Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Catatan Si Emon (Jilid I : Selly Sekretaris Direksi)

semangat :semangat: nguli dulu pada senin di september ceria... untuk membeli beras dan segenggam berlian :D di sana, selly pasti akan menyambut mu dengan senyuman:kk:

selly susah dimengerti bang :D
namun senyumnya akan selalu ku kenang :) :kangen:
 
cirengnya biasa lewat jam 5 sore bang, :D

pagi gini adanya buryam, mau?

ngeteh dulu yuk :ngeteh:

Ini emon jahat, nih.. Kaga ngarti kalo ceritanya tuh yang comment lagi nyamar jadi susana. :fiuh:

Lah.. Apalah aku ini. :kacau:

Yuk, yuk.. Ngeteh dulu aja. :ngeteh:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
[size=+3]Chapter 2
Malam Tanpa Bintang[/size]

Suasana klasik tempat ini memang sedikit mistis, dengan beberapa patung punakawan dengan beberapa sajen di depannya.
Bolam lampu dalam kukusan yang membuat suasanya menjadi remang-remang, alunan musik bossanova jawa mengalun merdu di setiap sudut bangunan rumah kayu joglo ini.
Muda-mudi, tua-muda banyak berkumpul di tempat ini, selain beberapa makanan dengan cita rasa khas, tempat ini menjual suasana yang asyik untuk lebih lama nongkrong di kursi kayu bergaya kuno.
Empat buah ‘sego kucing’dengan segelas wedang jahe serta beberapa bakaran telah terhidang di atas meja di depanku.
Sesuai saranku, wanita cantik ini pun memilih menu yang sama dengan apa yang aku pesan, nampak ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, namun aku tak berani menanyakannya.

“Silakan Bu dinikmati, ya beginilah adanya, makanan disini tidak seperti di restoran-restoran atau tempat makan lain seperti di mall-mall itu.” Kataku membuka pembicaraan diantara kami berdua.

“Sepertinya enak nih.” Langsung saja dia menyeruput wedang jahe di gelasnya.

“Emmmmmh, rasanya memang beda dengan wedang jahe biasa.” Ucapnya mengomentari minuman di tangannya.

“Iya Bu, ga cuma Ibu yang bilang seperti itu, selain cita rasa yang khas tempatnya juga asyik kan?” seruku padanya.

“Iya nih, enak buat nenangin pikiran yang lagi suntuk.” Jawabnya dengan senyum manis ke arahku.

Wanita ini sungguh cantik, beruntung sekali aku bisa makan berdua dengan wanita sepertinya.
Mr. Boss tau aja seleraku, tapi aku jadi berfikir ulang, hal apa yang membuat beliau memintaku menemaninya.

“Oh ya, tadi Ibu belum jelasin bagaimana ibu bisa mengenaliku?” tanyaku padanya disela-sela dia menikmati sebungkus ‘sego kucing’ di hadapannya.

“Panggil Selly aja, aku kan masih muda. Jadi gini, sejak tadi siang Pak Wisnu sudah memberikan fotomu lewat BBM, jadi bukanlah hal sulit bagiku mengenalimu.” Jelasnya padaku dengan tetap menyantap hidangan di atas meja.

“Oh begitu.” Kataku singkat.

“Namamu lucu ya?” katanya tiba-tiba.

“lucu gimana ?” tanyaku.

“Ya lucu aja, e..em..o..en” katanya dengan mengeja sebuah kata.

“Namamu seperti seorang komedian aja” tambahnya lagi.

“Temon maksudnya.” Kataku dengan sedikit lesu.

“hahaha.” Tawanya yang tiba-tiba meledak.

“Bukan, maksudku seperti tokoh film kartun itu lho, lucu, baik hati dan suka menolong.” Katanya dengan senyum manis.

Aku seperti melayang mendengar kata-kata yang keluar dari bibirnya, ini sebuah pujian atau hanya sekedar gombalan belaka.
Ah biarkan saja wanita ini sedikit menghiburku, sudah lama tidak ada yang bisa membuat aku tersanjung meskipun hanya sebuah candaan.
Malam terasa semakin larut, pengunjung pun mulai berdatangan, banyak pasangan muda-mudi yang asyik bercengkrama dengan pasangannya.
Aku sedikit iri dengan mereka, kalau aku perhatikan wajah pria-pria itu biasa saja, tapi mudah sekali mendapatkan wanita yang bisa dibilang tidak jelek.
Sedangkan aku, masih saja menyendiri dan hanya berteman sepi di setiap hariku, hanya bisa bermimpi mendambakan sesosok wanita yang bisa mengisi ruang hati yang kosong ini.

“Hei!” serunya yang mengagetkanku.

“Masih sempat-sempatnya melirik wanita lain sementara di depannya sendiri ada wanita yang menemaninya, apa aku ini tidak menarik?”

“Tidak Sell, aku hanya berfikir kapan aku menemukan tambatan hatiku.” Jelasku pada wanita cantik ini.

“Emon...emon..kenapa kamu yang jadi curhat padaku?”

“Iya ya, kenapa aku jadi curhat padamu?”

Selly hanya tertawa melihatku, dirinya yang tadinya murung kini menjadi tersenyum lepas, dan dia tampak lebih manis dari sebelumnya.
Malam ini tidak terlihat satupun bintang di langit, malam ini mendung menyelimuti kota, tapi juga tak ada tanda-tanda akan turunnya hujan di malam ini.

“Sepertinya kamu lagi ada masalah?” tanyaku pada Selly.

“Tidak salah aku memintamu menemaniku Mon.” Jawabnya.

“Apa maksudmu, kenapa juga aku yang kamu minta untuk menemanimu?”

“Karena aku suka padamu.” jawabnya mengagetkanku.

Detak jantungku terasa lebih cepat, bahkan aku merasa waktu berhenti sesaat, mengingat setiap kata dalam kalimat yang diucapkannya.
Pandanganku kini hanya terpaku padanya, menatapnya lebih dalam, sorot matanya menunjukkan keseriusan, tidak ada sedikitpun gambaran kalau dia sedang bercanda.
Dia kembali meneguk wedang jahenya, seolah sudah lupa dengan apa yang baru saja dikatakannya.
Diraihnya sate keong dihadapannya, perlahan digigitnya satu persatu daging itu dari tusukannya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan Mon?” tanyanya yang kembali membuyarkan lamunanku.

“Ah tidak, aku hanya berfikir dengan apa yang barusan kamu ucapkan padaku.” Jawabku dengan memandangi gerakan mulutnya mengunyak setiap daging keong itu.

“Pak Wisnu bercerita tentang kejadian siang ini padaku, aku merasa bersalah, makanya secara khusus aku meninta Pak Wisnu agar memerintahkanmu menemaniku malam ini.” Ucapnya menjelaskan maksud dan tujuan dari pertemuan ini.

“Dengan kata lain ini sebagai penebus rasa bersalahmu padaku?" tanyaku dengan memberanikan diri mengambil sebutir nasi yang menempel di dekat bibirnya.

“Terimakasih.”

“Sebenarnya tidak hanya itu, ada alasan lain kenapa aku meninta dirimu yang menemaniku.” Ucapnya dengan serius.

“Pacarku selingkuh Mon.” Katanya dengan mimik wajah yang sedih.

“Terus?” ucapku singkat.

“Aku sengaja tidak pulang karena aku tidak ingin bertemu dengannya, sebenarnya mengingatnya hanya akan membuatku sakit hati.”

Selly menatapku dengan tajam, terlihat matanya mulai berkaca tanda bahwa malam ini akan jadi malam yang panjang.
Entah apa yang ada dalam pikirannya yang membuat memilihku sebagai tempat curahan hatinya.
Aku bukanlah seorang pakar percintaan, karena aku sendiri hanya bisa merasakan jatuh cinta tapi belum pernah merasa dicintai.

“Menurutmu apa yang mebuatnya bisa bermain dibelakangku, apa aku kurang cantik, apa aku kurang sexy?”
Sementara aku hanya bisa diam mendengarkan setiap keluh kesahnya sambil mencari kata-kata yang pas agar terkesan bijak dalam memberikan sebuah saran untuknya.

“Memang apa yang sudah dia lakukan hingga kamu merasa diselingkuhi?” tanyaku lebih jelas atas permasalahannya.

“Dia menghamilinya Mon.” Ucapnya mulai tersedu-sedu.

“Hei jangan nangis, ini tempat makan bukan tempat yang pas untuk mengekspresikan perasaanmu.” Kataku saat menghapus butiran air yang mengalir lembut dari pelupuk matanya.

“Malam ini temani aku ya Mon, Please!?” pintanya padaku.

“Iya.” Jawabku cepat.

Entah kenapa kata itu begitu cepat keluar dari mulutku, aku tak tega melihatnya seperti ini, tenggelam dalam kesedihan karena akibat penyalahgunaan kepercayaan.
Aku mencoba memposisikan diriku sebagai dirinya, hati ini pasti akan terasa sakit mengetahui orang yang kita cintai menduakan perasaan yang kita berikan.
Malam seolah mendukung suasana ini, mendung menghalangi cahaya bulan, menghalangi gemerlapnya bintang yang memberikan sebuah lukisan indah di langit.
Selly memelukku erat, menyandarkan kepalanya di pundakku di sepanjang perjalanan menuju hotel.
Sebenarnya ada rencanaku mengajaknya keliling-keliling kota kecil ini, tapi karena permintaannya kami kembali ke tempatnya menginap.
Tidak terbayangkan sebelumnya kalau malam ini aku akan sekamar dengan seorang wanita cantik.
Kejadian ini terasa begitu mendadak, bahkan aku sendiripun belum bisa mempercayainya kalau hal ini bakal terjadi dalam kehidupanku.
Namun apa daya aku tak bisa menolaknya, apakah ini akan menjadi sebuah anugerah ataukah sebuah musibah.

*****​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd