Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bumil Fucker : Season 2

Coba Bu narsih belum melahirkan bisa doubel bumil main nya hu..
 

Kami terbangun di sabtu pagi yang cerah itu. Posisiku masih berada di belakangnya. Penisku masih berada di belakang pantatnya. Sinar matahari pagi menyeruak dan menyinari kami untuk segera bangun. Namun mataku masih sangat berat untuk bangun dan beraktivitas. Toh ini juga hari sabtu. Kantor juga libur.

Tanganku secara reflek masih memegangi perut Bu Julaeha yang membuncit itu. Gerakan janin dalam perutnya seperti meliuk-liuk dan siap untuk keluar dari liang peranakan ibunya. Aku sebenarnya masih penasaran dengan siapa ayah dari anak Bu Julaeha. Namun dengan apa yang dia katakan saat kami bersetubuh di ruangan manajer waktu itu membuatku berpikir ulang untuk bertanya. Daripada aku membuatnya tak nyaman dengan apa yang kutanyakan. Lebih baik membuatnya tetap nyaman bercinta denganku sampai beliau melahirkan anaknya ini.

Kuelus-elus perut buncitnya yang mendekati usia sembilan bulan. Mencoba merasakan sensasinya. Sambil berpikir bagaimana nanti jika aku memiliki istri, apakah aku juga akan tetap selingkuh hanya untuk mencari wanita hamil ? Dan hanya untuk memuaskan nafsuku. Ah, masih lama. Waktu menunggu panggilan kerja dari kantor perpustakaan kota lebih penting daripada hanya memikirkan pemuas nafsu ranjangku.

Saat aku melamun dan berpikir itulah Bu Julaeha bangun dari tidurnya. Beliau secara reflek menarik tanganku dan mengarahkan tanganku untuk ke area perut dimana anak dalam kandungannya bereaksi.

"Rasakan Bram, anak laki-lakiku menendang terus dari tadi." Kata Bu Julaeha

"Eh, iya bu" jawabku sambil meraba area bawah dan atas perutnya.

Tanganku saat meraba area bawahnya keblabasan sampai area vaginanya. Kugesekkan tanganku kesana. Nafsuku perlahan bangkit untuk menusuknya kembali. Namun aku ingin memanasinya terlebih dahulu. Aku kemudian pindah kesamping kanannya. Tangan kananku lalu mengocek vaginanya agar cepat basah. Bibirku dan bibirnya bersatu padu dalam kenikmatan yang kami inginkan di pagi hari itu.

"Ahhhh ahhhh terusss Brammm enakkk"
"Mmmmm achhh ahhhh yahhh iyahhhh"

Suara racauan kenikmatan dari Bu Julaeha terus bersuara di pagi itu. Tanganku lama-lama menjadi basah. Mungkin sebentar lagi beliau akan klimaks. Dan benar saja, Bu Julaeha langsung klimaks.

"Ahhhh"

Jerit Bu Julaeha agak keras. Kedua kakinya menjepit tanganku sebagai refleks dari orgasme yang dia dapatkan. Perutnya terlihat agak mengeras. Segera tangan kananku berpindah ke area perutnya untuk mengelus. Bu Julaeha merasakan elusan tanganku membuatnya menjadi rileks kembali.

Kuarahkan batang penisku ke mulut vaginanya. Kusapu bibir vagina Bu Julaeha yang sudah becek dengan kepala penisku. Lalu kumasukan kepala penisku menembus mulut vaginanya.

“Oh oh oh”, Bu Julaeha mulai meracau ketika batang penisku bergerak menembus lubang vaginanya.

“Aach”, jeritnya saat seluruh batang penisku merangsek masuk ke dalam liang kenikmatannya.

“Mentok Bram, enak banget”, sahutnya.

Aku condongkan tubuhku ke arah Bu Julaeha dan bertumpu pada tanganku di kiri dan kanan tubuhnya. Kutahan kedua pahanya dengan kedua lenganku hingga kedua kakinya menghadap ke atas. Selanjutnya kugerakkan pinggulku maju mundur untuk mengocok vaginanya dengan batang penisku.

Bu Julaeha mendesah kencang dan meracau tidak jelas. Berisik sekali, seperti di film-film porno. Kemarin dia seperti itu. Aku sempat khawatir suaranya sampai ke rumah sebelah.

“yeaah, yeaah, c’mon baby. Fuck Me”, racau Bu Julaeha keenakan.

“Fuck, fuck, fuck this pregnant slut”, Bu Julaeha meracau seirama dengan tusukan-tusukan penisku mentok ke dalam lubang vaginanya. Kedua tangannya sangat aktif meremas-remas payudaranya dengan sesekali memilin-milin kedua putingnya.

“Ouch harder, please”, pintanya, aku pun menambah tenaga dorongan saat pangkal penisku membentur bibir vaginanya.

“Kebanyakan nonton bokep nih orang. Suaranya dan kata-katanya pas kaya film porno”, pikirku. Tapi anehnya suara ini tidak menggangguku, malah semakin bersemangat mengocok vagina wanita hamil di depanku ini.

“Ouch ouch ouch ouch”, Bu Julaeha mendesah semakin cepat.

“Akk khu keluar Brammmmm”, jerit Bu Julaeha disertai badannya sedikit melenting ke atas, otot-otot paha dan kakinya menegang, seluruh jari-jari kakinya tertekuk ke dalam, perut buncitnya naik ke atas, kepalanya menddongak ke belakang dengan kedua hanya tampak putihnya saja. Kurasakan ada cairan hangat merembes keluar dari lubang vaginanya. Tidak sampai lima menit, Bu Julaeha mencapai orgasmenya yang kedua di pagi ini.

“Cium aku Bram”, pinta Bu Julaeha setelah otot-otot tubuhnya mulai mengendur. Aku pun mendekatkan kepalaku ke arah kepalanya. Lalu kembali dilumatnya bibirku oleh bibirnya dengan ganasnya. Batang penisku masih menancap di dalam lubang vagina miliknya.

Bu Julaeha segera menghentikan ciumannya.

“Aku mau nungging Bram”, pinta Bram.

Lalu aku bangkit dan mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya. Kemudian Bu Julaeha dengan sigap membalikkan tubuhnya ke posisi menungging dengan pantatnya menghadap ke arahku. Pantatnya yang tidak terlalu montok, tetapi berkulit putih dan mulus tanpa ada noda hingga ke mulut lubang anusnya. Bu Julaeha dalam posisi nungging dengan bertumpu pada kedua tangannya dan kedua lututnya sampai dengan tulang keringnya. Perut buncit dan payudaranya menggantung bebas.

Kudekatkan tubuhku ke arah pantat Bu Julaeha. Kuangkat kaki kananku ke atas tempat tidur dan menempatkannya di samping kanan tubuhnya. Sedangkan kaki kiriku berdiri di antara kedua kakinya yang menjulur keluar tempat tidur. Kuarahkan batang penisku ke lubang vaginanya yang sudah merekah dan mengkilap oleh cairan kenikmatannya.

Kumasukkan batang penisku ke lubang vagina bu Julaeha yang licin. Lalu mulai mengocok vagianya maju mundur. Kedua payudaranya yang menggantung, bergoyang stabil akibat kocokan demi kocokan penisku di vaginanya. Dia pun kembali meracau sejak penisku mulai mengocok vaginanya. Sesekali aku membungkukkan badanku untuk menciumnya sambil tangan kananku meremas payudara kirinya dan memilin puting kirinya.

Bu Julaeha meracau dengan keras. Tubuhnya ikut digerakkan maju mundur mengimbangi gerakanku, sehingga kocokan batang penisku di vaginanya bergerak dalam tempo yang semakin cepat.

“Ahhh terus sayang, terussss, aku mau keluar lagi”, racau Bu Julaeha.

Kutambah kecepatan kocokanku dan kubenamkan dalam-dalam penisku ke lubang kenikmatan Bu Julaeha, hingga..

"Ahhhhhhhhhhhh" desah Bu Julaeha panjang.

Kukeluarkan batang penisku dari vaginanya. Badan Bu Julaeha menegang, bagian betis sampai kaki mengejang sampai tertekuk ke atas, dari mulut vaginanya merembes keluar cairan bening membasahi labia minoranya sampai kliotrisnya hingga menetes ke lantai kamar.

Badan Bu Julaeha sepertinya kecapekan. Kemudian masih berada di atas kasur untuk beristirahat. Segera aku tinggalkan beliau sebentar, kupandangi tubuh montok dan berisi itu. Sangat beruntung aku mendapatkan pelampiasan lagi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd