Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

BO Bini Orang


POV Gito

Namaku Anggito Chandra, panggil aku Gito. Usiaku 25 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan IT. Aku memiliki seorang istri bernama Larasati Kirana, Laras. Aku sudah pacaran dengannya sejak SMA, dia adik kelasku. Dan sejak pacaran aku sudah mendapatkan perawannya. Sejak saat itu, Sex adalah kegiatan yang rutin kami lakukan.

Walaupun kami belum punya momongan, pada dasarnya kami adalah pasangan yang bahagia. Sampai kejadian setahun yang lalu aku mengalami kecelakaan, yang karena itu berdampak buruk pada kejantananku. Sejak saat itu aku sulit untuk ereksi dan kalaupun ereksi tidak akan bertahan lama. Sentuhan kecil atau ujung lidah istriku sudah bisa membuat air maniku keluar. Dan aku mulai merasa seperti seorang pecundang.

Meskipun aku sendiri juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kepuasan sexual istriku. Namun tiap kali berhubungan hasilnya tetap sama. Aku selalu kalah bahkan sebelum pertempuran itu dimulai. Padahal istriku pastinya ingin sekali merasakan kehangatan belaianku seperti dulu. Tetapi mau gimana lagi, mungkin ini sudah menjadi karma buruk untuku karena aku sudah menjamahnya sebelum Tuhan memberkati kami dalam ikatan perkawinan.


Aku tahu pasti kalau istriku sangat setia padaku. Banyak orang bilang kalau istriku itu sangat cantik seperti seorang supermodel. Tingginya 170cm dan beratnya 55 kg, dengan kulit kuning langsat dan wajahnya berparas ayu khas wanita Jawa. Payudaranya mnotok dan padat dengan ukuran 34b. Aku paling suka meremas dan menghisap payudaranya, tidak ada bosan-bosannya walaupun hampir tiap hari aku melakukannya.

Istriku adalah type wanita yang mudah sekali terangsang dan nafsunya sulit dikendalikan bila di atas ranjang. Dia selalu sekuat tenaga melepaskan hasrat sexnya saat aku masih mampu menggagahinya. Tidak siang ataupun malam, hari-hari bahagiaku dulu selalu tidak lepas dari kata sex. Namun keadaannya sungguh berbeda sekarang.

Hari semakin hari, bulan semakin bulan terus berlalu, aku melihat istriku yang selalu bermain dildo. Aku makluminya karena keadaanku sungguh berbeda sekarang. Keadaanku semakin parah, bahkan sebulan belakangan ini aku sudah tidak mampu lagi untuk ereksi.

Ditengah kegalauan itu akupun mendiskusikan masalah ini kepada istriku. Terus terang aku sangat sayang pada istriku. Dan setelah aku berdiskusi cukup lama dengan istriku, aku mengambil kesimpulan bahwa dia pun cukup menderita dengan keadaanku saat ini. Tapi bagaimanapun juga istriku tidak selingkuh dengan pria manapun demi kesetiannya terhdap aku.

Akhirnya aku memiliki ide yang cukup gila untuk memberi sedikit kebahagiaan pada istriku ini. Ya, memang ini cukup gila dan melanggar kaedah norma-norma agama dan susila. Tetapi mau gimana lagi ini sudah menjadi kesimpulanku untuk mengakhiri penderitaan istriku.

Aku mencoba merayu istriku agar melampiaskan sexnya kepada orang lain yang bisa memuaskan dirinya selama aku berada dalam kondisi ini. Awalnya istriku menolak karena alasan norma agama dan susila, memang tidak pantas dirinya dijamahi orang lain selain aku. Tetapi aku memberikan pengertian dengan beberapa perjanjian-perjanjian yang harus ditepati diantara kami berdua. Sampai pada akhirnya kami menyepakati ide itu.

Istriku memiliki satu syarat. Dia tidak mau terkesan seperti wanita gatal dan haus belaian lelaki. Karena dengan begitu orang bisa berkesimpulan bahwa aku tidak bisa memuaskanya. Dia ingin tetap menjaga harga diriku. Tapi bagaimana caranya?

Istriku memiliki ide agar aku menjajakan dirinya di aplikasi Mich*t. Dengan begitu akan tampak seolah-olah faktor eknonomi yang menjadi pemicunya. Walau sama-sama merendahkan harga diriku tapi itu lebih baik daripda orang tau kalau aku ini lemah syahwat.

Aku pun lantas membuat akun dan mulai menjajkan istriku. Sampai tak berselang lama kemudian ada akun yang menerima tawaranku.

Siang itu istriku mengenakan kaos putih ketat yang didalamnya sudah tidak memakai. Sedangkan bawahannya mengenakan celana hotpants yang memamerkan seluruh pahanya yang putih dan mulus. Bibirnya dipoles dengan lisptik warna transparan dengan rambut panjang terurai. Sesaat aku melihat wajahnya begitu tegang manantikan kedatangan tamu pertama kami, sesekali aku membelai buah dadanya dan terasa jantungnya berdegup kencang tak karuan menantikan saat-saat yang menegangkan ini.

"Mah."
"Ya Pah.."

"Kita tidak tau seperti apa tamunya nanti. Gimana kalo dia gak gangteng. Gak kayak opa-opa korea favorit Mama?" tanya ane.

"Tenang Pah. Mama sudah minum ini." jawab istriku sambil menunjukan sebuah botol obat perangsang kepadaku.

"Ih Mamah nakal ya.." jawabku sambil meremas buah dadanya dan memilin puting susunya dengan ujung jari-jariku dari luar kaosnya. Istriku pun hanya mendesah lirih merespon perbuatanku.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara ketukan pintu, setelah aku buka ternyata benar tamu yang aku maksud sudah datang. Aku persilahkan masuk sembari mengobrol dan menikmati makan siang yang dimasak istriku.

Aku sebenarnya sempat kegirangan melihat sosok tamuku itu. Sosok pria hidung belang seperti yang ada di film-film. Orang bernama Aceng Abas itu tampak seperti om-om gendut dengan kumis melintang menghiasi wajahnya dan khas perutnya yang buncit. Aku tak yakin istriku akan berhasrat padanya.

Namun itu di luar dugaanku. Betapa kagetnya aku saat keluar dari WC, di sofa ruang tamu mereka telah memulai permainannya tanpa sepengetahuanku. Kulihat Aceng begitu bernafsu mengenyot tetek istriku. Dan apa yang paling membuatku kaget saat itu adalah benda yang berada di genggaman istriku.

Kontol Milik Aceng!!!!

Ukuranya jauh lebih besar dari punyaku. Ukuranya seperti ukuran penis bule di film-film porno barat kesukaam istriku. Namun tampak lebih tegak, keras dan menjulang. Terlihat istriku sedang mengocoknya dengan kencang. Aku tak menyangka istriku bisa seliar itu. Mungkin karena efek obat perangsang tadi.

"Ehem..."

Dehemanku langsung menghentikan kegiatan mereka. Aceng tampak gelagapan dan kembali memakai celananya. Sementara istriku masih cuek bertelanjang dada memamerkan asetnya itu di hadapan lelaki lain.

Setelah beristirahat sejenak dan mempersilahkan tamuku itu untuk minum, Laras istriku itu langsung menggandengn lelaki itu masuk ke dalam kamar.

"Mas Gito, saya mohon ijin dulu sama istri Mas Gito." ujar Aceng.

"Monggo Mas. Silahken." jawabku.

Namun saat pintu kamar itu telah dibuka, tiba-tiba Laras menghentikan langkahnya. Ia menoleh kepadaku dan menatapku penuh arti. Aku sedikit anggukan kepalaku pertanda menyetujuinya. Namun Laras malah menggelengkan kepalanya. Tentu saja Aceng pun terlihat kikuk dan bingung dengan sikap Laras sekarang.

"Mas Aceng. Saya mohon maaf sebelumnya. Jika Mas Aceng berkenan, bolehkah suami saya ikut menemani saya di dalam?" ujar Laras.

Pertanyaan itu mengagetkan aku. Tentu saja pria tamuku itu pun kaget kenapa Laras tiba-tiba bertanya demikian. Dari raut mukanya terlihat seperti orang yang kebingungan boleh.

"Mas Gito..." ujar Aceng sambil menoleh ke arahku.

"Mas Aceng kalo keberatan gak apa-apa. Saya gak akan ikut masuk." jawabku.

"Saya akan memberikan diskon jika Mas Aceng mengizinkan suami saya ikut masuk ke kamar." ujar istriku mengagetkan kami berdua.

"Emm.. gak apa-apa Mas. Mas Gito ikut masuk saja." ujar tamuku itu.

Di dalam kamar kami bertiga duduk di atas ranjang yang sama. Istriku kini malah tampak tertunduk malu dalam keadaan bertelanjang dada. Tamuku itu pun tampak ragu memulainya.

"Maaf, apa Mas Gito tidak keberatan jika saua memulainya sekarang?" tanya Aceng tamuku itu.

"Hmmm... silahkan Mas. Lagi pula kan itu sudah jadi kesepakatan kita di awal tadi." jawabku.

Ya, pada akhirnya aku mempersilahkan Mas Aceng tamuku itu mendekati istriku di ranjang yang cukup lebar dan luas ini.
Jantungku berdebar-debar melihat istriku yang kelihatnnya tampak tegang setelah disentuh olehnya. Entah apa yang terjadi dengannya? Awalnya dia tampak riang. Pun di sofa tadi, dua tampak sangat bergairah dan menikmati percumbuannya dengan pria itu.

Apa karena aku seakan memergokinya tadi dia jadi merasa bersalah telah mengkhianatiku? Kini terlihat linangan air mata yang mulai turun membasahi pipinya.

Namun di sisi lain, aku melihat Mas Aceng sebagai sosok pria yang lembut. Tidak seperti yang kulihat sebelumnya, kini dia tidak langsung menyambar istriku dengan sentuhan-sentuhan yang mengarah pada bagian sensitifnya.

Awalnya Mas Aceng memeluk istriku yang duduk tersipu malu menghadap sebuah cermin yang terpampang di depannya. Aceng memeluk istriku dengan lembut meskipun aku lihat istriku sangat kaku sekali. Aku hanya duduk di samping kanan ranjang itu. Kelihatannya aku lihat Aceng cukup sabar memeluk istriku, sambil mencunbu istrku, dia tidak sungkan-sungkan membisikan kata-kata pujian yang entah aku juga tidak mendengarnya.

Berkali-kali pipinya dicium oleh Mas Aceng, dengan agak canggung-canggung tamuku itu mencoba menciumi tangan, leher, hidung dan keningnya. Istriku Laras hanya diam saja. Dia terus memandangku sambil menitikan air matanya tanpa kata sedikitpun.

Kini Mas Aceng mencoba mencium bibir istriku dengan lembut, kudengar dari kejauhan suara bercakan bibirnya yang saling beradu. Aku lihat perlahan istriku mulai membalas ciumannya dengan sesekali menggerakan tangannya di bahu Mas Aceng. Ketika beberapa saat ciuman, nampaknya Mas Aceng sudah berani menggerayangi tubuh istriku, yang bertelanjang dada itu.

Mulai dari punggungnya sampai kini daerah payudaranya. Tangan kirinya seperti sudah melekat di payudara kiri istriku yang sudah tak terhalang penghalang apapun. Dia mencoba meraba-raba sambil mencoba meremas-remas dengan lembut.

Terlihat sangat menggairahkan melihat adegan ini, apalagi ketika mereka berdua melakukan ciuman panas. Tak lama kemudian Mas Aceng melepaskan ciumannya. Istriku tampak pasrah.

Kini istriku merebahkan tubuhnya dan tidur terlentang sambil menarik tangan Mas Aceng. Dan tanpa ragu lagi Mas Aceng pun kembali melahap payudaranya. Tak henti-hentinya mulutnya menjilat-jilat putingnya sambil meremas-remas payudaranya. Istriku hanya bisa memegang kepala Mas Aceng dengan menahan kenikmatannya.

Desahan-desahan kecil mulai terkuak dari mulutnya, ya memang istriku paling suka dijilati payudaranya, itu merupakan rangsangan yang hebat sebelum melakukan sex. Ketika payudaranya terus dihisap, dijilat dan diremas-remas oleh Mas Aceng matanya mulai melihat ke arahku. Aku nggak tau apa yang ingin dia katakan, pastinya dia saat ini mersakan rangsangan yang sangat hebat.

Cukup lama Mas Aceng menguasai peyudara istriku. Akhirnya kini ia membuka celana hotpants istriku dengan cepat, lalu tanpa ragu lagi dia membuka celana dalam istriku. Kini seluruh tubuh istriku terpampang jelas tanpa sehelai benangpun di hadapan Mas Aceng.

Hatiku berdebar-debar menantikan apa reaksi Mas Aceng selanjutnya. Opsss nampaknya Mas Aceng membuka lebar-lebar paha istriku, dan…………….

Benar-benar aku tidak menyangka dia mulai menjilati vagina istriku yang nampaknya sudah basah karena rangangan yang begitu hebat. Belum lama Mas Aceng menjilati vagina istriku, kini istriku mendesah hebat. Kedua tangannya mulai mengepaal keras. Kepalanya mulai bergerak tak karuan. Dan kulihat matanyapun tampak putih seperti orang kesetanan.

"Uuhh.... Massssh... Mas Ghi... to...hhh.."

"Aaaaaaahhhh Massshhh ...Larashh ampun massshh.. enaaakkkkhh..."

"Maassshhhh ... tolonghhh... Larashh enakkhh mass..

Istriku masih saja menyebut-nyebut namaku ketika mendesah hebat. Aku senang rupanya istriku bisa merasakan apa yang dia inginkan, ini adalah bukti rasa cintaku padanya.

Kini aku melihat wajah Mas Aceng benar-benar tenggelam di kedua belah selangkangan istriku. Paha istriku terus mengggelinjang tanpa arah mejepit kepala Mas Aceng yang sedang isbuk menghisap vaginanya.

Tiba-tiba, tubuh istriku bergetar hebat. Ia tampak kejang-kejang menyambut orgasme yanh sudah lama ia dambakan. Kedua tangannya mencengkram seprei smentara kakinya yang jenjang dan mengankang itu tampak lurus menjulang ke langit sambil ikut bergetar diikuti lenguhan panjang.

"Mmmmmnnnngggggeeeeuuuaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh....."

Setelah permainan ini, Mas Aceng bangun dari ranjangnya, lalu dia membuka semua pakainannya sampai dia benar-benar telanjang di hadapan istriku. Ku lihat penisnya yang besar itu kini sudah kembali tegang maksimal. Mengacung-ngacung gagah di hadpaan istriku yang terkulai lemas.

Rupanya Mas sudah tidak sabar ingin memasukkan penisnya kedalam vagina istriku. Ia tampak celingukan mencari sesuatu.

"Kenapa Mas?" tanyaku.

"Maaf nih Mas Gito, saya lupa tadi tidak membawa kondom." ujarnya.

Deggggggg...

Ah siap aku lupa untuk memikirkannya. Kondom. Seharusnya sudah aku pikirkan sebelumnya. Itu artinya dia akan menikmati vagina istriku seutuhnya? Aku liat mata sayu istriku yang tampak ingin segera dieksekusi.

"Gak apa-apa Mas. Langsung saja." jawabku.

"Beneran Mas Gito tidak keberatan kalau saya tak pakai kondom?" tanyanya memastikan. Dan aku pun hanya menganggukan kepalaku sebagai jawabannya.

Dalam kondisi yang agak lemas, istriku kembali mengangkangkan kedua pahanya. Mas Aceng kini sudah berada di depan kedua selangkangan istriku. Nampak istriku berposisi terlentang menghadap Mas Aceng yang sedang duduk sambil memoles-moles penisnya.

Tak lama kemudian Mas Aceng mencoba memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku. Sulit juga pria itu memasukkan penis jumbonya ke dalam vagina istriku. Akhirnya istriku mencoba membantu dengan tangannya untuk memasukan penisnya. Dan...

Slep..
Bles...

Kini penisnya mulai masuk menyeruak kedalam vagina istriku. Mas Aceng mencoba menggerakkan pantatnya dengan dorongan yang cukup pelan. Memang ini adalah posisi sex konvensional yang sudah biasa aku lakukan sehari-hari dengan istriku. Tetapi nampaknya istriku begitu sangat menikmati permainan ini, kulihat dia memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya menahan rasa nikmat yang ada pada tubuhnya.

Kaki istriku tepat ada di punggung Mas Aceng dengan vagina yang sudah terbuka lebar di hadapannya. Sesekali aku melihat penisnya begitu gagah keluar-masuk ke dalam vagina istriku.

"Papahhh…sshhhhh oouwwwwww…… ppaaahhhhhhhhhhh”...

Aku benar-benar terkejut mendengar rintihan istriku yang cukup keras itu, tidak biasanya istriku merintih sangat keras. Gerakan tubuhnya bergetar hebat tak beraturan, tak bosan-bosannya Mas Aceng terus menancapkan penisnya ke liang vagina istriku, sambil meremas-remas payudara istriku. Terihat Aceng menikmati vagina istriku dalam permainan ini, dengan mengeluarkan desahan halus yang keluar dari mulutnya.

Hampir 15 menit berlalu Mas Aceng belum juga lelah terus mendorong pantatnya ke dalam vagina istriku. Aku lihat penisnya begitu besar masih keluar masuk dalam liang kemaluan istriku. Padahal keduanya sudah dibasahi keringat disekujur tubuhnya, walaupun kamar ini menggunakan AC yang sangat dingin.

Istriku lalu mencoba bangkit dari tidurnya dan memeluk Mas Aceng lalu menciumi bibirnya. Owwwww ini adalah adegan making love paling romantis yang pernah aku lihat seumur hidupku. Istriku kini ada di atas pangkuan Mas Aceng yang secara bergantian menggoyang-goyangkan pantatnya.

Hampir setengah jam kemudian Mas Aceng tampak meberi isyarat seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari kemaluannya. Namun istriku masih saja terus menggoyang pantatnya. Malah makin liar.

"Mhhhhhh... ngeeeeeeehhhhh..
"Aaaaahhhhh...aaaaaaahhh..."

Desahanya istriku malah menjadi-jadi. Sementara Mas Aceng terlihat makin memerah mukanya menahan agar tidak sampai mengeluarkan spermanya di dalam vagina istriku.

"Mbaakh... mbakk..."
"Tolong dilepas Mbak..
"aaku mau ke luarrrhhh..." ujar Mas Aceng..

Sama sekali Laras tidak mempedulikanya. Istriku itu makin erat memeluk tubuh Mas Aceng. Goyangannya semakin liar dan kencang. Pun mulutnya tak ragu-ragu lagi mendesah makin kencang.

"Engghhhh ...
"eeeeeeeeeeeeerghhhhh..

"Aaaaahh.."
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh..."

Tampak seperti gerakan slow motian ketika istriku makin menggila bergoyamg di atas pangkuan Mas Aceng. Pun sebagai gerakan reflek, Mas Aceng menghentak-hentakan penis jumbonya menyodok vagina istriku. Apa yang terjadi terjadilah. Aku bisa memahaminya. Lelaki manapun tidak akan ada yang bisa menahanya. Digoyang oleh wanita secantik istriku.

Dan aku lihat Mas Aceng sudah tak bisa lagi menahannya. Pertahannya pun akhirnya jebol juga. Ia memejamkan matanya dan disambut lenguhan panjang istriku sambil bergetar tubuhnya. Dan pastinya benih-benih sperma Mas Aceng mengalir deras mengisi rahim istriku.

Cukup lama mereka dalam posisi berpelukan. Aku melihat senyuman hangat terpancar di wajah istriku. Aku cukup bahagia istrku bisa menikmati kepuasan sexualnya meskipun bukan denganku.

Istriku lalu bangkit beranjak dari tubuh Mas Aceng lalu merebahkan badanya di samping pria itu. Tubuh gempal pria itu pun tampak langsung terlentang kelelahan.

Aku mendekati istriku coba membantu membersihkan cairan yang ada di lobang vaginanya dengan tissue. Bibir kami pun saling berpagutan dengan mesra. Dan Mas Aceng pun tersenyum melihat kemesraan kami.

Lalu tak lama kemudian istriku meninggalkanku untuk ke toilet.,,,,,,,,,,,,,,,,

---------------
Dilanjut gak nih???​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd