Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Chapter : Perubahan

POV Wulan

Wulan Aina Rahma

disepanjang jalan aku terus memikirkan kejadian yang ku lihat tadi, aku tak menyangka Mbak Indah dan Mas Bangor melakukan hal yang menjijikan itu, keduanya berselingkuh dibelakang Mas Burhan, Kakak Iparku. aku berfikir kurang apa Mas Burhan baginya, ia seorang anggota dewan yang terhormat, kekayaan dan jabatannya pun cukup buat indah untuk bahagia. tapi, mengapa ia justru malah memilih berselingkuh bahkan sampai berhubungan badan dengan Bangor, Supir pribadinya sendiri yang bahkan statusnya sangat jauh dibawah mereka, jelek, kurus, tua, hanya seorang supir. bahkan mereka melakukan itu ditempat umum, di parkiran SPBU. ya meskipun memang luas, tapi apa jadinya mereka jika ada orang yang mengetahui kelakuan bejat mereka. ku kira mas Bangor adalah sosok yang baik, selama ini aku juga lumayan akrab dengan supir mbak Indah itu, sikapnya yang ramah, telaten dan suka bercanda membuatku berprasangka baik kepadanya, terbukti ia pernah aku mintai tolong menjemput Melisa putriku saat aku dan Mas Atmajaya sedang sibuk dengan urusan masing-masing tentu dengan seizin Mbak Indah. terlebih sudah hampir setahun Mas Bangor bekerja kepada Mas Burhan dan Mbak Indah. yang kutahu dari cerita mbak Indah, Mas Bangor awalnya adalah seorang preman pasar didaerahku. ia kerap kali memalak dan memaksa para pedagang kecil untuk membayar " jasa keamanan" di pasar. sampai akhirnya ia diamankan oleh petugas karena aduan dari para pedagang yang mengeluh karena beberapa preman yang bikin onar dan memalak pedagang dan itu terjadi ketika mas Burhan yang anggota dewan sedang meninjau harga bahan pangan di pasar tersebut, lantas dengan kebaikan hati mas Burhan, ia ditawari pekerjaan yang lebih layak sebagai satpam sekaligus supir keluarga mas Burhan dan Mbak Indah. namun ntah kenapa, kebaikan Mas Burhan justru ia balas sedemikian rupa. Aku melihat segalanya, aku memang awalnya izin ke mbak Indah untuk ke toilet karena tak kuat menahan sakit diperutku, mules sekali. namun setelah aku selesai dan kembali ke parkiran, alu mendapati mobil bergoyang keras. aku penasaran apa yang mereka lakukan didalam, ku pikir mereka sedang memperbaiki sesuatu tapi ternyata aku salah. aku melihat mbak indah, Adik Suamiku, dengan terbuka, terlihat payudaranya yang sedang diciumi dan dijilati oleh Bangor, supirnya. aku terkaget tak menyangka, beulang kali aku mengucapkan istigfar memohon ampun dan berharap yang ku lihat tidak nyata. tapi setelah ku amati, perilaku mereka semakin melampaui batas. mbak indah yang sedari tadi vaginanya digesek oleh jari kurus Bangor bukannya menolak ternyata malah menikmati sambil mengerang dan mendesah. aku terheran mengapa mbak Indah bisa sampai seperti ini, raut mukanya sangat sayu memohon Bangor menuntaskan birahinya, saat pria itu menjilati kemaluaannya pun ia justru meminta lebih, ia menekan dan memohon orgasmenya. aku yang melihat hal itu ntah kenapa panas dingin dan kurasakan gatal divaginaku, aku terangsang dengan kelakuan mereka. apalagi dengan perbedaan usia, fisik, dan status keduanya. hal yang sebenarnya tak layak kurasakan sebagai ustadzah.
aku menganga terkaget melihat penis Bangor yang ia keluarkan, ekspresi kakak iparku yang tersenyum.. aku semakin teransang, memang aku bukanlah wanita polos yang tak tahu apa-apa, aku adalah wanita bersuami, tapi ekspresiku tak pernah sebegitu terangsang seperti halnya mbak Indah sekarang, ia terlihat sangat menikmatinya, ia mendesah, mengerang tak karuan ketika penis besar dan panjang Bangor menerobos liang kewanitaannya sangat dalam sampai mentok tak bersisa. membuat mbak indah menganga dan meringis, permainan tempo cepat lalu lambat bangorlah yang membuatku yang sedari tadi memperhatikan aktivitas mereka juga seakan menikmatinya dan anehnya ku bayangkan diriku diposisi mbak indah sekarang. aku tak tahan lagi melihat itu, aku sangat iri, hasratku tak tersalurkan sedangkan mbak Indah disana mendesah desah dan sangat menikmati sodokan cepat Bangor di vaginanya. aku melihat mereka bergumul, payudara mbak indah bergoyang cepat akibat sodokan penis besar Bangor membuat mbak indah blingsatan tak karuan, ia menggeleng, mendesah dan memanyunkan bibirnya mencoba menggapai kenikmatan yang sebentar lagi ia dapatkan. sedangkan aku disini bagaimana? apakah aku sendiri yang harus menuntaskan birahiku, bagaimana caranya? dan apakah pantas aku yang seorang ustadzah melakukan seperti mereka? tak mungkin. tubuh dan hati nuraniku sedang berperang, akibat ulah mereka. aku merasakan ransangan sedemikian hebat ini, rasa ingin menuntaskan birahiku. padahal bisa saja aku memergoki mereka agar berhenti melakukan hal tersebut. tapi ntah kenapa justru malah aku yang terjerumus dan tertular birahi mereka. ah, persetan dengan semua itu, yang penting aku harus puas juga.
aku berlari kecil menuju ke kamar mandi lagi, dengan sedikit berakting memegangi perut dan meringis berharap penjaga toilet SPBU itu tak curiga.
setelah sampai ku pastika pintu terkunci, aku melihat toilet sepi. kemudian ku buka kancing bajuku, menyampirkan hijabku ke pundak dan bersandar dulu di toilet, ku angkat rooku sampai pangkal paha. aku menurunkan cerana dalam sampai lutut dan mengangkang, sudah tak adalagi toleransi adabku sebagai seorang ustadzah. aku sudah sangat terangsang berat. ku remas kedua payudaraku dengan lembut dengan jari tanganku mengelus vaginaku dengan lembut. aku membayangkan betapa hebatnya pergumulan mbak Indah dan Bangor tadi, aku mendesah lirih, menggigit bibir bawah agar tak terlalu keras desahan yang ku hasilkan. karena sangat bahaya jika aku yang berjilbab dan bergamis ini harus tertangkap basah oleh pengguna toilet lain sedang mengangkang dan meremas payudara sendiri.
"..ooohh... hmsss... hmmpph... hmmphh.. sstt "
sungguh sangat nikmaatt.. vaginaku sudah sangat basah. aku harus pelan-pelan mengocoknya dengan jari tengahku. jika tidak suara colokanku akan menimbulkan suara gaduh lain.
clekk.. cleekk.. cleekk..
oohh... hmppphmmpp... ohmm.. ahh..
aku pelintir putingku yang sudah menegang. sungguh sangat nikmat, getaran dan rasa yang sangat nikmat.
aku percepat kocokan divaginaku.. sudah sangat basah sehingga memudahkanku memaju mundurkan jariku. sesekali aku putar klitorisku, pusat birahiku, dengan jempol tangan. ah.. sungguh nikmat. dengan jari saja sudah bisa membuatku melayang. apalagi dengan kontol besar itu.
aahh... emmmphhs... huft.. hmmpphh.. ohhh
oohh..
badanku yang menyandar di closet kamar mandi itu hampir saja terjatuh akibat aku yang terlalu banyak bergerak.
"uuhhh... masss... oohh.. mpss mbaak indaahh.."
setelah beberapa saat aku tak kuat lagi, tubuhku menenegang, seluruh ototku berkontraksi akibat rasa nikmat yang ku rasakan.. aku ingat bagaimana penis Bangor yang besar itu menusuk cepat vagina mbak Indah, majikannya, tak sadar aku sedang membayangkannya. membayangkan persetubuhan yang seharusnya tak pernah terjadi dibenakku sebagai seorang ustadzah. tapi apalah daya aku manusia biasa. semoga ini tindakan dosaku yang terakhir kali.
" oohh... Masss Bangoorrr... mbaakkk inndaahh.. Hmmss... akuuu.. keluarrr..... hmmss. "
ucapku lirihh.
crrtt.... serrrr.. serrr...
cairan kenikmatanku keluarr.. rasa nikmat menjalar diseluruh tubuhku. kepalaku menengadah, mulutku menganga merasakan kenikmatan inii.. sungguh ini pertama kali aku bermasturbasi, karena bagiku tindakan itu adalah dosa, dan lebih parahnya lagi ini di toilet umum SPBU !.
setelah kurasakan seluruh cairan dan kedutan vaginaku mereda.. aku bergegas mengambil tisu.. membersihkan hasil cipratan orgasmeku yang menyebar ke paha dalamku. aku legaa sekalii.. tapi juga merasa menyesal melaksanakanya. ternyata benar kata orang, masturbasi hanya membawa kenikmatan sesaat setelahnya akan menyesal namun akan menjadi candu yg berkelanjutan.
aku bergegas merapikan kancing bajuku. tak sadar sudah hampir 5 menit aku masturbasi di toilet ini. semoga tak ada yang sadar dengan apa yang ku perbuat disini.
aku keluar kamar mandi ku amati sekitar, sepi. aku lega dan bergegas keluar. aku mengeluarkan uang 5 ribu rupiah.
" ini ya pak, terimakasih "
aku membayar biaya toilet ke penjaga itu, tapi ia balas dengan senyuman. ntah mengapa ia tersenyum aku tak tahu. jangan jangan... ah bodoamatlah,
aku berlari menuju parkiran. dan bergegas masuk.
" maaf ya mbak lama, aku tadi mules banget "
" iya gapapa kok, kami juga ga buru-buru "
aku kembali berakting tak tahu apa yang mereka telah lakukan. aku mengamati keduanya, mbak indah tentu pakaiannya sudah sangat lecek dan bangor sedari tadi senyam senyum sendiri. menandakan ia sangat puas. aku ingin segera sampai rumah, harapku.
"wulan, he.. wulan. ini sudah sampai "
" ohh.. iya mbak, "
aku tersadar dari lamunanku, aku bergegas mengambil barangku dan turun dari mobil mbak indah. aku mengucapkan terimakasih ke mereka. dan melambaikan tangan.
lelah rasanya seharian mengikuti pengajian, membersihkan tempat acara, dan memacu birahiku di toilet. jika aku mengingatkan, aku menyesal dan merasa bersalah kepada suamiku, memang aku dan mas Atmajaya bukanlah keluarga yang dibilang harmonis namun aku adalah istri setia. seorang ustadzah yang paham norma dan agama. selalu menjaga martabat dan mengajarkannya kepada anak-anakku. oh ya, anak anakku !
aku berlari ke rumah, membuka gerbang dan melewati halaman. tak kutemui pak herman disana. aku membuka pintu dan masuk ke rumah menyusuri ruang tamu dan menaiki tangga menuju lantai 2 tempat kamar anak anakku.
aku membiarkan anak-anakku lapar sedangkan aku melihat adegan tak senonoh dan bermasturbasi. ibu macam apa aku ini, sesalku. semoga anak-anak belum terlalu lapar dan sabar menantiku.
" mell.. melisaaa.. "
tak ada jawaban, dimana dia pikirku.
" ehm.. iya mah. mamah sudah sampai? "
" kok bajumu basah gini nak? "
" iya mah tadi dari sana, bantuin pak herman benerin selang closet yang bocor "
" oh.. sekarang pak herman nya dimana? "
" sudah ke bawah mah. sudah selesai kok "
ntah kenapa wajah melisa, anakku terlihat gugup. ah paling karena dia kedinginan saja akibat bajunya basah.
"oh yasudah, ini mama bawa makanan. ayo makan "

pak herman yang sedari tadi menguping percakapan mereka tersenyum penuh arti.

.............

Melisa

Melisa yang mendengar pak herman memanggilnya segera memakai kerudung dan merapikan pakaiannya. ia membuka pintu.
" non, bisa bantu bapak ga? itu selang closet di kamar mandi non bocor, kalo bapak sendiri yang benerin ga bisa. soalnya harus dipegangin agar lebih mudah benerinnya " ucap pak herman menjelaskan
" oohh .. boleh pak.. "
Melisa yang menggunakan baju tidur baby dol terlihat sangat sexi. memang biasanya ia menggunakan pakaian santai ketika dirumah. karena ia pikir, rumah adalah tempat privasinya, gaakan ada yang mempermasalahkannya. baju tidur itu berbahan katun halus dan tidak terlalu tebal sehingga bisa menempel dengan bentuk tubuh melisa. lekukan tubuh dan cetakan Bh dan celana dalam sangat terlihat di tubuh melisa. toh ini pak herman, sudah ia anggap seperti kakek sendiri, pikirnya. melisa berjalan mengikuti pak herman yang menggunakan kaos hasil pemberian partai saat kampanye dan celana pendek kusam berwarna abu abu. mereka sampai dikamar mandi lantai 2, tempat melisa dan devia sehari-hari mandi. ia rada heran karena tadi saat ia gunakan untuk kencing, selang closet itu aman aman saja ya meskipun terlihat ada sedikit air yang menetes tapi melisa kira itu bukanlah sebuah masalah.
mereka tiba di kamar mandi, melisa agak ragu untuk masuk ke dalam mengikuti pak herman, karena mereka hanya berdua dirumah ini, apa kata orang jika mereka berada disatu tempat agak sempit yang sama. ini bertentangan dengan ajaran yang diajarkan oleh orang tuanya, seorang wanita diharamkan berada di sebuah ruangan/tempat yang sepi dengan laki laki apalagi yang bukan mahramnya. tapi orang tuanya juga mengajarkan untuk sering membantu orang yang sedang kesusahan. ia bimbang. memilih untuk meninggalkan pak herman dan membiarkannya kerepotan dengan pekerjaan yang itu agar kamar mandinya bisa digunakan. atau membantunya yang ia pikir itu tidak diperbolehkan dalam agama. setelah menimbang dan memilah milih, akhirnya ia masuk ke kamar mandi itu, membantu memegangi selang closet itu. karena ia pikir, membantu orang yang butuh bantuan lebih penting terlebih pak herman sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri meskipun pak herman non muslim. ya, pak herman adalah anak buah kakeknya, Jaya Kusuma. pak herman dari dulu adalah tangan kanan Jaya Kusuma. kakeknya adalah seorang bisnismen ulung. ia berteman dengan siapapun dan yang ia tuju hanya satu, orang itu jujur. jika jujur maka sudah pasti ia akan sangat dipercaya Jaya Kusuma, Pak Herman salah satunya. ia dari dulu dipecaya menjadi tangan kanan kakeknya, kakeknya tak memandang apapun dari pak herman, ia tak peduli pak herman non kristen, pak herman dari kampung, atau suku apa, ia tak peduli. yang terpenting adalah pak herman seorang yang jujur dan dapat dipercaya. karena bagi jaya kusuma dalam mengembangkan sebuah bisnis kepercayaan dan kejujuran adalah harga mati.
pak herman yang berawakan tinggi badan agak gemuk dengan kalung salib di lehernya sedang berusaha membuka saluran selang closet itu, ia memutar obeng sekuat tenaga. beberapa kali ia kesulitana sampai akhirnya.
" paaakkk... tutupin pakk "
" eeh.. maaf non maaff.. ini tiba tiba muncrat gini airnya. padahal bapak udah hati-hati tadi "
" hiii.. basahh kaan jadinya "
pak herman terpana melihat baju melisa yang basah. terlihat sangat jelas payudaranya, bahkan warna BH dan guratannya sangat jelas karena basah oleh semburan air selang tadi. melisa yang sadar itu berusaha menutupinya, ia sangat malu dan ingin segera menuju kamar tidurnya. tapi bagaimana nanti pak herman. ia masih belum selesai membereskan ini. masa ia begitu saja pergi meninggalkannya. itu bukan akhlak yang bagus, pikirnya.
pak herman yang juga basah dicelananya, akibat melihat payudara indah dan menggoda itu akhirnya terangsang. perlahan penis besarnya bergerak. ia tak tahan. bisa saja ia memperkosa melisa saat itu juga. tapi apa jadinya ia jika harus memperkosa cucu orang yang sangat ia hormati. setidaknya melisa harus rela, bukan karena diperkosa, pikirnya. akhirnya ia menggoda melisa dengan berdiri dengan penis besar itu setengah berdiri. terlihat penis tak bersunat, besar, panjang 18cm, tercetak jelas dicelana abu-abunya yang basah. melisa yang melihat itu sangat malu dan memalingkan wajahnya ke arah lain agar ia tak melihat penis itu. tapi sejujurnya ia penasaran, setelah beberapa lama, ia melirik kembali penis itu, ia penasaran. selama ini ia tak pernah melihat penis lelaki secara langsung. penis itu begitu besar, ia terkaget. bagaimana bisa pak herman punya penis sebesar itu, herannya. ia kemudian beristighfar menutup mata dan mencoba melupakan bayangan penis besar didalam celana abu abu yang basah itu.
" non, coba nyalain tuasnya, airnya nyala ga? "
seerrr ... sreetttt .
" bisaa pak.. " lega melisa, akhirnya pekerjaan itu sudah selesai dan ia bisa kembali ke kamarnya.
" lohh.. tuasnya rusak juga toh. kok goyang gini "
waduuuhh. keluh melisa, bisa aja si bapak ni nyari nyari masalah dalam seekor shower.
" selangnya pegangin ya non. kalo ga, nanti takutnya copot lagi "
" i.. i..yaa pak.. "
pak herman mencoba membuka tuas kran selang itu dengan obeng. terlihat kesusasahan.
namun tiba tiba hal yang tak diduga terjadi.
" non saya pipis bentar ya kebelet bangettt.. aahhhh "
pak herman secara tiba tiba mengeluarkan penisnya dan kencing disamping melisa yang hanya berjarak 1 meter darinya. sudah pasti melisa bisa melihat penis besarnya. penis besar itu terpampang jelas, berurat dan lebih besar dari yang melisa bayangkan saat didalam celana tadi. pak herman mendongakkan kepala menikmati air kencingnya keluar, lega rasanya.
berbeda dengan melisa yang kaget, takut, dan sedikt gemetar, apalagi saat pak herman selesai mengeluarkan semua kotoran cairnya itu, ia mengocok penis itu perlahan agar semua cairan itu keluar, dan dengan sengaja menggerakkannya kanan dan kiri. melisa yang melihat itu tak bisa berkata-kata, tubuhnya yang basah merasakan getaran yang ia tak tahu apa.
"oohh.. lega sekaliii .. ohh "
melisa sedikit terangsang dengan penis besar itu tanpa ia sadari. ia menutup mata, namun masih bisa melihat pak herman memainkan penisnya. pak herman sengaja melakukannya, ia ingin mempertontonkan pusaka kebanggaannya didepan melisa, pak herman tau melisa baru pertama kali melihat bentuk penis secara langsung terlihat dari ekspresinya yang terkaget, menganga dan takut. ia sengaja mengocoknya pelan, dan perlahan penis itu berdiri kokoh. tiba tiba..
" meel.. melisaaaa.. " panggil Wulan, ibu Melisa.
melisa bergegas keluar dari kamar mandi itu, ia berlari agar ibunya tak mencarinya. ia tak bisa membayangkan reaksi ibunya jika ia tau ia baru saja melihat penis pak herman didepan matanya di kamar mandi berdua dalam kondisi sama sama basah. pasti ibunya sangat marah.
" ehm.. iya mah. mamah sudah sampai? "
" kok bajumu basah gini nak? "
" iya mah tadi dari sana, bantuin pak herman benerin selang closet yang bocor "
" oh.. sekarang pak herman nya dimana? "
" sudah ke bawah mah. sudah selesai kok "
ia tak tahu pak tua itu sudah selesai atau belum, ia tak peduli. pak tua itu sudah mengotori matanya dengan memberikan tontonan penis tak bersunat yang besar itu.
pak herman menguping sembari tersenyum.
" hehehe.. setidaknya non bisa memberi penilaian bagaimana bentuk kontol besarku ini.. tenang saja non, suatu saat non yang akan minta kontol ini memuaskanmu . hihihihi "

........
disebuah perkampungan ramai penduduk terlihat beberapa lelaki sedang asyik bermain remi dan minum alkohol, mereka sedang berpesta. bukan karena ada yang dirayakan tapi memang seperti itulah agenda setiap malam para pemuda di tengah tengah himpitan rumah tersebut. perkampungan yang dihuni mayoritas rumah berbahan kayu dan beratap seng berkarat, tak menghalangi mereka bersenang senang, alunan music dangdut koplo, kartu remi dan makanan ringan menambah lengkap tradisi minum minum malam itu.
" pak pardi kok kalah mulu gimana to pak " ledek reza.
" halah baru aja sekali.. " sanggah pak pardi
" bapak udah saya hitung 4 kali.. " saut zico dengan nada khas timurnya.
mereka adalah 3 orang sangat berbeda, baik dari segi umur, agama, suku, bahkan latar belakang. zico adalah anak SMA berumur 19 tahun, asli dari indonesia timur yang ikut ayahnya bekerja di kota ini. memiliki kulit hitam, tinggi dan kurus. ia adalah sosok yang baik dilingkungannya tak pernah berbuat onar dan sering membantu tetangga yang membutuhkan pertolongan. berbeda dengan Reza, ia adalah anak yatim piatu, ia sedari kecil hidup dengan kakak perempuannya bernama Nabila dan selalu menyusahkan kakaknya. bagaimana tidak, ia selalu berbuat onar, merusak barang tetangga, mencuri ayam, bahkan pernah memukul teman sekelasnya dan berkelahi dengan preman dikampung itu hingga babak belur. tapi setiap kenakalan selalu diselingi dengan sikap positif, begitu pula dengan Reza, ia sangat menyayangi kakaknya, selalu patuh dan bersikap baik kepada kakaknya, karena memang kakanya sudah sedari kecil merawatnya. ia tak akan membiarkan siapapun menyakiti hati kakak cantiknya itu. zico adalah sahabat Melisa, dan sekelas dengannya. sedangkan Reza satu kelas dengan adik Melisa, yaitu Devia. perbedaan usia keduanya tak begitu jauh, Zico yang berusia 19 lebih tua 2 tahun dari Reza, 17 Tahun. dan yang terakhir adalah pak pardi, Pria yang paling banyak umurnya : 40 tahun, berprofesi sebagai pemulung, latar belakang yang sangat timpang dengan dua orang didepannya. meski begitu rutinitas mereka setiap malam ini lah yang menyatukan mereka. tak peduli apapun latar belakang itu, yang terpenting adalah sikap mereka antar sesamanya.
" naahhh... As dua.. gue menaangg " girang pak pardi.
" yaelaahh baru aja sekalii paakk" ledek Reza diringi tawa Zico.
" Udahan yok, aku udah ga kuat ini. macam dipukul orang kepala aku " ucap Zico.
" Yaahh kok udahan Bang, Abang tadi minum banyak sih makanya hampir tepar gini. reza anterin pulang ya bang "
" pak pardi, kami pulang duluan e, ini kepala sudah muter muter "
" yasudah yasudah.. lu pada pulang aja sono, besok masih sekolah kan. eh reza, salamin buat kakak lo ya hahahah " ucap Pak Pardi diringi tawa.
" Yaelaahh inget umur paakk.. tidoorr.. besok mulung "
" lagian sih pak pardi, sudah tau reza sensitif kalo bahas ustadzah nabila, masih saja digoda " kata Zico.
" Hahaha.. gue bercanda zaa... sewot amat si lo. dah sono pulang kakak lo sendirian kan dirumah, jagain tuh ! "
" pulang dulu ya pakk.. " pamit zico dan reza.
Reza memapah Zico berjalan ke rumahnya yang kebetulan dekat dengan rumah Reza. mereka bagai kakak beradik yang sedang pulang dugem. sempoyongan dan tak karuan. untungnya reza yang masih agak bugar mampu menopang tubuh Zico.
" eh, sampai sini saja e.. aku sudah bisa jalan sendiri. terimakasih za " ucap Zico melepaskan tangannya dipundak Reza.
" Oke bang.. sama sama.. sampe jumpa besok "
mereka berdua berpisah dipersimpangan jalan, tak lama Reza sampai rumah, ia mendorong pintu, dan tak terkunci. ia masuk dan melihat kakaknya yang tertidur diruang tamu. pasti karena menungguku pulang, pikir Reza.


Nabila, kakak Reza, menggunakan daster lengan terbuka sehingga memperlihatkan ketiak dan payudara sampingnya. Reza terkaget mengamati pakaian kakaknya. ternyata nabila tak memakai BH. ia melihat dari lubang lengan daster itu, terlihat gundukan putih, kenyal, kencang dan tampak menggairahkan itu. ia baru tersadar ternyata kakaknya secantik ini, wajahnya yang manis ketika tidur, lengannya tang terangkat, dan bawahan daster yang hanya sampai paha itu menambah kekaguman Reza. ia yang sedikit terpengaruh alkohon merasa terangsang melihat pemandangan tubuh indah kakaknya, apalagi payudara Nabila yang terbalut daster itu tampak tercetak dengan putih yang menonjol.
" aku tak mungkin membangunkan kakak, kasian dia.. "
ucap lirih Reza..
ia kemudian duduk disamping kakaknya yang sedang tertidur itu, ia sekali lagi mengamati tubuh kakaknya, rambut hitam sebahu, lurus, wangi. lengan yang mulus tanpa noda. dan paha yang tak seluruhnya tertutupi daster itu tampak putih tanpa bulu, sangat mulus dan bersih..
ia sangat terangsang, ia tak bisa befikir jernih. badannya merasakan getaran birahi dari tubuh kakaknya yang ia lihat. nafasnya terasa berat. kemudian ia segera mengeluarkan penisnya.. penis berukuran 15 cm namun berdiameter agak besar, besar untuk anak seumurannya.
ia kocok sambil ia mengamati wajah, bibir, lubang daster, payudara, ketiak dan paha kakanya.
" hmmmph... hmmphh.. kaakkk.. hmmss.. huuhh " desahnya lirih agar tak membangunkan kakaknya.
"hmmss.. indahnya.. hmmmphh.. oohh... hmmpphh.."
ini tidak cukup, ia bisa saja memperkosa kakaknya saat itu juga, tapi apa jadinya dia nanti. itu adalah kakaknya, Nabila, orang yang sangat ia sayangi, satu satunya yang ia miliki. ditengah pengaruh alkohol itu reza masih berusaha berfikir jernih. pada akhirnya ia berdiri di hadapan kakaknya yang sedang tidur.. dengan mengarahkan penisnya sangat dekat dengan wajah kakaknya. ia membayangkan kakaknya sedang mengoral kemaluannya. melumat dan memajumundurkan kepalanya.
ia sangat bersemangat, mengocok, mendesah lirih dan membayangkan tubuh Nabila.
" aahh... mpphh... ahh.. hmmssstt... ohh... kakkk.. maaffinn rezaa kakk.. "
setelah beberapa saat ia merasakan ia hampir selesai. ia merasa akan klimaks . ia segera menjauh dari kakaknya dan menumpahkan spermanya ke arah dinding..
oohhh.. aahhh.. ooh.ohh...
crroott.. croott... crrtt... crtt...
ia keluar sangat banyak, dan itu terjadi karena kakaknya sendiri. ia terangsang dan orgasme sebab tubuh kakaknya yang tak bergerak sedikitpun, ia hanya mengamati dan bisa keluar sebanyak ini, pikir Reza.
nafasnya ngos ngosan.. ia legaa.. puas.. dan merasa bersalah. tak seharusnya kakaknya ia jadikan bahan coli. apalagi hanya berjarak beberapa cm saja dari tubuhnya.
kemudian ia menuju ke kamar kakaknya. mengambilkan selimut untuk menutupi tubuh terbuka kakanya. kakaknya, Nabila, pasti kedinginan.. ia lebarkan selimut itu menutupi tubuh Nabila dari kaki hingga leher..
kemudian ia mengelus pelan rambut kakaknya, Nabila sedikit bergerak, membuat Reza sedikit panik dan bergegas ke kamar tidurnya.
Nabila membuka mata dengan tatapan sedih.. ia tak menyangka.
.....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd