Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Boby Gun

Namanya Farida Putri, ane biasa memanggilnya Teh Ida. Dia adalah kakak dari istri ane. Orangnya cantik, bodynya aduhay, tinggi semampai model kutilang gitu Hu. Meski tidak besar, dadanya membusung dan kencang. Dan yang membuat ane suka adalah kakinya yang jenjang yang berpangkal pada dua bongkahan pantatnya yang bulat dan kencang.

Suami Teh Ida adalah seorang pelaut, semantara anak laki-laki satu-satunya yang sudah remaja belajar di pondok pesantren di Tasikmalaya. Oleh karema itu, Teh Ida sering tinggal sendiri. Usianya 33 tahun, namun Teh Ida memiliki tubuh yang tak kalah menggoda dari gadis remaja. Hal ini karena dia rajin berolahraga. Biasanya setelah beberes dan sarapan ia akan jogging keliling. Kalo enggak senam atau yoga.

Sore itu, Teh Ida baru saja bangun dari tidur siangnya. Kebiasaan kalo tidur di rumah Teh Ida memang suka gak pake pakaian. Paling banter pake celana dalam aja, itu pun modelnya G-string. Lah di rumahnya juga cuma sendiri.

Payudara Teh Ida terlihat menggantung bebas dengan indahnya ketika ia berkaca di depan cermin. Dasar memang lagi horny ditambah hawa dari AC yang dingin putingnya terlihat mengeras. Hhiih ..bikin tambah seksi aja...

Kalo baru bangun tidur begini, wajah Teh Ida keliatan lebih menggairahkan .. hihi .. Tanpa bedak dan lipstik, plus rambutnya yang agak berantakan malah membuat kesan yang lebih sensual. Lagi asik ngaca, tiba-tiba terdengar suara bell rumahnya berbunyi.

TING TONG!!
TING TONG!!
Assalamu'alaikum...

Rupanya ada orang di luar sana yang hendak bertamu ke rumahnya.

Otomatis Teh Ida langsung hendak keluar menemui tamu itu. Sebelum keluar Teh Ida memakai kaos tank top berwarna biru yang bagian bawahnya turun sekitar 10 cm dari pangkal pahanya. Masa iya sih menemui tamu telanjang dada gitu. Tapi karena tidak ada lengannya dan juga karena tidak memakai celana jadi ya tetap saja terlihat sexy.

"Selamat sore Bu, maaf mengganggu." ujar tamu itu setelah Teh Ida membukakan pintu.

"Lho, Pak Anwar, Bang Sodik silahkan masuk." ujar Teh Ida mempersilahkan mereka masuk.

Bokong Teh Ida yang melenggak-lenggok ketila berjalan langsung menjadi santapan dua pasang mata Bapak-bapak tadi. Bagai kerbau dicucuk hidung keduanya pun mengikuti masuk ke ruang tamu.

"Sahkan duduk Pak, saya buatkan minum dulu.", ujar Teh Ida.

Teh Ida yang memang sedang horny terpancing untuk melakukan sedikit show off.

"Apa nggak apa-apa ya nantinya.." batin Teh Ida agak ragu awalnya.

"Tapi aku pikir asalkan nggak kelihatan sengaja sih mustinya nggak masalah ya. Itung-itunh sedikit amal hiihi.. toh mereka juga gak akan berani kelewatan. Kalo pun kelewatan aku bisa beladiri dan sedikit melawan. Tinggal teriak pasti ada yang dengar .. kalo masih gak bisa juga yaaa pasrah aja menikmati... hihi .. mudah-mudahan."

Teh Ida lalu beranjak ke belakang membuat minuman. Waktu Teh Ida membawa minuman keluar, kedua Pak Anwar dan Bang Sodik terlihat seperti bisik-bisik sambil tertawa-tawa sendiri, tidak tahu apa yang dibicarakan, tapi ketika Teh Ida datang mereka segera berpura pura serius lagi.

“ Silakan minumnya Pak .. “ kata Teh Ida dengan ramah.

Sambil membungkuk dan menaruh nampan di atas meja Teh Ida memulai aksinya. Dengan membungkuk seperti ini, tentu saja kain kaos yang dikenakanya akan terbuka lebar dan buah dada Teh Ida akan terlihat bergantungan dengan bebas.

Dari reaksi mereka yang tiba-tiba sunyi, sudah pasti mereka sedang menikmati sepasang bukit 32B yang tidak tertutup pakaian dalam lagi. Hihi ..

Bagaimana tidak diam, orang dari tadi baru kelihatan belahannya aja mata mereka sudah melotot gitu, apalagi kalau kelihatan susunya begini..

“Diminum dulu Pak .. nggak panas kok “
,ujar Teh Ida agi sambil menegakkan tubuhnya.

Pak Anwar dan Bang Sodulik jadi terlihat salah tingkah, dan buru-buru mengambil minuman mereka sambil tersenyum basa basi.

“ Eh iya Bu .. terimakasih tehnya .. maaf merepotkan nih .. “ ujar Bang Sodik.

Sementara Pak Anwar masih menatap Teh Ida dengan pandangan mesumnya.

“ Nggak apa-apa Bang .. cuma teh saja kok.” balas Teh Ida sambil berbalik dan masuk lagi kedalam.

Wuiihh ..

Huuuuuuuufffff....

Teh Ida membuang nafas panjang untuk menenangkan diri setelah beranjak dari hadapan mereka. Dadanya yang membusung terlihat naik turun, nafasnya memburu. Rasanya menegangkan banget...

Baru saja ia nunjukan auratnya di depan Bapak-bapak yang merupakan tetangganya..

Deg-degan banget .. Tapi malu-malu asyik gitu rasanya .. dan jadi agak-agak horny .. hihi..

Teh Ida menunggu beberapa saat di balik dinding, sambil mencoba mendengarkan kalau-kalau mereka membicarakan aksi eksibisionisnya yang barusan. Dan ternyata memang mereka langsung sibuk berkomentar.

“Wuihh .. mulusnya Bang .. susunya mulus banget .. “ ujar Pak Amwar.

“Iya nih Pak .. nggak pake BH Pak .. asli mulus .. “ timpal Bang Sodik.

Di balik dinding, Teh Ida tersenyum-senyum mendengarkan komentar mereka, tak lupa sambil membelai-belai bibir vaginanya yang sudah terasa basah akibat aksinya tadi.

“Wahduh .. pahanya juga Bang .. ampun mulusnya .. nggak nyangka bisa lihat yang segar gini .. “

“Iya Pak .. nggak rugi panas-panas keliling Pak .. wah wah .. sampai nggak kedip tadi saya lihat susunya .. “

Setelah beberapa lama Teh Ida keluar lagi menemui mereka.

"Maaf agak lama Pak. Ngomong-ngomong ada keperluan apa nih Pak.?" kata Teh Ida.

"Begini Bu. Kebetulan kita ini sedang mendata data penduduk kampung sini. Buat keperluan pemilu nanti." ujar Pak Anwar.

"Waduh, kebetulan suami saya lagi gak ada Pak. Saya gak paham soal gituan." jawab Teh Ida.

"Gak apa-apa diisi sama Ibu aja. Data standar aja kok." ujar Bang Sodik.

"Yaudah, sini saya isi deh Bang."

Bang Sodik lalu memberikan formulir untuk diisi. Teh Ida baca beberapa saat, isinya cuma data-data standar saja ... Nama kepala keluarga, usia, tempat tanggal lahir, pekerjaan .. Nggak ada yang aneh sih ..

Tapi yang aneh justru duduknya Bapak-bapak itu yang jadi dekat dekat dan sok menerangkan. Padahal Teh Ida tidak mengajukan pertanyaan apa-apa. Tapi karena sudah terlanjur menikmati aksi eksibnya ya akhirnya Teh Ida pun membiarkan saja mereka duduk agak merapat.

Karena meja di ruang tamu kan agak pendek posisinya, jadi sepanjang mengisi formulir itu posisi duduk Teh Ida jadi cenderung membungkuk. Memang buah dadanya tidak sampai kelihatan semua seperti tadi sih, tapi belahannya cukup terbuka juga .. kan tidak pakai bra, jadi minimal separuh buah dadanya bisa dinikmati mereka selama Teh Ida menulis mengisi formulir..

Teh Ida sendiri walaupun menikmati juga tapi pura-pura tidak sadar kalau mata mereka sudah menggerayangi dada dan pahaku habis-habisan. Ya iya lah .. jaga gengsi dong .. Masa cewek secantik Teh Ida mancing-mancing Bapak-bapak gini ... bisa dikira murahan nanti.

Nah tidak sampai 30 menit kemudian semua formulir tersebut sudah selesai semua dilengkapi.

“Sudah Pak .. coba di cek lagi kalau ada yang kurang .. “ kata Teh Ida sambil mengembalikan formulir tersebut kepada Pak Anwar.

Pak Anwar menerima formulir tersebut dan memeriksanya sekilas.

“ Sepertinya cukup sih Bu .. “

“Kalau boleh sih .. minta air nya segelas lagi ya Bu.... “ ujar Bang Sodik menyambung.

Teh Ida tersenyum saja, mm .. cari-cari kesempatan nih kayanya Bang Sodik.

“Boleh Bang, sebentar saya ambilkan ya .. gelasnya saya bawa masuk dulu ya Pak ?” jawab Teh Ida dengan tenang.

Sambil beranjak, Teh Ida mengambil gelas-gelas mereka yang sudah kosong. Tentu saja Teh Ida harus membungkuk lagi di depan mereka untuk mengemasi gelas-gelas tersebut. Dan seperti tadi suasana mendadak seperti jadi sepi ketika Teh Id menunjukkan sepasang buah dadanya lewat lubang atas kaosnya yang tergantung longgar ke bawah.

Teh Ida sengaja sedikit berlama-lama membiarkan mereka bisa lebih puas menikmati pemandangan indah yang disajikan...

"Puas-puasin deh Pak, kapan lagi bisa ngeliating tetek mulus gini kan.. hihi." batin Teh Ida.

"Kayaknya sih .. kalo aku posisi begini, kedua susu sampai putingnya pun seharusnya bisa kelihatan jelas dari posisi mereka .. ketahuan nggak ya kalau putingku sudah keras karena terangsang?.. huff, biarin deh .. kalau ketahuan ya nggak apa-apa .. nanggung." pikir Teh Ida yang berkemcambuk dan pasrah.

“Tunggu ya Pak ..” kata Teh Ida lagi sambil menegakkan badannya.

“ Eh .. i iya Bu .. “, Bang Sodik menjawab setengah kaget.

Mungkin takut Teh Ida melihat mata-mata mereka yang berbinar-binar menggerayangi buah dadanya.

Teh Ida menghilang lagi di balik dinding dengan debaran-debaran dadanya yang makin kuat.

"Aduhh .. nggak tahan nih hornynya .. pengen cepet-cepet muas-muasin pake dildo dikamar .." batin Teh Ida sambil tidak sadar menggerayangi sendiri vaginanya .. duh sampai basah banget ..

Setelah gelas yang kosong diisi lagi dengan air dingin, segera Teh Ida membawa lagi nampan keluar. Kedatanganya disambut dengan senyum Bapak-bapak itu yang makin nampak aneh.

“ Silakan airnya Pak .. “ kata Teh Idalagi dengan ramah ..

Mereka nampak sudah bersiap lagi menunggu pameran payudara seperti yang sudah-sudah. Tapi kali ini Teh Ida tidak membungkuk melainkan berlutut dengan satu kaki terlipat ke atas.

Bang Sodik, yang posisinya disamping Teh Ida langsung melotot melihat paha mulus yang tersingkap sampai ke pangkalnya. Memang kaos tanktop itu cukup panjang sih .. turun sekitar 10 cm menutup paha, tapi kalau berlutut dengan satu kaki terlipat begini ya tentu saja paha jadi tersingkap semua, sampai celana dalam yang di pakai pun bisa terlihat bebas.

Pak Anwar yang berada di depan Teh Ida tidak kalah takjubnya. Dia sampai tidak berkedip melihat pangkal paha yang terbuka lebar karena bagian bawah kaos yang tertarik ke atas oleh lipatan kaki.

Teh Ida pura-pura tidak sadar, malah berlama-lama mengatur gelas-gelas minuman mereka di atas meja. Padahal hatinya sudah bukan main rasanya, berdenyut denyut antara malu dan terangsang. Melihat reaksi mereka yang begitu terbelalak melihat pameran bagian bawah tubuhnya ini membuat Teh Ida jadi makin betah untuk beraksi.

“Nah silakan Pak .. diminum airnya .. “ katanya dengan sopan sambil melihat tajam ke mata Bapak-bapak itu sambil tersenyum semanis mungkin.

Pak Anwar dan Bang Sodik pun membalas tersenyum malu-malu, lalu buru-buru meminum air dingin yang disajikan tadi.

Teh Ida lalu melanjutkan dengan membaca-baca lagi lembar isian yang barusan diiisi itu sambil tetap pada posisi berlutut.

“Sebentar saya baca ulang sekali lagi ya Pak .. siapa tahu ada yang kurang .." katanya sambil pura-pura memeriksa.

Pikiran Teh Ida sudah setengah melayang merasakan debar-debar dadanya yang sudah hampir meledak karena senang. Bukan main rasanya, memikirkan kalau sekarang Bapak-bapak itu sedang sibuk memandangi vaginanya yang cuma ditutup sehelai kain tipis itu, rasanya sudah seperti kalau mereka menggerayangi dengan tangannya.

Uff ..

"Mudah-Mudahan vaginaku yang basah nggak begitu terlihat dari celana dalamku ya .. aduh .. horny banget rasanya nih." pikir Teh Ida.

“Sudah lengkap semua Pak ..” kata Teh Ida lagi sambil menutup map hijau tempat formulir yang barusan diisi.

Bapak-bapak itu mengangguk saja sambil masih tersenyum-senyum gugup.

“ Ada lagi yang bisa saya bantu Pak ? “ katanya lagi sambil berdiri.

“mm .. tidak ada Bu .. terimakasih banyak minuman dan informasinya ya .. “

Pak Anwar mendahului berdiri, diikuti Bang Sodik yang terlihat masih berat untuk pergi.

“ Sama-sama Pak .. nanti kalau ada lagi yang diperlukan Bapak datang saja lagi.” jawab Teh Ida ramah sambil mengikuti mereka keluar pintu rumah.

Dan Show pun berakhir sebelum terjadi hal-hal yang diinginkan.

Setelah itu Teh Ida kembali bergegas ke kamar dan memainkan mainan kontol-kontolan untuk menuntaskan hasratmya yang bergejolak karena kenakalan yamg dibuatnya tadi.

Tiga kali Teh Ida mengejang dan mendesah panjang karena mainan kontol-kontolan itu sebelum akhirnya kembali tertidur pulas. Memang mainan kontol-kontolan itu bisa menuntaskan haaratnya sesaat, namun kerinduan akan kontol asli tak bisa ia pungkiri.

Sekitar pukul setengah tujuh malam Teh Ida terbangun karena bunyi telpon selularnya yang tak henti-hentinya berbunyi. Dingkatnya telpon itu dengan malas-maslasan.

"Iya say..." kata Teh Ida.

"Teteh ke sini sih! Temenin Maya! Di rumah sepi tau, Bang Boby pergi kondangan." jawab suara perempuan di sebrang telpon itu.

"Iya... iya Say. Nanti Teteh ke sana." jawab Teh Ida.

"Hihihi... makasih ya, Teh. Sekaian beliin Maya bakso urat ya. Yang pedes. Hihihihi".....

Telpon pun ditutup....

------------------------------------xxxxxxxxxxx---------------------------


"A...kh,sssh.... sssh,.., Boby, i.. ini bukan
Mala, ini teteh!!" kata dia sambil merintih dan mendesah nikmat.

Anjri....t., beneran ini kakak ipar ane!!

Kagak nyangka ane bisa ngentot sama Teh Ida kakak ipar ane itu. Kakak ipar yang kadang jadi objek hayalan ane kalo lagi nentot sama bini ane. Semakin ane pompa kontol ane dengan keras, semakin Ida merintih dan menjerit tertahan.

"Ssshhh duhhh maaf tesh. Saya kiraahh Maya.." kata ane tapisambil terus memompa penis ane di dalam vaginanya.

"Teee.. teruhss gimanah atuh Teh?" tanya ane.

"Yaaah udaaahhh.. ahhhhh.. terusin dulu ajaahh..." jawab Teh Ida sambil merangkul kepala ane.

Bibir kami saling berpagutan sambil kesua kelamin kami saling memompa satu sama lain. Teh Ida memeluk tubuh gemuk ane. Kakinya ia silangkan agar ane makin rapat dan makin dalam.

"Ko.. Kontol kamu gede banget,sss….sssshhh,o…..h,terus Bobyyy…..!!!!" ujarnya.

"Teh, nikmat gak???" tanya ane.

"Aah….uw, nikmat Boobh….!!!!ssss….. hhh,a…..h!!!."

"Teteh kesepian banget, dah sembilan bulan teteh gak pernah ngewe!!!." jawab Teh Ida.

Ya maklum aja, dia dah lama ditinggal suaminya kerja melaut. Ane semakin mempercepat genjotan ane, dan pada hentakan terakhir aku memuntahkan lahar ane didalam memek Teh Ida...

Crooott.. crot,crot,cro….t...!!

Peju ane keluar dan tumpah dengan banyak memenuhi memek Teh Ida.

Teh Ida pun hampir berteriak kalo gak cepat ane bekap dengab mulut. Untung saja.

Teh Ida mencapai orgasme hampir berbarengan. Sambil terus menindih dia dan terus menancapkan kontol ane, ane bilang sama dia...

"Maafin Boby ya, Teh!!!. Boby gak sengaja. Khilaf. Boby kira Mala, Teh. Lagian kenapa tidur dikamar Boby?? Maya di mana???" kata ane.

"Gak apa-apa, Bob. Teteh juga suka kok. Lagian teteh dah lama pengen ngentot." jawabnya.

"Tadi Maya nelpon, pengen ditemenin. Katanya takut cuma bertiga sama anak-anak kamu. Tadi Si Wily nangis, terus Teteh ajak ke kamar diajak tiduran sampe Teteh juga ikut ketiduran." jelanya.

"O….h gitu Teh, terus Maya dimana Teh??" tanya ane.

"Mungkin dia ketiduran di ruang TV sama Si Bily." jawab Teh Ida.

"Adu….h, sekali lagi maafin Boby ya Teh!!!." kata ane minra maaf lagi.

"Sudah Boby, lagian salah Teteh juga kok." jawabnya lagi.

Lalu ane tiduran samping dia. Sambil ane peluk ane usap-usap dan kobel-kobel lagi memeknya. Dia pun mengusap-usap kontol ane.

Baru sebentar aja kontol ane udah bangun lagi. Mungkin efek banyak dari makan kambing guling di kondangan tadi. Atau mungkin karena goyangan maut bini Si Tony. Atau mungkin juga semangat karna dapat lobang memek Teh Ida. Ah ane gak tau juga.

Segera ane pindahkan Si Wily, anak bungsu ane, ke ujung biar kami lebih leluasa. Lalu kami saling telanjang dan melakukan pemanasan lagi. Teh Ida nge-BJ kontoku. O…..kh, nikmat banget Hu...

Setelah itu kita ngentot sampai puas. Kami melakukan dengan berbagai macam gaya. Diatas ranjang, bahkan dilantai. Dia begitu ganas dan haus akan sex.

Waktu sembilan bulan bukanlah waktu yang singkat bagi seorang istri tanpa belaian seorang suami. Itulah yang terjadi sama Teh Ida. Kami melakukannya sampai jam 3 lebih.

Setelah puas, Teh Ida ane suruh tidur di ruang tamu menemani istri ans. Ane juga berpesan supaya dia bersikap sebagai mana biasanya. Teh Ida cuman mengangguk aja.

Sebelum Teh Ida keluar, kami berpelukkan dan ciuman. Andai waktu masih panjang, ingin ane ngentot lagi sama dia tapi takut keburu Mala bangun.

Setelah itu ane lalu berbaring. Ada rasa penyesalan dan berdosa sama istri ane. Tapi semua berawal dari ketidaksengajaan. Akhirnya ane tertidur pulas.

Besoknya aku dibangunin istri ane jam 8 pagi. Ada rasa gak enak dan bersalah waktu melihat dia.

"Datang jam berapa Yah?" tanya istri ane.

"Jam satuan Bund, Ayah langsung ke kamar. Ternyata cuman ada Wily aja lagi tidur. karna dah ngantuk, ayah langsung tidur aja." jelas ane.

"O….h gitu..." jawab istri ane.

"Semalam Teh Ida nginep disini loh Yah, habis Bunda takut, kesepian." ujar istri ane.

"Oya??!!" jawab ane yang pura- pura gak tau.

"Iya. Sekarang dah balik tadi jam 7 habis sarapan." kata istri ane.

"Udah Ayah sarapan dulu .Tuh udah Bunda bikinin nasi goreng di meja makan."

Du…h, begitu baik deh istri ane. Aku berjanji, mudah-mudahan ke depannya ane gak nakal-nakal lagi.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd