Chapter 22 : The Exam Day
..............
Aahhh... Novi merintih ketika mulutku mengulum puting kirinya. Tubuhnya menggelinjang ke kiri.
Uuhh... Novi mengerang ketika tangan kiriku meremas dan memainkan puting kanannya. Tubuhnya bergeser ke kanan.
Begitulah terus. Ke kiri, ke kanan. Gerakan-gerakan Novi menimbulkan gesekan nikmat di bawah sana. Tepat di selangkangannya yang memeluk rapat paha kiriku. Perlahan kurasakan ada cairan hangat merembes ke celana yang dia kenakan.
Novi menaikkan pahanya ketika tanganku mulai merambat ke bawah. Dalam sekali sentakan lembut, terlepaslah celana yang dia pakai, sekaligus celana dalam yang telah basah di sana sini. Dengan gemas tanganku meraih dua bongkahan bulat di belakang pahanya, meremasnya, dan terkadang mencubit mesra. Diapun menggelinjang hebat ketika jariku menelusup ke lubang kewanitaannya. Pahanya menegang, serasa setiap kulit di bawahnya berubah menjadi ujung-ujung saraf belaka, tidak dilapisi apapun juga. Sehingga setiap sentuhan, seberapapun ringannya, sanggup mengirimkan sentakan-sentakan kenikmatan ke seluruh tubuh.
Lalu celanaku juga terlepas. Entah siapa yang melakukannya. Mungkin aku, mungkin juga Novi, mungkin juga keduanya. Kejantananku berdiri tegak. Novi meraihnya dengan gemas, tersentak merasakan bagaimana panasnya otot-otot kenyal yang menggairahkan itu. Aku mengerang ketika merasakan tangan halus meremas lembut di bagian paling sensitif, leher penis, tepat di bawah kepalanya. Lalu tangan Novi menuntun kejantananku ke depan lubang kewanitaannya. Novi menggosok-gosokkan kewanitaannya dengan otot panas-kenyal ini. Oooh rasanya nikmat sekali. Seperti menggelitik seluruh saraf kepekaanku, menimbulkan sensasi geli-nikmat di mana-mana.
Tanganku yang kokoh menjadi penopang tubuhku ketika menaiki tubuh Novi. Sementara tangan Novi terus menggosok-gosokkan kejantananku pada liang kewanitaannya. Sesekali aku menyodokkannya, seperti hendak memasukkan ke dalam lubang itu. Aku terpejam merasakan ujung-ujung sarafku seperti dibelai-belai mesra. Betapa hangat, basah dan licin permukaan liang kewanitaan itu. Betapa halus, bagai sutra. Novi mengerang-merintih, terus memainkan otot-kenyal di tangannya, menggosok ke depan ke belakang, memutar-mutar.
Kuturunkan sedikit tubuhku, cuma sedikit saja. Ketika aku melihat Novi tersentak. Aaaah Novi sedikit merasakan sakit di bawah. Membuatku cepat sadar, aku telah berbuat yang lebih jauh terhadapnya. Segera kuhentikan gerakanku. Sejenak hatiku diliputi kebimbangan antara meneruskan dan menghentikan perbuatanu. Dengan pandangan sayu Novi mengangguk, memberi persetujuan untuk melakukan yang lebih dari itu.
Aku merasakan kehangatan di dalam sana. Ujung kejantananku terasa dibalut entah oleh apa. Terasa sempit, tapi licin. Mencekal erat dan berdenyut-denyut. Dengan kedua tanganku, aku mempertahankan posisiku yang kini bagai mengambang: antara atas dan bawah, antara kenikmatan dan kekhawatiran. Novi juga merasakan nikmat luar biasa. Tanpa sadar pinggulnya bergerak ke kanan-kiri, menyebabkan sang penyumbat menyeruak dinding-dinding dalam kenikmatannya. Menimbulkan kenikmatan tak terhingga. Aku tetap mempertahankan posisiku sekuat tenaga, khawatir apa yang kami lakukan merusak sesuatu di dalam sana. Entah apapun bentuknya.
Aaah Novi mengerang. Orgasmenya datang bagai banjir bandang. Kedua kakinya mengejang. Pahanya merapat, pantatnya diangkat tanpa sengaja. Badannya berguncang-guncang ketika klimaksnya melanda. Kedua tangannya mencengkeram erat tanganku. Tubuhnya meregang. Matanya terpejam erat. Mulutnya setengah terbuka dan mengeluarkan suara terhtahan. Ngggggh.
Kunaikkan sedikit pantatku, menjaga posisi agar tidak merusak keperawanannya. Tetapi gerakan itu mempercepat pencapaian klimaksku. Vagina Novi yang berkedut, memijat kuat ujung penisku. Menimbulkan sensasi luar biasa bagi saraf-saraf di kemaluanku. Kakiku menegang, badanku kaku. Sedikit kesadaran membuatku mencabut batangku dari dalam lubangnya. Dan seketika itulah orgasmeku datang. Ooooooh Aku mengerang panjang. Tubuhku tersentak-sentak ketika cairan-cairan cinta keluar dari kejantananku. Tubuhku seperti terkoyak-koyak, tulangku serasa lepas, otot-ototku seperti meledak.
.........