Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Binalnya Istriku Dewi.

PART 82

POV SUAMI

Hatiku benar-benar tak karuan, apalagi Dewi terkesan menyalahkanku. Ya andai saja aku datang lebih awal, mungkin Sabtu atau minggu tentu peristiwa ini tak bakal terjadi.
Aku pun merasa sangat bersalah karena aku malah bersenang-senang di sana dengan dua istri baruku dan lebih gilanya melibatkan kedua mertua perempuanku.
Aku pun termenung sendiri duduk di depan kamar tempat Dewi di rawat. Kini dia sudah dipindahkan dari ICCU.

Seluruh keluarga baik dari keluargaku atau keluarga istriku sudah bergantian menengok istri saya, bahkan beberapa rekan dan anak buahku di kantor sudah berdatangan menengok istri saya. Sudah seminggu istriku di rawat. Hari ini istri saya sudah diperbolehkan pulang hanya tinggal mengurus urusan administrasi yang sekarang sedang diurus oleh Tony suaminya Luna yang kebetulan kebagian menemani saya menjaga istri saya.

Akhirnya Tony pun datang dan kami berdua segera masuk ke dalam kamar tempat istri saya di rawat. Di dalam ada Luna bersama kedua mertuaku dan anak kami juga. Mega tidak hadir karena kondisinya yang sudah repot karena hampir melahirkan.
Kami pun segera berkemas-kemas membereskan barang bawaan kami sambil menuggu perawat melepas inpus di tangan istri saya.
Setelah perawat datang dan melepas inpus kami pun segera meninggalkan rumah sakit.
Kami menggunakan dua mobil, saya bersama istri dan mertua sedang Tony bersama Luna, anaknya si Bobo dan kedua anak saya.

Menjelang siang kami pun sudah di rumah. Luna dan Tony langsung pamit karena memang sudah menunggu dari tadi malam. Sedang kedua mertuaku tetap tinggal sekalian menuggu perkembangan pemulihan istri saya.
Saya pun memilih mengambil cuti lagi sebanyak seminggu karena belum tega meninggalkan istri saya meski kedua mertuaku menyuruhku untuk bekerja saja. Pergerakan saya di rumah menjadi tidak leluasa karena keberadaan kedua mertuaku. Dewi pun menyadarinya tapi sepertinya dia malah puas melihat kekakuan saya.

Dewi lebih banyak diam dan menjawab saya seadanya dan lebih sering ditunggu oleh Mia ibunya.
Saya lebih sering bermain bersama anak-anak sambil sesekali diajak ngobrol oleh bapak mertua saya.
Saya kembali lagi rajin beribadah tapi bukan karena memang sudah insyaf lebih kepada malu sama mertua di mana bapak mertuaku merupakan seorang ustadz.

Aku pun sempat mengabari Ifah bahwa aku mungkin masih lama di Bandung dan entah kapan bisa ke bogor akupun memberi tahu karena istriku keguguran tanpa menyebut penyebabnya.
Sementara jejak suami Anis masih belum ditemukan meski sudah dilacak Donatus. Sepertinya dia kabur entah ke mana karena tentu dia sadar dia akan dicari orang.

Saya lihat Dewi pun sudah semakin pulih, sekarang sudah 7 hari lebih dari dia keluar dari rumah sakit. Tapi sikapnya masih sangat dingin terhadap saya. Keberadaan kedua mertua saya pun membuat saya tidak bisa melampiaskan hasrat seks saya meski Dewi menyuruh saya meminta kepada Anis atau Hanum karena Dewi belum bisa melayani saya. Mau pergi keluar pun saya merasa tidak enak dengan mertua saya. Apalagi mertua saya tidur menemani istri saya sedang saya harus tidur di pavilion belakang.

Besok saya sudah mulai harus bekerja kembali. Saya pun menemui istri saya kebetulan mertua saya tidak nampak. Saya pun sera masuk ke dalam kamar sementara anak-anak pun lagi asyik main dengan bapak mertua saya.
Ku lihat istri saya sudah bisa duduk sambil memainkan ponsel barunya karena ponsel lamanya dibawa kabur suami Anis. Saya hnaya berharap tidak ada file membahayakan di ponsel istri saya.

Dewi pun melirik saya sejenak dan kembali asyik dengan ponselnya. Saya pun segera mengambil kursi kecil menaruhnya di tepi ranjang dan kemudian mendudukinya.
Saya:”Gimana mah, udah makin sehat?
Wife:”Alhamdulillah pahm udah sehat koq, kamu gak usah khawatir” jawabnya terkesan datar.
Saya pun menarik nafas panjang.
Saya:”Kamu masih nyalahin papah mah, atas semua yang terjadi? Tanya saya.

Dewi langsung mengangkat kepalanya dan menatap saya dengan tajam.
Wife:”Banyak yang harus kita bicarakan pah, dan akan kita bicarkan, tapi tidak sekarang, tunggu papah dan mamah aku pulang” ucap istri saya dan kembali memainkan ponselnya.
Saya:”ia,tapi syukur kalau mamah udah baikan, besok papah sudah harus kerja”
Wife:”Ia gpp, mamah papah juga masih di sini, paling 3-4 hari ke depan mereka baru pulang, kan mereka juga udah nyuruh papah kerja saja, sayang cutinya, kan mereka bisa jagain mamah, kadang-kadang Mega sama Luna juga kan datang ke sini”

Saya pun kembali menarik nafas panjang.
Saya:”Ia, tapi papah kan masih khawatir”
Wife:”Sekarang udah sehat koq, sebenarnya udah segar bugar, malah sebenarnya mamah udah bisa melayanin papah, kalau papah mau bersetubuh, tapi mamah lagi malas aza” ucapnya.
Saya:”ia ggp, papah juga gak minta hal itu” ucap saya.
Wife:”Tapi papah pasti pengen kan dan gak bisa juga nyalurinnya karena ada mertua?
Saya:”Hempz gak perlu dibahas”
Wife:”Hihi kasihan! ucapnya tertawa tapi diakhiri dengan ucapan sinis.

Lalu tiba-tiba pintu kamar mandi di buka dari dalam dan tampak ibu mertua saya yang memiliki postur cukup tinggi dan bodyna mirip Mega keluar hanya berbalut handuk warna cream yang pendek sekitar 15 cm di atas lutut. Meski umurnya sudah mendekati kepala lima bodynya masih tetap segar dan kulitnya pun kencang tidak menampakan umurnya yang sudah menjelang setengah abad. Handuk yang dikenakannya tidak mampu menyembunyikan tonjolan buah dadanya yang begitu besar meski tak sebesar tetek Yuniar. Rambunya tergerai basah dan masih tampak hitam meski mungkin kalau itu dicat.

Selama ini dia banyak memakai gamis lebar. Dulu saya pun sering memperhatikan body dia tapi dengan kejadian ini meski dia lama di sini dan di rumah sakit saya tidak terlalu memperhatikan dia. Tapi dengan kondisi dia hanya memakai handuk saat ini, pikiran jorok kembali mengisi kepala saya. Fantasi saya bergelora, Ratih dan Yuniar yang notabene mertua saya meski dengan anaknya saya hanya nikah kontrak, tapi sesuatu yang luar biasa bisa menyetubuhi kedua mertua saya tersebut. Saya pun tidak tahu apa Mia ibunya Dewi ini sudah menopause atau tidak tapi bodynya membuat saya melongo.

Mia:”Eh, ada kamu Den? Ucap mertua saya dengan tenang. Hanya Dewi yang belingsatan.
Wife:”Papah, keluar dulu, sana, maaf mah, Dewi lupa mamah lagi mandi, si aa maen masuk aza ke kamar” ucap istri saya.
Saya pun segera berdiri hendak meninggalkan mereka tapi kemudian ibu mertua saya berbicara.

Mia:”Ya udah, kamu duduk aza Den gpp, lagian mamah sekarang jarang lihat kalian ngobro berdua, seperti ada yang disembunyikan” ucapnya sambil berjalan ke depan meja rias dan kini membelakangi saya. Pantat besarnya yang sedikit tenggeng meski lebih tenggeng pantat Mega menjadi santapan nakal mata saya.
Saya:”Gpp bu, saya keluar dulu” ucap saya karena meski dibolehin tapi tentu saya merasa tidak enak.

Mia:”Udah gpp, duduk di situ aza, mamah sekalian mau ngomong sama kalian berdua”
Wife:”Tapi mamah mau ganti baju kan?
Mia:”Ia ggp, udah pada gede ini, lagian mamah kan udah tua neng”
Saya pun masih berdiri dan bengong.

Wife:”Udah duduk lagi” ucap istri saya. Setan pun bersorak dan saya pun segera duduk tapi kepala saya masih jelas menoleh ke arah mertua saya.
Ku lihat Mia mengangkat kedua lengannya dan tampak membenahi rambut panjangnya. Otomatis ketiaknya terbuka lebar dan nampak dari kaca. Tampak bulu-bulunya meski tak selebat milik Dewi tapi cukup panjang dan membuat sesuatu dalam celana saya berontak apalagi sudah dua minggu tak saya keluarkan.

Wife:”Ehempz”
Saya pun segera memutar kepala saya menghadap istri saya.
Istri saya pun tampak memelototi saya.
Saya pun langsung menunduk.
Lalu terdengar mertua saya kembali berbicara.

Mia:”neng, sebenarnya ada masalah apa sich kamu sama suami kamu?
Wife:”Gak ada apa-apa koq mah” ucap istrinya saya.
Mia:”Jangan bohong, mamah udah puluhan tahun nikah, mamah tahu ada sesuatu di antara kalian” ucapnya. Kini saya tak berani melihat kepada ibu mertua saya karena dipelototin oleh istri saya.
Wife:”Beneran gak ada apa-apa mah” ucap istri saya lagi.
Mia:”Kalau masalah kamu keguguran, itu kan kecelakaan, gak usah saling menyalahkan, mungkin belum rezeki kalian punya anak lagi, yang di atas lebih saya sama anak kamu neng” ucap Mia.

Wife:”gak ada koq mah, perasaan mamah saja”
Mia:”Tapi mamah lihat jarang sekali kalian ngobrol, ngobrol seadanya saja, mamah juga gak buta neng, bisa lihat” ucap mertua saya.
Istri saya pun diam tak bicara lagi.
Mia:”Kumaha Den, mungkin kamu bisa lebih jujur dari anak ibu? Tanya Mia kepada saya.
Mau tidak mau saya pun menoleh kepada Mia yang tampak lagi mengeringkan rambutnya.

Saya:”Gak ada apa-apa koq mah, mungkin kami jarang ngobrol karena Dewi masih trauma, jadi saya pun gak banyak ajak dia ngobrol” ucap saya.
Wife:”Mah, si aa suruh keluar dulu ya, dari tadi dia ngintipin mamah terus” ucap istri saya yang membuat wajah saya terasa panas dan saya yakin wajah saya pasti merah padam.
Mia:”Masa mamah yang udah 49 tahun masih intipin, perasaan kamu aza neng, udah suami kamu suruh di situ, mamah belum selesai ngomong sama kalian berdua” ucap Mia. Kini saya hanya bisa tertunduk takut Dewi complain lagi.

Wife:”Mamah gak tahu aza, dia ini gak bisa liat badan semok, umur gak masalah, pasti dipelototin”
Mia:”Masa neng, teu uyahan oge atuh salaki kamu tuch”
Wife:”Ia, wajahnya aza nampak pemalu mah, tapi aslinya malu-maluin hihi” ucap Dewi dan kini dia tertawa lepas begitu juga ibunya.

Saya hanya diam saja lalu tiba-tiba terdengar deritan dan tampak ibu mertuaku menggeser kursi meja rias tepas ke sampingku. Lalu dia pun duduk di sebelahku. Saat duduk otomatis handuk di pahanya pun terangkat dan memperlihatkan pahanya yang putih mulus dan tampak kulitnya masih kencang tak mencerminkan usianya yang sudah 49 tahun.
Tapi saya tak berlama-lama menatap paha mertua saya. Saya langsung menunduk kembali dan menghadap istri saya.

Ku dengar mertuaku menarik nafas panjang seperti dia juga berusaha melepas beban di dadanya.
Mia:”jadi kamu masih gak mau ngaku Den?
Saya:”Eh, ngaku apa bu? Tanya saya karena kaget dan tak paham pertanyaan mertua saya.
Mia:”Gak mau ngaku kalau ada masalah di dalam keluarga kamu?

Saya pun menjadi bingung dan menatap Dewi istri saya. Dewi nampak cuek dan pura-pura focus dengan ponselnya.
Mia:”Sebenarnya mamah mau ngomong sama kamu, tapi belum sekarang, tapi kebetulan kamu ada di sini datangin istri kamu mamah mau ngomong, yam amah di sini lebih sebagai penengah saja” ucapnya.
Saya pun beberapa kali menoleh kepada ibu mertua saya sambil menuri pandang ke arah susu dan pahanya.

Wife:”Tuch mah, mata si aa jelalatan, ngelihatin paha sama tetek mamah” ucap Dewi yang tentu saja membuat saya malu.
Tapi rekasi Mia membuat saya terkejut.
Mia:”Ya biar aza neng, kasihan udah dua minggu gak tersalurkan hihi”
Wife:”Hihi ia juga” Dewi ikut tertawa tapi sama saya dia masih terlihat judes.

Mia:”Gini Den, Dewi itu anak mamah yang paling gak bisa bohong dan gak bisa nyimpen rahasia kalau sama mamah” ucapnya.
Saya pun mulai berdebar-debar menebak-nebak ke mana arah pembicaraan ini tapi saya masih bingung dan tak berani menyimpulkan jadi saya hanya diam saja.
Saya pun memilih menunduk saja tanpa berkomentar.

Mia:”Jadi 2 hari yang lalu dia cerita semuanya sama mamah, amah yakin dia sudah cerita semuanya, mamah tahu gimana Dewi anak mamah, tak ada yang Dewi tutup-tutupi dia cerita semuanya sama mamah” ucapnya berhenti sejenak dan suasana pun menjadi hening.
Mia:”Mamah bener-bener kaget, sempat sich mamah marah, tapi mamah hargai Dewi mau terbuka ke mamah dan yang lebih kaget Luna dan Mega pun terlibat di dalamnya, ya sudah mau mamah yang nyelesaikan atau cukup kalian berdua? Tanya ibu mertuaku.

Aku yang masih shock mendengar ucapan mertuaku hanya bengong dan menatap istriku. Mungkin ini akhir dari petualangan kami, sesuatu yang awalnya aku yang mulai dari mulai iseng-iseng sampai semakin parah.
Wife:”Kita saja mah” ucap istriku sekaligus mengembalikan kesadaranku.
Mia:”Ya udah kalau mau kamu begitu neng”
Wife:”Papah jangan sampai tahu ya mah”
Mia:”Ia, kalau papah kamu tahu gawat, dia orangnya kolot dan sangat taat agama, bisa kamu gak diakui lagi anak atau malah papahmu yang jantungan mendengarnya” ucap Mia dan kemudian berdiri dan berjalan menuju lemari pakaian. Tampak Mia mengambil beberapa helai pakaian termasuk pakaian dalam.

Wife:”Ehemz” istriku pun mendehem dan mengagetkanku dan segera aku mengalihkan pandangan dari mertuaku yang saat itu sedang mengenakan celana dalam.
Wife:”Kita nanti saja ngobrolnya ya pah?
Saya:”Nggak sekarang saja mah? Ucapku karena penasaran apa yang akan dikatakan istriku.
Mia:”Selesaikan sekarang saja neng, mamah ingin kalian rukun dan akur lagi” ucap Mia.

Wife:”Ya udah, ia” jawab istriku.
Aku hanya diam dan sesekali melihat ke mertuaku yang kini sedang memakai baju gamis.
Istri saya pun kembali diam, sepertinya dia menunggu ibunya selesai memakai baju.
Tampaknya Mia pun sudah selesai berpakaian.
Mia:”Mamah keluar dulu ya neng, kamu lanjutkan obrolan kamu sama Dendi” ucapnya dan segera keluar dari kamar.

Setelah ibunya pergi, Dewi pun mulai membuka pembicaraan.
Wife:”Pah, gimana perasaan kamu kehilangan bayi kita?
Saya:”Marah, sedih campur aduk mah, apalagi kamu kelihatan sikap kamu ke aku sekarang beda”
Wife:”ya perasaan kita sama pah”
Saya:”Terus apa yang mamah ceritakan ke ibu?
Wife:”Semuanya”

Saya:”Maksudnya semuanya gimana?
Wife:”Semua yang terjadi, mamah gak bisa nanggu beban sendiri, mamah ceritakan kejadian yang sebenarnya semua, pokoknya semuanya yang mamah ingat”
Saya:”Semuanya itu termasuk kehidupan kita sekarang?
Wife:”Ia, awalnya mamah cerita mengenai kejadian kemaren, waktu mamah diperkosa sama suami Anis sampai keguguran, terus sampai awal yang membawa perubahan besar dalam kehidupan kita, yaitu malam waktu mantan bos kamu pak Fadli menyetubuhi mamah, mamah dibooking pak Bob, sampai mamah keterusan jadi pelacur, kejadian di puncak juga waktu kita pesta seks,mamah kerja tapi malah jadi gundik seks si David, mamah jadi model di agency Julian, sampai kejadian kita yang melibatkan Kak Mega dan si Luna”

Walaupun tadi aku sudah menduga, tapi mendengar langsung dari mulut istriku kembali membuat aku shock. Aku tak dapat berkata-kata, tak menyangka Dewi berani menceritakan semua itu kepada mamahnya.
Istriku kini duduk sambil menyenderkan badanya di sandaran ranjang.
Wife:”Gimana menurut papah? Mamah kemaren shock, jadi tiba-tiba saja pengen cerita itu ke ibu” ucap istri saya.
Saya:”Terus bagaimana reaksi ibu kamu mah?
Wife:”Ya, sepertinya pertama dia kaget, kemudian mulai marah, tapi mamah orangnya lebih liberal beda sama papah, mamah hanya marah sebentar dan dia mulai memahami semuanya dan dia sepertinya mencoba untuk mengerti jadi dia minta mamah menceritakan betul2 semuanya yang mamah ingat”

Saya:”Ya, papah memahami keadaan mamah, mungkin ini waktunya kita kembali ke jalan yang benar”
Wife:”mamah juga, maksudnya mamahnya aku meminta mamah jujur sama papah, jangan ada yang ditutupin lagi, agar kita kembali ke komitmen awal saling terbuka” ucap istri saya.
Saya:”Memang apa yang mamah tutupi? Ucap saya sedikit kaget karena saya pikir tidak ada yang istri saya tutupi.

Dewi tampak mengambil nafas panjang terlebih dahulu dan kemudian kembali berbicara.
Wife:”Sebenarnya….ini tentang bayi mamah yang keguguran” ucap istri saya tampak ragu untuk menyelesaikan ucapannya.
Saya hanya diam dan bersabar menunggu apa yang akan diceritakan oleh istri saya.
Wife:”Sebenarnya, mamah gak tahu pasti siapa ayah bayi yang mamah kandung” ucapnya lalu berhenti dan menatap saya.

Saya sedikit terkejut tapi saya belum yakin makna ucapan dewi takutnya saya salah mengartikan.
Istri saya pun tampak merasa heran melihat reaksi saya yang seperti tidak terpengaruh sedikit pun.
Wife:”Koq papah biasa saja?
Saya:”Maksud mamah gimana sich?
Wife:”waktu hamil kemaren sebenarnya mamah gak tahu mamah hamil sama siapa? Mamah gak yakin hamil sama papah, karena mamah lebih sering berhubungan badan dengan si david dibanding dengan papah” ucap istri saya dan kini menjadi jelas. Muka saya terasa panas dan tiba-tiba dada saya terasa berat.

Saya:”papah gak salah denger? Ucap saya dengan suara sedikit bergetar.
Wife:”Ia, maafin mamah pah, mamah sempet khianatin papah, terus terang mamah sempat suka sama si David, karena mamah anggap lebih gagah dan perkasa dari papah, mamah terbuai karena kontolnya lebih gede dan panjang dari papah serta dia lebih kaya, tapi kemudian mamah sadar, cinta mamah Cuma buat papah”
Aku terdiam antara marah, kesal dan sedih campur aduk menjadi satu. Ku lihat Dewi mulai meneteskan air matanya yang membuat saya terasa luluh lantak.

Wife:”maafin aku yap ah, sudah bohong sama papah”
Saya:”Kenapa kamu gak langsung berterus terang aza waktu itu?
Wife:”mamah takut, mamah takut papah bakalan nyeraikan mamah, mamah juga sempat diskusi dengan Luna, terus kami pun mengarang perampokan itu”
Saya:”Maksudnya waktu dulu kita dirampok itu rekayasa kamu dan Luna?
Istri saya terdiam sambil menundukkan kepalanya.

Wife:”Ia, tadinya itu alibi, Luna yang nyaranin, biar ada perampokan, terus perampoknya memperkosa mamah, biar makin mengaburkan kehamilan mamah, bisa saja dikira mamah hamil karena diperkosa rampok”
Saya:”Papah bener-bener gak nyangka kamu bisa bohong seperti ini, Cuma itu aza kan yang kamu tutupi? Gak ada lagi?
Wife:”Masih Pah…”
Saya:”Hah, ada lagi, apa?
Wife:”dulu, waktu kita liburan di ciwidey, mamah juga dibooking pak Bob dan temannya, jadi waktu papah mamah tinggal sama Anis, mamah pergi melacurkan diri, maafin aku pah”
Aku bener-bener dibuat tak bisa berkata sedikit pun. Aku terdiam, bengong tak percaya istriku bisa melakukan itu.

Saya:”Heh, ada lagi? Ucapku dengan suara berat.
Istri saya kemudian menggelengkan kepalanya.
Wife:”Kayaknya gak ada, seingat mamah itu saja” ucapnya sambil menatapku dan berurai air mata.
Saya:”aku gak tahu harus bilang apa, aku bingung” ucapku apa adanya.

Wife:”Mamah lega udah mengatakannya seperti yang disarankan mamah aku, terserah sekarang mamah mau maafin aku atau tidak” ucap istriku dan suaranya terdengar tegas.
Tentu saya tidak bisa begitu saja memaafkan kebohongan dia.
Saya:”Papah ingin sendiri dulu” ucapku dan hendak berdiri.

Wife:”Tunggu, papah mau merenung silahkan, aku memang kotor, pembohong, tapi apa aku gak pantas dimaafkan?
Saya:”Ia, aku perlu sendirian dulu, aku shock” ucapku
Wife:”Hempz, ya sudah, terserah papah dech, aku dah bilang kamu mau maafin atau nggak hak papah”
Saya:”aku Cuma perlu sendiri dulu, aku Cuma gak nyangka kamu seperti itu, padahal komitmen kita kan saling terbuka” ucap saya dan nada bicara saya pun mulai meninggi.

Wife:”Ya udah terserah, mamah Cuma bisa pasrah, tapi papah pikirkan apa papah juga sudah 100% jujur sama mamah? Ya mungkin aku gak pantas dimaafin karena sudah gak jujur sama papah, aku memang buruk, tapi apa papah juga merasa begitu sempurna hingga tak mau maafin aku yang hina” ucap istriku dan mulai menangis.
Aku terdiam, tidak hanya tangisan dia yang mulai meluluhkan hatiku tapi segera aku pun menyadari siapa diriku ini. Tadi karena diliputi emosi aku sempat lupa, aku biang semua kejadian ini dan aku pun lupa aku pun melakukan kebohongan yang sama yang sempat tadi tidak terpikirkan karena aku hanya melihat sisi buruk istriku.

Aku benar-benar tapi bisa berkata hanya bisa diam dan lemas terasa disekujur tubuhku, kini aku berpikir apa gak sebaliknya istriku yang gak akan maafin aku.
Wife:”Apa papah gak menyembunyikan sesuatu dari mamah, apa benar perempuan yang mamah telpon waktu itu adalah pembantu papah?
Lidahku seperti tercekat, kini bola panasnya seperti berbalik kepadaku.

Wife:”Gpp kalau papah gak mau bilang, karena mamah sudah 100% yakin mencintai papah, jadi mamah tidak masalah papah bohong atau apa pasti mamah maafin” ucap istriku masik terisak-isak.
Ucapannya barusan makin membuat aku bingung bagaimana aku memberi tahu dia mengenai kebohonganku.
Wife:”Ya udah, kalau papah ingin sendiri, mamah juga rasanya perlu sendirian dulu”
Saya:”nggak, ada yang harus papah bilang” ucapku ragu-ragu.
Wife:”Ia, apa, bilang aza, mamah ingin kita kembali ke komitmen kita dulu untuk saling jujur, mamah kira semua yang terjadi, hal buruk yang menimpa kita karena kita tidak saling jujur” ucap istriku sambil mengelap air matanya dengan kertas tissue, dia tampak antusias.

Sementara aku masih agak bingung gimana cara menyampaikannya.
Wife:”Ayo papah mau bilang apa?
Saya:”Eh, tapi…”
Wife:”Tapi kenapa?
Saya:”Eh, aku takut kamu marah dan benci aku”

Wife:”Memang papah buat kesalahan apa sampai mamah harus membenci papah, bukannya mamah juga bersalah sama papah dan tadi mamah kelihatan marah banget?
Aku terdiam, ia juga kita sama-sama melakukan kesalahan.
Wife:”Mamah kan dah bilang, 100% persen cinta mamah buat papah, bagi mamah semua yang terjadi lebih kepada kepuasan seks saja, tidak lebih, dan mamah sudah menyadari itu, dulu waktu papah mau deketin Ida mamah gak marah, malah mamah bantu kasih ide, karena mamah tahu cinta papah Cuma buat mamah”
Saya pun menarik nafas panjang sebelum menyampaikan semuanya.

Saya:”Gak Cuma mamah yang sudah bohong, papah juga”
Wife:”Ia, gpp, kalau mamah sudah pasti apa pun itu mamah bakal maafin papah, gak tahu kalau papah, tadi aza kelihatan marah banget”
Saya:”Ia papah maafin asal mamah mau maafin papah”
Wife:”Ya udah, ngomong, memang hal apa saja yang mamah tidak tahu”

Saya:”pertama, papah beliin mobil buat Ida, dan mamah tidak tahu” ucap saya sambil menatap wajah istri saya yang tampak terkejut.
Wife:”Ia, gpp, mamah juga punya uang sendiri, selama kita cukup tidak ada masalah” ucap istri saya walau saya juga yakin melihat keterkejutannya seharusnya dia marah tapi dia memperlihatkan dia tidak terlalu terpengaruh.
Saya:”Mamah gak marah?
Wife:”Mamah, tadi mah bilang kamu hehe, mamah rasa itu belum sebanding dengan kebohongan mamah, jadi mamah rasa mamah gak perlu marah, tapi gak ada lagi kan” ucap istri saya

Saya:”Masih ada” ucap saya penuh keraguan.
Wife:”Mamah kan udah bilang bakal maafin papah, jadi apa pun itu bilang semuanya,, gak perlu ragu, kita harus saling jujur gak ada yang ditutupi lagi”
Saya:”Papah…” aku masih ragu.
Wife:”Ia apa? Ucap dia tampak gregetan.

Saya:”Papah sudah memperawani anaknya Heni” ucap saya sambil menundukan kepala saya.
Saya tak berani melihat wajahnya.
Wife:”Astaga, terus bagaimana, dia minta pertangung jawaban? Gimana kalau si Heni tahu, apa gak dibawa ke pihak yang berwajib? Tanya istriku secara beruntun.
Aku pun menatap wajah istriku yang lebih nampak khawatir dibanding marah kepadaku.

Saya:”Heni sudah tahu, bahkan dia menyaksikan anaknya papah perawanin”
Istri saya nampak sangat terkejut dan mulutnya membentuk hurup o.
Wife:”Hah, terus? Kamu disuruh menikahi dia? Atau dia minta uang?
Saya:”Nggak, gak keduanya”
Wife:”Masa? Istri saya tampak tidak percaya.

Saya:”Ia, sampai saat ini dia gak ada minta apapu, eh Fani, anaknya Heni pernah minta motor terus papah bilang ke Heni untuk dibelikan itu saja”
Wife:”Masa Cuma itu? Apa karena kalian berbisnis?
Saya:”Gak tahu”
Wife:”Kapan kejadiannya Pah?

Saya:”Udah lama, kayaknya sebelum kita liburan terakhir itu, waktu papah liat lokasi tempat karaoke yang baru”
Wife:”Ceritain detail untuk yang ini, mamah khawatir si Heni nanti menuntut sesuatu dari papah”
Akhirnya akupun menceritakan semua kejadian tersebut tanpa ada yang ditutupi.
Wife:”Ya mudah-mudah gak ada kelanjutannya, papah harus menjaga relasi dengan dia, agar dia gak nuntut karena papah sudah ambil keperawanan anaknya, karena kalau mamah jadi dia pasti mamah gak akan relakan begitu saja keperawanan anak mamah meski kita berbisnis”
Saya:”ia, mudah2an gak ada masalah di kemudian hari”
Wife:”Ya mudah2an dia benar gak hamil, sekarang kalau mau begitu harus pakai kondom”

Saya:”Ia, tapi papah mau insyaf koq, gak akan mengulangi semuanya” ucap saya.
Wife:”Yakin, enak loh heunceut perawan pah hihi, eh ada lagi gak yang masih papah tutupin?
Saya:”Ada”
Wife:”Ceritain semuanya, kenapa harus diceritain, biar kita kembali ke komitmen awal saling jujur, terus kamu juga lega pah, terus biar mamah juga gak tertalu merasa bersalah sama papah, sekarang rasanya mulai seri hihi, ternyata papah juga nakal seperti aku, pakai perawanin anak orang” ucap istri saya dan justru tampak wajahnya lebih ceria di mana seharunya dia marah.

Saya:”Masih ada dan mungkin akan membuat kamu marah besar”
Wife:”Ia kah, separah apakah suamiku hihi, aku bangga lho suamiku bisa perawanin anak orang hihi” ucap istri saya malah bercanda.
Saya:”Ida dia hamil, tapi dia gak 100% yakin itu anak papah atau anak suaminya” ucap saya.
Wife:”ia, papah lihat perutnya Ida melendung waktu dia nengok mamah di rumah sakit, tapi gak sempat banya ktanya, Kalau papah lagi ngewe sama Ida buangnya pejuh papah di heunceut dia?
Saya:”Ia”

Wife:”Kasusnya kayak mamah, gak tahu siapa yang hamilin, biar sudah dihitung pakai kalender bingung karena hampir bersaman yang bercinta dengan kita lebih dari satu orang dan selalu buang di dalam heunceut, Ida juga pasti bingung kayak gitu” ucap istri saya.
Saya:”Mamah gak marah?
Wife:”Sekarang impas, taroh aza mamah dihamilin orang, tapi papah juga hamilin istri orang” ucap istri saya.

Saya:”Tapi masih ada lagi” ucap saya dengan suara lemah.
Wife:”Wah berarti papah bakal berbalik unggul dalam bikin dosa hihi, apa cerita aza, walau kesalahan papah lebih besar nantinya dari mamah, mamah mah pasti maafin karena cinta mamah betul-betul buat papah, tap idengan catatan papah juga cintanya buat mamah, kalau sudha main hati itu yang masalah, mamah pernah begitu ke si Daivd tapi segera menyadari kesalahan mamah, Cuma mamah gak berani jujur waktu itu, itu kesalahan besar mamah, ya sama melacurkan diri di belakang papah, itu tak kesalahan yang besar juga”
Saya:”Ok, papah jujur, ini ada hubungannya dengan yang kamu telepon tempo hari itu”

Wife:”Ia, berarti kecurigaan mamah bener, ya apa, jujur semuanya jangan ada yang ditutupi”
Saya:”Sebenarnya papah nikah kontrak”
Wife:”Oh ya, koq gak bilang? Ucap istri saya dengan ekpresi wajah yang tampak terkejut tapi terlihat santai.
Saya:”Ya, takut kamu marah”
Wife:”Ya sama seperti mamah waktu tahu mamah hamil, tapi tadi papah marah sekali, sampai bilang kamu, kamu”

Saya:”Kan udah aku maafin”
Wife:”Ia, terusin, kamu kawin kontrak sama siapa, kalau kamu jujur aku juga gak bakal marah dan curiga yang bukan-bukan, bukannya aku udah bilang, kamu bisa nyari cewek di Jakarta, maalah kalau gak salah aku bilang kamu ajak sekertaris kamu ke sana, kalau bisa tidurin, ia gak, agak lupa juga mamah”
Saya:”Entah, tapi ya memang takut kamu marah, karena semua terjadi begitu saja, sangat cepat, ada temen kantor yang nawarin malah dia bilang pak Hendro juga punya istri kontrak dan aku kaget juga karena baru tahu”
Wife:”Ya sudah, memang sama siapa dan orang mana? Cantik gak? Pasti cantik dong, cantikan mana sama mamah?

Saya:”Kamu pasti kaget kalau tahu siapa orangnya, tapi 100% gak sengaja”
Wife:”Ya udah papah ceritain semuanya sekarang, detail biar mamah paham”
Saya pun segera menceritakan awal mula sampai saya menikah dengan Ifah tak ada yang ditutupin sampai hubungan yang kemudian melibatkan Yuniar juga.
Wife:”Mamah sekarang yang shock, ternyata papah lebih nakal ya, sampai mertua sendiri kamu nodain, tapi beneran papah gak punya perasaan cinta sama Ifah?
Saya:”Nggak, beneran, ya Cuma sebatas seks dan kasihan karena dia di sia-siakan sama adik Papah”

Wife:”Ya sudah kalau memang begitu, jangan sampai karena sering bersama terus jatuh cinta”
Saya:”Yakin gak akan, lagian segera bakal papah ceraikan”
Wife:”Mamah gak minta papah ceraikan dia koq, nanti papah yang rugi, udah bayar buat 6 bulan kan, terus banyak belikan barang, nanti papah di Jakarta nyari heunceut lagi, bayar lagi mending nikmatin yang ada” ucap istri saya.

Saya:”Mamah gak marah, papah kan mau insyaf”
Wife:”sudah terlanjur, sudah gak ada lagi kan? Papah sudah jujur semuanya”
Saya:”Ada lagi”
Wife:”Ya udah ceritain lagi, mamah gak mau ada lagi yang papah tutupin”
Aku pun menceritakan pernikahanku dengan Selly dan juga malam pertama yang melibatkan ratih ibunya Selly. Beberapa kali Dewi memotong ceritaku karena kaget tapi akhirnya selesai juga.
Wife:”Hempz, papah ternyata tak kalah gila dari mamah malah mungkin lebih gila lagi, mertua sendiri dientotin, tapi mamah agak sedih, coba kalau papah pulang lebih awal mungkin mamah gak akan keguguran”
Saya:”ia, papah minta maaf”

Wife:”Ia, mungkin kalau gak ada kejadian ini, mamah dan papah masih akan saling menyimpan rahasia.
Saya:”Ia mah, kita saling memaafkan ya, papah nyesel, tapi semua sudah terjadi, papah akan insyaf, kita kembali memulai kehidupan kita yang baru, lupakan semuanya”
Wife:”Yakin papah mau insyaf?
Saya:”100% yakin” ucapku dengan mantap.

Wife:”Papah mau ceraikan Ifah dan Ratih?
Saya:”Ia, Selly, Ratih ibunya”
Wife:”Oh ia”
Saya:”Ia, papah mau hijrah kembali ke jalan yang benar”
Istri saya pun tersenyum penuh arti.

Wife:”Yakin, gak rugi sudah keluar uang banyak?
Saya:”Yakin, lagian uang itu bisa keganti dengan cepat papah yakin, kedudukan papah di perusahaan sudah bagus”
Wife:”Hempz, yakin? Gak pengen nyicipin ibu mertua satu lagi, mamah aku maksudnya, terus istri-istri para tukang yang dulu memperkosa mamah, yakin gak ingin kamu cicipin heunceut-heunceut istrinya?
Saya:”Hemz memang boleh icip mamah kamu”

Wife:”Ya nggak layaw, ****** kamu hihi”
Saya:”Ya udah, papah jadi insyaf, mamah juga kan? Kita mulai hidup baru, lupakan semuanya, lagian papah takut tersangkut masalah hokum mau balas dendam sama para tukang itu”
Wife:”Suami Anis?
Saya:”Ia, yang itu papah juga belum tahu, biar saja, kita betul-betul memuai lembaran baru saja ya mah?
Wife:”Hempz……………………..”

Tamat ?
BERSAMBUNG…?
Jadi lurus deh jalannya. Padahal kalau jalannya belak belok jadi menantang :D
Lanjutkan lagu, Hu. Dengan cerita baru atau lajut lagi cerita Dewinya...
 
Hehehehe...
Lanjut, ibu mertua yg satu lg belum...
dan kalo bisa, dgn ibu mertua yang satu ini berlanjut terus hu...
hahahahaha...
 
Semoga kl tamat akhrnya hepi ending gt, kl mw lanjutin petualangan smp masa kawin kontrak abs juga sangat setuju sekali hehehe, semoga ad akhir cerita yg membahagiakan semua pihak dan tidak gantung kentang hehehehe, makasih suhu
 
mau tamat beneran nih
kayakny reader nya pada kebetatan suhu.
Apakah mungkin suhu dewi sudah terlanjut binal dan rendipun sudah terlanjur parah
Kembali ke komitmen awal saling jujurkan tapi kan ngak harus berhenti semua kegiatan eksplotasi sex suhu.
he he he ngarep.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd