Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BUNGA BUNGA SURGAWI -Update Part 7

Status
Please reply by conversation.
Part 4



B
elasan menit kemudian, aku kembali ke kamar Umi yang baru melepaskan mukenanya. Sehingga langsung telanjang lagi. Kemudian ia merebahkan diri, sambil tersenyum manis. Mungkin Umi sudah tahu apa yang barusan kulakukan.

Namun aku belum sepenuhnya jadi manusia benar. Karena ada tuntutan dari si dede yang belum sempat memuncratkan cairan kentalnya tadi.

Maka aku pun naik ke atas tempat tidur Umi setelah melepaskan segala yang melekat di tubuhku.

Lalu kulakukan lagi dosa yang penuh nikmat ini. Sampai matahari pagi bersinar di ufuk timur sana, barulah kami “selesai”. Dengan kesan sedalam lautan.

Umi semakin mesra sikapnya padaku. Bahkan secara terus terang ia berkata, “Umi serasa bermimpi dengan semua yang telah kita lakukan. Karena umi tak menyangka akan mengalami kenikmatan dan kepuasan yang sedemikian indahnya. Dan yang jelas, hati umi sudah menjadi milikmu Ray Sayang. “

“Aku pun tak mau munafik. Bahwa di antara sekian banyaknya wanita yang pernah singgah dalam kehidupanku, Umi adalah yang paling istimewa, “ sahutku.

“Jujur sekarang umi sedang dalam masa subur. Umi ingin sekali punya anak darimu. Kalau anaknya cowok, mudah - mudahan seganteng ayahnya. Tapi kalau umi hamil olehmu, bagaimana cara mengatakannya kepada Papa ya ?”

“Bilang aja terus terang bahwa anak itu berasal dari benihku. Aku dan Papa sudah membahas masalah itu kok. Bahwa Papa bukan hanya mengijinkanku menggauli istri - istrinya, tapi juga boleh menghamilinya. “

“O gitu ?! Baguslah. Berarti umi bisa tenang menjalaninya. Ohya ... apa yang telah kita lakukan, seperti ada strumnya. Beda sekali rasanya. Pokoknya sangat nikmaaat. Makanya umi berpikir, mungkin benihmu sudah berhasil membuahi telur umi. Karena orang bilang, kalau waktu bersetubuh terasa luar biasa nikmatnya, bisa jadi hamil. “

“Mudah - mudahan aja begitu,” ucapku sambil membiarkan Umi menciumi pipiku.

“Kedua istri papamu yang lain, sudah ada yang hamil olehmu ?”

“Belum. Makanya kalau Umi duluan hamil, berarti Umi yang pertama mengandung anakku.”

Umi tersenyum manis dan ceria. Sambil meremas tanganku dengan hangatnya.



Ternyata rumah Umi itu luas sekali ke belakangnya. Tapi ada garis pembatas antara area pegawai dan area pribadi Umi. Yang boleh masuk ke area pribadi Umi hanya bagian cleaning service dan kitchen. Dua - duanya wanita yang kira - kira sebaya dengan Umi.

Pegawai pabrik furniture itu laki - laki semua. Aku baru tahu kalau umi punya perusahaan yang memproduksi furniture dan mengkhususkan bahannya dari kayu jati semua. Pantasan di dalam rumah Umi furniturenya serba kayu jati semua.

Aku juga baru tahu bahwa bagian depan dan bagian belakang tanah Umi berada di tepi jalan yang berbeda. Artinya rumah Umi berada di pinggir jalan. Pabrik furniture yang terletak di belakang area pribadi Umi itu pun menghadap ke jalan yang berbeda.

Setelah sarapan pagi bersama Umi, aku diajak ke garasinya. arasi yang bisa memuat banyak mobil milik Umi. Semuanya mobil mahal.

Aku tidak tahu apakah mobil - mobil itu warisan dari almarhum suami pertama Umi atau hasil perjuangan Umi sendiri. Yang jelas Umi menunjuk sebuah jeep buatan Amerika, jeep milenial yang harganya mahal sekali, sambil berkata, “Kita main ke kebun pakai itu ya. “

‘Ke kebun Umi ?”

“Iya. Kata Papa, Ray bagus cara nyetirnya, sehingga kalau ke luar kota selalu Ray yang nyetirin Papa kan ?”

“Hehehee ... iya Umi. “

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di belakang setir jeep mewah ini. Umi yang mengenakan jubah dan hijab berwarna biru gelap sudah duduk di samping kiriku.

“Kita ke Batam hari Senin siang ya Ray, “ kata Umi ketika jeep yang kukemudikan sudah berada di jalan raya menuju ke luar kota.

“Iya Umi, “ sahutku.

“Kuliah Ray gak terganggu nanti ?”

“Aku sedang mengerjakan skripsi. Gak ada kuliah lagi. “

“Wow ... berarti sudah dekat - dekat menjadi sarjana ya. “

“Mudah - mudahan Umi. “

“Kalau udah jadi sarjana mau kerja di mana ?”

“Belum tau, “ sahutku, “Mungkin akan kerja di perusahaan tempat Papa bekerja. Tapi kurang enak juga kalau ayah dan anak bekerja di perusahaan yang sama. “

“Kalau Ray mau, urus perusahaan properti umi aja. Kerjanya lebih santai dan bebas. Tidak terikat oleh jam kerja. “

“Boleh ... sangat boleh Umi. “

“Kalau Ray aktif di perusahaan Umi, tiap hari kita bisa bertemu. Meski Ray sedang menggilir istri - istri Papa yang lain ... kita masih bisa ketemuan dan ... hihihihi ... “

“Dan apa ? Wikwik ?”

“Iya. Hihihihiii ... soalnya umi udah kecanduan sama Ray ... “

“Dan aku bakal kenyang menikmati kehangatan Umi. “

“Soal penghasilan Ray, jangan takut. Umi akan ngasih profit dari setiap transaksi properti yang sukses Ray kerjakan, “ kata Umi, “Tugas Ray hanya mencari buyer atau seller rumah atau tanah. Lalu Ray akan mendapatkan bagian dari setiap keuntungan yang kita dapatkan. “

“Tawaran Umi sangat menarik. “

“Nanti di rumah akan umi uraikan semuanya. “

Jeep yang kukemudikan meluncur terus dengan mantapnya di jalan raya yang sudah berada di luar kota.

“Umi sih maunya Ray bisa menggauli umi tiap hari. Kecuali kalau umi sedang datang bulan. “

“Siap Umi. Apalagi kalau aku sudah bekerja di perusahaan Umi. Aku sanggup kok menggauli Umi tiap hari. “

“Sekarang sih konsen ke skripsi aja dulu Ray. “

“Kalau dikerjakan secara serius, skripsiku seminggu lagi juga selesai Umi. “

“Nanti pulang dari Batam langsung konsen ke skripsi ya. “

“iya. “

“Agak kurangi kecepatannya. Nanti ada belokan ke kiri. Jalannya jelek. Berbatu - batu dan terkadang banyak lumpur. Makanya umi selalu pakai jeep kalau mau melihat kebun di situ. “

“Siapa yang biasa nyetir jeep ini ?”

“Umi sendiri. “

“Wow ... Umi hebat. Jeep juga disetirin sendiri. “

“Jangankan jeep, nyetir truk juga umi bisa. Hihihiii ... “

“Nyetir truk ?”

“Iya. Waktu itu sopir truknya sakit. Sedangkan barang banyak yang sudah siap angkut. Ya umi nyetir sendiri lah. Nah ... belok ke kiri Ray. “

Kubelokkan jeep Umi ke kiri. Memang hanya puluhan meter jalannya yang bagus. selanjutnya penuh bebatuan. Untungnya bukan musim hujan, sehingga jalannya tidak becek. Selain banyak bebatuan, jalannya menanjak terus.

“Kalau musim hujan jalannya pasti becek ya ?” cetusku.

‘”Iya, “ sahut Umi, “becek dan licin. Bikin pusing kepala. “

“Tapi kalau becek dan licinnya memek Umi, aku suka banget. “

“Ray suka kalau memek umi lagi becek ?”

“Iya. Kan ngentotnya jadi lancar ... gak seret. “

“Iiih ... omongan Ray bikin umi horny lagi neh ... “

“Hihihihiiii .... aku juga horny ... “ ucapku sambil tetap waspada untuk menghindari bebatuan yang terhampar di sana sini. Dan kalau menemukan batu besar yang tak bisa dihindari, kecepatan jeep kukurangi sampai pelan sekali. Supaya Umi tetap nyaman di tempat duduknya.

Tampaknya kehati - hatianku diperhatikan oleh Umi, sehingga ia berkata, “Ray sangat bagus nyetirnya. Kalau sopir kasar, pasti mobil ini terasa menghempas - hempas. Tapi disetiri oleh Ray terasa nyaman sekali. “

“Aku memang sudah dilatih nyetir oleh Papa sejak kecil. Umur sebelas tahun aja sudah bisa nyetirin mobil Papa. Tapi masih dilarang melewati jalan ramai. “

“Pantesan sekarang jadi halus sekali nyetirnya, “ sahut Umi, “Ohya ... kita ini sedang menuju bukit. Di kanan kiri kita adalah tanah punya umi. Bukit ini semuanya milik Umi. “

“Kalau bukit ini punya Umi, kenapa jalannya gak dicor, supaya pakai sedan pun bisa ke sini ?”

“Karena umi tak punya niat memiliki bukit ini selamanya. Kalau ada yang mau beli dan menguntungkan, umi pasti jual bukit ini. “

“Tapi kelihatannya daerah ini subur sekali. Sejauh - jauh mata memandang, hijau semua. Sayang kalau dijual. “

“Terus menurut Ray harus diapain bukit ini ?”

“Bangun rumah atau villa di puncaknya. Untuk Umi istirahat. Tapi bangun dulu jalannya serapi mungkin. “

“Kalau villa sih umi punya tiga. Tapi agak jauh letaknya. “

“Ohya Umi ... bagaimana kalau bukit ini dijadikan kompleks villa ? Lalu dijual atau disewakan ?”

“Umi gak ada minat jadi developer Ray. Kerjanya ribet, untungnya juga tipis. Mendingan jual beli tanah atau rumah saja. Untungnya langsung kelihatan. Bahkan terkadang untungnya jauh lebih besar dari harga asal propertinya. Umi pernah membeli tanah senilai sepuluh milyar. Tiga tahun kemudian, tanah itu umi jual dengan harga enampuluhlima milyar. Gede kan keuntungannya. “

“Wow ... bukan gede lagi itu sih ... super super gede ... !”

“Kalau jadi developer, waktu kita bisa habis untuk memantau pembangunannya. Lalu ribet pada waktu menjualnya. Maka developer sekarang, hanya bikin rumah contoh. Lalu memasarkannya dengan campur tangan bank. Entah berapa tahun waktu yang dihabiskan sampai rumahnya sold out. “

“Kadang - kadang ada developer gak tanggung jawab juga ya. Sudah banyak yang ngasih DP, tapi rumahnya gak dibangun - bangun. “

“Itu developer yang gak punya modal. Cuma punya modal rancangan dan angan - angan. “

Akhirnya jeep yang kukemudikan tiba di puncak bukit yang bentuknya membundar lebar itu.

Begitu turun dari mobil, aku langsung mengamati keadaan di sekitar puncak bukit ini. Namun sejauh - jauh mata memandang, hanya pohon - pohon kayu yang tampak di mataku. Maka kataku, “Umi ... ini sih hutan ... bukan kebun ... hahahaaa ... “

Umi memelukku dari belakang, “Memang hanya pohon - pohon kayu yang ada di bukit ini. Tapi pohon kayu tidak membutuhkan perawatan. Tak pernah dicuri orang pula. tinggal menunggu sekian tahun, ditebang dan dijadikan bahan bangunan, lalu dijual ke pengecer. “

Aku cuma mengangguk - angguk perlahan. Memang otak bisnis Umi patut kuacungi jempol.

“Yang terpenting, umi ngajak Ray ke sini untuk ... untuk wikwik ... hihihiiii ... “ ucap Umi yang masih memelukku dari belakang.

“Di atas rumput ? Nanti kalau Umi gatel - gatel gimana ?”

“Ada kasur lipat di dalam mobil Sayang. Softdrink juga ada di kulkas mobil. “

Aku mengangguk. Lalu melangkah ke jeep Umi. Memang benar, di jok belakang ada kasur lipat. Ada kulkas kecil pula di balik sandaran seat belakang. Kuambil dua botol softdrink dan kasur lipat itu dan membawanya ke dekat Umi.

Umi mengambil kasur lipat itu dan menghamparkannya di tengah kerimbunan pohon - pohon kayu rasamala dan albasia.

Lalu Umi merebahkan diri sambil menyingkapkan jubahnya. Wow ... ternyata Umi tidak mengenakan celana dalam. Sehingga memek gondrongnya langsung tampak di mataku.

Aku pun memelorotkan celana jeans dan celana dalamku sampai di lutut. Lalu berlutut di antara sepasang kaki Umi yang sudah direntangkan lebar - lebar.

Tanpa menunggu disuruh, aku menelungkup dengan mulut langsung menyeruduk memek Umi yang berjembut lebat hitam itu. Untuk menjilati memek dan kelentitnya. Dan ketika aku fokus menjilati kelentitnya, telunjuk dan jari tengahku dimasukkan ke dalam liang memeknya. Lalu kedua jari tanganku ini kumaju mundurku, seperti gerakan kontol tengah mengentot.

Umi pun mulai berdesah dan merintih perlahan, “Raaaay .... hhhh ... hhhhhh.... Raaaay .... aaaaaaah .... Raaaay .... Raaaaayyyy .... hhhh ... Raaaaayyy .... hhhhh .... Raaaay ... Ray sudah trampil sekali ... tau aja mana yang enak untuk disentuh ... aaaah ... aaaaaa .... Raaaay ... jangan terlalu lama jilatinnya Ray ... umi sudah pengen ngerasain entotan kontol Ray lagi .... aaaaaahhhh .... Raaaaay ... “

Memang hanya beberapa menit aku melakukan semua ini. Lalu kubenamkan kontolku ke dalam liang memek Umi yang sudah basah licin ini. Blessssssssssss .......

Umi menyambut dengan rangkulan hangat, sementara kedua kakinya melingkari bokongku. Kemudian Umi memagut bibirku ke dalam ciuman hangat dan mesranya. Pada detik - detik berikutnya, aku mulai mengentotnya dengan sepenuh gairah di dalam jiwaku.

Powerku memang masih power muda. Kalau perlu, aku masih kuat bersetubuh lebih dari 3 kali sehari. Terlebih lagi setelah mengetahui basah dan licinnya liang memek Umi ini. Maka dengan garang aku mengentotnya, sambil menyedot - nyedot pentil toketnya, seperti bayi yang sedang menyusu.

Entah kenapa aku suka sekali pada memek becek begini. Karena aku merasa lancar mengentotnya. Soalnya kalau ngentot memek kering, bisa membuat kontolku lecet.

Lebih dari setengah jam aku mengentot Umi di atas kasur tipis di tengah hutan pohon kayu ini.

Kali ini Umi lebih tangguh dari biasanya. Dia mengajakku bertukar posisi menjadi posisi WOT. Aku mengiyakan saja, lalu mencabut kontolku dari dalam memek becek tapi legitnya. Lalu aku celentang, sementara Umi sudah berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri pinggangku.

Umi berhasilkan memasukkan kontolku ke dalam liang memeknya. Kemudian ia menghamparkan ujung baju jubahnya ke sekeliling alat vital kami. Sehingga kalau ada orang lewat, takkan bisa melihat kemaluan kami berdua. Mungkin orang mengira kami sedang main enjot - enjotan doang.

Tapi kata Umi, bukit ini tak pernah dimasuki orang luar. Jadi santai aja, kami bisa wikwik sepuasnya di puncak bukit ini.

Umi tetap lancar main enjot - enjotan. Sementara aku dibuat mendengus - dengus, karena kontolku dibesot - besot terus oleh liang memek Umi yang licin tapi legit menjepit itu.

Namun posisi WOT ini membuat Umi tak bisa bertahan lama.

Belasan menit kemudian, Umi memekik lirih, “Raaaaay .... !”

Lalu Umi ambruk di atas dadaku.

“Sudah orgasme ?” tanyaku.

“Iya, “ sahut Umi, “Kontolmu terlalu enak Sayang. Makanya Umi tak kuat lama - lama. “

Kemudian Umi terlentang sambil mengangkang dan menyingkapkan baju jubahnya. Sehingga aku pun bisa langsung menjebloskan kontolku ke dalam liang memek Umi yang masih ternganga dan basah.

Sesaat kemudian aku mulai berpush up di atas perut Umi yang masih berpakaian lengkap kecuali celana dalamnya saja yang entah disimpan di mana.

Angin semilir yang berhembus, membuatku jadi semakin romantis. Maka sebelum mengayun kontol, kusingkapkan jubah Umi semakin tinggi, sampai kelihatan sepasang toketnya.

Dan permainan surgawi ini pun kulanjutkan. Dengan sepenuh gairah kuentot memek Umi, sambil meremas sepasang toketnya yang terasa masih kenyal padat ini. Terkadang sambil mencium dan melumat bibir sensualnya.

Desah - desah erotis Umi pun terdengar lagi.

Cukup lama aku menyetubuhi wanita kearab - araban ini. Sehingga tubuh kami mulai bersimbah keringat.

Akhirnya aku tiba di detik - detik krusial yang luar biasa indahnya ini. Pada puncaknya, kubenamkan kontolku sedalam mungkin, sampai kepala kontolku terasa menabrak dasar liang memek Umi. Lalu lendir kejantananku berhamburan dari moncong kontolku. Disambut dengan pelukan erat dan ciuman hangat Umi.

Lalu kami sama - sama terkapar di puncak bukit yang bakal menggoreskan kenangan di batinku ini. Kubiarkan kontolku tetap terendam di dalam liang memek Umi. Pada saat itulah terdengar suara Umi, “Rasanya sekarang umi mulai merasa bahagia sekali Ray. Karena umi telah memiliki dirimu yang serba memuaskan batin umi. “

Dengan mesra kucium bibir Umi, lalu kusahut, “Aku juga merasakan hal yang sama. Bahwa Umi adalah wanita paling memuaskan di antara istri - istri Papa. “

“Kira - kira kapan Ray diwisuda ?” tanya Umi tiba - tiba melompat ke topik lain.

“Skripsiku sudah hampir selesai. Kalau skripsiku diterima, tiga bulan lagi diwisuda, “ sahutku.

“Kalau begitu, siap - siaplah untuk mengelola perusahaan properti umi ya. “

“Siap Umi Fareeda sayang, “ sahutku sambil menarik kontolku yang sudah lemas, sampai terlepas dari liang memek Umi.

“Mmm ... ternyata kamu bisa romantis juga. Menyebut nama umi dengan kata sayang. Membuat batin umi seolah melayang - layang indah, “ kata Umi yang disusul dengan ciuman di pipiku.



Ketika aku sudah duduk di belakang setir jeep, Umi menyandarkan kepalanya di bahu kiriku. Sambil berkata, “Sekarang jangan langsung ke rumah. Umi mau ngajak Ray ke kantor perusahaan yang nanti akan umi serahkan untuk dikelola olehmu Sayang. “

Aku memang sudah agak lama berpikir untuk mendapatkan pekerjaan dan punya penghasilan tetap. Tak mau terus - terusan mengandalkan duit pemberian Papa.

Karena itu aku menyambut rencana Umi dengan bersemangat, “Siap Umi. Semoga aku bisa menjalankannya sesuai dengan harapan Umi. “

Ternyata bangunan yang akan dibuat kantor oleh Umi itu sebuah rumah megah di dalam kompleks perumahan elit. Tapi rumah bertingkat dua itu cukup besar dan layak dijadikan kantor.

Di lantai bawah ada 3 kamar, yang kata Umi akan disulap menjadi kantor.

“Nanti kamar yang satu dengan kamar lainnya akan dibuatkan pintu kaca. Supaya terasa ketiga kamar ini menjadi satu bagian. Sebagai kantor, “ kata Umi.

“Iya Umi, “ sahutku, “Lalu ruang tamunya akan tetap dijadikan ruang tamu kantor ?”

“Iya, “ ucap Umi, “ruang keluarga bisa dijadikan meeting room. Ohya, di lantai atas hanya ada dua kamar. Yang satu bisa dijadikan ruang kerjamu. Yang satu lagi dijadikan kamarmu saja. Sekali - sekali bisa dijadikan tempat rendezvous kita. “

“Hihihiii ... iya. “

“Ayo kita lihat ke atas, “ ajak Umi sambil melangkah ke tangga menuju lantai dua.

“Nanti mau pasang papan nama perusahaan di depan ?”

“Gak usah. Kalau kita pasang papan nama, petugas pajak pasti datang. Sedangkan usaha kita masih dalam masa percobaan. Kalau memang perusahaan kita berkembang pesat, nanti bisa bikin kantor di luar kompleks perumahan. Kalau perlu, cari tempat yang strategis nanti. “

“Lalu statusku nanti sebagai apa ?”

“Kalau pakai istilah kerennya sih kamu jadi direktur utamanya, “ sahut Umi.

“Dan Umi sebagai komisaris utamanya ?”

“Yaaa, begitulah kira - kira. Tapi umi gak mau serakah. Sebagian dari keuntungan perusahaan untuk biaya operasional dan gaji karyawan. Sisanya kita bagi dua, untukmu dan untuk umi. “

“Lalu apakah aku boleh melaksanakan konsepku sendiri ?”

“Tentu aja, “ sahut Umi, “Justru kamu harus punya rancangan yang objektif, agar perusahaan benar - benar berkembang positif. “

“Siap Umi. Aku sudah banyak konsep. Tinggal melaksanakannya aja nanti. “

“Antara lain apa konsepmu Sayang ?”

“Rumah - rumah tua yang mau dijual, kita beli. Lalu rombak menjadi rumah modern. Untuk dijual lagi. “

“Itu bagus. Umi setuju. “

“Bukit di luar kota tadi, bagaimana kalau kubangun kompleks villa ? Di situ kan pemandangannya indah sekali Umi. “

“Kalau bukit itu jangan dijadikan bahan untuk dijual Sayang. Tadi umi merasa bahagia sekali digauli olehmu di sana. Kalau mau dibangun villa, silakan aja. Tapi villanya jangan dijual. Biar untuk kita berdua aja ... untuk beristirahat sambil memadu cinta, “ kata Umi sambil memelukku dari belakang.

“Sekarang Umi masih mau kubahagiakan di sini ?” tanyaku setelah berada di dalam kamar yang katanya disediakan bagiku.

“Memang masih kuat main lagi sekarang ?” tanya Umi sambil memegang celana jeansku, tepat pada bagian yang menyelimuti kontolku.

“Ini udah ngaceng lagi Umi. Tapi kali ini aku ingin Umi telanjang bulat. Supaya aku puas menyentuh sekujur tubuh Umi. “

“Boleh. Siapa takut ?” cetus Umi sambil melepaskan jubahnya, disusul dengan pelepasan hijabnya.

Hanya dalam hitungan detik Umi sudah telanjang bulat. Aku pun sudah menanggalkan seluruh pakaianku.

Dan ketika Umi sudah menelentang di atas bed baru yang katanya belum pernah dipakai itu, kontol ngacengku sudah membenam lagi ke dalam liang memek Umi.

Oooo ... betapa indahnya semua ini.

Dan aku harus berterima kasih kepada Papa. Karena beliau telah men-sharing istri - istrinya yang nilainya sangat berarti bagiku.

Desahan dan rintihan Umi pun mulai berkumandang di dalam kamar rumah baru ini.

Kontolku pun semakin ganas menggasak liang kewanitaan Umi yang punya nilai plus di hatiku ini. Batang kejantananku menggedor - gedor liang kewanitaan Umi dengan gerakan yang agak cepat.

Umi pun melingkarkan kedua kakinya di pinggangku, sehingga aku bisa membenamkan kontolku sedalam mungkin setiap kali tengah mendorongnya.

Namun pada suatu saat Umi berkata terngah, “Hhhh ... Sayaaaang ... lepasin bareng yok ... biar nikmat ..... hhhhh.... “

Mempercepat ejakulasi tidaklah sesulit memperlambat. Karena itu spontan kupercepat gerakan entotanku, sampai mirip gerakan hardcore di film bokep.

Kontolku maju mundur dengan cepatnya. Desahan dan rintihan Umi pun semakin menjadi - jadi.

Sampai akhirnya kutancapkan batang kejantananku sedalam mungkin, sehingga moncong kontolku terasa menabrak dasar liang memek Umi.

Pada saat itulah kami seperti sepasang manusia yang sedang kerasukan. Kami saling cengkram, saling remas, dengan sekujur tubuh mengejang tegang.

Lalu, terasa liang memek Umi berkedut - kedut kencang. Namun pada saat yang hampir sama kontolku pun mengejut - ngejut sambil berkali - kali memuntahkan air maniku.

Aku pun terkapar di atas perut Umi yang sudah duluan terkulai lemas.

Lalu mata bundar Umi itu pun terbuka. Menatapku dengan sorot jinak. “Terima kasih Sayang. Kamu memang serba memuaskan. Umi akan selalu menyayangimu. Karena sekarang kamu adalah segalanya bagi umi. “



Umi tidak sembarangan mengucapkan kata - kata. Ketika aku sudah diwisuda, sengaja aku mendahulukan datang ke rumah Umi. Untuk memberitahu bahwa wisudaku sudah dilaksanakan. Dan lulus dengan predikat cumlaude, sebagai lulusan termuda pula.

Umi tampak bahagia sekali. Ia menciumi sepasang pipiku, lalu menuntunku ke garasinya.

Di dalam garasi, Umi memegang sebuah jeep Amerika yang masih baru, masih dibungkus dengan plastik bening, dihiasi pita merah dan bunga - bungaan. “Ini salah satu hadiah dari umi, sebagai tanda bahagianya hati Umi kerena Ray sudah jadi sarjana, “ kata Umi sambil menunjuk ke arah jeep berwarna hijau army dan masih dibalut plastik bening itu. Jeep itu sangat mirip dengan jeep Umi. Hanya bedanya, jeep Umi berwarna hitam, sedangkan jeep baru itu berwarna hijau army. Selain itu, tentu saja umurnya beda. Jeep umi hampir 3 tahun umurnya, sedangkan jeep yang masih berbalut plastik itu masih baru 100 persen.

“Kok kayak yang gak senang dikasih hadiah sama umi ?” cetusnya sambil melingkarkan lengannya di pinggangku.

“Aku bingung Umi. Kalau aku sedang ditugaskan menemani istri Papa yang lain, pasti mereka gak seneng setelah tau bahwa jeep ini hadiah dari Umi, “ sahutku.

“Bilang aja jeep ini dibeli sama uangmu sendiri. “

“Wah ... siapa mau percaya aku punya duit milyaran. “

“Ray kan bakal kuangkat sebagai direktur. Pantaslah kalau seorang eksekutif muda mengendarai jeep ini. Ohya, rumah yang direncanakan untuk kantor itu, umi hadiahkan buat Ray aja. Seratus persen milik pribadi Ray. Sertifikatnya sedang diurus. Mungkin sebulan juga selesai ... atas nama Ray. “

“Lho ... lantas kantor yang direncanakan itu gimana ?”

“Sudah ada, “ sahut Umi, “Pabrik yang bangkrut umi beli. Lalu pabrik itu direnovasi agar layak menjadi kantor sebuah perusahaan berbadan hukum. “

“Akhirnya Umi mau juga membentuk PT. “

“Iya. PT itu akan umi serahkan pada Ray untuk mengelolanya, “ sahut Umi sambil tersenyum, “Ayo cobain jeepnya. Ke pabrik yang sedang direnovasi itu. “

Aku mendadak jadi bersemangat. Kubuka plastik pembungkus jeep baru itu. Lalu kukumpulkan bekas pembungkusnya dan kubuang ke tempat sampah.

“STNK dan BPKB akan turun minggu depan kata dealernya, “ kata Umi setelah duduk di samping kiriku, dalam jeep baru yang sangat nyaman mengemudikannya ini.

“Umi ... aku tak bisa berkata - kata lagi ... aku sangat berterima kasih atas kebaikan Umi ini. Entah dengan cara apa aku bisa membalas kebaikan Umi ... “

Umi Fareeda malah mencium pipi kiriku, lalu menyahut singkat, “Cukup dibalas dengan cinta dan kasih sayangmu. “

“Kalau masalah itu sudah jelas. Setelah diwisuda, aku langsung ke rumah Umi. Bukan ke istri - istri Papa yang lain. “

“Iya ... terima kasih umi sudah diutamakan olehmu Sayang. “

Aku terdiam. Menghayati kebaikan Umi yang melebihi harapanku. Memang Umi Fareeda berbeda dengan Mama Rachel. Kelihatannya Mama Rachel terbiasa dengan kehidupan mewah. Tapi semuanya itu didapatkan dari abangnya, Pak Harvey. Sedangkan Umi memiliki segalanya tanpa harus meminta kepada siapa pun. Sehingga Umi bebas melakukan segala kebaikan padaku, tanpa harus meminta izin kepada siapa pun.



Ternyata bekas pabrik yang akan dijadikan kantor itu sedang direnovasi, agar sesuai untuk dijadikan kantor. Bangunan kantor itu tidak terlalu besar, karena Umi hanya akan merekrut 10 orang karyawan saja. Tapi luas tanahnya luas sekali. Lebih dari 3 hektar.

Mungkin tadinya pemilik pabrik itu akan mengembangkan pabriknya sesuai dengan luas tanahnya, tapi keburu bangkrut di tengah jalan. Pabrik itu pun disita oleh bank, karena kreditnya macet. Dan Umi membeli bekas pabrik itu dari bank. Dengan harga lelang yang tentu murah sekali.

Menurut kepala buruh bangunan yang sedang mengerjakan renovasi itu, pekerjaan mereka sudah 98% selesai. Jadi hanya dibutuhkan seminggu lagi untuk menyelesaikannya.

Setelah puas menyaksikan bangunan untuk kantor itu, Umi mengajakku makan di salah satu restoran pilihannya. Restoran khas Arab. Aku iyakan saja, meski lidahku kurang cocok dengan makanan Arab, yang selalu menghidangkan nasi briyani, yang menurutku tidak lebih enak daripada nasi pulen Sunda atau rojolele Jawa. Padahal almarhumah ibu kandungku orang Arab, Tapi seleraku berbeda dengan mereka yang berdarah Arab.

“Menurut Ray tanah kosong itu mau diapain ?” tanya Umi ketika kami mulai menyantap makanan yang sudah dihidangkan.

“Mungkin dijadikan taman aja dulu. Kecuali kalau sudah ada tujuan lain, “ sahutku, “Ohya ... sekarang banyak orang sengaja membangun gudang yang luas, untuk dikontrakkan. “

“Iya ... itu betul. Banyak pabrik rokok yang mencari gudang untuk stok barang mereka, “ sahut Umi, “Harga kontrakannya pun sampai milyaran. “

“Kalau mau serius bangun gudang kontrakan, bisa cari tanah kosong. Soalnya ada juga yang mencari gudang yang luasnya lima hektar, “ ucapku.

“Wow ... kalau lima hektar sih harus nyari tanah lain. Tanah pabrik itu kan hanya tiga hektar. Termasuk pabriknya yang seminggu lagi akan menjadi kantor kita itu Ray. “

Banyak lagi yang kami bicarakan di restoran arabic itu. Namun yang jelas aku sedang diselimuti perasaan senang. Senang sekali. Karena Umi telah menghadiahkan 3 kejutan yang luar biasa bagiku. Bahwa rumah megah dan besar itu dihadiahkan padaku. Bahwa jeep mahal itu juga dihadiahkan padaku. Dan bahwa aku sudah diangkat menjadi direktur perusahaan Umi yang sudah berbadan hukum.

Betapa baiknya Umi ini. Kurasa sampai kapan pun aku takkan menemukan lagi wanita sebaik Umi.



Ketika kusampaikan semuanya itu kepada Papa lewat handphone, Papa berkata, “Itulah buktinya. Bahwa papa menikahi perempuan tidak berdasarkan nafsu semata. Papa terutama memikirkan masa depanmu. Karena kamu anak papa satu - satunya. Kalau untuk papa sendiri sih, papa sudah merasa puas dengan apa yang telah papa dapatkan selama ini. Tapi papa mikirin kamu terus Ray. Papa ingin agar kamu jadi orang sukses sesukses - suksesnya. “

“Amiin Pap. Terima kasih. Aku memang sudah mendapatkan semuanya itu berkat Papa. Karena Papa bukan hanya mau membagi kebahagiaan denganku, tapi juga selalu memikirkan masa depanku, “ sahutku dengan air mata berlinang - linang.

“Iya. Semua itu pun berkat dirimu sendiri Ray. Kamu sangat berbakti dan menurut kepada papa. Sehingga papa merasa kamu adalah belahan jiwa papa. Dan setelah dipercaya untuk memimpin perusahaan Umi, kamu harus berjuang keras. Agar perusahaan Umi berkembang pesat. Umi itu sebenarnya sudah bisa dianggap konglomerat. Tapi dia tak mau gembar - gembor. Dia selalu tampil sederhana, sehingga jarang orang tau bahwa dia itu wanita yang tajir melilit. Makanya kamu harus teguh dalam sikap dan perilaku. Teguh dalam berjuang. Teguh dalam hal - hal positif, baik dalam memelihara jiwamuj sendiri mau pun untuk orang lain. “

Banyak lagi yang Papa nasehatkan padaku. Papa ingin agar aku jadi pribadi yang kuat dan kreatif.

Papa pun memutuskan bahwa aku harus menetap di rumah pemberian Umi itu. Tentang “tugas” untuk memuasi istri - istrinya, Papa menyarankan agar aku melakukannya sesuai dengan perjanjian dengan Papa. Bahwa ketika aku tetap harus memuasi hasrat birahi salah seorang isterinya pada saat Papa sedang menggilir istri lainnya.

Jadi kalau aku mau “menggilir” Bunda atau Mama Rachel, misalnya, aku tak perlu menginap di rumah Bunda atau pun Mama Rachel. Setelah sama - sama puas, aku bisa pulang ke rumahku sendiri.

Tapi Umi pasti punya prioritas khusus. Karena rumahku pemberian Umi. Jadi meski pun aku tidak datang ke rumahnya, Umi bisa datang ke rumahku kapan saja dia mau.

Aku memang tak mau mengecewakan Umi, dalam massalah pribadi mau pun bisnis.

Kuputar otakku dan kupertajam pandanganku dalam bisnis properti.

Dalam tempo 6 bulan saja sudah banyak perkembangan di dalam perusahaan. Semua itu berkat kejelian dan kreratifitasku. Banyak yang sudah kulakukan, tapi tentu saja tak dapat diuraikan satu persatu di sini.

Umi tampak selalu ceria, karena dia sadar bahwa perusahaan telah berkembang pesat sejak aku dijadikan direktur di perusahaan Umi ini.

Aku memang jadi sangat sibuk dan letih. Tapi keletihanku hilang dengan perasaan bahagia, karena aku sudah melakukan yang terbaik bagi perusahaan.

Akibat positifnya, keuangan perusahaan berkembang drastis. Sudah menjadi berlipat ganda. Dan Umi selalu menepati janjinya. Setiap keuntungan yang didapat selalu dibagi dua. 50% untuk Umi, 50% untukku.

Dan aku tak mau membiarkan uangku mengendap tanpa daya. Kujadikan modal pribadiku untuk membeli tanah dan rumah - rumah tua. Tanahnya kubiarkan sebagai investasi, sementara rumah - rumah tua itu dibongkar dan disulap menjadi rumah - rumah modern, dengan mengikuti trend masa kini.



Pada suatu sore menjelang makan malam, ketika aku baru selesai makan malam, handphoneku berdering. Ternyata call dari Umi.

Cepat kuterima call itu :

“Hallo Umi Tersayang ... selamat sore menjelang malam. “

“Selamat menjelang malam juga. Lagi di mana Sayang ?”

“Di rumah. Kenapa ?”

“Bisa ke rumah umi sekarang ? Ada yang sangat penting untuk dibicarakan. “

“Iya. Aku segera ke rumah Umi. “

“Ati - ati di jalan ya Sayang. Gak usah ngebut. “

“Iya Umi. “

Sesaat kemudian aku sudah berada di belakang setir jeepku, menuju rumah Umi yang lumayan jauh dari rumahku. Dibutuhkan waktu lebih dari sejam untuk mencapai rumah Umi.

Ketika aku tiba di depan rumah Umi, hari pun sudah gelap.

Tapi begitu aku melangkah ke teras depan rumah antik itu, pintu depan pun dibuka oleh Umi sendiri. Mungkin Umi sudah menungguku sejak tadi. Ada hal penting apa yang mau dibahas denganku ?

Setelah aku berada di ruang depan, Umi menutup dan menguncikan pintu depan. Lalu mencium bibirku sejenak. Dan menuntunku ke dalam kamarnya.

Setelah berada di dalam kamarnya, Umi langsung menarik laci meja tulisnya. Dan mengambil sebuah amplop yang lalu diserahkannya padaku, “Surat untukmu Sayang, “ ucapnya sambil tersenyum.

“Surat apa ? Kok gak ada alamatnya ?” gumamku sambil membuka amplop itu.

“Baca aja dulu, “ sahut Umi.

Ternyata isinya cuma secarik kertas berisi keterangan dokter. Bahwa Umi positif hamil 4 minggu !

“Umi ..... ?!” seruku sambil meletakkan kertas dan amplop itu di atas meja kaca. Dan menyergap Umi ke dalam pelukanku.

Umi menyambut pelukanku dengan hangat. “Bagaimana perasaanmu ?” bisik Umi sambil merapatkan pipinya ke pipiku.

“Aku bahagia sekali,” sahutku, “Itu anakku kan ?”

“Iya. Empat minggu yang lalu umi kan sedang bersamamu terus Sayang. “

“Oh iya ... iyaaa ... waktu itu Papa kan sedang di luar negeri. “

“Sekarang lihat ini ... “ Umi menyingkapkan baju jubahnya. Untuk memamerkan memeknya yang tidak bercelana dalam.

Dan ... wow ... memek Umi sudah berbeda ... ! Sudah dicukur bersih ... !

“Kenapa dicukur ?” tanyaku sambil berjongkok di depan Umi. Sambil mengusap - usap memek Umi yang tampil beda. Ya ... memek Umi seolah wajah baru, wajah yang tak kukenal sebelumnya, tiba - tiba muncul di depan mataku ... ! Ya ... memek yang tembem dan berbibir tebal ... seolah memancarkan aura keteguhan pribadi pemiliknya.

“Ini nazar umi, “ sahutnya, “umi sudah berjanji, kalau umi hamil, bulu memek dan bulu ketiak akan umi cukur sampai habis. “

Tanpa banyak bicara lagi, kulolosi baju jubah Umi, sehingga dia langsung telanjang bulat di depan mataku, kecuali hijab yang masih menghiasi kepalanya.

Lalu kuangkat dan kubopong tubuh Umi ke arah bed. Dan kuterlentangkan di situ.

Umi tersenyum dan pasrah saja diapakan pun olehku. “Papa sudah tau Umi hamil ?” tanyaku.

“Belum, “ sahut Umi, “kan ayahnya yang harus dikasih tau duluan. “

Ya ... kalau janin di dalam perut Umi berasal dari spermaku yang berhasil membuahi telur Umi, berarti aku ayahnya ... hmmm ... beberapa bulan lagi aku akan menjadi seorang ayah, meski secara hitam di atas putih tetap Papa ayahnya.

Kuusap - usap memek Umi yang sudah memperlihatkan wajah aslinya itu. Lalu kutepuk - tepuk perlahan dan kuciumi serta kujilati dengan lahap. Lidahku seolah ingin menguasai sekujur kewanitaan Umi. Menjilati bibir tebalnya, menjilati bibir dalamnya (labia minora) dan juga kelentitnya.

Sepasang paha mulus Umi mulai mengangkang. Seolah mempersilakanku untuk melahap setiap lekuk dan lipatan yang ada di memeknya.

Semuanya kulakukan, untuk memperlihatkan betapa bergairahnya jiwaku setelah mengetahui klehamilan Umi itu.

Bahkan pada suatu saat kontol ngacengku mulai melesak masuk ke dalam liang memek Umi Fareeda. Disambut dengan pelukan dan ciuman hangat wanita yang telah membuatku merasa sangat berhutang budi padanya itu.

“Kamu memiliki semua yang umi butuhkan Sayang, “ bisik Umi setelah batang kemaluanku siap untuk diayun di dalam jepitan liang memek Umi.

“Umi juga memiliki semua yang kubutuhkan, “ sahutku sambil menggerakkan kontolku perlahan - lahan. Mundur ... maju ... mundur lagi ... maju lagi.

Akhirnya aku benar - benar mengentot Umi, sementara mulutku mulai nyungsep di leher jenjangnya, untuk menjilati dan menggigit - gigit kecil. Sementara Umi pun sudah melepaskan hijabnya, karena mengganggu aksi mulutku di lehernya, di telinganya, di pentil toketnya dan bahkan di ketiaknya yang sudah bersih dari bulu ketek.

Inilah pengalaman pertama bagiku, menyetubuhi Umi dalam keadaan mulai hamil. Memang punya sensasi tersendiri. Membayangkan kalau perut Umi sudah buncit kelak, apakah aku harus tetap “rajin” menyetubuhinya ?

Entahlah. Apa pun yang harus kulakukan, aku siap melakukannya. Termasuk memanjakan Umi yang sedang hamil muda ... lalu ngidam dan menginginkan yang aneh - aneh, aku harus mewujudkannya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd