Berdua Dalam Resonansi Gerimis

[WaniPiro]

Kucoba merajut aksara kenangan melalui hujan..
Betapa Aroma Hujan mampu meresonansi kenangan tentangmu.. ketika kita menari kemudian berlari dibawahnya.. begitu bahagia saat itu.. meresapi hangat rengkuhmu yang begitu erat menggenggam ketika kau bersandar dibahuku..
Meski tak mampu kulihat namun kurasa teduh parasmu saat itu. Menyandarkan kasih putih dalam harap.. mengukir senyum dalam derai rindu.. degup jantungmu begitu terasa menekan punggungku.. membuatnya senada dengan yang kupunyai.. saat itu begitu hangat.. betapa hujan yang menerpa tak mampu mendinginkan hati kita masing-masing..
Yang ku tau.. hanya ada kasih yang lekat dalam rengkuhan kita.. kasih yang telah tertambat sejak dahulu.. sejak kita menyembunyikan senyum kita masing-masing. Sejak saat tak sengaja benih kasih bertunas melalui seringaimu..
Takkan kuhapus ingatan itu.. sebagaimana kenangan mampu menyeruak kerongga dadaku. Tentang debur nafasmu. Teduh wajahmu.. dan hangatnya rengkuhmu saat itu..

 

[dels]

Banget...kerinduan yang mendalam

 

[WaniPiro]

Banget...kerinduan yang mendalam

Iya nih sangat mendalam..

 

[WaniPiro]

Malam telah larut..
Merangkai dingin dan kegelapan menjadi sepi.. merajut sendu menjadi Rindu..
Aku merengkuh asa mengukir rindu.. betapa hal-hal manis tentangmu telah terpahat dalam ingatan.. bahwasanya ada senyummu yang melekat.. ada aroma khas tubuhmu yang merasuk.. ada rengkuhmu yang senada dengan hangat tubuhku.. debur nafasmu yang memaksaku mengingat teduh wajahmu.. tatapmu yang seakan memerah padamkan wajahku..
Aku kembali terdiam dalam kata.. melawan kenangan yang teresonansi oleh butir gerimis yang mulai berguguran.. memecah kesunyian malam ini..
Mengulang lagi alur cerita yang pernah kita lagukan.. melalui senyum manis kita.. hangatnya pelukan kita.. begitu pula kedua helai tangan yang pernah tertambat.. semua mengalir sempurna dalam sela rinai tangis dan tawa kita..