jalannya.

Hari ini dirinya sedang sewot. Kesal terhadap kekasihnya, Linda yang tidak mau mentraktirnya makan lagi. Tommy memang orang yang suka dengan gratisan. Tommy memang pria yang tidak mempunyai harga diri.

Linda yang tidak mau mentraktirnya lagi itu bukanlah tanpa sebab. Memang Linda kesal juga atas kelakuan kekasihnya itu yang lebih mirip lintah darat, namun saat ini Linda benar-benar marah kepadanya.

Bagaimana tidak? Dirinya melihat dengan mata kepala sendiri, Tommy sedang asyik menciumi seorang gadis di belakang taman kampus.

Tommy memang sudah terkenal sebagai seorang playboy kelas ekonomi, alias tidak mau modal. Cuma hanya bermodalkan dengkul, wajahnya yang tampan, dan juga mungkin kontolnya.

Meskipun begitu, entah kenapa Linda masih saja termakan rayuan gombalnya. Padahal, Tommy telah berjanji kepadanya kalau dia tidak akan melirik wanita lain lagi. Namun hasilnya gagal total, dirinya melihat Tommy sedang selingkuh di belakangnya.

Dan kejadian itu bukan hanya kali ini saja, tetapi sudah berkali-kali, lebih tepatnya sudah lima kali. Bahkan Tommy melakukannya dengan gadis yang berbeda-beda pula. Namun anehnya, Tommy selalu bisa meredakan emosinya, dan lagi-lagi mengeluarkan janji busuknya, yaitu dia tidak akan pernah bermain wanita lagi, hanya Linda lah cinta matinya.

Saat itu, Linda yang sudah marah besar langsung berjalan ke arah Tommy yang sedang sibuk main karate lidah dengan seorang gadis yang juga mahasiswa di Universitas Redstone, namun baru tahun pertama, beda satu tahun dengan Tommy.

"Hebat ya? Lagi-lagi kamu selingkuh di belakangku." Sahut Linda dengan pedas.

Tommy kaget, tangannya otomatis bergerak mendorong gadis yang sedang diselingkuhinya. Gadis itu terperosok jatuh ke dalam semak-semak. Gadis itu bangkit berdiri dengan wajah yang memerah karena marah, namun dia langsung pergi meninggalkan playboy cap orang-aring tersebut.

"Ah? Masih hebatan kamu Lin, hehehehe.., kamu bisa tau kalau aku selingkuh. Kamu berbakat jadi spionase ya?" Sahut Tommy dengan enteng, sambil tertawa cengengesan.

"Ahh, kamu bisa aja deh Yank. Kita makan yuk?" Sahut Linda sambil tersenyum kejam. "Eh? Boleh deh Beib. Kebetulan, aku juga udah laper berat nih." Sahut Tommy kegirangan.

Kemudian Linda mengajaknya makan di restoran burger yang berada di kampusnya. Namun Linda tidak hanya mengajak Tommy saja, melainkan juga mengajak seluruh anak kelas manajemen bisnis.

"Ayo makan gratis..!! Hari ini aku ulang tahun..!!" -
Dan semua orang akhirnya ikut makan gratis, bahkan ada beberapa orang yang tidak dikenal, diam-diam juga ikut makan di restoran, lumayan, mumpung gratis.

Saat itu, Tommy bahkan ikut memesan tiga buah burger untuk dibawanya pulang. Tommy memang tidak tahu diri, motto hidupnya adalah 'Gratisan selamanya..!!'. Namun dirinya tidak tahu, kalau ternyata Linda sudah memiliki rencana yang licik.

"Kekasih yang licik, harus dibalas dengan kelicikan pula." Pikir Linda.

Linda pergi ke konter restoran, Tommy berpikir kalau Linda akan membayar semuanya. Namun tebakan Tommy meleset.

"Berapa semuanya Mbak?" - "Semuanya 478 dollar." Jawab sang kasir. "Oke, berikan kepadaku bonnya Mbak." Sahut Linda sambil tersenyum penuh arti.

"Oh iya Yank? Aku punya hadiah untuk kamu lho?" Sahut Linda sambil duduk manis di depan Tommy.

"Eh? Hadiah apa nih Lin? Bukankah orang yang sedang ultah itu malah dikasih hadiah? Hehehehe..!!" Jawab Tommy sambil mengunyah burgernya.

"Memang betul Yank. Tetapi hari ini bukan hari ultahku. Kamu pasti tidak ingat kan kalau aku ultah tanggal 17 Juli?"

Mata Tommy tiba-tiba melebar.

"Jadi, ini adalah hadiah untukmu, karena kehebatanmu selingkuh berkali-kali di belakangku." Sahut Linda sambil mengulurkan bon senilai 478 dollar kepadanya lalu pergi meninggalkannya. Tommy sampai tersedak burgernya dan kini kesulitan bernafas, air sodanya sudah habis sehingga dia merampok soda milik teman kelasnya.

Itulah yang menyebabkan mood Tommy menjadi berantakan dan berjalan dengan kaki yang marah, menendang-nendang batu kerikil yang menghalangi jalannya.

Kerikil-kerikil itu beterbangan ke segala arah. Menghantam tembok, kursi, tempat sampah, tiang lampu, pokoknya semua yang ada di halaman kampus.

Satu buah kerikil meluncur dengan kecepatan tinggi, karena tendangan Tommy yang dipenuhi kekesalan. Kerikil itu melambung tinggi dan akhirnya mendarat tepat di kepala seseorang,
'Bletakk..!!'
"Duuh..!!"

Seorang pemuda menggaruk-garukkan kepalanya. Batu kerikil jatuh di hadapannya, dahinya berkerut-merut dan memandang ke langit biru di atasnya.

"Apa ada hujan batu?" Pikirnya dengan bodoh.

Saat itu Tommy menghampirinya. Wajahnya terlihat gembira, licik sekaligus senang. Dia tahu kalau pria itu adalah mahasiswa baru di kampusnya, sebab, dirinya kenal semua orang yang ada di kampusnya, ingatannya memang sangat tajam, apalagi, jumlah laki-laki tidak begitu banyak di kampusnya, kebanyakan wanita. Jadi dia hafal betul setiap laki-laki yang ada di kampusnya, termasuk para dosen.

"Mahasiswa baru ya?" Sahut Tommy sambil cengar-cengir.

"Eh? Iya Mas. Aku mau pindah kuliah disini." Jawab pemuda tersebut.

"Memangnya sebelumnya kamu kuliah dimana?" - "aku di Universitas Dale Mas. Oh iya, namaku Eddy Thompson, panggil saja aku Ed." Sahut pemuda tersebut.

"Memangnya siapa yang minta kenalan denganmu? Aku kan cuma tanya kamu dulu kuliah dimana, lagipula, bukankah universitas Dale itu kampus untuk orang biasa-biasa saja? Berbeda dengan disini, kampus Redstone kan kampus pilihan, anak-anaknya cerdas-cerdas, sama sepertiku..," sahut Tommy sambil membusungkan dadanya.

"Kamu kalau bisa masuk sini berarti kamu punya kelebihan khusus, atau kamu kenal dengan dosen disini, iya kan?" Sambung Tommy kembali.

"Iya Mas." Jawab Eddy sambil melongo.
"Terus..?" - "Terus apa Mas?" Tanya Eddy dengan bodoh.
"Ya kamu punya kelebihan khusus atau kamu kenal dengan dosen disini?" Tanya Tommy dengan tidak sabar.

"Eh? Aku tidak punya kelebihan khusus Mas. Kebetulan, Tanteku adalah dosen disini." - "Siapa?" Tanya Tommy dengan dahi yang naik 20 derajat.

"Tante Rita." Jawab Eddy dengan lugu.

Mata Tommy langsung berbinar-binar. Bu Rita adalah dosen favorit Tommy. Tubuhnya benar-benar sempurna, bagaikan penari India. Setiap kali Tommy mendapatkan pelajaran darinya, kontolnya selalu berdenyut-denyut, apalagi Bu Rita memang seorang dosen yang modis, senang memakai rok mini.

"Kenalkan, aku Tommy. Salah satu mahasiswa terpenting, paling pintar, sekaligus juga ketua badan eksekutif mahasiswa Redstone, Tommy Jedive." Sahut Tommy pura-pura akrab, padahal tidak ada satupun dari perkataannya yang benar, kecuali namanya.

Eddy menyambut uluran tangannya dengan senyum sopan.

Namun Tommy malah merangkulnya, seakan-akan Eddy adalah sahabat terdekatnya, seorang kawan yang lama tidak berjumpa.

"Jadi? Kamu siapanya Bu Rita?" Tanya Tommy sambil tersenyum ramah.

"Eh? Emm? Tante Rita itu ya Tanteku Mas Tommy." - "Iya aku tahu. Tapi silsilah keluarganya bagaimana? Kenapa Bu Rita bisa dipanggil Tante olehmu?" Sahut Tommy dengan tidak sabar.

"Oh? Tante Rita adalah adik dari ayahku, Mas." - "Jadi dia bibimu dong? Terus kenapa kamu panggil Tante?" Tanya Tommy.

"Memangnya nggak boleh ya Mas?" - "Hmm.., ya boleh sih." Sahut Tommy. "Bu Rita memang pantas menyandang gelar itu. Bu Rita benar-benar seorang hot woman, MILF (Mother I Like To Fuck..!!)" Pikir Tommy.

"Oh iya? Jadi? Kamu mengambil jurusan apa?" Tanya Tommy.

"Aku jurusan Manajemen Mas." - "Panggil namaku saja. Karena kebetulan kita sekelas nanti. Aku juga mengambil Manajemen. Manajemen Bisnis." Sahut Tommy.

"Oh iya, sebelum kamu masuk ke kelasku. Kami punya tradisi. Seperti ospek sih, tapi lebih ringan, karena kamu bukan mahasiswa baru." Sahut Tommy.

"Tradisi apa Mas?" - "Kamu harus melakukan sesuatu..," sahut Tommy sambil berpikir dengan keras. Ini adalah kesempatan untuk menjahilinya.

Saat itu suara seorang wanita yang sudah sangat dikenal oleh Tommy memanggilnya. "Tommy? Apakah kamu sedang berkenalan dengan Eddy?" Sahut Rita dari belakang.

"Eh Bu Rita. Iya nih. Hehehehe..., Dia akan bergabung di kelas kami ya Bu?" - "Iya Tom. Mulai besok dia akan mulai belajar disini. Ingat ya Tom. Jangan galak-galak dengan Eddy." Sahut Bu Rita sambil tersenyum nakal dan berjalan pergi.

Tommy menganggukkan kepalanya. Pandangan matanya masih tertuju ke arah pantat Bu Rita yang bergoyang-goyang, sungguh sebuah pemandangan yang sangat indah.

"Jadi? Bagaimana Mas?" Tanya Eddy yang mengagetkan Tommy.

"Oh iya. Soal itu? Hmm.., nanti saja. Ayo kukenalkan kamu dengan kelas Manajemen." Sahut Tommy yang pada saat itu sulit untuk berpikir, karena bayangan pantat Bu Rita yang benar-benar menggoda iman.

Mereka berdua naik ke lantai tiga, gedung kampus Redstone. Letak kelas Manajemen Bisnis berada di paling pojok.

Ada seorang gadis manis disana. Gadis itu sedang menatap kebawah, ke sebuah ruang gedung kelas lama yang akan di hancurkan. Tempatnya persis di depan kampus Redstone.

abc-1.jpg


"Ngapain kamu Jen?" Tanya Tommy.

"Eh? Kamu baru datang Tom. Aku sedang melihat kelas yang akan dihancurkan itu. Dulu kan kita pernah memakai kelas itu." Sahut gadis itu sambil tersenyum.

abd-1.jpg


Sementara itu Eddy tersentak hatinya. Gadis itu sangat cantik dan imut. Jantungnya berdebar-debar dengan kecepatan denyut nadi mencapai 150 km/jam.

Namun kemudian Eddy melihat gedung yang akan dibongkar tersebut dengan perasaan sedih. "Oh My God..!! Sayang sekali..!!"

"Eh? Kenapa kamu Ed?" Tanya Tommy dengan heran. "Oh iya, kenalkan. Dia ini mahasiswa baru di kelas kita Jen. Eddy namanya. Dan cewek jutek ini namanya Jenny." Sahut Tommy.

Eddy mengulurkan tangannya dengan gemetaran. Terasa lembut sekali tangan Jenny ketika menyambut tangannya.

"Jangan hiraukan perkataan Tommy Ed. Dia cuma playboy kadal." Sahut Jenny.

"Aku tahu perasaan kamu Ed. Bangunan seperti itu dihancurkan, memang sulit untuk dilihat. Banyak kenangan disana. Lagipula, gedung itu termasuk gedung bersejarah, karena gedung itulah yang pertama kali dibangun dan menjadi kampus Redstone." Sambung Jenny.

"Ah, gedung itu kan memang sudah tua dan reot. Jadi pantas saja kalau dihancurkan." Sambung Tommy.

"Jangan hiraukan Tommy, Ed. Dia memang begitu, nggak tau sejarah." Sahut Jenny dengan sebal.

"Iya Jen. Tetapi ini lebih buruk dari itu." Sahut Eddy yang kini merasa sangat sedih. Jenny dan Tommy sama-sama mengerutkan keningnya.

"Tadi aku meninggalkan motorku di dalam sana." Sahut Eddy dengan tiba-tiba.

Jenny dan Tommy serentak bilang..,
"Whatt..!!"

*****
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd