Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cinta Cermin

baygonmalam

Suka Semprot
Daftar
15 Feb 2018
Post
16
Like diterima
18
Bimabet
Cinta Cermin


Sumpah! Siang ini panas banget. Udara kayak enggak ada kandungan oksigen-nya. Pengap ! Bikin sesak! Jadi gue ngadem di bawah pohon besar tinggi rindang, deket parkir.

Gue liatin parkiran, sepi banget! Motor jarang mobil kagak ada. Aneh sih, tapi gue enggak mau mikirin itu terlalu detil, nanti malah timbul teori konspirasi. Jadi gue ambil handphone, buka Tiktok sambil liatin cewe seksi montok goyang-goyang. Haha, sedap!

" Haiii !"

Lagi asik nonton, tiba-tiba bahu gue ditepuk dari belakang. Gue sontak noleh.

"Hai Vin..," ucapku. Dia Vina, gadis yang imut. Gue suka wajahnya yang agak chubi, apalagi dia make kacamata, bikin dia tambah ngegemesin. Hari ini dia make celana panjang dan kemeja biru muda, pas banget ama kulitnya yang putih mulus kinclong.

" Tumben kamu rajin? "

"Hmm, iya. " Gue jawab singkat, males ladenin obrolan enggak penting itu. Jadi Vina harus mencari bahan obrolan lain.

"Anterin aku ke kantin ya. Aku traktir es degan," pintanya.

Kutatap dia lekat. Dia langsung pasang wajah manja. Gue jadi merinding gemes, pengen ngemut pipinya.

" Oke! Ayoo! " Gue berdiri sambil masukin hape ke kantong celana. Gue jalan dan Vina jalan di samping kiri gue. Tangannya menggelayut manja di bahu gue. Ada beberapa laki-laki yang ngelirik gue tajam. Pasti mereka iri. Biarin aja.

Kantin yang kami tuju tidak dekat tidak juga terlalu jauh. Letaknya di ujung gedung fakultas dan kalau mau ke sana mesti lewatin berapa bangunan dan juga lorong dalam gedung. Tempat kantin memang asik, di kelilingi pohon rindang yang bikin sejuk segar. Hanya saja, nyamuk kadang berkeliaran di sekitar kami. Mengincar kepala dan setiap tubuh yang terbuka. Nyedot darah tanpa ijin.

Kami duduk berhadapan di pojok. Vina mesen bakso. Gadis ini memang unik, siang panas gini makan bakso pedas.

" Hassh hah hah..", Dia lucu kalau kepedesan, niup-niup bibir sambil kelabakan minum es teh.

Gue berapa kali merhatiin bibir merah yang semakin merah karena pedas. Seksi sekali! Saat gue tatap dia, dia juga ngelirik gue. Mata kami beradu pandang, tapi dia biasa aja. Tidak senyum tidak tersipu malu. Kami tidak sedang dimabuk asmara.

" Kalo aku sama kamu, si Beno mesum itu diem aja. Jijik aku ama orang kayak dia. Kegatelan, sok keren! "

Tiba-tiba saja anak ini ngomel. Mungkin agar pedes di mulutnya cepet hilang. Tapi, gue demen saat di ngomel. Dia makin lucu.

Gue memutar kepala melihat keliling. Dugaan gue tepat, Beno, lelaki terkenal di kampus gue ternyata ada di kantin. Duduk sendiri di pojok. Gue pandangin dia, dia mengangguk ke arah gue sambil tersenyum.

" Tuh dia lagi di pojok liatin kamu," gue godain Vina.

" Udah tau. Bikin enggak betah di sini, " wajah Vina cemberut. Gue ketawa.

" Kita balik aja, " ujarnya. Wajah Vina masih manyun, kecut.

Gue tidak ingin main-main, takut Vina marah beneran. Gue turutin kemauan dia untuk balik ke parkir.

Kami menyusuri lorong pnajang gedung kampus di lantai satu.Meskipun siang, suasana memang agak remang. Bangunan tua, cat sudah pudar dan penuh noda. Selain itu juga, karena jarang lampu, di sana juga tidak ada ruangan yang sering di pakai. Hanya ada aula sepi dan gudang.

" Aku ke toilet dulu, " ujar Vina. Gue setuju saja. Toilet ada di bagian pertengahan lorong, mepet dengan gudang penuh kursi, meja dan berbagai peralatan yang sudah tua dan rusak.

Pikir-pikir daripada nunguin dia di luar, gue juga masuk ke toilet laki. Kebetulan tempatnya bersebelahan dengan toilet perempuan.

Gue kagak pipis, hanya cuci muka sambil bercermin menatap wajah gue. Menatap pantulan diri sendiri sambil senyum-senyum sendiri itu menggelikan.

PRANG

Gue kaget. Gue denger sesuatu jatuh, mungkin di ruangan sebelah. Gue bengong sejenak, kemudian tidak ada suara lanjutan jadi gue lanjutin gosok-gosok kumis gue yang tipis pake jari telujuk.

KYAAAAAAAA

TOLOOOOOONG!!!!

Vina!! Gue langsung bergerak cepat, keluar kamar mandi cowo, masuk ke kamar mandi perempuan.

" Vina! " Gue memanggil gadis itu, tapi tidak ada yang menyahut.

" Vin! Vina!"

Tetap tidak ada sahutan. Perasaan gue tidak enak. Ada tiga ruangan berpintu di kamar mandi perempuan. Dua pintunya terbuka dan satu lagi tertutup.

TOK TOK

Gue coba ketok pintu yang tertutup, tapi tidak ada respon apapun. Apa mesti gue dobrak aja?

Gue bener-bener khawatir dengan Vina. Gue manggil nama dia beberapa kali, tapi dia tetep enggak nyahut.

BRAAK BUG BRAK

Gue tendang pintu itu. Pintu terbuka .

Kosong! Kaga ada siapa-siapa?

Vina? Apa dia udah di luar? Nungguin gue di lorong?

Gue keluar kamar mandi dan kembali ke lorong kampus. Astaga! Yang bener aja. Si Vina bener sudah ada di lorong. Dia baik- baik saja. Dia tidak apa-apa. Gue malu! Malu banget tapi juga lega.

" Vin.. elo denger orang teriak tadi? " Gue melangkah mendekati Vina. Baru berapa langkah, gue merasa ada yang tidak biasa.

WUUSHHH

Gue ngerasa ada angin kencang di belakang gue, menyambar kepala. Gue menoleh, ada sesuatu yang bergerak cepat ke kepala gue. Gue berusaha menghindar tapi telat.

BLAM

Gelap tiba-tiba. Ini bukan mati listrik. Ada sesuatu yang menutup kepala gue. Membungkus kepala gue dengan sengaja. Gue kagak bisa liat, gue ngerasa sesak, kagak bisa nafas.

Gue kagak ulang tahun hari ini. Ini pasti bukan ulah temen yang jahil. Gue berontak, tapi ada seorang yang megang badan gue dari belakang. Dia sangat kuat, super kuat. Gue tidak bisa melawan.

KYAAA

Kembali gue denger jeritan.

Kurang ajar!! Teriakan gue teredam kain tebal yang ngebungkus kepala gue. Gue coba menyepak dan memukul, tapi sia-sia.

Siall!! Bangsaaat!!!

Tangan gue ditelikung kebelakang. Kemudian diikat. Gue tidak menyerah begitu saja. Gue meronta. Melawan sekuat tenaga.

BUUGG...

Uhuk! Gue hampir muntah. Pukulan keras menghujam perut gue. Rasanya nek sampai ke ulu hati.

BUG BUG BUG

Tiga pukulan lagi, dua di perut dan satu di wajah. Gue terhuyung, kesadaran gue berkurang. Gue ingin melawan tetapi gue tidak mampu. Gue kalah begitu saja, tanpa mampu melawan, tanpa tau siapa musuh gue.

Dasar pengecut! Makian itu hanya gue simpan dalam hati. Mulut gue terkunci kain penutup yang tebal.


BUG BUG BUG

Kepala gue dipukul tiga kali. Dunia rasanya berputar, kesadaran gue berkurang. Lenyap dan hilang.


**--**

" Hai bajingan! "

Gue denger suara itu dengan jelas, tapi gue tidak bisa melihat apapun. Gelap, semua gelap tanpa batas. Kemanapun arah gue memandang, gue tidak bisa melihat apapun selain hitam pekat.

Gue kira kepala gue masih terbungkus kain, tapi sepertinya tidak. Kali ini gue bisa bernafas santai, gue juga yakin kalau mata gue terbuka hanya saja gue enggak ngeliat apapun.

Apa gue buta?

Tidak!! Jangan sampai!

" Kamu mau masuk surga atau hidup lagi tapi sengsara?"

Suara itu menggelegar jelas. Bergema di udara. Gue yakin ada yang bicara ama gue, tapi gue enggak liat apapun.

"Kamu mau masuk surga atau hidup lagi tapi sengsara?" Gue denger lagi suara menggelegar itu. Jelas! Sangat jelas suaranya.

" Tentu saja gue mau hidup!" Gue jawab dengan marah.

" Kalau kamu mau hidup, kamu tidak bisa hidup dengan tubuhmu yang dulu. Masih mau hidup? " Suara asing itu menjawab, tapi gue kagak paham maksudnya. Gue males mikir.

" Kamu akan berpindah kesadaran ke tubuh orang lain!" Suara asing menjelaskan lebih detail, seperti mengetahui isi hati gue. Tetap saja gue tidak paham, juga tidak peduli.

" Aku tetap mau hidup, apapun yang terjadi! "

" Baiklah, kalau itu mau kamu!"


PYASsSCchhh

Terang seketika. Sangat terang sehingga gue tidak melihat apapun karena begitu silau.

Perlahan pengelihatan gue kembali. Gue lirik sekeliling, tapi semua terasa asing dan aneh.

" Dimana gue?"

Gue rebahan di tempat tidur, di ruangan berdinding warna biru muda. Ada poster selebritis korea menghiasi ruangan. Kamar ini sangat rapi, lemari dan perabotan wanita banyak ada di sini.

Gue inggat peristiwa yang menimpa gue dan Vina. Jangan-jangan penolong gue bawa gue ke sini? Siapa dia?

Gue bangkit dari tempat tidur, mencoba bercermin, mengecek wajah gue. Siapa tau ada yang benjol atau berdarah terkena pukulan orang yang nyiksa gue.

Gue mengucek mata menghadap cermin.

Astaga!!

Gue kaget saat melihat bayangan gadis super cantik terpantul di kaca cermin.

Siapa dia? Gue clingak-clinguk menoleh.Tidak ada siapapun. Gue tatap lagi cermin itu. Gadis cantik masih di sana. Gue deketin kepala ke cermin dan dia ikut mendekat. Jidat gue menempel di cermin, juga jidat si gadis manis.

Gue shock, gue bengong cukup lama. Gue mulai ngerti maksud suara asing yang tadi gue kira mimpi.

Astaga

Tubuh gue berubah menjadi wanita.
 
Bikin patok dulu deh, sepertinya asyik nih :kentang:
 
kayaknya bakal menarik.....lanjutkan hu
 
namanya apa ya bos kalo pindah raga gitu...transformasi atau raga sukma atau reinkarnasi...mohon penjelasannya bos
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd