Aku yang saat itu merasa kaget karena ternyata narti mengetahui kalau aku melihat dia menyusui dari pantulan cermin tidak bisa berkata apa-apa dan narti langsung menutup pintu kamarku untuk kembali ke kamarnya.
Aku yang saat itu merasa malu, kaget dan gugup cuma bisa terdiam .
___________________________________________
*Edisi Iseng* gara-gara KZL sama TSnya yang gak kunjung Update
___________________________________________
Bisa kalian bayangkan bagaimana indahnya, seorang wanita bercadar?
Dimana Wanita diluaran sana berlomba-lomba untuk mempercantik diri mereka sendiri agar terlihat paling hebat, paling menawan dan paling memikat
Namun Narti berbeda,
dia berbeda, ia sengaja menutup kecantikan dari dunia luar, seolah-olah membuatnya terlihat aneh dan pemalu, mungkin itu semua, dia lakukan agar bisa membahagiakan suami tercintanya
Yes, Jalaluddin, the lucky bastard yang sekarang mendekam di penjara, meninggalkan anak dan istrinya terlunta-lunta, bahkan sampai meminta uang untuk, kebutuhan sehari-hari, sungguh miris....
Hati kecilku pun berkata:
Seperti apa wajah aslinya? bagaimana suara desahan narti ketika melakukan hubungan seks? dan yang paling membuat ku bertanya-tanya ialah,
Bisakah, Wanita pemalu sepertinya merasakan jatuh cinta?
°^°
Pagi-pagi buta, aku membuka mata, lalu lekas pergi mengambil air wudhu untuk melakukan kewajiban shalat subuh,
entah kenapa aku begitu khusyuk saat itu, ayat-ayat suci yang kuucapkan begitu meresap dihati, mungkin karena bersalah kepada Narti, sudah membuat suaminya masuk penjara, belum lagi...
"Sudah puas kamu melihat aku menyusui anakku? "
Suara lembutnya masih begitu membekas ditelinga dan sanubariku, merasa berdosa telah berani melihat payudara indahnya, seolah tanpa izin melihat sesuatu yang tak pantas untuk kulihat,
°°
Hari itu jadwal kampus ku kosong, jadinya aku libur, kulirik dari jendela matahari tampak terik bersinar dipagi hari ini
"Yosh, saatnya jemur baju" begitu gumamku dalam hati
Emang menjadi rutinitas anak kos, sedari dulu untuk mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, termasuk menjemur baju kotor
tapi hendak mengangkat ember berisi baju basah, pintu kos ku diketuk oleh seseorang,
"Assalamualaikum"
"Walaikum salam" jawab ku seraya membuka pintu
"Mas..." begitulah sapa Narti pagi ini,
"Kalo ada baju kotor, sekalian aja saya jemurin"
"hmm makasih mbak, tapi aku bisa sendiri kok, udah mbaknya gak usah khawatir, kasihan si dede nanti tuh kalo gak ada yang nemenin" ujarku sebisa mungkin menolak kebaikanya, karena bagiku sudah tidak ada alasan lagi untuk berdekatan denganya
"Enggak mas, Narti pengen membalas uang pemberian masnya kemarin" dia dengan memaksa mengangkat ember basah tersebut
"Cuma ini yang bisa Narti lakukan sekarang" ia membawa ember berisi baju basahku untuk dijemur dipelataran teras kosan
Baju gamisnya Berwarna hitam, lengkap dengan cadar diwajahnya, kupikir Narti cukup cantik, terlihat dari sorotan mata dan alisnya yang membuat darahku berdesir kala menatap wajahnya
"Mbak..." sapaku mendekati narti
"Iya mas?" ia menoleh
"kamu ingin membalas kebaikanku?"
Narti hanya mengangguk, lalu mengucapkan sesuatu
"Apa syarat buat aku membalas semua kebaikan mu mas?"
"Syaratnya?" aku bertanya balik
"Iya mas, Syaratnya apa?, pasti nanti, aku kabulkan"
(Hatiku kembali berdegup kencang, ketika menatap wajah wajah cantiknya, bagaimana Tuhan bisa menciptakan makhluk seindah ini? apakah dia ada maksud untuk pamer? sombong sekali beliau..)
Terlintas suatu hal, yang kupikir bisa menjadi syarat mutlak, untuk Narti membalas hutang budinya
"Apa mas Syaratnya?" nanti bertanya seraya menatap begitu dalam mataku
Syaratnya adalah :
"Tolong Lupakan Jallal"
••
Semoga TS tersinggung oleh plagiatisme singkat ini, Lalu Tsnya 'panas' Terus ngelanjutin cerita deh