Panggil saja aku Kinna. Saat ini aku masih berstatus mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas ternama di kota Malang. Aku bukan perempuan dengan body ideal yang banyak diimpikan laki-laki. Tinggiku hanya 155cm dengan berat badan 75kg. Ya, banyak yang mengatakan aku gendut. Payudaraku juga tidak terlalu besar. Aku biasa memakai bra berukuran 36c, dengan celana dan sepatu yang juga berukuran 36. Orang jawa bilang, seseorang yang berkaki kecil merupakan keturunan priyayi, jadi aku cukup bangga dengan kaki kecilku yang selalu siap ku tapakkan kemanapun aku pergi tanpa banyak mengeluh (maksudnya g pegel gt). Sedangkan dengan ukuran celana 36 aku cukup bangga dengan pinggulku sehingga aku suka ditusuk dalam posisi doggy. Kali ini aku akan menuliskan sebagian petualanganku memenuhi hasrat manusiawi.
Perkenalan dengan Randy
Randy, dia seumuran denganku. Tingginya 175cm, berbadan kurus, tapi memiliki kelamin yang cukup besar dan berurat yang dapat membuatku mengerang nikmat. Aku mengenalnya tiga tahun yang lalu dari sebuah jejaring sosial bertittle B dengan warna orange. Awalnya kami hanya membicarakan keseharian kami. Sampai suatu hari Randy ingin bertemu denganku. Aku minta saja dia menjemputku di kontrakan. kami hanya keluar untuk makan siang. Setelah itu Randy mengantar aku kembali ke kontrakan.
A= Mau mampir dulu, Ran?
R= Iya deh di kontrakan juga pasti sepi, kakak sama adek kuliah.
A= Ya udah di sini aja dulu, aku juga lagi ga ada temennya. Motornya masukin dulu aja soalnya di sini rawan curanmor.
R= Gak papa emang? Tar kita disangka macem-macem lho.
A= Sebelah juga kontrakan kok. Tenang aja, pak satpamnya baik kok. Kalo udah langsung masuk aja ya, Ran. Aku kebelet.
R= Siap, Bos!
Aku pun berlari ke kamar mandi. Setelah itu aku aku berganti baju dengan celana gemes dan kaos. Itu kostum yang selalu ku pakai di kontrakan. Saat keluar kamar, Randy sudah duduk di kasur yang sengaja di letakkan di depan televisi di ruang tamu. Awalnya kami hanya menonton televisi bersisihan sampai tiba-tiba Randy memeluk dan menciumku. Aku yang kaget dengan ciuman tiba-tiba Randy hanya diam saat Randy mencoba membuka mulutku. Lama-kelamaan lidahnya berhasil membelit lidahku. Sampai sekarang aku masih ingat ciuman rasa kopi Randy. Lidahnya terus bermain, turun menjilat leher dan sekitar telingaku. Ya, aku menikmatinya. Karena selama ini aku selalu membayangkan adegan yang sering aku lihat di film atau aku baca di cerita panas. Sampai kemudian aku merasakan tangan Randy meremas payudaraku. Aku tidak sempat berpikir untuk menepis tangan atau mendorong jilatan Randy yang terus menyerang leher dan telingaku. Randy sudah berhasil melepas bra warna peach yang membayang di balik kaos putih tipisku. Ssssshhh kurasakan puting coklatku yang menegang karena remasan tangan Randy di payudara kiriku. Kurasakan juga ngilu di klitoris yang selama ini hanya kumainkan sendiri sambil melihat film bokep atau membaca cerita panas.
Perlahan Randy merebahkanku. Dilepasnya kaos dan bra yang kupakai. Dia juga melepas kaos dan celananya hingga hanya boxer yang dengan jelas memperlihatkan penisnya yang sudah tegang. Randy menciumku, kali ini aku membalas permainan lidahnya. Tanganku diarahkan untuk memegang penisnya. Aku hanya mengusapnya dari luar. Kurasakan sedikit basah tepat di bagian kepala penisnya.
Aaaahh Randy, geli. Aku hanya menjerit kecil saat Randy tiba-tiba mengulum putingku seperti bayi. Tangan kanan Randy kurasakan membelai perutku, perlahan-lahan masuk kedalam celana dan CD yang kupakai.
A=eemmmhh Ran.
R= kenapa, Kin?enak kan?udah asah gini kamu.
A= Geli banget Ran. Ssshhh.
R= tapi enak, kan? ucap Randy sambil melepas celana pendekku.
Randy mengarahkan tanganku untuk masuk ke dalam boxernya. Dia sedikit mendesah saat tanganku menyentuh penisnya. di genggam, Kin. Trus kamu kocokin naik turun. Kata Randy. Aku melakukan yang dia minta. Kurasakan vaginak semakin geli dan basah. Randy berdiri dan melepaskan boxer yang dipakainya. Aku membayangkan sebentar lagi penisnya yang akan mengoyak vaginaku untuk pertama kali.
uuuhhh.. jilat, Kin. Aku pun mencoba untuk mencium penis Randy yang masih ada dalam genggamanku. Kujulurkan lidahku menjilat lubang yang ada di kepala penisnya. Kurasakan penis Randy semakin menegang. Lidahku mulai menyusuri batang dan dua telur yang menggantung dibawahnya. Badan Randy sedikit bergetar. Desahannya terdengar pelan saat aku mencoba memasukkan kepala penisnya kedalam mulutku kuremas pelan telurnya. Randy memegangi kepalaku, diarahkannya kepalaku maju mundur dengan pelan. Sampai tiba-tiba Randy merebahkanku, kakiku di bukalebar dan dia menindihku. eemmhhh aku mendesah pelan saat kurasakan penis Randy menekan Vaginaku dari luar CD. Vaginaku sangat geli, ku angkat pinggulku dan kubelitkan kakiku di punggungnya agar aku lebih merasakan tekanan penisnya di vaginaku. Randy menggoyangkan badannya, tangannya terus meremas payudara dan mulutnya mengulum putingku bergantian. Aku semakin bersemangat menaikkan pinggulku, dan Randy terus menekan penisnya. Sampai kurasakan aku akan mencapai puncak.
A= aaaahhh Raaann aku mau keluar, aku mau pipis.
R= iya, bentar ya. Aku juga udah mau sampe.
Randy terus menekan menggesekkan penisnya ke vaginaku. Aku semakin bersemangat menggoyangkan pinggulku. Raaannn aku mau keluar, Ran. Udah gak tahan lagi. Enak banget, Raaan aaaahhhhh . Kurasakan ledakan didalam vaginaku. Badanku mengejang dan kakiku terus menjepit badan Randy. Sampai kurasakan CD yang kupakai sangat basah. Ternyata Randy juga menumpahkan spermanya di atas CD ku. Dia terus memelukku, mencium bibirku.
Randy berdiri dan bertanya dimana kamar mandiku, aku menunjuknya. Badanku terlalu lemas untuk bangun. Rasanya ini klimaks yang paling indah dari yang selama ini kurasakan sebelum mengenal Randy. Klimaks yang biasanya hanya kudapat dari jari yang kugosokkan di clitorisku. Randy kembali dan mengenakan kembali pakaiannya. Dia membantuku berdiri untuk membersihkan diri di kamar mandi. Tidak lupa kupungut kaos, celana dan bra yang tercecer. Saat kembali, Randy sudah mengeluarkan motornya, bersiap pulang. Dia berpamitan, tak ada permintaan maaf atau kalimat penyesalan. Aku pun begitu.
Tidak lama kemudian Hpku bergetar. Kulihat Randy mengirimkan pesan di BBM.
R= Kin, makasih banget ya. Aku puas banget biarpun cuma aku gesekin di balik CD. Vaginamu kenyal banget.
A= Aku juga makasih, km udah bikin aku lemes.
R= klo tadi aku masukin, km marah gak, Kin?
A= Kalo tadi km masukin, km yg pertama, Ran.
R= Jadi boleh, Kin?
A= Aku juga gak tahu, Ran. Tapi aku penasaran. Belum masuk aja udah enak..hehe
R= Klo masuk tambah enak lagi. Buat aku, ya?
A= Aku takut hamil, takut nanti gak ada yang mau nikahin klo aku udah pernah ML.
R= Gak mungkin lah. Klo udah jodoh y a tetep pasti ada yang nikahin. Gak akan sampe hamil juga.
A= Tapi anak kontrakan minggu ini udah pada balik, bentar lg kan kampusku udah masuk.
R= Nant klo kakak sama adek gak pulang aku kabarin km, aku jemput km y klo kontrakanku sepi? :*
A= Emmmm heem deh :*
Sampai saat ini aku masih berhubungan baik dengan Randy dan kisah ini baru awal perjumpaan kami. Selamat membaca, mohon maaf kalau kurang menarik. :*
KINNA
Perkenalan dengan Randy
Randy, dia seumuran denganku. Tingginya 175cm, berbadan kurus, tapi memiliki kelamin yang cukup besar dan berurat yang dapat membuatku mengerang nikmat. Aku mengenalnya tiga tahun yang lalu dari sebuah jejaring sosial bertittle B dengan warna orange. Awalnya kami hanya membicarakan keseharian kami. Sampai suatu hari Randy ingin bertemu denganku. Aku minta saja dia menjemputku di kontrakan. kami hanya keluar untuk makan siang. Setelah itu Randy mengantar aku kembali ke kontrakan.
A= Mau mampir dulu, Ran?
R= Iya deh di kontrakan juga pasti sepi, kakak sama adek kuliah.
A= Ya udah di sini aja dulu, aku juga lagi ga ada temennya. Motornya masukin dulu aja soalnya di sini rawan curanmor.
R= Gak papa emang? Tar kita disangka macem-macem lho.
A= Sebelah juga kontrakan kok. Tenang aja, pak satpamnya baik kok. Kalo udah langsung masuk aja ya, Ran. Aku kebelet.
R= Siap, Bos!
Aku pun berlari ke kamar mandi. Setelah itu aku aku berganti baju dengan celana gemes dan kaos. Itu kostum yang selalu ku pakai di kontrakan. Saat keluar kamar, Randy sudah duduk di kasur yang sengaja di letakkan di depan televisi di ruang tamu. Awalnya kami hanya menonton televisi bersisihan sampai tiba-tiba Randy memeluk dan menciumku. Aku yang kaget dengan ciuman tiba-tiba Randy hanya diam saat Randy mencoba membuka mulutku. Lama-kelamaan lidahnya berhasil membelit lidahku. Sampai sekarang aku masih ingat ciuman rasa kopi Randy. Lidahnya terus bermain, turun menjilat leher dan sekitar telingaku. Ya, aku menikmatinya. Karena selama ini aku selalu membayangkan adegan yang sering aku lihat di film atau aku baca di cerita panas. Sampai kemudian aku merasakan tangan Randy meremas payudaraku. Aku tidak sempat berpikir untuk menepis tangan atau mendorong jilatan Randy yang terus menyerang leher dan telingaku. Randy sudah berhasil melepas bra warna peach yang membayang di balik kaos putih tipisku. Ssssshhh kurasakan puting coklatku yang menegang karena remasan tangan Randy di payudara kiriku. Kurasakan juga ngilu di klitoris yang selama ini hanya kumainkan sendiri sambil melihat film bokep atau membaca cerita panas.
Perlahan Randy merebahkanku. Dilepasnya kaos dan bra yang kupakai. Dia juga melepas kaos dan celananya hingga hanya boxer yang dengan jelas memperlihatkan penisnya yang sudah tegang. Randy menciumku, kali ini aku membalas permainan lidahnya. Tanganku diarahkan untuk memegang penisnya. Aku hanya mengusapnya dari luar. Kurasakan sedikit basah tepat di bagian kepala penisnya.
Aaaahh Randy, geli. Aku hanya menjerit kecil saat Randy tiba-tiba mengulum putingku seperti bayi. Tangan kanan Randy kurasakan membelai perutku, perlahan-lahan masuk kedalam celana dan CD yang kupakai.
A=eemmmhh Ran.
R= kenapa, Kin?enak kan?udah asah gini kamu.
A= Geli banget Ran. Ssshhh.
R= tapi enak, kan? ucap Randy sambil melepas celana pendekku.
Randy mengarahkan tanganku untuk masuk ke dalam boxernya. Dia sedikit mendesah saat tanganku menyentuh penisnya. di genggam, Kin. Trus kamu kocokin naik turun. Kata Randy. Aku melakukan yang dia minta. Kurasakan vaginak semakin geli dan basah. Randy berdiri dan melepaskan boxer yang dipakainya. Aku membayangkan sebentar lagi penisnya yang akan mengoyak vaginaku untuk pertama kali.
uuuhhh.. jilat, Kin. Aku pun mencoba untuk mencium penis Randy yang masih ada dalam genggamanku. Kujulurkan lidahku menjilat lubang yang ada di kepala penisnya. Kurasakan penis Randy semakin menegang. Lidahku mulai menyusuri batang dan dua telur yang menggantung dibawahnya. Badan Randy sedikit bergetar. Desahannya terdengar pelan saat aku mencoba memasukkan kepala penisnya kedalam mulutku kuremas pelan telurnya. Randy memegangi kepalaku, diarahkannya kepalaku maju mundur dengan pelan. Sampai tiba-tiba Randy merebahkanku, kakiku di bukalebar dan dia menindihku. eemmhhh aku mendesah pelan saat kurasakan penis Randy menekan Vaginaku dari luar CD. Vaginaku sangat geli, ku angkat pinggulku dan kubelitkan kakiku di punggungnya agar aku lebih merasakan tekanan penisnya di vaginaku. Randy menggoyangkan badannya, tangannya terus meremas payudara dan mulutnya mengulum putingku bergantian. Aku semakin bersemangat menaikkan pinggulku, dan Randy terus menekan penisnya. Sampai kurasakan aku akan mencapai puncak.
A= aaaahhh Raaann aku mau keluar, aku mau pipis.
R= iya, bentar ya. Aku juga udah mau sampe.
Randy terus menekan menggesekkan penisnya ke vaginaku. Aku semakin bersemangat menggoyangkan pinggulku. Raaannn aku mau keluar, Ran. Udah gak tahan lagi. Enak banget, Raaan aaaahhhhh . Kurasakan ledakan didalam vaginaku. Badanku mengejang dan kakiku terus menjepit badan Randy. Sampai kurasakan CD yang kupakai sangat basah. Ternyata Randy juga menumpahkan spermanya di atas CD ku. Dia terus memelukku, mencium bibirku.
Randy berdiri dan bertanya dimana kamar mandiku, aku menunjuknya. Badanku terlalu lemas untuk bangun. Rasanya ini klimaks yang paling indah dari yang selama ini kurasakan sebelum mengenal Randy. Klimaks yang biasanya hanya kudapat dari jari yang kugosokkan di clitorisku. Randy kembali dan mengenakan kembali pakaiannya. Dia membantuku berdiri untuk membersihkan diri di kamar mandi. Tidak lupa kupungut kaos, celana dan bra yang tercecer. Saat kembali, Randy sudah mengeluarkan motornya, bersiap pulang. Dia berpamitan, tak ada permintaan maaf atau kalimat penyesalan. Aku pun begitu.
Tidak lama kemudian Hpku bergetar. Kulihat Randy mengirimkan pesan di BBM.
R= Kin, makasih banget ya. Aku puas banget biarpun cuma aku gesekin di balik CD. Vaginamu kenyal banget.
A= Aku juga makasih, km udah bikin aku lemes.
R= klo tadi aku masukin, km marah gak, Kin?
A= Kalo tadi km masukin, km yg pertama, Ran.
R= Jadi boleh, Kin?
A= Aku juga gak tahu, Ran. Tapi aku penasaran. Belum masuk aja udah enak..hehe
R= Klo masuk tambah enak lagi. Buat aku, ya?
A= Aku takut hamil, takut nanti gak ada yang mau nikahin klo aku udah pernah ML.
R= Gak mungkin lah. Klo udah jodoh y a tetep pasti ada yang nikahin. Gak akan sampe hamil juga.
A= Tapi anak kontrakan minggu ini udah pada balik, bentar lg kan kampusku udah masuk.
R= Nant klo kakak sama adek gak pulang aku kabarin km, aku jemput km y klo kontrakanku sepi? :*
A= Emmmm heem deh :*
Sampai saat ini aku masih berhubungan baik dengan Randy dan kisah ini baru awal perjumpaan kami. Selamat membaca, mohon maaf kalau kurang menarik. :*
KINNA