Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Cerita Ardi] Another Story of Winda

dolpheen

Semprot Lover
Daftar
12 Oct 2010
Post
267
Like diterima
446
Bimabet
Kisah ini adalah Side Story dari kisah [Cerita Ardi] Erfina. Luka Hati yang Kau Gores, Sulit Untuk Pulih Lagi. Sebelum membaca kisah berikut ini, ada baiknya membaca kisah sebelumnya dulu, agar dapat gambaran lebih pasti siapa sosok Winda yang menjadi tokoh utama dalam kisah ini. Selamat menikmati.

----------------------

Betapa hati ini ikut tercabik mendengar perselingkuhan Erfina dan Niko. Gosip itu begitu cepat menyebar, menggemparkan dan ramai di gunjingkan mahasiswa Fakultas Ekonomi pagi itu. Banyak dari mereka yang membicarakan keributan yang terjadi di tempat kost Niko. Di pojok tempat parkir, kantin kampus dan ruang kelas masih banyak yang berbisik-bisik membicarakan kejadian dini hari tadi.

"JADI KAMU GAK TAU?" Teriak Fani padaku ketika kutanya apa gerangan yang terjadi.

"Tau apa? " tanyaku lagi.

"APA !!!," giliran aku yang berteriak ketika Fani menceritakan yang sebenarnya terjadi.

Bergegas kutinggalkan Fani di kantin yang masih terbengong-bengong melihat tingkahku.

Segera kucari keberadaan Ardi sahabatku. Setiap ruang kelas, perpustaakan, Ruang Senat hingga toilet pria, aku telisik mencari sosok pria maskulin sahabatku itu. Aku tanya setiap orang yang aku temui, apakah mereka melihat Ardi. Dan semuanya menjawab tidak melihatnya.

Kucari kunci mobil di dalam tas, setengah berlari aku menuju tempat parkir. Dengan cepat kukendarai Jazz Hitamku menuju tempat kost Ardi.

Begitu tiba, segera kutemui Bapak pemilik kost yang sama terkejutnya denganku karena Ardi menghilang tiba-tiba. Pak Made ternyata juga sudah mendengar kejadian dini hari itu karena memang tempat kost Niko adalah milik tetangganya juga.

Aku minta ijin pada Pak Made untuk bisa melihat keadaan kamar kost Ardi dan diijinkan. Kamar kost itu terlihat rapi. Tempat tidur, sprei, bantal dan selimut semuanya dalam keadaan terlipat rapi. Meja belajar masih menyisakan beberapa buku diktat dan buku-buku filsafat yang tampaknya tidak sempat terbawa. Kubuka satu-satunya lemari pakaian yang ada di ruangan itu, tidak ada sehelai pakaianpun yang tertinggal. Kupandangi poster besar Ernesto "Che" Guevara idolanya yang hanya melihatku diam dengan sorot matanya yang tajam. Kemana dia El Che tanyaku padanya. Tentu saja poster itu tidak menjawabnya. Bisu.

Aku baru tersadar, kenapa aku tidak telpon dia saja. Segera kuraih Nokia N70 milikku dan Kucari di phone book nama Ardi. Begitu ketemu segera kutekan tomboll call untuk menghubunginya. Hanya ada suara seorang wanita yang menyatakan bahwa nomor yang ku hubungi sedang berada di luar jangkauan. Selanjutnya hening. Ardi benar-benar menghilang.

***

Suara dering yang menyatakan adanya pesan masuk ke dalam Nokia N70 membangunkanku di Minggu pagi itu. Dengan mata masih setengah mengantuk, kuraih handphone yang kuletakkan di atas Nakas sisi tempat tidur. Kulihat sebaris nomor asing, si pengirim pesan tidak tercantum dalam phonebook. Paling orang iseng lagi yang mengajakku berkenalan. Gak ada kerjaan, gangguin orang tidur saja. begitu aku membatin. Namun mataku segera terbelalak begitu membaca isi pesan dan siapa pengirimnya.

Selamat Pagi Winda, ini aku Ardi. Maaf membangunkanmu pagi-pagi begini. Aku tahu kamu masih belum bangun. Makanya jangan kebanyakan dugem non.

Tersenyum aku membaca SMS itu. Berkat Ardi, aku tidak pernah menyentuh Club malam lagi. Sahabatku sudah berhasil merubah tabiat jelekku yang menyukai kehidupan malam. Segera kulanjutkan membaca sms itu

Kamu mungkin sudah mendengar kejadian dini hari itu dan mungkin kamu terkejut. Aku pun tidak menyangkanya sama sekali. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang dapat aku lakukan lagi. Hanya penyesalan yang tersisa. Maaf Aku tidak mengabarimu sama sekali, tetapi sekarang aku sudah di Jakarta. Walau sakit itu masih terasa, aku harus menata hidupku kembali. Masa depanku jauh lebih berharga di banding kesakitan yang aku alami. Biarlah pengalaman pahitku menjadi cerita masa lalu. Oya....kamu tidak usah menghubungi aku lagi, biar aku yang menghubungi kamu suatu saat nanti. Jaga dirimu baik-baik Winda. Be a good girl. I Promise I'll see you one day. Big Hug ...... Ardi.

Tanpa terasa air mata ini menetes membaca sebait SMS sahabatku Ardi. Itu yang ku suka darinya, di tengah kesulitan dan kesakitan yang di alami, dia mampu tetap tegar. Bodohnya Erfina menyia-nyiakan cintamu. Tapi tahukah kamu Ardi, aku pun sangat mencintaimu. Tidak sanggup aku katakan perasaan ini karena kamu telah memilih Erfina. Sorot matamu yang tajam, selalu bisa menentramkan gejolak hatiku.

***

Teringat beberapa bulan yang lalu, Siang itu di kantin kampus, dengan semangatnya Ardi menceritakan serunya persetubuhan dirinya dengan Erfina. Siang itu memang sepi, mahasiswa lain banyak yang sudah kembali pulang. Kami masih berada di tempat itu karena aku sedang menunggu dosen Akuntansi yang menjadi pembimbing skripsiku. Ardi sebenarnya tidak ada urusan, dia hanya menemaniku biar aku tidak kesepian.

Dengan gamblangnya Ardi menceritakan berbagai gaya bercintanya dengan Erfina. Buku Kamasutra yang pernah di baca menjadi referensi baginya. Menggelinjangnya tubuh Erfina ketika kejantanan Ardi menerobos liang vagina Erfina diceritakannya dengan detail. Bahkan apa yang diteriakkan oleh Erfina pun tidak luput ia ceritakan. Bagaimana ia menggenjot tubuh Erfina yang tergolek pasrah berkeringat di bawah tubuhnya di bumbui dengan cengkraman tangan kekarnya ke payudara serta puting Erfina di deskripsikan dengan lugasnya.

Huft....aku menarik nafas panjang. Aku cemburu Ardi, sangat cemburu. Aku ingin menggantikan tubuh Erfina di bawah tubuhmu. Aku ingin merasakan besarnya penismu. Aku ingin batang yang perkasa itu memenuhi liang vaginaku yang sempit ini. Aku ingin kamu yang memperawani ku. Memecahkan selaput daraku. Aku ingin tangan kekar dan telapak yang kasar itu memainkan puting susuku. Tetapi Kenapa Erfina yang mendapatkan keberuntungan itu. Bodohnya aku menanyakan pengalaman bercintanya pada Ardi. Sekarang liang kewanitaanku basah, siapa yang harus bertanggung jawab?

***

Tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Segera ku turun dari tempat tidur dan menuju pintu ruang tamu. Aku memang dibelikan sebuah rumah mungil di area Bukit Jimbaran oleh orang tuaku, sedang mereka sendiri berdiam di kota Gianyar. Satu jam perjalanan dari kota Denpasar. Maksud orang tuaku membelikan rumah agar aku bisa dekat dengan kampus. Aku ditemani oleh seorang pembantu yang masih berusia muda. Aku memanggilnya Ni Luh. Dia berasal dari Bangli. Usianya dua tahun di bawahku.

Dengan merapikan tali daster tidurku yang melorot, segera kubuka pintu ruang tamu. Ternyata yang datang adalah calon suamiku Bli Arya. Bli Arya adalah calon suami yang di pilihkan kedua orang tuaku. Ajik (sebutan bapak oleh orang Bali) begitu bersemangat menjodohkan aku dengan Bli Arya. Bli Arya adalah anak salah satu partner bisnis perak Ajik ku. Wajah Bli Arya sebenarnya cukup tampan namun perbedaan usia kami yang 12 tahun, membuat Bli Arya terlihat Dewasa. Ditambah lagi dia adalah seorang dokter, membuatnya selalu berpenampilan rapi dan perlente. Bukan seleraku sama sekali. Seleraku tentang penampilan seorang lelaki adalah seperti Ardi. Tinggi, tegap, tidak harus kekar tetapi memiliki otot tubuh yang liat. Kulit Coklat tua cenderung legam dengan rambut cepak membuat nya kelihatan Manly. Pakaianpun cukup celana jeans belel dengan t-shirt sederhana. Hatiku bener-benar tertambat pada Ardi.

Awalnya aku menolak perjodohan yang di lontarkan orang tuaku, tetapi karena baktiku pada orang tuaku lah yang membuat aku mau menerima Bli Arya sebagai calon suamiku. Orang tuaku juga mengenal Ardi dengan baik. Mereka kagum dengan kecerdasan dan wawasan yang Ardi miliki. Apalagi Ardi memiliki visi yang jauh ke depan akan hidupnya. Namun ketika aku utarakan isi hatiku pada orang tuaku, mereka dengan halus melarangnya karena perbedaan keyakinan yang kami miliki.

Kupersilahkan Bli Arya masuk. Dia terpana dengan penampilanku Minggu pagi itu. Daster tidurku memang berpotongan mini dengan strap minimalis. Bagian atasnya berpotongan rendah sehingga memperlihatkan seluruh bahuku yang putih mulus. Belum lagi aku yang tidak pernah mengenakan bra ketika tidur, memperlihatkan belahan payudaraku yang cukup besar. Ditambah lagi dengan bahannya yang berwarna putih semi transparan dengan motif kembang-kembang biru, makin memperlihatkan puting susu ku yang berwarna merah muda, menerawang dengan bebasnya. Bagian bawah dasterku hanya beberapa centimeter dari selangkanganku, sehingga jenjangnya kaki dan pahaku yang mulus terpampang dengan begitu erotisnya. Bli Arya sebagai lelaki normal pasti akan menelan ludah melihat moleknya tubuhku. Tetapi aku cuek saja, toh Bli Arya adalah calon suamiku, lagipula dia sudah pernah meniduri bahkan memperawaniku. Walau aku senang dunia malam, begini-begini aku masih bisa menjaga keperawananku untuk calon suamiku.

Teringat betapa gugupnya Bli Arya ketika pertama kali meniduriku. Terus terang aku yang mengajaknya bercinta, setelah aku terpengaruh betapa nikmatnya persetubuhan yang dilakukan Ardi dan Erfina seperti yang di ceritakannya di kantin siang itu. Sebenarnya aku sama gugupnya dengan Bli Arya, tetapi dorongan birahku mengalahkan kegugupanku. Aku mencoba merayunya ketika ia main ke rumahku malam itu. Kupancing dengan sentuhan mesra di wajah dan dadanya, bahkan aku juga yang membuka celananya. Baru kali itu aku bisa melihat penis seorang pria untuk pertama kalinya. Tapi sepertinya ukurannya tidak sebesar punya Ardi. Aku bisa memperkirakan besarnya ukuran penis Ardi ketika mengajaknya berenang di Waterboom bersama Niko dan Erfina. Dengan celana renangnya yang cukup ketat ketika itu, Besarnya penis Ardi tergambar dengan jelas.

Bli Arya coba merangsang payudaraku yang cukup besar, namun yang kurasa hanya perih. Entah gugup atau memang belum pernah, Bli Arya meremas daging payudaraku cukup keras. Sentuhan pada puting susuku juga terasa kasar. Bahkan ketika Bli Arya mencoba menghisap puting itu, aku malah menjerit. Bukan karena ke-enakan tetapi sakit tidak sengaja tergigit. Aku mencoba menenangkan Bli Arya dan memintanya pelan-pelan saja tidak usah terburu-buru. Bli Arya mengikuti saranku dan akhirnya aku bisa merasakan nikmatnya rangsangan yang Bli Arya berikan walau belum maksimal.

Ketika akhirnya akan melakukan penetrasi, Bli Arya pun sempat gagal beberapa kali. Penisnya meleset di mulut liang vaginaku yang masih sangat sempit. Mencoba beberapa kali, penis itu sulit sekali menembus liang vaginaku. Akhirnya aku mengambil inisiatif untuk membantunya. Kuambil sebuah bantal dan meletakkan di bawah bokongku. Kini posisi tubuh bagian bawahku menyembul ke atas. Ku renggangkan pahaku lebar-lebar dan kutekuk lututku di sebelah tubuh Bli Arya. Kuminta ia melumasi kepala penisnya dengan air liurnya dan diarahkan ke mulut vaginaku yang kini sudah cukup merekah. Aku membantu memegang batang kemaluannya dan mendorongnya ke dalam tubuhku. Bli Arya mendorong pantatnya maju dengan keras dan seketika itu juga batang penis Bli Arya terbenam seluruhnya di dalam liang kewanitaanku. Aku menjerit sekeras mungkin merasakan tubuh bagian bawahku di masuki penis Bli Arya pertama kali. Tak kupedulikan teriakanku di dengar Ni Luh. Cengkeraman tanganku seketika mencabut rapihnya sprei alas tempat tidurku. Sungguh sakit rasanya ketika selaput daraku pecah. Bli Arya terdiam sesaat ketika aku berteriak kesakitan, dirasakannya denyut otot vaginaku yang mencengkram batang penisnya. Setelah aku tenang, secara naluri Bli Arya lantas memaju mundurkan pinggulnya. Batang penisnya terpompa keluar masuk liang vaginaku. Batang penis itu telah basah oleh cairan kewanitaan dan darah perawanku. Aku mulai merasakan kenikmatan walau masih ada rasa nyeri di sekitar selangkanku.

Ketika aku mulai merasakan kenikmatan, tiba-tiba saja tubuh Bli Arya mengejang, kepalanya menengadah ke atas dan mulutnya mengeluarkan suara pekikan. Bli Arya mengalami ejakulasi pertama kalinya di dalam liang vaginaku. Hanya lima menit dari awal penetrasi. Terasa sekali sprema itu menyemprot dengan keras ke dalam rahimku. Terasa hangat. Tapi aku marah dan panik karena aku belum siap untuk hamil. Dan aku kecewa kenapa permainannya terhenti secepat itu. Staminanya payah. Berbeda dengan Ardi yang mampu menggenjot tubuh erfina berjam-jam lamanya.

Dikeluarkannya penis itu dari liang vaginaku. Penis itu sudah lemas, menciut. Penis itu benar-benar basah oleh cairan kewanitaan dan terlihat sperma masih keluar dari ujung penisnya.

Bli Arya terkapar di sisiku. Tubuhnya berkeringat, terlihat lelah sekali. Tidak ada lagi cumbuan padaku. Ia benar-benar lemah. Aku segera memiringkan tubuhku membelakangi tubuhnya yang tergolek lemah. Aku meringkuk. Menyesal aku memulai persetubuhan kalau hanya kekecewaan yang aku peroleh. Kalau aku bersetubuh dengan Ardi, mungkin hasilnya akan berbeda. Aku menginginkanmu Ardi.

***

Siang ini Bli Arya ada di sisiku. Ia datang Minggu pagi khusus ingin membicarakan masa depan hubungan kami. Tetapi aku sedang tidak semangat. Semenjak menghilangnya Ardi seminggu yang lalu, aku sepertinya kehilangan gairah hidup. Apalagi baru saja aku mendapatkan SMS dari nya, semua kenanganku bersamanya ter rewind kembali. Nampaknya Bli Arya menyadari perangaiku yang berubah. Ia mencoba menghiburku dengan joke-joke ringan dan menceritakan pengalaman-pengalamannya ketika melayani pasien yang datang dari berbagai macam karakter manusia. Ada yang lugu, lucu tetapi ada juga yang menyebalkan. Bli Arya menggeser tubuhnya ke sisiku yang terduduk di sofa dengan malasnya. Tubuhku bersandar di sandaran sofa yang cukup empuk. Ia mencoba membelai rambutku yang pendek dan memperlihatkan leherku yang putih mulus. Aku masih mengenakan daster mini dan tetap no bra. Bli Arya mencoba mencumbu dengan mencium tengkukku. Nafasnya yang hangat menyentuh leherku. Tangannya coba dilingkarkan di perut dan punggungku, ia mencoba memelukku. Tangan kirinya mencoba menyentuh payudaraku dengan lembut dari atas daster yang ku kenakan. Aku masih malas menanggapinya. Pikiranku masih melayang pada sosok Ardi. Kubiarkan Bli Arya berlaku apa saja pada tubuhku. Aku sibuk dengan lamunanku. Makin lama lamunanku makin dalam. Tanpa kusadari, Bli Arya yang sedari tadi menjamah tubuhku, di dalam benakku kini ia berubah menjadi sosok Ardi yang begitu aku rindukan. Tak sadar aku meladeni cumbuan Bli Arya. Kucium bibirnya kupagut dengan liar, namun yang kubayangkan adalah mencium Bibir Ardi. Kulumat bibirnya dengan rakus. Lidahku mengembara dalam rongga mulutnya. Dengan kasar kubuka kemeja Bli Arya, saking bernafsunya ada berapa kancing kemejanya yang terlepas. Aku tidak peduli . Birahiku bangkit mengingat sosok Ardi. Bli Arya pun tak tinggal diam, di pelorotkannya daster miniku dengan satu sentuhan pada strap minimalis. Kini aku hanya mengenakan celana dalam putih dengan renda pada bagian pinggirnya. Tak ku pedulikan lagi keadaanku saat itu yang tengah berada di ruang tamu rumahku. Tak kuingat lagi sosok Ni Luh yang mungkin mengintip permainan kami. Aku memang sedang ingin-ingin bercinta dengan..........Ardi. Oh Ardi Fuck Me !!!

Ku pelorotkan pantalon dan celana dalam Bli Arya. Seketika penis yang telah tegak berdiri mencelat ke atas menumbuk wajahku. Dengan rakus ku ambil penis itu dengan mulutku. Ku kulum sampai pangkalnya. Terus ku kulum dan ku oral Batang penis Bli Arya sampai menimbulkan suara kecipak dari mulutku. Nafsuku benar-benar terbakar. Bli Arya melenguh dan merintih sejadi-jadinya. Dia berdiri di hadapanku sambil memegang kepalaku. Aku terduduk di sisi sofa dan masih sibuk mengoral batang penisnya.

Setelah puas, aku pun berdiri. Kuminta Bli Arya duduk dan bersandar di sofa. Dari sudut mataku, kulihat Ni Luh tengah memperhatikan kami dari celah pintu kamarnya yang terbuka. Segera kunaiki tubuh Bli Arya. Kakiku kunaikkan ke sofa, Aku pun mengambil posisi berjongkok di atas selangkangannya. Kuposisikan mulut vaginaku di atas batang kemaluannya yang tegak berdiri. Kupegang batang penis itu dengan tangan mungilku dan kuarahkan ke mulut vaginaku. Dengan satu gerakan menduduki, amblaslah seluruh batang penis itu ke dalam liang vagina. Aku pun terpekik.

"Aaaccchhhhhh......"

Kedua tangan kulingkarkan di tengkuk Bli Arya. Aku mulai memompa tubuhku naik turun di atas kemaluan Bli Arya. Penis itu terlihat keluar masuk di dalam liang vaginaku. Aku terus memompa bagian bawah tubuhku naik turun, sesekali ku variasikan dengan gerakan yang memutar. Batang penis itu terlihat seperti tongkat yang sedang aku mainkan. Bli Arya terlihat menahan ejakulasinya. Ia tidak ingin mengecewakanku lagi. Kedua telapak tangannya sibuk memainkan payudaraku. Kali ini jauh lebih lembut. Kedua payudaraku yang berukuran 32 B terlihat besar pada tubuh mungilku. Payudara itu bergerak liar mengikuti irama pinggulku. Di dekatkannya mulutnya ke arah puting susuku. Dihisapnya dengan halus. Mendapat rangsangan yang demikian, makin cepat aku memompa pinggulku dan tak lama badanku mengejang. Otot vaginaku mencengkram kuat batang penis Bli Arya. Aku berteriak keras.

"Aaachhhhhhhhh.........."

Aku mengalami orgasme. Mataku terpejam, nafasku terengah-engah, kepalaku terkulai di pundak Bli Arya. masih membayangkan bahwa sosok Ardi-lah yang saat ini berada di pelukanku. yang habis menyetubuhiku. Payudaraku yang berkeringat menekan dada Bli Arya.

Aku bangkit berdiri, terlepaslah penis itu dari liang vaginaku, masih tegak berdiri. Sambil berdiri aku bungkukkan badanku. Aku tunggingkan bokongku, tanganku kuletakkan pada sandaran sofa agar aku bisa menopang bagian atas tubuhku. Aku sodorkan bokongku di hadapan penis Bli Arya yang kini telah berdiri di belakangku. Vaginaku merekah. Dengan perlahan, penis yang di pegangnya di masukkan ke dalam vaginaku. Kali ini lebih mudah karena vaginaku telah basah oleh cairan kewanitaan. Sambil memegang kedua pinggangku di maju mundurkanlah pantatnya. Penis itu menyodok vaginaku dari belakang. Kulihat dengan jelas Ni luh di balik pintu kamar. Aku tersenyum padanya dan Ni luh tersenyum kikuk. Karena ia orang terdekat denganku sehari-hari, biarlah ia menyaksikan live show panas di ruang tamu ini. Siapa tahu ia ingin mencobanya juga dengan Joko, seorang kuli bangunan yang berasal dari Banyuwangi yang telah menjadi pacarnya dalam 6 bulan terakhir.

Bli Arya terus mendorong pinggulnya maju dan mundur dengan tempo yang lumayan cepat. Kantung zakarnya beberapa kali membentur bibir vaginaku menciptakan suara yang erotis. Payudara ku yang menggantung bebas bergoyang dengan liarnya. Tak lama, aku rasakan tubuhnya mengejang, Frekuensi dorongan pinggulnya semakin cepat. Batang penisnya makin lincah terpompa. Suara kecipak dari cairan kewanitaan dan benturan kantung zakar dengan bibir vaginaku makin riuh terdengar. Tak lama Bli Arya terpekik tertahan. Pantatnya di dorongnya maju. Batang penis itu tertanam dalam sekali dan menyemburlah jutaan sel sperma ke dalam rahimku. Aku pejamkan mata, membayangkan sensasi hangat yang tercipta dari sperma yang menyembur adalah sperma milik Ardi. Denyutan batang Penis yang tertanam itu juga milik Ardi, bahkan telapak tangan yang masih memegang bongkahan pantatku juga adalah milik Ardi. Betapa aku sangat menginginkanmu Ardi.

Maafkan aku calon suamiku, kalo aku membayangkan orang lain dalam persetubuhan kita.

***

Tujuh tahun berlalu kita tak pernah bertemu. Kabar duka kematian Niko lah yang membuat dirimu mau kembali ke Bali. Dengan jiwa besar engkau mau melupakan kesalahan Niko yang telah menyelingkuhi kekasih yang sangat engkau sayangi. Sahabatmu sendiri tega mengkhianati persahabatan yang telah terajut sekian lama.

Dan kini aku berdiri di depan pintu terminal kedatangan domestik Bandar Udara International Ngurah Rai Bali untuk menjemputmu. Sedari pagi aku berdandan secantik mungkin untuk menyambutmu. Aku kenakan pakaian dan aksesoris seanggun mungkin agar engkau bahagia. Kututupi kegugupanku dengan senyum ceriaku.

Sesosok Pria tegap berjalan dengan langkah yang pasti. Kacamata Rayban Aviator menutupi sorot matanya yang tajam memandang ke arahku dengan senyum yang natural. Celana berbahan Denim dan Polo Shirt hitam yang di kenakannya sangat serasi, memperlihatkan dadanya yang bidang serta otot biceps terlihat liat dan menonjol. Kulitnya terlihat lebih bersih tanpa meninggalkan kesan maskulinnya. Selempang travel bag yang berukuran sedang terlihat tersampir ringan di bahunya.

Di hadapanku, Ardi menyapa dengan senyum khasnya. Kami saling mencium pipi. Aroma Bvlgari Aqva menyergap indera penciumanku. macho namun segar. Andai diijinkan, ingin kulumat bibirmu. Ku telusuri setiap centi dada bidang itu dengan sapuan lidahku. Ku kulum batang kemaluan yang terlihat menonjol dengan segenap birahiku.

Tahukah kamu Ardi, aku merindukanmu melebihi apapun di dunia ini.

Tamat





Buat agan yang membayangkan seperti apa sosok Winda, mungkin gambar ini bisa membantu, paling tidak ya mirip :D




:Peace:
 
Terakhir diubah:
^
^
Bener kata suhu elmo , di bikin cerbung pasti top markotop juragan :D
 
Salut. Kata-katanya tertata rapi mengalir dengan manis.
 
Iya bagus nih kalau dibuat Cerbung, [Cerita Ardi] dari proses mulai Ardi kenalan, jatuh cinta, jadian dengan Ervina + persahabatan dengan Niko dan Winda, [Cerita Niko] kenapa jatuh cinta kepada Ervina kekasih sahabatnya, [Cerita Ervina] awal serta proses perselingkuhan Ervina - Niko kemudian dilanjut dengan Cerita hubungan Ervina - Niko setelah Ardi Pergi, [Cerita Ardi] Petualangan Cinta Ardi Saat di Jakarta sebelum Niko meninggal, [Cerita Ardi] Erfina. Luka Hati yang Kau Gores, Sulit Untuk Pulih Lagi, [Cerita Ardi] Another Story of Winda, dan [Cerita Ardi] Epilog

Bisa panjang dan sangat menghanyutkan tuh, tetep saja sepertinya hasil akhirnya ke arah Sad Ending yah :((

Hanya sekedar usul, untuk suhu dolpheen, tentunya jikapun dibuat, suhu sudah punya gambaran pengembangan cerita yang lebih yahuuud :beer:
 
Terima kasih suhu atas saran-sarannya. Memang terpikir untuk membuat kisah ini menjadi sebuah cerbung, plot nya pun sedikit banyak mirip dengan yang di tulis agan @Kurawa100, dengan alur lebih banyak flashback. Namun sy belum memiliki keberanian untuk itu,tentunya diperlukan disiplin bagaimana menjaga setiap frame mengalir dengan lancar, ketokohannya jg tdk menyimpang dan yang pasti imajinasi harus terjaga continuitasnya agar thread bisa terus update dalam range waktu yang tight. Masalahnya mood untuk menulis masih belum bisa konstan.hehehe
 
Terakhir diubah:
@elmo: cerita tentang mantan pcar yang sudah menikah....
@dolpheen: semangat bro :banzai:
 
cerita mantap bro, karakter ardinya "cowo" banget, kerenn gw suka gayanya. hahahahah keep update broo, semangat :semangat:
 
iya nih dibuat cerbung aja suhu, tapi bikin happy ending,,,,,,,kebanyakan sih cerita sad endingnya bikin galau
 
kasian Ardi, jodohin aja winda sama Ardi gan....
bagus gan ceritanya...
 
kereeeeen gan
 
Cool gan..
Ceritanya mengalir dan enak dibaca, meskipun sedikit terganjal krn :tegang:
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd