Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bukan Aladdin

Bimabet
nitip sarnafil dulu biar ngga keujanan dimari
 


Vina

Aku baru selesai menikmati Salma, sekaligus memerawaninya. Pak Ustaz terbelalak melihat murid mengajinya mendesah-desah di bawah genjotanku. Aku yakin kontolnya ngaceng kembali melihat adegan live di depannya. Salma terbaring lemas dengan aurat yang terbuka.

“Pak Ustaz, ini rahasia kita bertiga ya. Kalau mau pak ustadz boleh menikmati Salma, tapi jangan bilang ke siapapun.” Ujarku..

“Gila kamu jo, pakai ilmu apa si Salma bisa nurut begini sama kamu? Pasti pakai pelet ya?” ujar Heru.

“Hehe.. ada deh pak ustadz, rahasia perusahaan. Yang penting pak Ustaz juga kecipratan berkah juga kan? Hihi” ujarku.

“Iya sih jo, tapi aku merasa berdosa juga nih.” Ujar Heru.

“Halah, nikmatin aja taz, soal dosa ga perlu dipikirin. Yang penting kenikmatan duniawi.” Ujarku..

“Hush, kamu kok gitu Jo..” ujar Heru.

“Yaudah, daripada debat, gimana kalau kita garap lagi Salma satu ronde lagi?” ajakku..

“Ayo deh, aku juga dah ngaceng lagi Jo..” ujar Heru.

Akhirnya Salma digarap Paijo dan Heru sampai muka dan badannya penuh dengan peju mereka berdua.

***

Paijo dan Vina kembali masuk kerja, Salma kembali ke sekolah seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa. Mereka beraktifitas normal seperti biasa, menyelesaikan kewajibannya guna mendapatkan nafkah dan penghasilan masing-masing. Di sela-sela istirahat, Paijo kemudian berpikir terkait kenikmatan yang telah didapatkan. Dia ingin mendapatkan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Jatah permintaan dari jin lampu tinggal satu lagi. Dia juga memikirkan kira-kira apa yang akan dia minta sebagai permintaan terakhir.

Aku sih masih nafsu sama Vina dan Salma, Cuma namanya laki-laki kalau sudah berhasil menaklukan satu wanita pasti ingin menambah lagi taklukannya. Kalau sudah berhasil merasakan satu sensasi ingin mencoba sensasi lainnya. Itulah yang kurasakan sekarang. Tentu saja aku gak akan melepas Salma dan Vina, aku akan tetap menggunakan mereka untuk memuaskan hasratku.

Aku bertemu Vina di kantor, dia tersenyum kepadaku. Aku balik tersenyum kepadanya, lalu aku mengedipkan mata. Dia balas mengedipkan mata. Memang aku tidak ingin para penghuni kantor ini tahu kalau aku dekat dengan dia. Ah, aku benci harus sembunyi-sembunyi begini terus. Aku kemudian punya ide bagus. Aku segera mengambil lampu di tasku, lalu aku masuk gudang yang sepi tak ada siapapun. Aku menggosok lampu tersebut, keluarlah jin sakti yang bisa mengabulkan permintaanku.

“Hahaha... Akhirnya tuan memanggilku lagi... mau minta apa lagi tuan?” tanya jin.

“Wah.. jatahku tinggal satu permintaan lagi ya?” tanyaku.

“Iya tuan, aku hanya dapat mengabulkan permintaanmu satu kali lagi.” Ujarnya.

“Baik, aku minta bisa berubah wujud menjadi cowok yang ganteng. Apa kamu bisa?” tanyaku.

“Wahh itu gampang sekali tuan.” Lalu si jin memejamkan mata dan membukanya kembali.

“Sudah tuan” ujar jin.

“Mana? Aku belum berubah wujud?” tanyaku.

“Tuan tinggal memejamkan mata, lalu ucapkan mantra ini, sim salabim jadilah ganteng, pasti langsung berubah. Ujar jin tersebut.

Aku mencoba mengikuti arahan si jin, kupejamkan mataku lalu kubaca mantra yang diberikan. Dan, tiba-tiba aku merasa tubuhku lebih tinggi dan kekar. Wow, tubuhku berubah, bagaimana dengan mukaku? Jin itu memberiku cermin, aku kaget karena aku ganteng banget. Mirip artis Jeffry Nichols. Kalau ganteng begini sih tanpa perlu pelet pasti perempuan berlomba-lomba dekat sama aku.

“Oke jin, makasih ya. Gak bisa minta lagi donk ya aku ke kamu.” Ujarku

“Hahaha... kamu sudah gak bisa, tapi orang lain masih bisa hahaha” ujar jin.

“Wah, berarti nanti aku tinggal suruh yg lain gosok lampu, kamu bisa mengabulkan permintaannya ya?” ujarku

“Benar tuan..”

“Eh, ini gimana cara kembali jadi Paijo lagi?” ujarku

“Tinggal pejamkan mata lalu baca mantra, kembali menjadi Paijo.” Ujar jin.

“Oke..”

***

Aku jalan bersama Vina dengan wujud baruku, kuberi nama David. Vina sudah tahu bahwa aku bisa berubah wujud sekarang, kini kami tak perlu sembunyi-sembunyi lagi. Aku menamai diriku yang ganteng ini David, wujudku hampir sempurna. Kebetulan sore ini Vina ada ketemuan dengan circlenya, yakni para hijaber.

Kami berdua masuk ke sebuah restoran mewah, aku menggandeng Vina. Kami terlihat sangat serasi. Di sana sudah ada 4 orang hijabers menunggu kami, semuanya sangat cantik. Wow bidadari surga. Andai aku bisa memiliki semuanya. Aku gilir mereka satu per satu. Oh. Pasti sangat nikmat. PIkiranku melayang mengkhayalkan hal-hal mesum. Vina mengajakku duduk bersama mereka.

"Hai Vin, wah dah bawa cowok aja nih.." ujar perempuan berhijab merah.
"Hihi iya nih. kenalin, ini pacar baruku, namanya David. Mas David, kenalin, ini teman-temanku. Yang hijab merah namanya Tasya, dia model hijab. Yang kerudung pink namanya Nurul, dia desainer hijab. Yang hijab putih namanya Nisa, dia model hijab juga. Yang kerudung hitam namanya Bunga, kalau dia investor produk hijab." ujar Vina.

"Halo.. salam kenal semua..." ujarku.
"Vina, gak bilang-bilang dah punya pacar, bikin gue iri aja" ujar Tasya.
"Iya Vin, mana ganteng banget lagi pacarnya," ujar Nisa.
"Hihi.. iya.. makasih.." ujar Vina..
"Ayo pesan makanannya Vin, David." ujar Bunga mempersilahkan kami memesan makanan.
Kami pun mengobrol banyak hal, Vina dan kawan-kawannya sedang punya proyek bersama yang dikerjakan. Jujur aku sudah bernafsu melihat hijaber cantik ini, aku ingin menikmati semuanya. Bisa saja aku langsung membaca mantraku supaya mereka jadi budak seksku. Namun aku ingin lebih menantang. Aku ingin mereka takluk di hadapanku tanpa aku harus memakai kekuatanku. Bagaimana ya caranya? Ah nanti saja aku fikirkan..

Aku dan Vina kemudian menuju kosan Vina, aku kemudian masuk ke dalamnya. Ah, aku pikir bisa ganti oli nih malam ini.
"Vin, kita ngewe yuk!" ujarku.
"Ih, mas Paijo vulgar banget sih."Ujar Vina.
"Hihi.. abis aku dah ga tahan sih..." ujarku..
"Hhm.. dasar.. aku mandi dulu ya mas.." ujar Vina.
"Oke.." ujarku..
Vina lalu keluar kamar mandi dengan legging, kaos ketat dan hijabnya. Membuat aku semakin terangsang dan ingin segera menggenjotnya. Dia lalu duduk disampingku di sofa ruang tamu.
"Hhm.. gimana mas temen-temen Vina? Cantik-cantik kan?" tanya Vina.
"Iya, luar biasa kamu punya teman. Mas pengen ngentot semuanya." ujarku.
"Hihi dasar mesum.." ujarku.
"Mas ada ide, kita sekaran main sambil direkam, nanti rekamannya kamu kirim ke mereka-mereka ya." ujarku.
"Siap tuanku, ide bagus. Tuan memang hebat."ujar Vina

Kami pun berjalan ke kamar, di atas kasur Vina sudah telentang siap aku entot.

Aku pun langsung memegang tangannya. Saat itu aku langsung memegang kedua lengan bagian atas Vina dengan cepat mulai membuka membuka kaos ketat yang dikenakan Vina. Badan Vina hanya bisa menggeliat-geliat. Sebentar saja baju bagian depan Vina telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang montok itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan Aku bergerak ke belakang badan Vina dan membuka pengait BH Vina. Kemudian Aku menarik ke atas BH Vina dan…, sekarang terpampang kedua buah dada Vina yang besar sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafas Vina yang tidak teratur. Aku mulai mencium belakang telinga Vina dan lidahku bermain-main di dalam kuping Vina. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Vina menggeliat-geliat dan tak terasa Vina mulai terangsang juga oleh permainanku ini.

Aku sengaja tidak melepas jilbabnya, karena aku ingin melihatnya telanjang dengan jilbab yang masih terpakai di kepalanya
Mulutku berpindah dan melumat bibirnya dengan ganas, badan Vina yang tadinya tegang mulai agak melemas, kepala Vina tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arahku, payudaranya yang montok bulat kencang itu, seakan-akan menantangku
Aku langsung bereaksi, tangan kananku memegangi bagian bawah payudara Vina, mulutku menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Vina yang sebelah kanan menjadi sasaran mulutku. Buah dada itu hampir masuk semuanya ke dalam mulutku, Aku mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Terasa sesak napas Vina menerima permainanku yang lihai itu. Badan Vina terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan,

“Sssshh…, ssssshh…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh…, terusss.. aaaahhh”, mulut Aku terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan menjilat-jilat kedua puting buah dada Vina secara bergantian selama kurang lebih lima menit.
Badannya benar-benar telah lemas menerima perlakuanku ini. Aku melihat matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Vina tersentak, karena dia merasakan tanganku mulai mengelus-elus pahanya yang tertutup leggingnya. Vina mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tanganku tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci olehku, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukan oleh Vina adalah hanya mengerang,
Aktivitas tanganku makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Vina yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan jariku menyentuh bibir kemaluannya. Segera badan Vina tersentak dan,

“aahh…, !”, mula-mula hanya ujung jari telunjuk Aku yang mengelus-elus bibir kemaluan Vina yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kananku menarik CD Vina dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Vina. Vina tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatanku ini. Sekarang Vina dalam posisi duduk di atas kasur dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka Vina yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar. Tanpa menyia-nyiakan waktu yang ada, tangan kananku mulai membuka kancing dan retsliting celanaku, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakan sekalian dengan CD-ku. Pada saat CD-ku terlepas, maka senjataku yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Aku agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Vina benda yang sedang mengangguk-angguk itu, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua pahaku. Aku menatap muka Vina yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, “Kau Cantik sekali Vina…”, gumam Aku mengagumi ,,,,kecantikan Vina.


Kemudian dengan lembut Aku menarik tubuh Vina yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir kasur dan sekarang Aku berdiri menghadap langsung ke arah Vina. Sambil memegang kedua paha Vina dan merentangkannya lebar-lebar, Aku membenamkan kepalaku di antara kedua paha Vina. Mulut dan lidahku menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Vina yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu. Vina hanya bisa memejamkan mata dan berteriak

“Ooohh…, nikmatnya…, ooohh!”, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. “Ooooohh…, hhmm!”, terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. “Mass…, aku tak tahan lagi…!”, Vina memelas sambil menggigit bibir. Tanganku yang melingkari kedua pantat Vina, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara Vina dengan sangat bernafsu.
Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan olehku ini, Vina benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup. “Maasss…, aakkhh…, aakkkhh!”, Vina mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepalaku untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambutku keras-keras. Aku melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Vina yang masih terduduk di tepi kasur, aku menarik Vina dari atas kasur dan kemudian Aku gantian duduk di tepi kasur dan kedua tanganku menekan bahu Vina ke bawah, sehingga sekarang posisi Vina berjongkok di antara kedua kakiku dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Vina sudah tahu apa yang diinginkan olehku, namun tanpa sempat berpikir lagi, tanganku telah meraih belakang kepala Vina dan dibawa mendekati kejantananku.
Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Vina, kepala penisku telah terjepit di antara kedua bibir mungil Vina, yang dengan terpaksa dicobanya dan dikulum alat vitalku ke dalam mulutnya. Ku lihat Vina bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya. Rasanya sangat seksi melihat gadis yang sudah telanjang tapi masih memakai jilbab sedang menyedot penis
Beberapa saat kemudian Aku melepaskan diri, badannya yang ringan itu dan membaringkan di atas ranjang. Kemudian Aku mulai berusaha memasuki tubuh Vina. Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Vina, hingga Vina merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Vina yang memang sudah sangat basah itu.


Pelahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Vina. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Vina. Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Vina berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Vina mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub. Vina berusaha bernafas dan …:” “Mass…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.

Vina sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Aku menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam vagina Vina, maka klitoris Vina terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Vina menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Aku tersebut terus menyetubuhi Vina dengan cara itu. Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Vina dan meremas-remas kedua payudara Vina secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.
Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan



Selama proses orgasme yang dialami Vina ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Vina dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Vina, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila melihat Vina yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnku.
Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh Vina yang telah lemas itu hingga sekarang Vina setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku. Aku ingin melakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Vina yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Vina dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Vina dari belakang.

Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Vina. Kedua tanganku memegang pinggul Vina dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Vina tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki Vina dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Vina ke arahku, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Vina, “Oooooooh!”, penisku tersebut menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada pantat Vina yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Vina yang ketat itu.
Kemudian Aku merubah posisi permainan, dengan duduk di kursi yang tidak berlengan dan Vina kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan Vina dan mendorongnya sehingga kepala penisnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan Vina, sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Vina dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam kemaluan Vina. Tangan kananku memeluk punggung Vina dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Vina melekat pada badanku. Kepala Vina tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku bisa melumat bibir Vina yang agak basah terbuka itu.
Vina mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Tak berselang kemudian, Vina merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Vina tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Vina tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm”, Vina memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku.


Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Vina di atas kasur. Aku mengambil posisi diantara kedua paha Vina yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun penisku ke dalam lubang vagina Vina yang telah siap di depannya. Aku mendorong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Vina yang terkapar lemas di atas meja.
Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Vina benar-benar telah KO dan dibuat permainan dan benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku.
Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Vina. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam vagina Vina. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Vina yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd