Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
#SemprotOriginalContent

--- Suatu sore di kantor Dela ---

"Sayang, aku nunggu hujan dulu ya baru jemput kamu" sebuah pesan masuk dari Doni. Ya sore ini hujan cukup deras. Doni memang pakai motor di weekdays untuk pulang pergi kantor. Mobilnya hanya dipakai weekend ketika jalan-jalan. Aku intip keluar ruanganku beberapa karyawan sedang ngumpul ngobrol sepertinya sama-sama nunggu hujan reda.

'Kriiiiiing..' suara telepon masuk, aku liat caller IDnya, ternyata telepon dari pak Beni. "Halo?" Aku angkat teleponnya. "Mba Dela, ini aku Fina. Pak Beni minta mba Dela ke ruangannya.." ternyata Fina yg nelpon dari ruangan pak Beni. Fina adalah sekertaris barunya. Aku merapikan make up ku, lalu keluar ruangan menuju ruangan pak Beni. Hari itu aku pakai blouse putih dan rok pendek hitam dengan stoking hitam. Saat aku keluar ruangan aku melihat banyak mata karyawan pria memperhatikanku. Aku cuek saja jaga image. Hanya pak Beni yg tau kenakalanku, karyawan lain harus tetap menghormatiku sebagai atasannya.


'Cklek' aku mencoba masuk ruangan pak Beni yg ternyata terkunci. Lalu aku mengetuknya. "Tunggu mba Dela" suara Fina dari dalam. 'Cklek' kunci dibuka, Fina membuka pintu setengahnya tapi tubuhya dia sembunyikan di balik pintu. Aku masuk ke dalam dan melihat pak Beni duduk di sofa hanya pakai celana panjangnya memamerkan perutnya yg buncit. Di meja aku melihat 2 gelas shot dan 1 botol tequila yg sudah habis setengahnya.

'Yah, diajak mabok deh, gw kira cuma diajak ngewe' ucapku dalam hati.


[HIDE]
'Cklek' suara pintu ditutup dan dikunci oleh Fina. Ketika aku menoleh kebelakang aku cukup terkejut ternyata Fina hanya pakai rok pendeknya saja, dadanya sudah polos bebas terpampang. Aku melihat beberapa bekas cupangan di dadanya. Fina mendekat ke arahku dan berbisik "Maaf mba Dela, tadi pak Beni pengen ngajak mba Dela gabung, soalnya hari ini aku lagi mens".

'Yah, cuma pemain cadangan dong gw' pikirku dalam hati. Fina ini memang lebih muda usianya dariku dan dadanya lebih besar. Entah dimana pak Beni menemukan sekertaris se sexy Fina.


Semenjak Fina gabung perusahaan ini 3 bulan terakhir memang pak Beni lebih sering main sama 'mainan baru' nya, aku mulai di nomer duakan. Tapi selama itu tidak mengganggu karirku aku tidak merasa terganggu.

"Del, ini ambil, kita shot bareng ya" pak Beni memberikan gelas shot berisi tequila. Aku ambil gelasnya dan duduk di sebelah kiri pak Beni. 'Cheers' aku dan Pak Beni teguk bersama minuman keras itu. Fina yg duduk disebelah kanan Pak Beni membantu menuangkan kembali tequila ke dalam gelas. "Ayo Del sekali lagi, kamu kan baru gabung.." pinta pak Beni yg terlihat sudah tipsy. Matanya sayu. Aku turuti perintahnya, langsung aku teguk minuman itu. 'Wooow' aku merasa panas sekali di dadaku. Tequila memang "bensin" gairahku.

Tangan pak Beni memegang daguku, wajahku didekatkannya dan kami mulai berciuman. Sambil berciuman tanganku membuka satu persatu kancing blousku hingga bra ku terpampang. Pak Beni turun menjilat leherku. 'Aaaaassshh..' desahku sambil merem menikmati rangsangan pak Beni. 'Clek' kaitan braku di lepas dari belakang. Ternyata Fina sudah pindah posisi dibelakangku yg membantuku melepaskan bra ku. Dadaku yg sudah terpampang langsung disambut remasan tangan pak Beni. Kedua tangannya memainkan kedua dadaku dan pentilnya. Remasan dan rangsangan di dadaku membuat vaginaku basah.

Aku dibaringkan di sofa. Pak Beni mengeluarkan penisnya dari celana dan mengarahkannya ke mulutku. Aku oral penis pak Beni. "Mba Dela, Fina bantu ya.." ucap Fina sambil memainkan jarinya di luar celana dalamku. 'Slllrpp.. aaahh... slrrrrp.. aaaah" suara mulutku yg bergantian menghisap penis dan mendesah karena vaginaku yg dimainkan Fina. Pak Beni memaju mundurkan pinggulnya membuat penisnya keluar masuk lebih cepat di mulutku.

Fina mengangkat rok ku sampai ke pinggang, lalu menarik lepas celana dalamku. Kini tangannya langsung memainkan vaginaku tanpa penghalang. Aku yakin jarinya sudah basah oleh cairan vaginaku. "Ahhh..enakh Finnh..ehmmm" aku meraskan kenikmatan permainan jari Fina di vaginaku. Mungkin karena Fina juga wanita jadi dia tau bagaimana cara yg terbaik merangsang dengan jari.

Kecepatan kocokan penis pak Beni di mulutku terasa cepat seperi pak Beni sedang menggenjot vagina. "Glook..glok..glok" Aku tersedak oleh penisnya membuat mataku sedikit berkaca-kaca. Apakah pak Beni terlalu mabuk untuk menyadari saat ini penisnya sedang masuk mulutku bukan vaginaku. Fina saat ini sudah menggodaku dengan menjilat-jilat bagian luar vaginaku. Dia tidak langsung memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku, hanya memainkanya di luar, membuatku semakin tidak kuat menahan nafsu. 'Pwaaaaah' aku lepas penis pak Beni dari mulutku. "Pak, sodok memek Dela aja ya, Dela udah ga tahan" rayuku.

Pak Beni memintaku berdiri, lalu gantian dia yang rebahan di sofa. Penisnya sudah berlumur ludahku dan vaginaku pun sudah sangat becek dirangsang oleh Fina. Aku posisikan diriku di atas pak Beni, 'sleeeeeep' pelan-pelan penisnya masuk ke dalam vaginaku. Aku mengigit bibir bawahku menahan rasa nikmat ketika vaginaku dipenuhi penis. Fina berlutut di sebelah kanan pak Beni yang sedang berbaring, menyodorkan dadanya yg besar ke arah wajah pak Beni. Pak Beni memang tipe pria yang melihat wanita dari dadanya, jadi memainkan dada besar seperti milik Fina memang kesukaannya.

'cleeb..cleb..cleb' aku naik turun di atas pak Beni membuat kocokan penisnya keluar masuk vaginaku. Aku mendongakkan kepalaku ke atas menikmati momen ini. Efek tequila ini membuatku semangat mengejar klimaks, aku naik turun lebih cepat di atas pak Beni. Aku merasakan penis pak Beni berkedut, "Shit, plis jangan dulu keluar pak, Dela belum sampe" ucapku lirih memohon. Pak Beni yg sedang mabuk tidak menghiraukanku, 'croooot...croooot...crooot' penis pak Beni ejakulasi di dalam vaginaku menyemprot deras ke rahimku. Aku tetap bisa menikmat rasa hangat di dalam vaginaku walaupun aku belum klimaks. Aku masih mencoba mencapai klimaksku juga. Jadi setelah semprotan penis pak Beni berhenti, aku lanjutkan naik turun di penisnya.

Sperma pak Beni mulai bercucuran keluar dari vaginaku ketika aku lanjut kocokannya. Perlahan aku meraskaan penis pak Beni sudah melemah. Sial, sepertinya aku gagal dapat orgasme dari pak Beni. 'flop' penis pak Beni sudah tidak ereksi dan lepas dari vaginaku. Aku merasa tanggung sekali. Wajah pak Beni masih memainkan dadanya Fina. Selama persetubuhan tadi tidak ada keluar kata-kata dari mulut pak Beni karena daritadi mulutnya menciumi, menghisap dan mencupang dada Fina. Aku berdiri dari atas tubuh pak Beni mencari tisu untuk membersihkan bekas sperma pak Beni di vaginaku.

Fina melepaskan dadanya dari wajah pak Beni, lalu mengarahkan mulutnya ke penis pak Beni yg berlumuran sperma. 'Slrrrp..slrrrpp..' tanpa ragu Fina membersihkan penis pak Beni dengan mulutnya. Fina menghisap bersih sisa-sisa sperma yang melumuri penis Pak Beni. "Memang kamu sekertaris paling pintar yang pernah saya punya" puji pak Beni kepada Fina. Lalu Pak Beni tampak semakin kehilangan kesadarannya. Dia menutup matanya, lalu sepertinya tertidur di sofa itu.

"Minumnya banyak ya dia?" tanyaku kepada Fina sambil memakai kembali pakaianku. "Itu setengah botol habis sama dia mba Dela, aku paling minum 2-3 shot aja, ga enak masih di kantor" jawabnya. Aku melihat tanda cupangan di dadanya bertambah dari yg aku liat di awal. "Pacar kamu ga marah itu pak Beni ninggalin bekas cupangannya?" tanyaku kepada Fina. "Aku sama dia ga pernah gituan mba, dia anaknya alim, makanya aku jaga image dengan dia semoga dia mau jadiin aku istrinya" sambil mengenakan kembali branya. Terlihat kalo bra nya susah payah menahan dada Fina yg kebesaran. "Ini pak Beni mau diapain?" tanyaku ke Fina sambil menunjuk pake Beni yang ketiduran telanjang di sofa. "Biasanya aku selimutin aja mba, terus aku standby di mejaku di depan sampai pak Beni terbangun, kalo sejam ga bangun biasanya aku panggil supir kantor buat anter dia pulang" jawabnya. Wah ternyata Fina ga cuma sexy tapi memang pintar juga di kerjaannya. Aku yg sudah merapikan pakaianku lalu kembali ke ruanganku meninggalkan Fina dan Pak Beni.

"Del aku sudah di depan kantor" pesan masuk dari Doni. Wah sejak kapan hujannya berhenti pikirku. Saat di ruangan pak Beni aku tidak memperhatikan jendela luar sehingga tidak menyadari kalo hujan sudah berhenti, karyawan yg tadi ngumpul pun sudah banyak yg pulang, sisa beberapa yg masih lembur. Aku segera mengambil tasku lalu keluar kantor mencari Doni.

"Masih mendung ya Don" aku bicara dengan Doni sambil memakai helm. Rencanaku pergi nonton dengan Doni malem ini. Doni melihat ke langit yang memang masih mendung dan sepertinya memang akan hujan lagi. "Kita ke kosan kamu aja yuk Don!" ucapku sambil naik ke atas motornya. Jujur saja aku yg masih tanggung dengan Pak Beni tadi ingin segera dipuaskan oleh penis Doni. Doni sih pasti setuju, dan langsung menjalankan motor ke arah kosannya. Hujan gerimis mulai turun kembali.

--- Di Kosan Doni ---

Pakaianku sedikit kebasahan karena sepanjang jalan turun gerimis kecil. Aku tidak mau masuk angin atau sakit, jadi aku langsung masuk ke kamar mandi Doni yg ada di kamarnya untuk membuka pakaianku dan menggantungnya disana. Sekalian aku mencuci vaginaku dengan sabun. Kasian juga pikirku kalo Doni kebagian vaginaku yg baru saja dipake pak Beni. Hihi. Aku keluar telanjang dan hanya dibalut oleh handuk. Aku liat Doni sedang duduk di meja laptopnya membuka website fast food. "Aku sudah order food delivery ya, kayanya bakal ujan lagi dan mager keluar" ucap Doni kepadaku sambil beranjak ke arah tempat tidurnya. "Bilang aja pengen ngentot ujan-ujan gini Don" ucapku diiringi tertawa kami berdua.

Aku berjalan ke arah lemarinya. Memang aku menyimpan beberapa pakaian di kosan Doni. Aku ambil celana dalam lalu mengambil kaos putih kebesaran tanpa memakai bra. Selain di rumahku sendiri, di kosan Doni pun aku tidak pernah pakai bra karena lebih nyaman dan kosan Doni memang seperti rumah keduaku.


Aku berjalan ke arah ranjang mendekati Doni. Doni dan aku sama-sama tau ritual quicky sex pulang kantor kami. Tanpa banyak bicara bibir kami saling bertemu dan memagut memainkan lidah. Tangan Doni langsung meremas dadaku dari luar kaos ini. Memainkan dan memilin pentilnya dari luar kaos juga. Tangan kananku meraba penisnya dari luar celananya. Elusan pelan di selangkangannya membuatku bisa merasakan penis Doni semakin membesar.

Aku yang memang sudah tanggung sejak di kantor meminta Doni untuk memuaskan aku terlebih dulu. "Don puasin aku pake lidah kamu dulu ya, aku udah tanggung nih tadi dengan pak Beni". Ya, Doni memang tau aku main nakal dengan pak Beni, tapi sejauh yg dia tau aku tidak pernah melakukan sex dengan pak Beni. Doni tau motivasiku melakukannya untuk kenaikan karir di kantor. "Tadi kamu diapain lagi sama pak Beni?" tanya Doni kepadaku sambil membuka celana dalamku. Aku sudah rebahan membuka pahaku lebar-lebar memancing Doni menghampiri vaginaku dengan wajahnya.

Aku sudah terbiasa bohong dengan Doni soal pak Beni, jadi aku mulai menutup mata lalu berimajinasi apa saja yang tadi dilakukan pak Beni kepadaku. 'slrppp' lidah Doni sudah mulai menjilati vagina ku. "Tadi pas meeting don...awsssss" aku kegelian saat Doni memainkan lidahnya kedalam vaginaku. "Pak Beni duduk disebelah kananku don, kami sedang mendengar presentasi dari vendor.... ehmmmhh" mulut Doni menghisap-hisap vaginaku. Aku menahan rangsangan Doni sambil bercerita bohong kepadanya "Tangan kiri pak Beni meraba pahaku yg dilapisin stoking itu don.. ga keliatan sih sama vendor yg presentasi, tapi tetep aku degdegan don" jilatan doni di vaginaku semakin nikmat, tangannya menjulur ke dadaku sambil meremas-remasnya. Sepertinya Doni pun terpancing ceritaku. "Awalnya aku duduk menyilang kaki, tapi pak Beni menarik lututku, sehingga aku duduk sedikit mengangkang.... awshhhhh" jari Doni ikut memainkan vaginaku. Lidahnya tetap menjilat vaginaku, tapi jarinya perlahan keluar masuk vaginaku. 'ehmmmh...ehmmhh' hanya itu yg keluar dari mulutku. "Terus apalagi sayang?" tanya Doni. "Tangan pak Beni naik, dan masuk kedalam rok ku sayang, dia elus vaginaku dari luar celana dalamku.. sambil meeting don" jujur saja imajinasi ini tidak hanya menipu Doni, tapi tubuhku pun merasa bergairah membayangkan cerita khayalanku sendiri. Aku yakin mukaku saat ini sudah merah dilanda birahi.

"Tok tok tok! Delivery service untuk Pak Doni" suara pintu kamar di ketok oleh pengantar makan yg tadi Doni pesan.
[/HIDE]

BERSAMBUNG : Page 22
 
Terakhir diubah:
Wahahahahaaaaaa.....ada bakat jadi sutradara ni TS nya.....maen CUT...CUT...AJA !!!?



PENONTON KENTANG SUHU ....?!!!
Wahahahahahaa....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd