Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Cewek Suka "Jajan"

Skala bintang 1 - 5, berapa skor untuk cerita ini?


  • Total voters
    967
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Wooow.. terharu ane banyak yang nongkrongin thread ini.
Udah ada juga yg PM ane bantu-bantu kirimin mulustrasi. Kalian luar biasaaa. *peluk satu-satu* #nohomo
:beer:
Terima kasih huu!

Malem ini ada updatenya cerita si Dila.

Tungguin hu.
 
Terakhir diubah:
aziiik mau ada apdet..
ane rela ga tdur kalo gt buat nungguin apdetan..
siapin cemilan ahh
 
Wooow.. terharu ane banyak yang nongkrongin thread ini.
Udah ada juga yg PM ane bantu-bantu kirimin mulustrasi. Kalian luar biasaaa. *peluk satu-satu* #nohomo
:beer:
Terima kasih huu!

Malem ini ada updatenya cerita si Dila.

Tungguin hu.

ijin masang tenda hu.

sambil nunggu mobile legends dulu satu round.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***
Seruu nie critanya,
 
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***
dicek dulu gan
 
--- Sabtu siang di kamar Dela ---

"Saya di Blok D4 ya pak" aku sedang memberi tau driver online lokasi rumahku lewat telepon.

Siang ini aku ada janji dengan Doni di Mall untuk makan siang. Tapi aku kasian kalo Doni harus jemputku dulu karena arahnya cukup jauh. Lebih baik ketemu langsung di Mall. Papa dan Mas Dinan sedang pergi jadi aku harus order driver online untuk menjemputku.

Siang ini cukup terik. Aku malas pake baju yg terlalu terutup, bikin gerah. Toh cuma ke mall aja kok dan diantar supir. Habis itu pergi sama Doni juga pakai mobil lagi. Aku ambil celana pendek jeans ku dan kaos abu yg entah aku beli kapan. Sempit juga di badanku, dadaku jelas terlihat sangat menonjol.


"Saya di depan rumah mba" isi sms dari driver online. Aku segera keluar rumah dan menaiki mobilnya. Aku duduk di depan karena ga enak kalo di belakang bukan taxi beneran. Bapak driverku ini sudah berumur. Tapi namanya laki-laki dikasih pemandangan cewe sexy responnya sama semua. Jelas sekali dia memperhatikan tubuhku sebelum mulai menjalankan mobilnya.

Klik like untuk lanjut membaca
[HIDE]
"Mau lewat jalur mana mba?" Tanyanya. "Ikut rekomendasi mapsnya aja pak" jawabku. Lalu dia melihat smartphonenya. "Lewat jalan belakang ini mba" mengkonfirmasi kepadaku. "Yaudah gapapa pak, jalan utama emang lagi ada galian jadi macet, apalagi Sabtu" lalu aku main HP untuk scroll timeline socmedku. Aku sempat post selfieku dengan pakaian ini tadi sebelum berangkat. Sudah banyak likes yg kudapat, dan DM dari cowo-cowo ngajakin malem mingguan. Hihi aku ga pernah bosan dapat perhatian seperti ini.

Jalan belakang ini memang tidak macet. Tapi karena jalan alternatif banyak polisi tidur dan jalan berlubang membuat dadaku ikut goyang-goyang. Dari sudut mataku aku bisa menyadari bapak driver ini sering curi-curi melihat dadaku saat polisi tidur dan beberapa kali membenerkan posisi selangkangannya. Hihi. 'Ngaceng ya pak?' Tanyaku dalam hati.

'JEDAG!' Mobil melindas lubang besar dengan kecepatan yg cukup kencang. Aku tersentak kaget begitu juga bapak driver. "Maaf mba! Ga liat lubangnya" ucap bapak driver. "Ya bapak matanya ga ke jalan sih daritadi" jawabku sambil tertawa kecil. Bapak driver itu merasa ke-gep kalo aku daritadi tau kalo dia memperhatikan tubuhku. Lalu dia diam dan serius memperhatikan ke jalan.

'Kplek kplek kplek' suara ban mobil yg kempes. "Waduh, apes! Pasti gara-gara lubang tadi" Kata si bapak driver sambil meminggirkan kendaraannya. Bapak driver turun lalu ngecek ban depan sebelah kiri yg sudah gembos. Dia ketok kaca penumpang depan. Aku buka kacanya dari dalam. "Mba, maaf bapak harus ganti ban dulu" ucapnya. "Yaaah, mau gimana lagi" aku juga ga terlalu buru-buru dengan jadwalku. Aku kabarin Doni kejadian ini.

"Wah mba, ban serepnya juga masih bocor, harus cari tukang dulu ini" bapak driver bicara dari belakang mobil sambil membuka bagasinya. Aku tengok sekitar, kawasannya masih banyak sawah dan rumah tiap beberapa ratus meter.

Tidak lama sebuah mobil bak ada yg berhenti di depan mobil kami. Bapak driver lalu menghampiri dari sebelah kiri. Sepertinya dia sedang menanyakan bantuan. Bapak driver menghampiri mobil ke arah jendelaku. "Mba katanya di depan tidak jauh ada tukang tambal ban, saya kesana dulu ya" izinnya padaku. "Aku ikut pak!" Jawabku. Yakali ditinggal sendirian disini pikirku.

Bapak driver mengangkat ban serep ke bak terbuka. Lalu naik ke bak belakang. Aku jalan menghampiri pintu samping mobil bak. "Permisi pak, saya ikut ya pak". Di dalamnya ada 2 orang, pengemudi dan penumpangnya. Sepertinya keduanya kuli bangunan. Mata mereka kompak melihat tonjolan di dadaku.



"Man, turun dulu itu mba nya mau naik" ujar pak supir ke temannya yg sedang melongo. "Ga usah pak saya yg numpang, di belakang gapapa kok, ga jauh kan" aku berusaha sopan. Tapi kuli penumpang itu membuka pintunya dan turun. "Jangan mba, masa cewe cantik kaya mba naik mobil bak di belakang sih?" ucapnya memerintahkan aku naik.

Ya karena sudah ditawari, aku naik ke dalam. Saat aku sudah duduk ternyata kuli itu tidak pindah ke belakang bak, tapi dia ikut masuk dan minta aku untuk geser ke tengah. Aku tidak menduga akan sempit-sempitan di kabin mobil bak ini dengan supir dan kuli. Wajah supir dan kuli ini terlihat sumringah.

Karena tempatnya sempit lengan dua orang di sisi kiri dan kanan ku itu tepat menempel di sisi luar dadaku. Dengan jalan yg berlubang, goyangan dadaku bergantian ke arah kiri dan kanan mengenai lengan mereka. Tiba-tiba tangan bapak kuli dan supir ini masing-masing mendarat di pahaku yg terbuka. Tidak ada obrolan yg terjadi diantara kami membuatku canggung menanggapi kejadian ini. Aku hanya diam. Mukaku memerah. Tangan kedua lelaki di kiri kananku sekarang tidak hanya diam, tapi mulai mengusap-ngusap pahaku naik turun. Duh, aku jadi horni. Aku tidak sabar bertemu dengan Doni untuk menuntaskan nafsu ini.

Tidak lama mobil bak menepi. Memang tidak jauh lokasi tambal ban itu dengan tempat mobil bocor. Bapak kuli di sebelah kiri membukakan pintu dan turun. Aku mengucapkan terima kasih ke pak supir dan kuli. "Kita yg terima kasih mba" ucap bapak kuli dengan senyum lebar. Lalu aku turun dari mobil. Aku merasakan selama turun dari mobil ini mata bapak supir dan kuli ini terus menatap dadaku.

Bapak driver sudah menurunkan ban dan mendorongnya menuju tukang tambal ban. "Mba kita pergi ya, nanti kalo mau dianter-anter lagi mending sama kita aja mba, dijamin bannya ga bocor" ucap pak supir sambil diiringi tertawa. Aku hanya senyum-senyum, wajahku yg memerah karena horni tidak bisa ditutupi. Mobil bak lalu beranjak pergi.

Pak driver sedang menunjukan ban yg bocor kepada tukang tambal ban. Aku lihat di bagian dalam ada sofa usang, aku segera duduk disana. "Bannya bocor neng?" Tiba-tiba seorang kakek tua keluar dari pintu sebelah sofa ini. Aku cukup kaget dengan kemunculan si kakek sebelum mengiyakan. Si kakek duduk di sebelahku. Sangat kontras sekali kondisi saat ini, aku wanita muda duduk di sofa lusuh bersama seorang kakek di depan bangunan kecil yg sepertinya tempat tinggal si kakek.

Aku dan kakek ngobrol hal-hal kecil. Tapi aku jadi tau kalo si kakek ini hanya tinggal bersama anaknya yg punya keterbatasan (keterbelakangan mental). Tapi untungnya anaknya bisa ia ajarkan untuk sekedar membantu pekerjaannya sebagai tambal ban. "Yah gitu neng, si Aan sekarang yg banyak kerja, bapak udah ga kuat kerja lama-lama" ucap si kakek. Aku melihat dari kejauahan Aan bekerja memperbaiki ban bocor. Ternyata ban mobilku masuk antrian karena Aan sedang memperbaiki ban motor yg sudah lebih dulu masuk.

"Bapak tinggal di dalam?" Tanyaku sambil sedikit mengintip dari luar pintu. "Iya neng, bangunan reot ini tempat saya dan Aan tinggal" jawab si kakek. Kakek mempersilakan aku masuk. Aku ikuti si kakek masuk. Bangunan ini sangat sederhana sekali, mungkin hanya 3x3 meter. Disana ada kasur usang dan tas yg berisi pakaian. Jujur saja aku tidak tega melihat kondisi tempat tinggal kakek ini. Sangat sangat sederhana. Mataku berair walaupun tidak sampai menetes.

"Yah beginilah neng usaha bapak untuk ngasuh si Aan. Saya sebenernya khawatir kalo saya udah gada si Aan bisa bertahan hidup atau tidak" ucap si kakek dengan suara agak parau menahan tangis. Aku pun sedih mendengarnya, dan reflek memeluk si kakek. Tubuh si kakek lebih pendek dari aku, jadi kepalanya tepat diatas dadaku membuat nafas si kakek terasa di dada dari luar kaos yg kupakai. Cukup lama aku berpelukan, aku turut merasakan kesedihan si kakek, hingga aku ada ide.

"Pak, boleh tutup pintunya sebentar" aku lepas pelukanku dengan si kakek. Si kakek bingung apa maksudku tapi dia berjalan untuk menutup pintu. Ketika si kakek berbalik badan setelah pintu tertutup, aku sudah membuka kaos ku. Kini aku berdiri di tengah ruangan hanya menggunakan bra dan hotpants jeans ini.

"Cukup banyak kesulitan yg bapak terima di hidup ini, biarlah aku bantu bapak. Aku ingin bapak merasakan sedikit keindahan dalam hidup bapak" aku berbicara sambil melangkah mendekati si kakek. Si kakek terdiam tidak percaya dengan apa yang dia liat. Seorang wanita muda cantik hanya menggunakan branya saja datang menghampiri. Aku berhenti di depan si kakek, lalu tanganku ke punggung untuk melepas braku.

"Ctek.. pluk" bra ku terlepas dan jatuh. Dadaku kini terpampang di depan si kakek. "Neng, mau...sama.. bapak?" Tanyak si kakek tidak percaya. Aku hanya mengangguk. Tanganku melingkar di kepala si kakek dan menekankan kepalanya ke dadaku. Si kakek langsung menghisap kuat dadaku. Lidahnya menjilat jilat kedua dada ku bergantian. "Slrrpp.. mmmhh" suara yg keluar dari mulut si kakek. Aku menggigit bibir bawahku menahan desahan yg keluar dari rangsangan si kakek. Aku sudah merasakan vaginaku mulai basah.

"Neng namanya siapa?" Tanya si kakek. "Dela, pak. Bapak siapa namanya?" Tanyaku sambil jongkok di depan si kakek. "Saya bapak Anwar" ia menjawab saat aku membuka celana panjang lusuhnya. Kakek Anwar membantu membuka celana dalamnya. "Tuing!" Masih keras juga ternyata dan sepertinya aku belum pernah melihat penis setua ini sebelumnya.

Aku membuka mulutku lalu memasukan penis kakek Anwar. "Hmmm.. slllrppp" rasanya cukup asin dan sedikit bau. Sangat berbeda dengan penis-penis lain yg pernah aku coba. Aku percepat memajukan kepalaku maju mundur mengoral kakek Anwar. "Aduh neng, sepongannya aja enak banget.. gimana memeknya neng." Puji kakek Anwar.

'Pwaaah...' aku lepas penis Anwar dari mulutku. 'Cuhh..cuhh' aku ludahi penisnya untuk memastikan air liurnya bisa menjadi pelumas sebelum di masukkan ke vaginaku yg sempit.

Aku baringkan tubuhku di atas kasur lusuh, lalu membuka celana hotpantsku. Sekarang aku sudah berbaring bugil bersama seorang kakek setengah telanjang di dalam bangunan reot.


Kakek Anwar berlutut mengarahkan penisnya di sela pahaku menuju vagina ku. 'Slep' perlahan tapi pasti penisnya masuk mengisi vaginaku. Mulutku menganga tanpa suara merasakan kenikmatan saat ujung rahimku disundul penis. "Pak kontolnya.. penuh banget.. goyangin pak" pintaku manja.

Kakek Anwar mulai menggerakan penisnya keluar masuk vaginaku dengan posisi misionaris. Kakiku melingkari di pinggang si kakek. 'Cplek..plek..plek" suara yg keluar dari pertemuan kelamin kami. Wajah kakek Anwar menghampiri wajahku yg menahan desahan, bibir kami bertemu, ciuman yg mesra bagai sepasang kekasih. Bau rokok kretek terasa sekali dari mulutnya.

Walaupun sudah tua aku akui penis kakek Anwar ini terasa masih enak. Hampir tidak ada bedanya dengan penis pria lain yg pernah aku rasakan. Aku lihat wajah kakek Anwar sangat menikmati momen persetubuhan ini.

'Tok tok tok' suara ketukan pintu, "Mba Dela, saya diantar dulu ambil mobilnya ya, nanti saya jemput disini." Aku dan kakek Anwar kaget. "Ba..baik pak, saya tunggu disini" jawabku sedikit gugup. Tidak ada jawaban balik dari baoak driver, sepertinya dia sudah pergi.

Kakek Anwar melepaskan penisnya lalu menyuruhku nungging dengan posisi doggy. Posisi misionaris saja aku sudah merasa vaginaku penuh, apalagi dengan posisi doggy. "Aaaawwwshh.." desahku cukup keras ketika kakek Anwar menyodok penisnya dengan keras dan tiba-tiba. Kakek Anwar meraba pantatku sambil mengocok vagina ku dari belakang. Tanganku terlalu lemas untuk menahan posisi ini, akhirnya badan bagian depan aku rebahkan di kasur hanya paha ku tetap yg mengangkat pantatku.

'Plek plek plek' sodokan penis dan remasan keras di pantatku membuatku sangat nikmat hingga akhirnya 'creeet..creeeet' aku klimaks. Kakek Anwar sepertinya menyadari keadaanku, ia semakin cepat mengocok penisnya di vaginaku. "Paakh.. kheluarin.. aja di.. dalem" pintaku manja sambil menikmati orgasme.

"Bapak keluarrrhh....neng....ahhhh..." ketika kakek Anwar menancapkan penisnya tepat di ujung rahimku. "Crooot..croooot..crooot" aku merasakan vaginaku disiram sperma yg sangat banyak. "Banyak banget pak" ucapku masih dalam keadaan nungging. "Maklum neng udah lama ga ngewe, sekalinya ngewe sama bidadari kaya neng" ucapnya sambil melepas penisnya dari vaginaku. Aku merasa otot vaginaku masih melar setelah penis kakek Anwar sudah lepas. Kakek Anwar duduk bersandar di tembok. Kini raut wajahnya terlihat bahagia. Aku merasa senang membuat kakek anwar bisa tersenyum bahagia hari ini.

"Disini ada kamar mandi pak?" Tanyaku. "Ga ada neng, bapak kalo mandi ikut ke mushola kampung sini" jawab kakek Anwar. Aduh, ribet nih pikirku. Aku ambil celana dalamku dan memakainya. Aku sudah merasakan sperma kakek anwar rembes keluar dari vaginaku. Pikirku nanti aku langsung beli celana dalam baru aja di mall. Aku pakai kembali hotpants jeans dan mengambil braku.

"Neng, BHnya boleh disimpen buat bapak? Buat kenang-kenangan hari terbahagia bapak" pinta kakek anwar kepadaku. Aku kasian juga melihatnya maka aku perbolehkan. Wajahnya kembali senang mendapatkan bra ku. Aku langsung menggunakan kaos abu-abu ku ini. Duh, pentilku jelas banget nyeplak disana. Semoga bapak driver nanti bisa fokus nyetirnya.

"Saya sudah di depan tambal bannya, mba" pesan singkat masuk ke HP ku. Bapak driver sudah sampai. Aku pamit dengan kakek Anwar, dan dia mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku jalan keluar dari bangunan dan segera masuk ke dalam mobil.

[/HIDE]

BERSAMBUNG: Page 19
 
Terakhir diubah:
#SemprotOriginalContent

---Sabtu pagi di kamar Dela---

'Sreeeeek' suara gorden ditarik "Ayo bangun, Dela anak papa yg cantik" Papa membuka gorden jendela kamarku dan matahari langsung masuk menyinari tubuhku. Selimut kuterbuka kesamping dan tadi malam aku tidur dengan tanktop putih dan celana dalam biru favoritku.

Aku masih mengantuk. "Dela bukaan anak papaa..., jadi Dela mau tidur lagi" jawabku manja lalu ngumpet masuk lagi kedalam selimut. Ya papaku ini memang bukan papa kandungku. Papa kandungku sudah meninggal ketika aku smp. Mama menikah lagi dengan papaku yg ini. Aku dan papa lebih terasa seperti teman dibanding anak dan orang tua. Mungkin itu cara papa supaya bisa akur dengan anak tirinya. Dan mama sudah meninggal 3 tahun lalu. Kakak-kakaku sudah tinggal bersama suaminya. Jadi dirumahku ini hanya tinggal aku, papa dan mas Dinan.

'Sreeeet' Papa menarik selimut ku. Lalu dengan masa bodonya berjalan keluar kamar membawa selimutku. "Papa tunggu di ruang tengah, temenin papa lari pagi" sebelum dia keluar kamar. Aku cuma bisa pasrah di kasurku. Tanpa selimut aku gabisa tidur. Dengan masih lemas aku beranjak dari kasur, ke arah jendela dan membukanya. Jendela ini ke arah taman belakang.

"Pa..pagi non!" Sapa Mas Dinan yg sedang potong rumput dekat dengan jendela kamarku. "Eh Mas Dinan" aku kaget ada orang di luar kamarku. Mas Dinan bukannya melanjutkan kerjanya malah diam menatap tubuhku dgn pakaian ini. Pentil dadaku jelas nampak dibalik tanktop putih ini.


Harus komen / like dulu baru bisa lanjutan cerita ini

***Hidden content cannot be quoted.***

BERSAMBUNG: page 14
Joss suhu!!! Lanjutkan
 
--- Sabtu siang di kamar Dela ---

"Saya di Blok D4 ya pak" aku sedang memberi tau driver online lokasi rumahku lewat telepon.

Siang ini aku ada janji dengan Doni di Mall untuk makan siang. Tapi aku kasian kalo Doni harus jemputku dulu karena arahnya cukup jauh. Lebih baik ketemu langsung di Mall. Papa dan Mas Dinan sedang pergi jadi aku harus order driver online untuk menjemputku.

Siang ini cukup terik. Aku malas pake baju yg terlalu terutup, bikin gerah. Toh cuma ke mall aja kok dan diantar supir. Habis itu pergi sama Doni juga pakai mobil lagi. Aku ambil celana pendek jeans ku dan kaos abu yg entah aku beli kapan. Sempit juga di badanku, dadaku jelas terlihat sangat menonjol.


"Saya di depan rumah mba" isi sms dari driver online. Aku segera keluar rumah dan menaiki mobilnya. Aku duduk di depan karena ga enak kalo di belakang bukan taxi beneran. Bapak driverku ini sudah berumur. Tapi namanya laki-laki dikasih pemandangan cewe sexy responnya sama semua. Jelas sekali dia memperhatikan tubuhku sebelum mulai menjalankan mobilnya.

Klik like untuk lanjut membaca
***Hidden content cannot be quoted.***
:adek::adek::adek::adek:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd