Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (BUKAN) Keluarga Cemara

EDISI SPESIAL TIMNAS

PART 10 : Bola Kesayangan

Ketakutanku lainnya tentang status janda ibukku adalah akan adanya laki-laki lain yang masuk kedalam hati ibukku, bahkan mungkin ada kont*l lain yang akan masuk ke memek ibukku. Walaupun sudah punya 2 anak, menurutku body ibuk masih mengundang birahi. Dengan asset susu brutal & pantat semoknya mungkin tidak sulit untuk ibukku memikat laki-laki. Aku kadang-kadang mendengar desas-desus tetangga tentang kedekatan ibukku dengan laki-laki, baik itu yang masih single maupun yang sudah punya keluaraga.

Di rumah pun tidak jarang aku mengetahui ibukku menelepon atau video call dengan seseorang dengan sembunyi-sembunyi dari ku entah dengan siapa. Tapi pernah aku samar-samar mendengar ibuk menyebut nama “mas agung” ketika dia berbicara dengan seseorang melalui telepon. Bahkan sesekali ibuk memanggil orang itu dengan sebutan “sayang” dengan nada yang manja.

Sebagai anak bapak, jujur aku marah karena ada laki-laki lain yang masuk & menggantikan posisi bapak di hati ibukku. Tapi, sebagai anak ibuk aku ikut bahagia jika melihat ibukku bahagia. Aku paham bagaimana pengorbanan ibukku bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Dia rela menggantikan tugas yang seharusnya dipikul bapakku sebagai seorang kepala rumahtangga. Aku tak sampai hati untuk melarang ibuk untuk dekat dengan laki-laki lain jika itu membuatnya bahagia. Tapi walaupun begitu, ibukku selalu merahasiakan siapa laki-laki yang sedang dekat dengannya. Mungkin dia berpikir aku akan marah jika aku tahu ibukku dekat dengan laki-laki lain.

Skip…..skip…..skip…………………………………


Irfan : Bro, nanti nobar timnas yok di café xxx….katanya nanti malem di sana ngadain nobar gratis…

Angga : Ayok lah gaaaassss…….., hehehehehe…….

Wendra : Ayok aku ikut…yang lain gimana ?

Wawan : Ayok, nobar sekalian ngopi kita, dah lama ngk ngopi…pusing mikirin UN terus…..…

I : Ahhhhh…..sori bro, aku ngk bisa…

Angga : heleh…kenapa emang ?

I : Pasti ngk akan dijinin sama ibukku, aku lagi dipingit nih ngk boleh maen dulu, selama persiapan UN

Wawan : yaelah bro, mosok sampe segitunya Cuma gara-gara mau UN aja ngk boleh keluar….

I : Iya sori bro, ngk bisa aku…lain kali ajalah…..

Angga : heleh bro….ngk asik loh….


Begitulah percakapan grup kurawa ku. Sekumpulan siswa tanggung (ngk pinter & ngk ****** amat) tentang rencana nobar timnas. Timnas akan tanding nanti malam, & grup kurawa ku rencananya akan ikut nobar di sebuah café. Tapi sepertinya kali ini aku ngk bisa ikut gabung karena memang ibukku tidak memperbolehkanku untuk keluar malam. Selama dalam persiapan UN, ibukku memang menerapkan aturan yang ketat kepadaku, ngk boleh keluar malam & ngk boleh nongkrong sepulang sekolah. Kegiatan yang selama ini hampir pasti aku lakukan bersama grup kurawa ku. Tapi sekali lagi, aku tak sampai hati untuk bilang tidak & akhirnya aku pun mengalah menuruti aturan yang ibukku buat.

Sepulang sekolah aku makan & langsung tidur. Saat bangun ternyata hari sudah mulai petang, tapi aku lihat ibukku belum juga pulang. Saat aku buka hp, ternyata ibukku mengabari kalau hari ini dia menjenguk temannya yang sedang sakit & akan pulang agak malam. Mengetahui hal itu aku senang karena berarti akan ada waktu untuk ku ikut gabung nobar dengan teman-teman ku. Aku segera mengabari teman-temanku untuk janjian berangkat bareng nobar timnas.

Skip….skip….skip………………………………………………………………………….


Waktu yang dinanti pun tiba. Aku & grup kurawa ku berangkat agak awal ke café tempat nobar agar tidak kehabisan tempat duduk. Kami berangkat ke tempat tujuan dengan mengendarai motor masing-masing.

“Anjiiiirrrr……rame amat jalannya” Gerutu Angga

Memang jalanan kota malam itu cukup ramai, selain karena saat itu adalah jam pulang kerja, juga mungkin karena banyak orang yang ingin nobar timnas juga selain kami. Itu terlihat dari jersey timnas yang orang-orang kenakan.

Saat kami terjebak macet di jalan, tidak sengaja aku menengok ke arah Ind*mar*t di samping jalan. Sekilas aku melihat seorang wanita yang berperawakan mirip dengan ibukku duduk di depan ind*mar*t sambil memakan camilan. Wajah wanita itu tidak Nampak karena posisi duduknya serong membelakangi jalan. Aku semakin curiga karena jaket yang dipakai wanita itu mirip dengan jaket yang biasanya ibukku kenakan.

“Tuh orang kok kayak ibukku yah….tapi masak iya sih…ibuk tadi kan bilang mau nengok temannya yang lagi sakit ?” batinku.

Disaat aku bergolak dengan segala prasangkaku, dari arah belakang datang seseorang laki-laki yang menghampiri wanita itu & duduk tepat disampingnya. Kemudian mereka terlihat berbincang dengan akrabnya. Sambil sesekali sang laki-laki mencubit pipi wanita itu.

“Aaahhhh mungkin Cuma kebetulan mirip” batinku.


Setalah bersusah payah membelah macetnya jalan malam itu, akhirnya aku & grup kurawa ku sampai di tempat tujuan. Terlihat suasana café belum terlalu ramai, karena memang timnas baru akan main sekitar satu jam’an lagi. Kami pun dengan mudah memilih tempat duduk yang kami inginkan. Disaat teman-temanku asyik bermain uno sambil menanti timnas main, pikiranku masih terbayang seseorang yang mirip dengan ibukku di jalan tadi.

“Apakah itu memang ibukku ? lalu jika memang dia ibukku, dengan siapa dia tadi ?, apakah itu mas Agung ? orang yang selama ini sering telfonan & video call dengan ibukku. Orang yang dipanggil sayang oleh ibukku. Apakah mas agung itu adalah pacar ibukku ?”…………………. Ada banyak pertanyaan berputar-putar di kepala ku. Bayang-bayang wanita dengan seorang laki-laki di ind*mar*t tadi seakan menggiyang di kepala ku.

“Dari pada aku mati karena penasaran, mendingan aku buntutin saja meraka. Aku pengen buktiin apakah itu memang ibukku atau bukan” pikirku.

Dengan berat hati aku pun pamit kepada teman-teman ku untuk pulang dengan alasan keperluan mendadak di rumah. Susah payah aku membelah jalan malam itu, tetapi ketika sampai di ind*mar*t yang tadi, ternyata mereka sudah tidak ada.

Aku susuri di sepanjang jalan di sekitar ind*mar*t berharap menemukan seseorang yang mirip dengan ibukku tadi. Aku mengendarai motorku pelan sambil mataku meneliti di sepanjang jalanan. Hampir saja aku menyerah, hingga akhirnya aku melihat sosok dua manusia yang sama dengan yang aku lihat di ind*mar*t tadi berboncengan di antara kerumunan premotor yang menunggu lampu merah.

Aku melihat seseorang yang aku lihat di ind*mar*t tadi sedang berboncengan dengan laki-laki mengendarai meg* pr* warna hitam. Jarak motorku dengan mereka hanya beberapa meter saja di pisahkan beberapa motor di depanku. Dari tempatku saat itu, dengan jelas aku melihat perempuan itu membonceng sembari mendekap punggung si laki-laki dengan eratnya. Saking eratnya, sepintas terlihat susu perempuan itu seakan tergencet di antara punggung laki-laki di depannya. Sedangkan posisi tangan si perempuan mencengkram kedua paha laki-laki itu di kedua sisinya, persis yang biasanya dilakukan ibukku saat membonceng. Tapi lagi-lagi aku belum bisa memastikan itu ibukku atau bukan karena helm yang perempuan itu kenakan. Tapi, melihat helmnya sepertinya dugaanku salah karena itu bukan seperti helm milik ibukku. Tapi aku tak berhenti menyelidiki untuk memastikan kebenaran itu ibukku atau bukan.

Aku tetap mengikuti mereka dari belakang. Hingga akhirnya mereka berhenti di sebuah taman. Taman ini aku ketahui jika di siang atau sore hari sering digunakan untuk jogging atau sekedar duduk-duduk oleh warga sekitar. Tapi jika di malam hari sering dijadikan orang untuk tempat pacaran.

Saat si perempuan membuka helm itulah, bisa aku pastikan bahwa perempuan itu benar-benar ibukku. Terlihat jelas wajah ibukku diantara remang-remang lampu taman. Lalu dengan langkah sedikit mengendap aku mengikuti kemana mereka berdua berjalan. Kami berjalan melewati beberapa pasang sejoli yang sedang bermesraan. Ada yang sekedar mengobrol, ada yang bersua foto, bahkan dari kejauhan ada yang sedang berciuman di sudut taman sana.

Cukup jauh aku mengikuti ibukku bersama laki-laki yang saat itu menggandeng tangan ibukku. Hingga sampai pada bangku yang berada agak kedalam, taman kemudian mereka duduk. Aku tak ingin melewatkan kesempatan ini, setelah susah payah mencari posisi mengintip yang pas, aku pun menemukan tempat yang bukan hanya dapat melihat tapi juga mendengar cukup jelas apa yang mereka bicarakan.

X : sayang cepetan buka, udah ngk tahan nih…dari tadi di jalan kamu godain aku terus,….

Ibuk : hehehehe…sengaja (sambil tangan kanannya meremas gundukan selakangan laki-laki itu)


Setelah clingak-clinguk memastikan tidak ada orang yang melihat, ibukku lalu membuka semua kancing bajunya. Seketika terpampanglah susu brutal ibukku yang masih terbungkus bh warna biru. Terlihat juga lubang kecil pusar ibukku yang menggairahkan. Dengan gemas diremas-remas susu ibukku oleh pria itu.

“Ini nih bola kesukaanku” kata laki-laki itu sambil hidungnya mengendus aroma susu ibukku.

Seakan terdorong nafsu yang sudah memuncak, kemudian dikeluarkannnya susu brutal ibukku terlepas dari bh nya. Seketika menjuntai susu ibukku tanpa sehelai benang pun. Susu brutal yang sangat menggairahkan dengan beberapa guratan hijau urat ibukku & sepasang pentil coklat di kedua sisinya. Dipandangi sejenak susu ibukku oleh pria itu seakan takjub dengan keindahan bagai bola yang menggantung indah.

“Mas jgn diliatin aja” rengek ibukku

“Trus diapain dong dek ?” goda pria itu

Seakan sudah tidak bisa menahan birahinya lebih lama lagi, ibukku kemudian menarik kepala pria itu ke arah putting susu ibukku sebelah kiri. Kemudian kembali pria itu mengambil nafas dalam-dalam didekat kedua susu ibukku seakan menghayati aroma khas dari benda kenyal tersebut. Puas menghirup aroma susu ibukku, pria itu lantas memencet, memelintir, & kemudian mengenyot susu ibukku sebelah kiri. Bagaikan bayi yang sudah kehausan, pria itu mengenyot susu ibukku dengan rakusnya.

Tangannya tak tinggal diam, selagi mulutnya menghisap susu ibukku sebelah kiri, tangan kirinya meremas susu ibukku sebelah kakan & tangan kanannya masuk ke dalam celana ibukku mengocok mem*k ibukku. Mendapat serangan dari ketiga sisi, ibukku hanya pasrah sambil mendongakkan kepalanya keatas menahan nikmat yang dia terima. Setelah mencoba menahan nikmat yang dia terima, akhirnya pertahanan ibukku jebol juga. Sekitar 10 menit tubuhnya dikerjai pria itu, kemudian terlihat tubuh ibuk mengejang mendapatkan organsmenya.

Didiamkannya sejenak tubuh ibukku menikmati organsmenya. Sesaat setalah ibukku tenang, terlihat pria itu berbisik kearah ibukku dibalas dengan anggukan ibukku. Tak lama kemudian ibukku meraih celana pria itu & memelorotkan resletingnya. Seketika mencuatlah kont*l pria itu. Kont*l pria itu tidak tidak terlalu panjang, tapi kont*l berwarna coklat itu berdiameter agak besar dengan ditumbuhi rambut cukup lebat.

Dengan gemasnya ibukku memainkan kont*l pria itu seperti anak kecil mendapatkan mainan baru. Dielus ujung kont*l pria itu kemudian dijilat-jilat lembut bagian pangkalnya. Mendapat perlakuan seperti itu, pria itu hanya bisa merem melek sambil meringis keenakan. Kemudian dengan sedikit agak kasar ditariknya kepala ibukku ke bawah. Dijejalkannya kont*l pria itu masuk mulut ibukku dengan kasar. Ditekan-tekan kepala ibukku dengan keras, saking kerasnya rambut ibukku sampai awut-awutan menutupi wajahnya.

Pria itu memperlakukan ibukku bagaikan boneka seks untuk memuaskan hasrat birahinya. Terlihat sesekali kepala ibukku mencoba mendongak untuk mengambil nafas, tapi ditahan oleh tangan pria itu & kemudian kembali memaksa mulut ibukku menservice kont*l pria itu. Cukup lama kont*l pria itu menahan, hingga akhirnya sekitar 10 menit kemudian pejuh pria itu tak bisa lagi tertahankan.

Pria itu mengeliat merasakan organsme. Terlihat pipi ibukku sedikit mengelembung karena menampun pejuh pria itu. Ditariknya kont*l pria itu dari dalam mulut ibukku, kemudian menyemprotkan sisa-sisa pejuhnya ke muka ibukku. Mendapat perlakuan itu ibukku malah tersenyum sambil masih menahan pejuh pria itu di mulutnya. Dibukanya mulut ibukku & seketika terlihat cairan putih kental memenuhi rongga mulut ibukku. Ibukku memainkan pejuh dimulutnya dengan menjulurkan lidahnya & meniup-niupkan pejuh itu seperti ingin membuat balon.

Melihat tingkah ibukku yang sangat binal, pria itu kemudian memegangi mulut ibukku & kemudian meneteskan ludahnya ke dalam mulut ibukku. Tapi bukannya jijik, ibukku justru kembali memainkan pejuh yang bercampur ludah dari pria itu di mulutnya & yang lebih gilanya kemudian ibukku menelan habis pejuh yang bercampur ludah pria itu.

Puas menikmati pejuh & ludah, sepertinya ibukku belum puas. Diraihnya kont*l pria itu kemudian meludahinya dengan sisa pejuh di mulutnya. Di kocok & di emut kont*l itu dengan ganasnya. Kemudian diraihnya buah zakar pria itu kemudian disedot-sedot seakan sedang menyedot kolang-kaling.

“Ini nih bola kesayanganku” kata ibuku sambil meremas buah zakar pria itu.

Kembali ibuku menservice kont*l pria itu hingga akhirnya pria itu mengejang mendapatkan organsme untuk yang kedua kalinya lewat emutan bibir binal ibukku. Kemudian keduanya mengatur nafas sejenak. Mereka seakan menghayati kenikmatan petting mereka di tempat terbuka.

Setelah merapihkan pakaian mereka seperti semula. Mereka pun berjalan meninggalkan taman sepertinya ingin pulang. Saat di parkiran, aku sedikit panic ketika ibukku memandangi motorku yang terparkir tidak jauh dari tempat motor mereka. Tapi untungnya kemudian mereka pergi meninggalkan taman.

Aku tetap membututi mereka. Aku penasaran dimana ibukku menaruh motornya & kenapa mereka sampai bisa beboncengan. Aku membututi mereka dengan jarak aman dibelakang mereka. Dengan posisi ini, terlihat ibukku kembali memeluk punggung pria itu dengan sangat eratnya. Hingga pada akhirnya mereka berhenti di sebuah tempat penitipan motor. itu menjawab pertanyaanku kenapa ibukku bisa berboncengan dengan pria itu.

Di tempat penitipan motor kembali mereka tak malu menunjukan kemesraan mereka. Dengan telaten pria itu memamsangkan helm ke kepala ibukku. Kemudian Ibukku yang sudah ready diatas motornya, kemudian mencium tangan si pria itu, kemudian dibalas kecupan di kening ibukku oleh pria itu.

“sungguh mesra sekali mereka” batinku.

Disaat aku termenung melihat kemesraan mereka, aku pun teringat sesuatu. Lantas kemudian aku memacu motorku dengan agak tergesa-gesa. Aku tak mau ibukku tahu kalau aku keluar dari rumah di malam hari.

Set….set…set…lewat hasil berguru dari valentine rosi, dengan mudah aku menyalip beberapa kendaraan di depanku. Hingga akhirnya aku sampai rumah sebelum ibukku pulang. Aku mencoba mengendalikan detak jantungku yang berdegup cepat. Aku buka jaket & celana panjangku kemudian aku nyalakan tv. Aku coba cari channel yang menayangkan timnas main & ternyata pertandingan telah usai dengan kemenangan INDONESIA atas THAILAND dengan skor 2-1.

Sekitar 10 menit kemudian ibukku baru sampai dirumah. Ibukku berjalan melewatiku dengan sedikit senyuman.

“Nah gitu dong, dirumah aja ngk usah nongkrong” kata ibukku


Aku pun hanya nyengir sambil memandangi ibukku berjalan menuju kamar mandi. Sekitar 5 menit kemudian ibukku keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk berjalan memasuki kamarnya sambil berkata: “ibuk langsung bobok yah kak, capek” kata ibukku.

Aku matikan tv kemudian aku intip apa yang dilakukan ibukku di kamarnya. Terlihat dari lubang kunci, ibuk sedang merapihkan tas kerjanya dengan keadaan bugil tanpa sehelai benang pun. Terlihat susu ibuku berayun-ayun disaat ibukku membungkuk merapihkan kertas-kertas di dalam tas kerjanya.

Setelah selesai merapikan tas nya, aku kira ibuk akan memakai pakaian, tapi ternyata salah. Ibukku masih dalam keadaan bugil mengambil hp nya kemudian memotret dirinya sendiri. Puas selfie ria dalam keadaan bugil, kemudian ibukku merebahkan tubuhnya yang masih dalam keadaan bugil di atas kasur. Sesaat kemudian aku lihat tak ada gerakan dari ibuk yang sepertinya sudah terlelap.

Aku masih merasakan gemuruh di hatiku. Bukan karena kebut-kebutan di jalan tadi, tapi karena aku melihat ibukku bemesraan dengan pria lain selain bapak. Hatiku panas ketika dengan mataku sendiri melihat ibukku petting dengan pria itu di tempat umum. Apakah benar itu yang namanya mas agung ? apakah dia pacar ibukku ? , lalu jika benar dia pacar ibukku apa yang seharusnya aku lakukan ? lalu bagaimana jika mereka akan melangkah lebih jauh lagi ? lalu bagaimana jika akhirnya mereka berdua menikah, & mas agung itu menjadi ayah tiri ku ?

Banyak pertanyaan dikepalaku tentang hubungan ibukku dengan pria yang bernama mas agung itu. Tapi lagi-lagi aku tak sampai hati untuk membantah apa yang ibuk inginkan. Aku tak sampai hati merenggut apa yang membuat ibukku bahagia, meski itu dengan jalan menemukan pujaan baru pengganti bapakku.

Entahlah…………………………………………..

Bersambung…………………………..
Sampe bisa prediksi indo vs Thailand

Sangar suhu
 
Salam semprot untuk kita semua…..

Disini aku coba berbagi tentang pengalaman sebuah keluarga. Kisah yang aku tuliskan ini 55% kisah nyata, 45% sisanya aku taburkan bumbu penyedap cerita agar lebih menarik.

Disini aku posisikan sebagai salah satu anggota keluarga, yaitu anak pertama di keluarga tersebut, dimana doi menyaksikan & mengalami langsung kejadian yang terjadi di keluarganya.

Aku masih newbie lur, jadi dimaklumi kalau dalam penulisan masih belepotan, & mohon arahan suhu sekalian agar tulisanku kedepannya lebih menarik lagi untuk dibaca…….

PERKENALAN SINGKAT

Perkenalkan namaku Tyo (bukan nama sebernarnya), aku lahir di salah satu kota di Jawa Tengah, Sukoharjo. Saat ini aku berumur 23 tahun.

Aku anak pertama dari 2 orang bersaudara. Adiku laki-laki ku bernama Danindra yang sekarang klas 1 SMK. Bapakku bernama Budi (49 tahun) & ibuku bernama Luluk (44 Tahun). Orangtuaku sudah berpisah sejak aku klas 3 SMK.

Bapakku sekarang kesehariannya bantu” di usaha ternak ikan yang sekarang aku jalani (untuk ceritanya sambil jalan). Sedangkan ibukku bekerja sebagai ibu rumah tangga.

FLASHBACK ( 6 tahun yang lalu)

Se eingatku hari itu Minggu pukul 22.00 malam. Aku, adek & ibuku sedang menonton TV dirumah sederhana kami. Sedangkan bapaku entah kemana dari tadi tak terlihat keberadaannya. Memang sudah kebiasaannya, bapaku sering keluar malam. Katanya untuk cari angin & sekedar melepas penat. Bapaku sendiri saat itu bekerja sebagai sopir di sebuah pabrik.

Malam itu ibuk menggunakan daster terusan tanpa lengan dengan bawahan sedikit diatas lutut. Terlihat samar tali BH warna biru yang ibuku gunakan dibalik sela-sela daster.

Suasana malam itu seperti biasanya, cukup dingin. Tapi tidak dengan ibuku yang terlihat tidak seperti biasanya. Dengan memegang HP ditangan kirinya, sesekali dia buka HP nya kemudian dia taruh lagi. Sesekali dia berjalan keluar sambil menyibak korden jendela, kemudian kembali lagi ke ruang TV.

Ibuk: Bapakmu kemana yah kak ?

I: Gak tau buk, tadi keluar. Emang kenapa buk ?

Ibuk: Tadi ada info razia kamtibmas, ada beberapa orang yang dibawa ke polsek katanya. Ibuk takut bapak ikut kena razia

I: Lah emang razia apa buk ?

Ibuk: Hhhmmmm…***k papa….ibuk keluar dulu yah kak, kamu & adek bobok aja dah malem, besok sekolah.

Dari gelagatnya, sepertinya ibuku sangat cemas mendengar kabar tentang razia yang diadakan petugas malam itu. Sepintas terasa juga ibuk menutupi sesuatu dariku. Walaupun masih SMA (saat itu), tapi aku bukan anak kecil lagi.

Aku pernah dengar kalau ada sejumlah warga di desaku yang berjudi. Kadang berjudi di perempatan desa, kadang di pos ronda, & kadang mereka berjudi di salah satu rumah orang yang bisa dibilang geng di desaku. Mungkin bapaku juga ikut berjudi disana, & itulah yang dicemaskan ibukku saat itu.

Tanpa ganti baju atau menggunakan jaket, ibuku dengan tergesa keluar rumah entah kemana. Karena cemas + penasaran aku coba menyusul ibuku. Sebelum aku susul ibuku, aku suruh adeku untuk tidur terlebih dahulu. Tak lupa aku bawa jaket untuk ibuku. Cuaca saat itu cukup dingin. Dengan hanya menggunakan daster seperti itu, aku takut ibuku kedinginan karena angin malam.

Saat aku keluar rumah, ternyata tak kutemukan ibuku berada. Tapi samar-samar kudengar suara sirine mobil petugas disebelah timur desa & aku pun bergegas mendekat ke sumber suara. Saat sampai di lokasi, ternyata tempat itu sudah cukup ramai dengan petugas & beberapa warga disana.

Sepintas terlihat beberapa orang dimasukan ke dalam mobil petugas & beberapa petugas membawa beberapa tas besar warna hitam yang tak kutahu apa isinya. Aku lihat dengan seksama keberadaan bapaku, tapi tak kutemukan. Saat aku berjalan mendekat ke arah mobil petugas dengan harapan menemukan keberadaan bapaku, justru keberadaan ibuku yang terlihat.

Ibuku sedang duduk di kursi depan rumah salah satu warga tak jauh dari kejadian. Terlihat ibuku duduk di kursi sambil mengusap air matanya. Saat aku ingin mendekat, terlihat seorang petugas mendekat ibuku.

Petugas itu menghampiri ibuku kemudian dia usap pundak ibuku yang saat itu menangis. Tak lama 2 orang petugas lainnya mendekat juga. Mereka bergantian mengusap pundak ibuku sambil sesekali berbicara dengan ibuku, mungkin mencoba menenangkan. Satu orang petugas kemudian mengambil air mineral di mobil patroli & kemudian diberikan ke ibukku.

Satu petugas disamping kiri ibuku mengajak ngobrol ibuku sambil berjongkok berhadapan dengan wajah ibuku dengan tetap tangannya mengusap pundak ibukku. Sedangkan 2 lainnya terlihat mengobrol & kadang diselingi sedikit senyum. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Sedangkan aku sendiri masih berdiri mematung tak bergerak. Aku sempat berfikir kalau harusnya aku yang disana menenangkan ibuku yang saat itu sedang menangis. Aku yang seharusnya menghibur, mengusap pundak ibuku yang saat ini sedang sedih. Aku bahkan belum tau sebab ibu bersedih. Apakah karena bapaku ikut terjaring razia atau sebab yang lain.

Di tengah lamunan & segala dugaanku, terdengar suara sirine mobil petugas meninggalkan tempat kejadian. Terlihat beberapa warga juga sudah mulai meninggalkan tempat itu. Sedangkan ibuku masih duduk di tempat semula.

Aku pun mencoba mendekat kearah ibuku berada. Aku berdiri tepat di depan ibuku yang masih terduduk dengan tatapan kosong. Terlihat bekas air mata di sebagian pipinya.

Dari tempatku berdiri, sedikit terlihat susu ibuku terbungkus BH warna biru yang saat itu dia gunakan. Terlihat juga tali lengan daster disebelah kiri ibuku sedikit melorot, tapi di diamkan ibuku. Saking sedihnya mungkin jadi tidak terasa oleh ibuku tali pundak dasternya melorot.

Melihat aku berdiri di depannya, lantas ibuku mendongakkan kepalanya sambil berkata:

“Bapakmu di razia petugas kaaaaaaakkkkk”…………………………………..
update dong hu 🥺
 
Terserah suhu tyo33 deh jangan di intervensi sama pembaca gak iwik2 jg bisa nguras emosi kok lanjutkan Bo's
 
Saya ngikut saja , klo sy suka ya saya nikmati baca pelan2 , klo sy ndak suka biasanya lsg baca wus wus dr awal sampai kadang tanpa tau isinya 🤭 yg penting sy tau perkembangan ceritanya 🙏
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd