Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Bertahan Hidup

Status
Please reply by conversation.
Nemu cerita keren yg nyempil disini, marathon jg akhirnya. Wajib dihayati setiap cerita yg keren ini. Semangat suhu, terima kasih atas suguhan fantasynya
 
konsep, ide, dan imajinasinya udah bagus.
saya tebak ini sudah sekitar 60%, padahal bisa dibikin sampai scene ini bisa dapet extra 4episode.
kalau boleh kasih saran lebih bagus di eksplor lagi idenya.
kalau lihat tempo alurnya seperti ini kemungkinan ini crita cuma bagus di ide, tapi minus di penggarapan idenya.
coba lebih di kembangkan lagi penulisannya, mainin kata kata.
cerita adalah seni sastra.

setubuh eh setuju, Ada tambahan point juga sih walau genre nya fantasi alangkah baik jika disesuaikan dengan kondisi aktual didaerah tersebut.
seperti Suku Suku Di Borneo agak aneh disamakan dengan Di Papua.

secara Kita ketahui Borneo Suku aslinya berkulit putih bukan gelap.

anyway but way, just Saran yakk.

keep update buat TS nya jangan lelah menulis, lelahnya abis ngewe aja wkwkkkk
 
Thx suhu
@fleaz
@xiahu
atas kripik dan sarannya,

imajinasi sy emang lumayan banyak karena keseringan nonton film.
Tapi kendalanya memang sy akui salah satunya perbendaharaan kata yang sy miliki masih sangat rendah dan tak tahu tentang tata tulis yang baik.
Semoga perlahan sy bisa belajar, dan kedepannya bisa makin baik lagi di episode berikutnya.
Makasih juga sudah menyempatkan menulis support, kritik, dan saran di threat nubi.
 
Thx suhu
@fleaz
@xiahu
atas kripik dan sarannya,

imajinasi sy emang lumayan banyak karena keseringan nonton film.
Tapi kendalanya memang sy akui salah satunya perbendaharaan kata yang sy miliki masih sangat rendah dan tak tahu tentang tata tulis yang baik.
Semoga perlahan sy bisa belajar, dan kedepannya bisa makin baik lagi di episode berikutnya.
Makasih juga sudah menyempatkan menulis support, kritik, dan saran di threat nubi.
Update kah suhu, cerita bagus nih
 
Thx suhu
@fleaz
@xiahu
atas kripik dan sarannya,

imajinasi sy emang lumayan banyak karena keseringan nonton film.
Tapi kendalanya memang sy akui salah satunya perbendaharaan kata yang sy miliki masih sangat rendah dan tak tahu tentang tata tulis yang baik.
Semoga perlahan sy bisa belajar, dan kedepannya bisa makin baik lagi di episode berikutnya.
Makasih juga sudah menyempatkan menulis support, kritik, dan saran di threat nubi.


hasil tidak akan mengkhianati proses suhu........ semakin sering update akan buat tulisan suhu semakin baik.....
 
Bimabet
Ruang Kosong di Hati


Langit sore memancarkan cahaya orangenya yang menyilaukan, menunjukkan matahari yang memerah dan perlahan tenggelam tertelan malam.

Penuh khawatir para wanita menanti kedatangan tuannya di gubuk-gubuk ilalang sesaat setelah mendapat kabar dari Lika sekitar satu jam yang lalu.

Sedangkan Lina masih terduduk lesu diakibatkan kelelahan setelah berjalan jauh bersama Lika, tak begitu tertarik dengan kedatangan manusia yang dulu pernah dicintainya, karena ingatannya tentang Ardian telah hilang.

Namun sebenarnya Lina merasakan ada bagian kosong dalam hatinya.

Perasaannya mengatakan bahwa sesuatu yang hilang tersebut adalah salah satu bagian puzzle paling berarti dalam hidupnya namun entah apa itu, kinerja otaknya seakan terlalu berat ketika memikirkan ke ranah tersebut.

Seakan ada sekat penghalang dan jeruji besi yang membatasi akses ke memori berharga yang tak bisa dicapainya itu.

Waktu kemarin Lina memang sempat mencoba melindungi tubuh kakaknya dari serangan Lizbeth, itu pun dilakukannya secara reflek karena dorongan hatinya yang tak tega melihat Ardian hendak disakiti.

Namun dengan kondisi normal seperti sekarang, sosok Ardian sama sekali tak ada di dalam memori otaknya.

Kehilangan ingatan tentang orang yang dahulu pernah dikasihinya ini seperti sulit diobati karena itu merupakan efek ramuan dengan mantra yang sangat kuat.

Sehingga butuh waktu cukup lama untuk memulihkan ingatan Lina, bahkan dengan kemampuan Lizbeth sekalipun belum tentu Lina dapat sembuh dalam waktu dekat.

Dari gelapnya hutan sedikit demi sedikit terlihat tegapnya tubuh tuan mereka melangkah pelan semakin mendekat, terlihat seorang gadis berambut pirang berada di punggungnya yang terlihat kokoh.

"Tuan! Tuan! Tuan!”

Suara sahut-sahutan para wanita menyambut Ardian dengan gembira, bersyukur melihat tuan mereka masih hidup.

Setengah hari lebih Ardian berjalan sambil menggendong Lizbeth, akhirnya sampailah raga Lizbeth di tempat tinggal barunya.

“Air!”, permintaan Ardian sambil mendudukkan Lizbeth yang juga lemas.

Elen bergegas memberi tuannya ini air sungai yang di tampung di wadah batok kelapa.

“Silakan tuan”, perkataan Elen sambil memberikan air.

“Terimakasih Elen”, ucapan Ardian segera meminumnya sampai habis.

Terbesit perasaan bahagia di hati Elen karena bisa melayani tuannya.

Lega tenggorokan Ardian yang tadinya kering kini teraliri air yang jernih dan segar alami tanpa kontaminasi modernisasi.

"Master, Anda baik baik saja?", seru Lika kepada Lizbeth, guru alkimianya.

"Aku baik-baik saja, Lika maafkan aku karena telah mencoba melukai Ardian, berkat Ardian kini aku sadar dari kebodohanku selama ini", ucap Lizbeth yang masih lemas sambil menitikan sedikit air mata.

Lika tersenyum bahagia melihat tuannya maupun masternya baik-baik saja.

"Sudahlah lupakan saja yang telah lalu, sebaiknya kamu sekarang istirahat dulu Liz, Lika bawa mastermu ke dalam temani dia istirahat", perintah Ardian.

“Baik tuanku”, jawabnya lalu Lika segera membawa Liz ke dalam bunker karena hari mulai gelap dan suhu udara juga dingin karena tak menentunya cuaca.

Para wanita lainnya juga dimintanya pergi membereskan masing-masing pekerjaan yang belum selesai.

Kini satu-satunya nama yang terbesit di pikirannya adalah Lina, seorang adik yang disayanginya, seorang kekasih yang dicintai sepenuh hatinya.

Masih dalam lelah, langkah kakinya tetap tergerak bermaksud mencari dambaan hatinya, walaupun baru setengah hari yang lalu ia bertemu Lina namun terbesit di hatinya kerinduan yang mendalam.

Perlahan ia melangkah, terlihatlah seorang gadis berparas ayu yang dicintainya sedang duduk di depan api unggun dengan tangan kiri memeluk tumitnya sendiri.

Tangan kanannya sedang asik menggambar di tanah dengan batang kayu kecil perapian sambil bernyanyi pelan.

Keadaannya tak seperti tadi yang telanjang bulat, kini didapatinya tubuh Lina sudah memakai pakaian alakadarnya hasil anyaman terampil Nuzu dan Kehsa.

Namun tetap saja pakaiannya itu tak mampu menutupi keindahan payudara ranum miliknya.

Tubuh aduhainya terlihat putih bersih diakibatkan baru saja mandi, laki-laki normal manapun pasti tertegun jika melihat tampilannya sekarang yang bagaikan bidadari dengan balutan pakaian sederhana itu.

Srek srek srek”, suara langkah kaki Ardian.

Karena mendengar suara langkah kaki mendekatinya, maka wajahnya yang cantik menengok ke arah sumber suara, diawali menatap kaki sampai ke ujung kepala.

Deg!

Terjadilah kontak mata selama beberapa detik yang menenangkan bagi Ardian, namun membingungkan bagi Lina.

Wajah Lina mengerinyit tanda heran, perasaan Lina bergejolak ketika terjadi kontak mata yang baginya seolah dejavu, tatapan mata Ardian yang tajam seakan menggugah perasaannya yang sedang tertidur.

Namun logikanya segera mengusir perasaan tak jelas yang sempat dirasakannya itu.

"Lina?", Syukurlah kamu tidak apa-apa", ucap Ardian mendekati tubuh Lina, namun Lina malah semakin menjauh mencoba menjaga jarak.

"Siapa kamu? bukankah kamu orang yang tadi berkelahi?", ucap Lina memastikan.

"Iya itu benar aku yang tadi berkelahi dengan penyihir, ini aku kakakmu! ini aku kekasihmu!", ucap Ardian mencoba meyakinkannya.

"Kamu kakakku atau kekasihku? mana yang benar? Masak kakak adik bisa menjadi kekasih? Apa kamu bercanda?", ucap Lina kebingungan.

"Emmm aku kakakmu tapi sekaligus kekasihmu", jawab Ardian bingung menjelaskan lebih jauh tentang hubungan rumitnya kepada Lina.

"Sudahlah paman, aku jadi semakin bingung, baru tadi pagi aku pertama kali melihatmu dan kamu mengaku mengenalku? Bukankah itu aneh?", kata Lina terhadap pernyataan Ardian.

"Tadi juga Lika menjelaskan bahwa kamu adalah kakakku sekaligus pengantinku, Elen juga, Milvi juga, namun aku tetap tak percaya, bisa saja kalian berkompromi.

Walaupun seluruh manusia di muka bumi ini mengatakan bahwa kamu adalah kekasihku aku tak akan begitu saja percaya", ucap Lina menyanggah pernyataan Ardian berdasarkan logikanya.

"Aku mohon pergilah dari hadapanku, biarkan aku sendiri!", ucap Lina mengusir Ardian dengan halus.

"Baiklah aku pergi, jika memang kata-kataku tak bisa membuatmu percaya, maka aku hanya perlu sekali lagi membuatmu mencintaiku, aku bersumpah suatu hari nanti kamu pasti akan jatuh cinta padaku", janji Ardian meyakinkan Lina.

"Hmmmm coba saja", ucap Lina acuh meremehkan janji Ardian.

Dengan langkah gontai Ardian melangkah menjauh, mengetahui Lina masih juga belum mengingatnya membuat hatinya bersedih.

Namun terbesit syukur juga di hatinya karena fisik Lina masih baik-baik saja.

Lina adalah wanita yang cerdas, terbukti ia selalu mendapatkan peringkat pertama di SMA dan dengan mudahnya bisa masuk universitas kedokteran ternama tanpa praktek kecurangan.

Karakter asli Lina memanglah sulit ditakhlukkan dan selalu jutek terhadap laki-laki, karena sifat juteknya itu dahulu waktu SMA semua laki-laki yang mendekatinya minder dibuatnya.

Bahkan saat di universitas kedokteran pun banyak kakak angkatannya mencoba mendekati Lina, namun juga ditolaknya mentah-mentah.

Ardian adalah satu-satunya laki-laki yang dekat dengan Lina saat dahulu kondisi dunia masih normal, itu tak heran karena dulu Lina memandang Ardian sebagai kakak, namun masalahnya sekarang adalah Ardian terlihat sebagai orang asing di mata Lina.

Ardian memang kecewa dengan kondisi adiknya saat ini namun sudah terlanjur, apalah daya, kini "nasi sudah menjadi beras".

Ya, itu adalah perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan keadaannya sekarang.

Sesuatu yang sudah matang malah kembali ke keadaan mentah, membuat Ardian harus dengan sabar sekali lagi berjuang menanak beras tersebut agar matang kembali.

Ardian dengan tulus akan tetap menyayanginya sebagai adik, tak akan menyerah mencoba menanamkan cinta kembali di hati Lina sampai saatnya nanti entah ingatannya kembali atau tidak Ardian tak peduli, walaupun Lina lupa ingatan Ardian akan tetap mencintainya setulus hati.

Langkah kaki Ardian akhirnya tergerak ke arah bunker untuk mengecek keadaan Likazkhimo dan Lizbeth.

Sementara itu di dalam bunker terjadi perbincangan antara Likazkhimo yang menunggui Liz yang sedang terbaring.

“Lika, sekarang kamu sudah bisa lancar mengucapkan bahasa Indonesia, siapa yang mengajarimu?”, tanya Liz.

“Hamba belajar bahasa dengan semua teman-teman di sini, namun yang membuat hamba semangat untuk belajar bahasa Indonesia adalah tuan Ardian, hamba berusaha keras belajar bahasa Indonesia agar tuan hamba paham perkataan yang hamba ucapkan, dan dengan begitu hamba bisa makin dekat dengan tuan Ardian”, jawab Lika.

“Walaupun begitu hamba tak bisa seperti anda master, master telah menguasai berbagai bahasa di dunia ini, Inggris, Melayu, Indonesia, Belanda, Russia, Perancis, Arab, hampir semua bahasa anda kuasai, bahkan anda juga menguasai bahasa hewan dan bahasa ancient dwarf dan ancient elf. Jika pengetahuan tentang bahasa, maka Anda lah juaranya master”, lanjut Lika memuji kejeniusan bahasa Lizbeth.

Liz tersenyum dengan sanjungan muridnya ini.

"Lika, mengapa semua wanita di sini memanggil Ardian dengan sebutan tuan?", tanya Liz kepada Lika.

"Sebagian besar dari kami para wanita di sini diselamatkan oleh tuan Ardian, dan kami memanggilnya dengan sebutan tuan karena kami akan loyal melayaninya sampai kapanpun kepada tuan Ardian, bahkan kemarin saat master bertarung dengan tuan Ardian hamba sempat bimbang namun hamba tetap mencoba membelanya. Kami semua di sini adalah budak tuan Ardian kecuali Lina. Lina adalah adik kandung dari tuan dan sekaligus kekasih tuan, di sini tuan Ardian bagaikan Rajanya dan Lina sebagai Ratunya”, Jawab Lika menjelaskan.

“Ternyata begitu, baiklah Likazkhimo, mulai sekarang berhentilah memanggilku dengan sebutan master, panggil aku dengan sebutan namaku saja, Lizbeth. Mulai sekarang aku juga akan melayani dia dan memanggil Ardian dengan sebutan tuan”, ucap Lizbeth sambil tersipu.

“Apa yang sedang kalian perbincangkan wahai para gadis cantik?”, ucap Ardian di mulut pintu bunker sengaja mengagetkan Lika dan Liz.

Deg!

Kedua wanita sedikit terkaget dengan hadirnya Ardian.

“Hemmm tidak tuan, kami sedang membicarakan ramuan”, ucap Liz.

“Liz kamu bohong ya? Dan juga kenapa kamu memanggilku dengan sebutan tuan?”, tanya Ardian yang kini sudah masuk ke bunker mendekati tempat tidur Lika dan Liz.

“iya maaf, saya tadi bohong, kami sebenarnya barusan membicarakan tentang tuan, saya memanggil anda dengan sebutan tuan karena saya berjanji mulai sekarang saya akan mengabdi kepada tuan Ardian, saya akan melindungi anda dengan taruhan nyawa saya”, ucap Lizbeth.

Baiklah terimakasih jika itu membuatmu nyaman Liz, aku tak keberatan kamu memanggiku dengan sebutan tuan, tapi kamu harus di hukum karena di sini kamu tidak boleh berbohong ataupun nakal.

“Hahaha iya master, eh iya Lizbeth kalau kamu ketahuan bohong atau nakal di sini maka akan langsung dihukum oleh tuan Ardian loh!”, ucap Lika mengejek Liz.

“Ha hukuman? Maafkan saya tuan, ampuni saya, jangan siksa saya, saya mohon”, ucap Liz memelas.

“Tenang saja Liz hukumannya tidak sakit kok, cuma nanti pantatmu pasti merah-merah hihihi”, ucap Lika menenangkan Liz.

“Lizbeth, aku akan menghukummu karena tadi kamu telah berbohong.

Lika, buka kain penutup pantat Liz!”, perintah Ardian.

Dengan perlahan Lika memposisikan tubuh Liz menungging, lalu menarik pakaian cokelat yang dikenakan Liz ke atas.

Maka terlihatlah pantat montok putih merona milik Lizbeth yang kini terpampang bebas.

Ardian dengan halus mengelus-elus pantat Liz tersebut hingga Liz kegelian mendesah-desah.

“Ahhh-ahhh-ahhh cukup tuan geliii”, desah Liz kegelian.

lalu Plak! Plak! Plak!

“Aaaaakkk”, ucap Liz sedikit kesakitan karena tamparan tangan Ardian yang geregetan dengan pantat mulus milik Liz.

Sebentar kemudian pantatnya memerah bekas tamparan Ardian.

“hihihi makannya kamu jangan bohong Liz, kalau suka bohong jadi merah gini kan pantatmu”, ucap Lika mengejek Liz.

Namun mereka kemudian malah tertawa dan gembira bersama-sama.

Sejenak Ardian ikut tertawa, tawa renyah tersebut bisa sedikit mengurangi kesedihannya akibat dilupakan Lina.

Di sela-sela tawa mereka Liz menyela.

“Tuan, maafkan kesalahan saya yang telah memberikan ramuan pemudar cinta dan penghilang ingatan, maafkan saya juga yang tak bisa mengembalikan ingatan kekasih anda Lina karena ramuan yang Beatrice buat terlalu kuat dan bersifat permanen.

Mungkin aku dan Lika hanya bisa membantu anda dengan membuat ramuan jatuh cinta, seketika Lina pasti akan langsung jatuh cinta pada anda walaupun memori otaknya hilang sekalipun.

Atau tuan berkenan jika kami membuat ramuan perangsang agar nantinya Lina menjadi haus sex dan selalu meminta disetubuhi oleh tuan”, ucap Liz.

“Sudahlah, kan sudah ku bilang lupakan kesalahanmu yang kemarin-kemarin, terimakasih atas niatanmu membantuku.

Namun aku tak mau menakhlukan Lina dengan cara menanamkan cinta palsu ataupun nafsu tanpa cinta tulus, aku akan menakhlukan Lina dengan cinta yang alami melalui usahaku sendiri”, tegas Ardian.

“Menurut yang saya tahu, ramuan yang Beatrice buat mengandung kebencian dan mungkin itu dapat dipatahkan dengan cinta anda yang tulus diberikan secara terus menerus nantinya kepada Lina”, dugaan Liz.

“Baiklah, terimakasih atas saranmu sayang”, ucap Ardian sambil mencium bibir Lizbeth.

“Akhir-akhir ini saya kesulitan mengekang sisi Beatrice, maafkan saya jika nanti sewaktu-waktu sisi Beatrice keluar dan membuat onar”, ucap Liz khawatir.

“Tak apa Liz, lagipula energi kebenciannya tak mempan padaku. Lain kali kita harus latihan mengendalikan sisi Beatrice, saranku jangan melawan Beatrice namun ajak dia perlahan bekerja sama, lagipula Beatrice adalah dirimu, dan dirimulah yang paing memahami Beatrice.”, saran Ardian menasehati Liz.

“Baiklah tuan, saya akan mencobanya besok”, ucap Liz.

“Tak usah buru-buru Liz, Lika kemarilah temani Liz, sekarang kalian tidurlah!”, perintah Ardian kepada Liz dan Lika sambil menciumi keduanya.

"Sebenarnya saya sama sekali tak butuh tidur tuan, mungkin saya hanya perlu beristirahat beberapa jam untuk memulihkan tenaga saya", ucap Liz.

"Baiklah kalau begitu istirahatlah Liz, dan Lika kamu boleh tidur", ucap Ardian sambil berlalu.

Satu hari telah berlalu.

Kini Lizbeth sudah dalam kondisi prima, rumah akarnya secara ajaib diperjalankannya menuju dekat perkampungan.

Tibalah saatnya latihan Ardian dan Lizbeth untuk mengendalikan sisi Beatrice.

Tempat latihan sengaja dipilih jauh dari pemukiman agar meminimalisir efek kerusakan.

Di pagi hari, Ardian meminta Lizbeth untuk berlatih diawali dengan guyonan-guyonan receh oleh Ardian, mencoba menghibur wajah Liz yang pemurung.

Ketika Liz tertawa lepas mendengar guyonan Ardian, hal tak terduga ternyata terjadi.

Beberapa kali serangan energi hitam dan kuning memang keluar saat Liz tertawa namun itu hanya sesaat, tawa gembiranya kadang berganti menjadi tawa jahat.

Dalam waktu yang sebentar tersebut energi hitam itu menyerang Ardian beberapa kali karena hilang kendali.

Namun tak mengapa, serpihan energi hitam tersebut sama sekali tak berpengaruh terhadap mental Ardian yang sangat kuat.

Sejenak muncul ide yang cemerlang dari pikiran Ardian.

Liz diminta lari-lari hingga energinya habis, sehingga kepribadian Beatrice bisa keluar mengambil alih dengan leluasa.

“Saya sudah mulai kelelahan tuan, bersiaplah!”, Ucap Liz sambil terengah-engah.

Ardian hanya mengangguk dan mendekat tanda paham.

“Huahahahahahaha”, tawa jahat dari mulutnya yang manis, menunjukkan sisi Beatrice telah memegang kendali penuh.

“Ardian! Kemarilah, bercintalah denganku!”, ucap Beatrice sambil berniat menjilati wajah Ardian namun Ardian mencoba menjauh mencoba jual mahal.

“Beatrice! Mari buat kesepakatan!”, seru Ardian dengan tegas.

“Huahahaha kesepakatan? Sejak kapan aku patuh padamu? Kau pikir aku bisa kau atur semaumu seperti Lizbeth? Cepatlah kemari setubuhi aku seperti kemarin”, ucapnya merendahkan.

“Baiklah, satu minggu sekali aku akan memberimu kepuasan tapi sebagai gantinya kau harus patuh padaku dan bekerja samalah dengan Lizbeth, berbagilah tubuh dan akurlah, sudah tidak asing kan di dunia penyihir dengan yang namanya pertukaran setara?”, gertak Ardian berharap bisa menundukkan sisi Beatrice.

“Huaaaarrrrgghhhhh...... Baiklah aku setuju, sekarang kemarilah segera puasi aku!”, perintah Beatrice.

“Kau yang kemari sambil merangkak! Karena mulai sekarang kau adalah budakku!”, ucap Ardian kini berganti merendahkan Beatrice.

“Dan jangan lupa panggil aku dengan sebutan tuan! Jika kau melanggarnya kau sama sekali tak akan ku sentuh!”, lanjut ardian sambil tersenyum penuh kemenangan.

Dengan bernafsu Beatrice segera ingin menerkam tubuh Ardian.

“Tenanglah, jadilah anak baik di depanku, mulai sekarang aku yang memegang kendali!”, ucap Ardian mengelus kepala Beatrice.

“Baik tuan”, jawabnya takhluk.

Diciumnya dengan buas bibir Beatrice, tak kalah, wanita berkarakter kejam ini juga membalas pangutan bibir tuannya.

Disela-sela ciumannya Ardian memulai obrolan karena ingin mengenal lebih jauh tentang Beatrice.

“Beatrice??”, tanya Ardian.

“Iya tuan?”, jawab Beatrice tak bisa menyembunyikan nada kejamnya.

Kini kedua wajah saling berhadapan bertatapan mata penuh arti.

“Kenapa kau mau patuh padaku Beatrice? Apa karena ancamanku?”, tanya Ardian sambil sesekali menciumi bibir Beatrice dengan lembut.

“Itu salah satunya tuan, selain itu, saat ini aku masih membenci semua laki-laki di dunia ini, tapi entah mengapa aku tak membencimu, aku mulai menyukaimu tuanku”, ucap Beatrice sambil menerima ciuman Ardian yang sesekali mempersulit Beatrice berkata-kata.

“Baiklah sampai disini percumbuan kita hari ini!”, ucap Ardian mencoba membuat Beatrice kentang agar dia semakin mudah di atur.

“Tapi tuan?”, ucap Beatrice keberatan.

“Buktikan dulu kesetiaanmu padaku, sekarang bangunkan Lizbeth dan berbagilah tubuh, tunjukkan kemampuan sihirmu padaku”, perintah Ardian.

“Baik tuan”, ucapnya patuh.

Kini Lizbeth mulai akur dengan pribadi Beatrice karena perjanjian yang dibuat oleh Ardian.

Tiba saatnya Lizbeth menunjukkan kebolehannya, dengan adanya sisi Beatrice yang mau bekerja sama maka emosi Lizbeth mulai stabil.

Setiap hari dengan rajin Lizbeth dan Beatrice berbagi tubuh dan giat berlatih dengan atau tanpa didampingi Ardian sehingga kini semakin mahir mengendalikan emosi.

Lizbeth merupakan penyihir langka yang kekuatannya berdasarkan manipulasi emosi (Emotion Mage).

Dahulu auranya hanya hitam (kedengkian) dan abu-abu (kesedihan) serta dahulu ia cenderung kesulitan mengendalikan emosinya sendiri.


Setelah beberapa kali berlatih didampingi dan dibimbing Ardian kini dia bisa mengendalikan berbagai emosinya sendiri:


- Aura hitam berasal dari kedengkian berguna untuk hipnotis (Illusion).

- Aura abu-abu berasal dari kesedihan digunakan sebagai penghenti waktu (Time stop).

- Aura kuning dari keceriaan digunakan sebagai penyembuhan (Healing).

- Aura merah berasal dari kemarahan untuk penghancuran (Destruction).

- Aura biru dari ketakutan untuk membekukan benda hidup maupun benda mati (Freezing).



Namun fokusnya masih sering terpecah belah, serangan jarak jauhnya tak memiliki akurasi yang baik.

Itu adalah salah satu alasan lizbeth memegangi kepala Ardian saat mengeluarkan serangan penuh waktu pertarungan sengit waktu itu.

Sepertinya Lizbeth membutuhkan senjata baru semacam penghantar listrik yang bisa memfokuskan kekuatannya.

Di suatu malam seperti di malam-malam biasanya, Ardian keluar dari bunker menemui harimau peliharan yang disayanginya, Black dan White, sekedar mengelus kepala mereka berdua dengan lembut dibalas dengan jilatan-jilatan mereka menunjukkan kasih sayang terhadap tuannya.

Kemudian ia beranjak menemui satu persatu para wanita memastikan semua wanita sudah pulang.

Setelah dipastikan semua wanita lengkap maka dia pergi hendak tidur, saat perjalanan hendak tidur, ia melihat Lina tertidur sendirian sambil memegangi lengannya sendiri tanda kedinginan di gubuk ilalang.

Sebenarnya Ardian tahu bahwa letak pakaian kuning Lina berada di rumah akar Liz, namun Ardian tetap pura-pura tidak tahu karena Ardian ingin bebas melihat tubuh indah setengah telanjang adik kandungnya itu, toh disini tak ada laki-laki lain selain dirinya.

Sejenak muncul nafsu dari dalam dirinya karena memperhatikan lekuk tubuh indah yang dimiliki Lina, namun ia sekuat tenaga menahannya karena ia tak mau melakukan sex secara pemaksaan kepada adiknya ini.

Dengan sigap Ardian berlalu menuju bunker mengambil selimut dan segera menyelimuti tubuh setengah telanjang Lina.

Ardian mengajak Black dan White berjalan-jalan menuju gelapnya hutan, sejenak menghilangkan penat.

Walaupun tubuhnya lelah namun mata Ardian masih merasa belum mengantuk.

Saat perjalanan menuju dalamnya hutan, Ardian sempat menjumpai tanaman mawar liar dan berhenti sejenak untuk menatapnya.

Saat sedang asik menatapnya, melintaslah benda misterius terbakar jatuh dari langit.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd