Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Bumil Fucker Season 3

Alur ngentot bumil paling enak yang apa nih dari season 1-3?


  • Total voters
    175
Episode 26
Akhirnya aku mengajukan cuti. Tentu saja campur tangan dari Titik memudahkan untuk melakukannya. Tak perlu berbelit-belit. Tentu saja bosku juga setuju. Karena dalam beberapa bulan terakhir kinerjaku bisa dibilang lumayan. Apalagi dulu sewaktu mewawancara PSK, aku mendapatkan informasi yang lebih dari cukup untuk disajikan dalam artikel berita.

Sebelum berangkat, aku ingin terlebih dahulu bermain dengan Bu Bidan. Rasanya baru sebulan, namun aku sudah rindu dengan kebinalannya. Apalagi dia memakai hijab saat melakukannya. Membuatku lebih berdesir menantang. Kali ini aku ingin mencicipinya lagi.

Kupegang ponselku, mencari nomor telepon Bu Bidan. Ah, dapat. Lalu aku mengirim pesan singkat untuknya. Aku tak bisa menelponnya. Untuk berjaga-jaga apabila dia berada dekat dengan suaminya. Kalau pesan singkat, masih bisa dikondisikan. Aku hanya menuliskan.

"Aku datang"

Setelahnya, aku kemudian menuju basement rusun. Menyalakan motorku. Lalu mengendarainya ke rumah Bu Bidan. Hanya butuh waktu 20 menit dengan jalan tikus untuk sampai ke rumahnya. Yang sekaligus sebagai tempat prakteknya.

Aku telah sampai ke tempat prakteknya. Aku melihat tempat ini sedang sepi. Mungkin beliau sedang cuti sehingga tidak menerima pasien dalam waktu dekat ini. Kalau aku hitung dengan benar usia kandungan Bu Bidan sudah jalan 9 bulan. Tentu saja sudah harus lebih banyak persiapan untuk lahiran.

"Assalamualaikummmm" ucapku di depan pintu.

"Waalaikumsalammm" terdengar suara wanita yang tak lain adalah Bu Bidan.

Pintu kemudian terbuka. Penampilan Bu Bidan agak mengejutkanku. Dia memakai kemeja rapi. Yang berarti dia masih membuka praktek. Seharusnya dia sudah cuti saat ini.

"Loh, masih praktek Bu ?" Tanyaku

"Masih dong, tapi cuma sampe lusa. Ini buka buat melayani yang udah janjian sama saya." Ucapnya.

"Mari masuk Mas Bram"

"Iya"

Kami kemudian masuk ke ruang prakteknya. Ruang prakteknya berada di lantai 2. Untuk ruang bersalin berada di lantai 1. Seperti yang Sekar dapat kemarin. Dia berjalan di depanku. Jalannya seperti seekor penguin, menanggung beban di depannya.

"Silakan duduk mas" Ucapnya mengarahkanku ke kursi duduk. Kemudian menutup pintu.

"Oke. Perawat ngga kesini ya ?" balasku

"Ngga. Kan cuma aku melayani pasien yang janjian. Kamu kangen ya mas ?" Ucapnya agak tidak jelas, seolah memancingku.

"Maaf, gimana ?" Ucapku

Bu Bidan berjalan ke arah jendela dan melihat pemandangan kota dari ruangannya.



“Iiiih enak banget ya mas pemandangannya dari sini.” Bu Bidan menyandarkan tangannya ke jendela hingga badannya agak bungkuk atau nungging, memberikanku pemandangan paha mulus dan sedikit guratan paha.

Paha dan bokong Bu Bidan memanggilku. Aku tak tahan lagi. Aku pun mendekat memposisikan diri di belakang Bu Bidan dan semakin mendekat, langsung kuarahkan tanganku ke selangkangan Bu Bidan dan kutangkap memeknya dari balik celana dalam, ternyata dia basah.

“Walah Bu kamu dah nafsu gini, kasian kamu Bu, aku bantu yah.” sekali geser celana dalamnya, jari tengahku sudah masuk ke dalam memek Bu Bidan dan menari-nari di sana.

“Iiiishhh.....aaaaaakkhhh...maaas kok gini...aaaah...geli mas...maaaas, iiih...maaaas.....aduuuh kita quickie aja yaaah...” Bu Bidan sepertinya sudah sangat bernafsu.

Kuangkat kemaja Bu Bidan dan kupelorotkan celana dalamnya. Kubuka celana kerja dan celana dalamku dan kubiarkan jatuh di lantai...Segera kuarahkan kontol ngacengku ke memek basah Bu Bidan. Kugesek-gesek sedikit, kumasukkan,

”Aaaaakh...” bleeesss masuk dengan sukses, hangat sekali memek wanita hamil ini . Langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi.



“Aaaakh maaas Brammm...entot Bu Bidan maaas....aaaakh....mas geeeliii maaas....Aaaaaakh....” memek Bu Bidan berkedutan mencengkram kontolku lembut. Cepat sekali gelombang orgasmenya.

“Aaakh mas Bram, aku tak tahan maaaas....” suara Bu Bidan terengah menggapai orgasmenya. Lalu aku digiring Bu Bidan ke kursi pasien, dia duduk dan menarikku juga kontolku ke depan mukanya kemudian dilahap kontolku dengan nafsu.



“Crep clep...clep..clep..clep...” suara kontolku di mulut Bu Bidan, sambil kuremas tetek Bu Bidan yang membengkak. Kemudian Bu Bidan bersandar di ranjang pasien dan membuka lebar memeknya.

“Disini mas...”

Kuarahkan kontolku dan kemasukkan
bleeeessss, aah sensasi hangat ini hanya dimiliki wanita hamil. Kugenjot Bu Bidan perlahan hingga makin cepat.



“Aaakhsss....aaaakh Bu ...aku akan sampai...” Ucapku

“Ayo maasshhh aaaahhh...” Bu Bidan pun akan orgasme lagi.

“Bareng ya Bu uu...”

‘Aaakhh...ssshhhaaaakh...aaaaaaakh” aku dan Bu Bidan orgasme bersamaan.

Maniku meleleh di dalam memek Bu Bidan.

Aku segera bangkit dan memakai celanaku lagi, kuambil celana dalam Bu Bidan dan kukantongi. Kuambilkan tisu basah untuk membersihkan maniku di memek Bu Bidan, sementara Bu Bidan masih kegelian saat merapikan kemejanya.

“Ini tisunya seksiiihh...”kuserahkan tisu basah ke Bu Bidan.

“Weeek, pake manggil Bidan seksi segala. Jadi ceritanya sebelum lahiran dan suamiku pulang Mas Bram bantu aku longgarin jalan lahir ?” Bu Bidan meledek aku dengan kejadian pertamaku dengannya.

“Hehehe...” aku hanya tersenyum saja.

”Kamu gak perlu pakai celana dalam ya Bu ? ”Ucapku

“Haduuuh ada-ada saja bapak ini...buat apa sih celana dalam aku mas? Kan kalo mau memeknya juga tinggal bilang niiih...hihihi...” Bu Bidan menggodaku sambil melebarkan pahanya yang mulus.

“Aaah yang bener Bu ?” jawabku dingin tapi batinku tentu kegirangan.

“Iyaaa paak suami Bu Sekar, kan kita juga sama-sama menikmati, asal kontol mas Bram masih ‘jreng’...hihihi...aku juga nyaman sama mas Bram...yang penting kita tidak pakai rasa cinta dan ingat kita punya pasangan masing-masing, satu lagi...jangan sampai merusak keluarga kita.” Bu Bidan meyakinkanku sekaligus memberikan syarat.

“Waaah bijak sekali Bu Bidanku, perlu dikasih ciuman.” kukecup lembut bibir Bu Bidan.

“Sudah ah, aku ada janjian dengan pasien lagi.” Bu Bidan sudah beres-beres dan berjalan ke arahku dan mengecup bibirku.

”Mmmuach...serasa FWB-an ya mas.” Bu Bidan tersenyum sambil melangkah dan membuka pintu.

“Iya sih...tapi kan kata kamu gak boleh pake rasa cinta”

“Kalo sayang boleh kok mas...” Bu Bidan melangkah keluar sambil tersenyum penuh arti.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd