Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT cerita ruwet

mau pake mulustrasi ndak ya?


  • Total voters
    258
  • Poll closed .
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
[HIDE]


===========================================================================================================

minggu pagi itu bagus berada di rumah martini, di datang kesana oleh martini karena sudah lama aji dan tasya tidak bertemu dengannya. karena belum pernah bertemu sebelumnya, dia diperkenalkan kepada suami martini sebagai keponakannya dari desa. suami martini pun juga langsung percaya setelah melihat anak anak martini yang sangat akrab bermain dengan bagus, tidak ada rasa kecurigaan sedikitpun pada bagus jika terlihat dari luar. meskipun dibalik itu suami martini, untuk kedua kalinya dipecundangi oleh laki laki lain yang ikut menikmati tubuh istrinya.

pagi itu mereka berbincang bincang sambil sesekali diselingi gelak tawa canda. sering topik pembicaraan mengarah pada bagus, yang masih belum cukup dikenal oleh suami martini. kepribadian bagus yang menyenangkan dan nyambung untuk diajak bicara membuat suami martini cukup menyukainya.

'trus sekarang kerja dimana gus?'

'jadi kurir paket oom, di perusahaan xx'

'ooh ya kantornya dekat pasar pagi itu ya'

'iya itu, bener'

'trus tinggalnya dimana?'

'daerah zzz oom'

'wah jauh juga ya, ndak capek apa'

'ndak juga kok, malah enak itu masih sepi daerahnya'

'iya juga, tapi kan lebih enak kalo deket kantor, bisa sering sering main kesini?'

'eh iya, oom kalo main kesini kan bisa sekalian habis dari kantor'

'bener ya, kasihan bulikmu ini, sendirian di rumah, soalnya daerah perumahan seperti ini sepi ndak kaya di desa dulu banyak kenal sama tetangganya'

bagus diam diam tersenyum mendengar perkataan suami martini, yang tanpa sepengetahuannya telah mempersilakan laki laki yang selama ini ikut menikmati tubuh istrinya yang sedang hamil untuk datang kerumahnya. sama saja bagus diberi kebebasan untuk menggarap martini di rumahnya sendiri.

'oiya mas, nanti sore jadi pergi?' sela martini diantara pembicaraan bagus dan suaminya.

'jadi dong, kan acara peresmian cabang baru, ya mas harus datang'

'trus nanti aku periksa ke dokternya gimana? naik taksi?'

'kok ndak sekarang aja sih periksanya, kan mas bisa nganter kalo sekarang'

'kalo hari minggu dokternya kan cuma buka praktek sore, trus gimana?'

'ehmmm.......eh iya gus'

'iya ooom' jawab bagus sambil menemani aji bermain.

'bisa bawa mobil?'

'bisa oom'

'nanti sore anter bulikmu periksa ke dokter ya?'

'wah tapi saya ndak punya sim oom'

'alah ndak apa apa, yang penting nanti hati hati ya, itu nanti kamu bawa jazz kuncinya di laci bawah tv'

'baik oom'

'yaudah gitu aja ya ma, nanti kamu dianter si bagus'

'oh kalo gitu mas, sip'

=========================================================================================================

sore itu selepas maghrib, jadilah bagus mengantar buliknya ke dokter untuk pemeriksaan rutin kandungan. akhir minggu banyak banyak dimanfaatkan suami istri untuk memeriksakan kehamilan jadilah antrian saat itu cukup panjang meskipun bagus dan martini sudah berusaha datang awal. maklum dokter kandungan langganan martini cukup terkenal sehingga bayak yang datang kesana meskipun banyak dokter kandungan yang lain.

selesai periksa, ternyata di luar hujan cukup deras. bagus membawa mobil sangat hati hati seperti yang diminta oleh suami buliknya. meskipun tadi sempat ngemil karena sejak sore belum makan, jadilah martini keroncongan menahan lapar. dia pun mengajak makan dulu sebelum pulang ke rumah.

'gus, makan dulu yuk, bulik udah laper ini, dari tadi cuma minum terus'

'iya bulik, bagus juga sudah laper, tapi bulik yang traktir ya'

'akh kamu ini, baru ngenter bulik periksa sekali udah minta ditraktir'

'ya maklum bulik, kan tanggal tua'

'akh kamu ini'

'trus mau makan dimana?'

'dimana ya? bulik bosen kalo makannya itu itu aja'

'lha maunya?'

'kalo cari warung angkringan gimana gus?'

'yakin bulik, mau ke warung angkringan?'

'emang kenapa?'

'kan bulik sekarang udah jadi orang kaya, masa makannya di angkringan'

'ah kamu ini, yang kaya itu kan suami bulik'

'hehe tapi bulik kecipratan juga kan'

'kecipratan apa dulu nih?'

'ya kecipratan kaya lah'

'iya bener, tapi kalo nyipratin pejuh kan sering kamu hahaha'

bagus sedikit kaget dengan guyonan nakal buliknya, tidak terasa penisnya mengeras dari balik celana jeans yang dipakainya.

'akh bulik ini lagi hamil juga masih nakal'

'kan yang bikin bulik nakal kamu'

'hehe bener juga sih'

'kamu tau ndak warung angkringan yang enak?'

'kalo gitu ke warung langganan bagus aja, disana sambel sama lauknya komplit, selain itu tempatnya juga bersih'

'yaudah kesana aja yuk'

Di daerah jalan raya lingkar dalam kota, adalah tempat yang bagus maksud, sepanjang pinggiran jalannya banyak ditemui para penjual nasi kucing atau yang biasa disebut angkringan yang salah satunya adalah langganan bagus setiap hari. jadilah bagus dan martini pergi makan kesana. karena waktu sudah menunjukkan jam 9 malam situasi jalan pun tidak ramai, apalagi malam senin ditambah hujan yang masih mengguyur meskipun tidak deras, jalan itu tidak ramai dengan pengendara kendaraan.


kaos berwarna putih yang terlihat ketat dipakai martini yang sedang hamil plus cardigan jadi kostum martini malam itu. Sambil sedikit berhujan hujan ria, mereka berjalan masuk ke warung setelah turun dari mobil.
Benar saja, warung langganan bagus nampak sepi, setelah mengeringkan baju yang sedikit basah sebentar.
Sejenak bagus menatap martini yang juga nampak sedikit kedinginan oleh udara dingin malam di tempat itu. bagus melihat cardigan martini tertutup dikancingkan semua, mengingat kaos ketat yang dipakainya, tentu jadi hot kalo cardigannya dilepas. Pasti gundukan buah dada martini yang montok akan menonjol jadinya.

Satu remasan gemas didaratkan di dada martini menjadi ekspresi bagus akibat pikiran nakalnya tadi. martinipun balas menyubit, setelah obrolan singkat dan mesra, merekapun segera duduk di kursi panjang yang mengelilingi gerobak penjual angkringan.


'sugeng ndalu pakdhe..damelke kopi panas nggih?, ujar bagus saat mulai duduk di kursi di ujung gerobak warung angkringan itu.

'wah sampeyan to mas, ndak biasanya malem malem kok kesini'

'wah iya pak ini habis nganter ke dokter'

'wah wah ini istrinya ya mas, saya baru lihat'

bagus hanya tersenyum mendengar komentar si penjual angkringan yang memang sudah akrab dengannya, begitu jyga martini yang tidak komentar apa apa. martinipun pun ikut duduk dan pesan teh manis hangat. penjual itupun segera melayani pesanan mereka. Segera membuat kopi dan teh hangat yang tadi sudah dipesan.


'Sepi yo pak ?' ujar bagus memulai obrolan.


'Iyo mas, udah biasa kalo hari begini apalagi tadi habis hujan, ya orang jadi males keluar, mending kelon di rumah' jawab si Bapak dengan candaan vulgarnya.


martini hanya tersenyum mendengar kata kata si penjual yang agak terkesan mesum itu. baguspun berdiri sebentar untuk meluruskan pinggang setelah sejak tadi duduk dan menyopir.


'oiya pak, tehnya ndak usah manis manis ya? kata martini sambil berdiri di depan si penjual


'oh iya mbak, soalnya sudah manis mbaknya' kata si Bapak sambil nyengir.

Kaget mendengar jawaban si penjual, martini yang mendengar itu menjadi tersipu malu. namun bagi bagus sebuah ide muncul di kepalanya.


'Ya iya pak, sudah manis tinggal diicip doang' jawab bagus sambil melihat martini yang masih teripu malu.


Si Bapak tertawa dan melirik martini.


'huh, jangan didengerin pak' kata martini yang entah kenapa dengan nada sedikit mendesah.


'tapi bener toh, memang sudah manis, kalo soal diicip kan mas pasti sudah itu buktinya udah melendung gitu perutnya' sahut si bapak yang masih mengira martini adalah istri bagus.


martinipun pun tertawa kecil, membuat dadanya yang menggembung besar berguncang. si penjual pun melihat lamat lamat buah dada martini yang menantang untuk dicicipi itu. tidak lama kemudian si penjual pun menyajikan minuman pesanan mereka.


'ini nasi apa pak?' martini mengambil satu bungkus berwadah kertas.


'yang pake karet oseng tempe, yang di steples sambel teri'

Si penjual tanpa malu malu terus memperhatikan martini. Matanya lekat sekali terpaku pada buah dada martini yang dibalut kaos putih dibalik cardigan yang dipakainya. bagus yang menyadari hal itu
, ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya namun dia harus membawanya ke momen yang tepat sebelum melakukan rencananya.

lalu mereka masing masing diam untuk beberapa saat, martini dan bagus nampak lahap menikmati nasi sambel teri dengan lauk telur puyuh, sedangkan si penjual yang tengah melamun entah memikirkan apa.

'sudah ngantuk pak?' kata bagus yang sedari tadi memperhatikan si penjual yang terus menguap.



'wah iya nih, baru jam segini, padahal tadi sudah ngopi' jawabnya


'wah kalo ngopi sudah ndak bikin melek pak, kalo kaya gini enaknya nyusu, pasti melek' bagus mulai memancing.

'wah iya ya, yang enak pas dingin dingin begini memang nyusu' kata si penjual mulai meladeni candaan mesum bagus.


'tapi susunya yang cap nona pak, mantep deh' pancing bagus semakin berani


'wah apa tuh mas susu cap nona' ujar bagus sambil ketawa.


'wah masa ndak paham sih pak, ato pura pura ndak paham nih' sahut bagus sambil berpindah ke samping martini yang sejak tadi hanya menunduk malu karena pembicaraan bagus dan si penjual nasi kucing.

'kalo mas sih enak, ada istrinya'

'lha memang kalo menurut bapak, istri saya ini bagaimana pak?' tanya bagus terus memancing sambil merangkul erat martini yang tepat disampingnya.


'aduh, kalo istri mas ndak tahan liatnya, gemes rasanya' jawab si penjual yang tidak malu malu lagi mengomentari martini.


'gemes sama apanya pak? sama yang ini ya pak?' tanya bagus sambil meremas buah dada martini sebelah kiri.

martini yang diperlakukan seperti itu merasa malu, naun tidak ada penolakan darinya sama sekali'

'ya iya mas, yang banyak susunya' jawab penjual itu cepat sambil ketawa.


'wih bukan cuma banyak pak, sampai tumpah tumpah hahaha' kembali bagus berbicara seenaknya tentang martini yang sebenarnya buliknya sendiri.


'wah daripada tumpah tumpah mau dong mas saya dikasih' sahutnya tidak kalah cepat.


mereka berdua pun tertawa bersama sama, sementara martini semakin menunduk malu.


'biasa pak, kalo disini malu malu, padahal kalo di rumah' ledek bagus pada martini


'padahal doyan ya mas' timpal si penjual sambil melirik martini.


'wah, bapak ndak tahu sih, sampe ngilu pak' jawab bagus sambil kembali mendekap lembut martini.


'ngilu? Emang diapain mas?'


'sedotannya pak wuih mantep' jawab bagus sambil meremas buah dada martini kembali, namun kali ini terang terangan di depan bapak penjual tadi.

martini kaget dan mencoba menepis tangan bagus sambil tersipu malu.
si bapak penjual hanya nyengir melihat tangan bagus yang benar benar nakal dan hanya bisa menatap gemas melihat buah dada martini yang ranum.


'tuh pak, sok ndak mau, padahal . . ., ujar bagus sengaja memotong perkataanya di tengah jalan.


'padahal doyan ya mas' si penjual menyahut.


'wah bapak tahu aja, memang bener pak paling doyan dibeginiin' jawab bagus dibarengi remasan cepat di buah dada martini.


'awww...akhhhh' pekik martini kaget.


Sengaja bagus mendekap agak erat tubuh martini sambil terus meremas dadanya. tubuh martini agak bergetar saat jari jari tangan bagus meremas remas buah dadanya yang penuh susu itu.


'tuh pak diam aja kan, tandanya doyan itu' kata bagus sambil terus meremas remas dada martini dengan lembut.


'ya iyalah wong enak hahaha, coba dari dalem dong mas' ujar si penjual makin berani.

Wajah si penjual nampak memerah, bagus yakin dia gemas ingin ikut memegang.




bagus memasukkan telapak tangannya kini kedalam cardigan martini hingga semua kancingnya terlepas. terlihatlah gundukan buah dadanya yang terbungkus ketat oleh kaos putih, saking ketatnya hiasan renda pada bh hitamnya terlihat jelas dari luar kaos. nafas martini pun terdengar semakin tidak teratur.


'eehm anget pak' goda bagus pada si penjual yang terlihat terkesima melihat kelakuan bagus pada martini.


menyadari situasi itu, bagus sengaja meraba dada martini lebih ke atas lagi sampai bagian potongan leher kaosnya, lalu ditariknya turun sehingga memamerkan dada montok martini yang masih terbungkus bra hitamnya.


'lihat, mulus kan pak?' ujar bagus sengaja memamerkan keindahan buah dada martini yang seharusnya hanya milik suaminya saja.


'iya, mantep banget mas' jawab si penjual tidak berkedip.


martini membuang wajahnya ke arah lain, dia benar benar sudah asik menikmati belaian di dadanya yangg terus bagus lakukan dengan lembut, meskipun dilakukan di depan orang yang asing baginya.


'eh, kasian si bapaknya pengen. kamu kasih ndak buat bapaknya' goda bagus pada martini.


martini tidak menjawab, dia hanya tersenyum menahan nikmat, meskipun juga tidak menunjukkan tanda tanda penolakan.
Perlahan bagus mulai menyingkap bra martini untuk mengeluarkan buah dadanya dari bungkusnya itu. mata martini sudah terpejam, desahan desahan kecil pun terdengar makin sering keluar dari mulutnya.


'Wah, montok bener mas' ujar si penjual saat dia melihat buah dada martini yang kini tidak tertutupi apa apa lagi


bagus melihat ke si penjual sambil memberi kode, si penjual yang paham hanya nyengir penuh nafsu.
Mungkin setelah melihat martini yang diam saja diperlakukan seperti itu ditambah ajakan dari bagus membuatnya mulai berani beranjak mendekati tempat martini duduk.
Melihat kondisi yang sudah mendukung bagus pun mulai menyingkap kaos martini supaya dada montoknya benar benar terbuka lebar. martini makin mendesah, apalagi saat bagus mulai memainkan puting susunya yang tegang dengan jemarinya.


Melihat pemandangan itu si penjual seperti terbelalak, wajahnya penuh senyuman mesum dan sekali lagi bagus memberi kode kepadanya.
Nafas si penjual ikut memburu, tangannya pun terjulur ke arah buah dada martini. martini agak tersentak saat merasakan sentuhan pertama dari tangan asing si penjual meskipun sambil terus memejamkan matanya. Sensasi nikmat yang berbeda jelas dia rasakan. Dengan duduk bersandar ke belakang pada bagus, sia nampak sedang menikmati kedua dadanya yang kini sedang menerima rangsangan dari bapak penjual tadi.


'mantep kan pak' ujar bagus menggoda si penjual yang asyik memainkan jarinya di puting martini.


'heem mas, saya suka nih kalo begini' kata si penjual sambil terus memainkan puting martini yang menggelinjang menahan nikmat.


tiba tiba air susu mulai memancar keluar dari puting martini.

'wah gimana ini mas susunya tumpah begini hehehe' kata si penjual sambil tangannya masih sibuk bermain dengan puting martini dan kini mulai meremas seluruh bongkahan montok buah dadanya.

Desah kecil kembali terdengar dari mulut martini, apalagi saat bagus memberi kecupan kecupan kecil di lehernya.
Si Bapak penjual kembali mengatur posisinya lebih dekat lagi, dan sekarang tangan pun semakin liar meremas buah dada martini hingga air susu menyemprot kemana mana. Sesekali telinga martini dikecup bagus, rasa geli bercampur nikmat dirasakan martini, remasan di paha bagus jadi pertanda dia sedang menikmati sensasi yang dia rasakan.
Kecupan di leher pun terus bagus lakukan sambil perlahan naik merambahi pipi, martinipun terus mendesah dan menggeliat pelan.


bagus melirik sebentar si penjual, dan agak kaget saat melihat tangan penjual ternyata sudah berani turun kebawah, kini sibuk menggosok-gosok vagina martini walau masih tertutup celana dalam dan rok.
bagus memberi martini gigitan kecil di lehernya, reaksi spontan yang nikmat bercampur geli membuat martini sedikit menoleh kepada bagus, saat itulah tangan kiri bagus meraih tengkuknya dan dengan lembut meraih bibirnya untuk dikulum, martini meraih pundak bagus melayani ciumannya dengan penuh penghayatan.


Gairah yang makin panas membuat si penjual tidak mau kalah, perlahan dia kembali meremas dada martini dan dengan nafsu dia pun merunduk lalu dengan gemas menangkap puting martini dengan mulutnya.
Sekali lagi martini tersentak, sejenak permainan bibirnya terhenti, merasakan itu perlahan bagus pun terhenti dan melirik ke arah si penjual yang tengah sibuk berkelana di dada martini. bagitu bernafsu hingga membuat si penjual tidak sadar kalau sedang di perhatikan.


Seperti anak kecil yg sedang menyusu, mulut si penjual tampak memompa puting susu martini dengan penuh semangat, tak luput juga lidahnya menyapu kulit lembut dan kenyal dada martini.
martini tersentak-sentak karena tak jarang si penjual menekan tubuh martini dari belakang dengan tangannya kedepan yang membuat wajah si Bapak semakin erat terbenam di dada montok martini.
terlihat martini agak terengah-engah, matanya mulai terpejam lagi, dan saat bibirnya membuka, cepat cepat bagus mengarahkan lagi ciuman panas untuknya.


si bapak penjual kini berganti ganti pada kedua buah dada martini, melihat itu, bagus mengarahkan tubuh martini agar si Bapak bisa semakin bebas menikmati buah dada martini, selain itu, dengan posisi seperti itu bagus bisa bermain di selangkangan martini. Nampaknya martinipun mengerti, perlahan dia membuka pahanya dan memberi ruang saat bagus mencoba membuka celana dalamnya.
Suara desah bercampur nafas memburu serta suara kecupan si Bapak membuat adegan menjadi tambah seru.

apalagi saat tangan kanan martini mulai menggapai dan mengelus selangkangan si Bapak.
Dengan wajah masih terbenam di dada martini, si Bapak dengan susah payah membuka retsleting celana dan langsung mengeluarkan penisnya. Nampak penis si Bapak mencuat dari sela celananya yang terbuka dan langsung disambut dengan kocokan perlahan dari martini.


Kini berganti martini lah yang sibuk menjilati leher sambil sesekali melumat bibir bagus, bagus menambah lagi rangsangan buatnya, dengan segera bagus pun menyusupkan telapak tangannya ke dalam celana dalamnya, mencari vaginanya yang ternyata sudah lembab dengan cairan yang keluar akibat dari sensasi yang dia rasakan.
Agak susah memang, tapi akhirnya telapak tangan bagus menemukan juga tempatnya, segera dimainkan jari jarinya di sela sela bibir vagina martini.

Satu gigitan kecil dan remasan di pundak bagus jadi pertanda dia menyukai aksi bagus. Tangan kirinya pun kian cepat mengocok penis si Bapak, si Bapak pun semakin liar menjilati dada martini. Suara mulutnya yang bermain disana berkecipak membuat suasana jadi semakin menjadi-jadi.
bagus merenggangkan dekapannya pada martini dan perlahan membuka retsleting celana, tapi tangan martini dengan cepat menepis tangan bagus, bagus kaget dan menatap wajah martini, yang seperti mencibir dan kembali menyandarkan tubuhnya ke dada bagus dan mulai lagi menciuminya, tangan yang tadi menepis kini sibuk mengelus-elus selangkan bagus dari luar.

bagus masih tidak mengerti maksud martini, tapi lumatan bibirnya membuat bagus tidak bisa berpikir lagi. Dengan gemas bagus menambah tensi rangsangan di vagina martini.


Pergumulan terus berlangsung hingga, tiba tiba 'Aduh' martini memekik kecil.

bagus yang tadinya lagi sibuk menjilati leher martini pun jadi ikut terhenti.


'duh, sssssh...ah..' suara si Bapak terdengar agak parau, kepalanya agak mendongak, matanya merem melek.


Cairan putih kental terlihat melumuri tangan martini, beberapa kali tubuh si Bapak menyentak dibarengi muntahan sperma dari penisnya. martini melirik bagus sambil tersenyum agak mencibir, tangannya tetap mengocok penis si Bapak dengan lembut. suasana dari tadi begitu panas sampai membuat si Bapak kebablasan.


'duh, Bapaknya sudah keluar nih' ujar martini


'iya nih, maaf yah, soalnya enak banget' jawab si Bapak agak tersipu.


Entah malu atau karena nafsunya sudah terlampiaskan, si Bapak bangkit dari duduknya dan melangkah ke belakang, terdengar suara siraman air. sementara si penjual lagi bersih bersih, bagus menatap wajah martini, dan mencium lagi bibirnya, sesaat saja sampai merasakan cubitan di perutnya.


'Udaah' kata martini.


lalu tanpa ragu martini menjilati sperma bapk tadi yang mengotori tangannya. lalu
dia beranjak keluar dari dalam warung setelah membenarkan pakaiannya seadanya.

'ayo buruan, sudah malem', kata martini pelan.


bagus mengerti, bagus menghampiri si Bapak yang sedang meminum segelas air putih.


'pak, mau pulang nih, berapa semuanya' tanya bagus sambil nyengir.


'wah, buru buru banget mas, memang giliran mas sudah' sahut si Bapak ikutan nyengir


'kalo saya gampang pak..nanti juga sampai rumah pasti lanjut' jawab bagus ringan.


si Bapak ketawa kecil, terlihat seperti kelelahan setelah aksinya tadi.


'wah mantep istri mas. kok mau ya digituin kaya tadi' kata si Bapak pelan.


'ya iya dong pak, kalo ga mantep ga akan saya kawinin' jawab bagus santai.


'ya udah, ndak usah bayar ndak apa apa, anggap aja bayaran buat istri mas, apalagi mas juga langganan di sini' kata si Bapak lagi sambil melangkah keluar dari warungnya.
Matanya kembali menatap martini yang sudah berdiri menunggu di trotoar di depan warung.


'kalo gitu makasih pak' sahut bagus singkat dan cepat lalu menghampiri martini.


'kapan kapan lagi ya mbak' ucap si Bapak kepada martini.


'iya,pak..lain kali saya tak mampir kesini' sahut martini sambil mesem.


'habis kocokan mbak enak banget sih' jawab si Bapak tersipu malu.


bagus dan martini pun bergegas ke arah mobilnya yang terparkir, dan menyalakan mesin mobilnya.

'yuk pak, pulang dulu ya' ucap martini sebagai tanda perpisahan.


'pulang dulu ya pak' bagus pun ikut pamit.


'iya ati-ati, kapan kapan maen lagi ya' jawab si Bapak yang kemudian disusul dengan laju mobil meninggalkan warungnya.


bagus dan martini kemudian melanjutkan percakapan dalam mobil


'bulik tadi kenapa sih?' tanya bagus di tengah jalan.


'kenapa apanya?' jawab martini


'bagus pengen keluarin kok ditepis?' tanya bagus disambut tawa renyah martini.


'sengaja' ucap martini singkat.


'bulik jahat' sahut bagus sambil senyum.


'biarin' jawab martini lagi.


'habis kamu jahat sama bulik sih, masa bulik sendiri dikasih ke bapak tua kaya gitu' goda martini


bagus tersenyum mendengar jawabannya dan tak bertanya lagi. bagus melanjutkan fokus mengendarai mobil di tengah malam yang semakin larut.


'bagus' tiba tiba martini bersuara.


'apa bulik?' sahut bagus


'bayi diperut bulik nendang nendang nih, nanti sampai rumah bulik langsung dientot ya' ujar martini terdengar merajuk sambil mengelus perutnya.


'iya bulik, sabar ya' jawab bagus sambil ikut mengelus perut buliknya


bagus mempercepat laju mobilnya .tidak sabar rasanya dia ingin segera sampai agar bisa mengenjot memek buliknya.

=========================================================================================================

[/HIDE]
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd