Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
sex party di kali toge(toket gede) sama Ode (otong gede) kara ,rina dan aji mungkin bisa mantap suhu....
 
Part 3 – Aku Terpilih

Dalam perjalanan kembali menuju ke rumah Kara, entah kenapa aku merasa seperti ada seseorang yg mengikutiku. Berkali-kali aku menengok ke arah belakang pun ternyata kosong, memang nyatanya tidak ada seorang pun yg berada di belakangku. Ada sih tapi hanyalah rombongan ibu-ibu yg lagi belanja sayuran, itu pun sudah jauh berada di ujung jalan tanah ini.

Mungkin hanya perasaanku saja karena sedang banyak pikiran, batinku. Namun entah kebetulan atau tidak, tanpa sengaja pandanganku mengarah ke seberang kali yg terletak di samping jalan ini. Samar-samar aku melihat dari kejauahan tampaklah sesosok kakek tua dengan jenggot putihnya yg hampir menyentuh batuan besar tempat ia berpijak. Entah apa yg sedang pria itu lakukan seorang diri disana, tapi ada jeda waktu bagi kami untuk saling bertatapan. Mungkin dia sedang melihat-lihat namun yg jelas aku merasa kalau tatapannya memang mengarah kepadaku. Mencoba bersikap sopan, aku pun hanya membalas dengan memalsukan senyum kecil meskipun aku tidak yakin kalau dia melihat senyumku atau tidak dan tetap melanjutkan langkahku tanpa menghiraukan keberadaan kakek tua itu. Namun berhubung terkadang aku memiliki rasa penasaran yg tinggi, aku pun lalu menolehkan kembali kepalaku ke arah kakek itu berada. Dan benar saja, aku tidak dapat menemukan pria itu yg sudah tidak ada di posisinya semula. Hmmmmm mungkin orang iseng kali ya, batinku tanpa memikirkan hal yg macam-macam.

“Oh, Ode lagi cuti ya Rin…..” Tanya Kara sesampaiku di rumah dan bercerita tentang kejadian pagi ini.

“Iya Kar, kebetulan banget tadi dia abis lari pagi katanya di daerah situ terus gue mampir ke rumahnya deh” Jelasku singkat.

“Ngapain lo ke rumahnya? Pacaran? Hahaha” Goda Kara.

“Ya ketemu Bapak Ibunya lah, tapi Bapaknya lagi ga ada sih tadi. Yakali gue pacaran, emang looooo….wuuuu” Jawabku sambil menjawil dadanya.

“Yeee sekali doang masa ga boleh sih………”

“Hah……….jadi lo pernah juga sama Bimo Kar? Ckckck” Tanyaku bergeleng-geleng.

“Ya gimana yaaa, strong banget dia tuh ternyata. Namanya juga Ode…..Otong gede hihi” Jelas Kara.

“Oalah jadi itu…….emang gede banget gitu Kar? Bukannya Mas Aji juga udah gede banget yah” Lanjutku.

“Cieeee……..ada yg penasaran gitu deeeeeh hahaha lo liat aja sendiri Rin. Udah ah gue mau mandi nih gerah. Eh Rin kalo mau sarapan sekalian bawa ke meja depan ya” Jawab Kara yg lalu melengos pergi ke kamar mandinya.

Setelah perutku kenyang terisi, aku lalu melanjutkan untuk membantu Kara membereskan rumahnya yg menjadi tempat tinggalku untuk sementara waktu ini. Menyapu, ngepel, nyuci piring, semua kulakukan sebagai bentuk terima kasihku pada kebaikan Kara yg sudah bersedia rumahnya kusinggahi. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, meskipun matahari sudah terlihat terik bersinar di atas desa ini namun hawa dingin nan sejuk masih sedikit bisa kurasakan menyelimuti kulitku. Kebetulan hari ini Kara sedang pergi sebentar ke kota untuk membeli keperluan anaknya Dimas, jadi hanya ada aku sendiri di rumah ini sampai Kara pulang nanti sore. Berhubung semua pekerjaan rumah sudah selesai dan tidak ada teman mengobrol, aku memutuskan untuk merebahkan diri sejenak di kamarku sambil menunggu Kara pulang.

“Loh itu kakek yg tadi pagi……..” Batinku saat melihat seorang pria tua yg datang menggandeng wanita di sebelahnya.

Kakek itu terus berjalan menuntun wanita di sebelahnya yg terus menundukan kepalanya dan berhenti tidak jauh dari posisiku berdiri sekarang. Perlu kalian tau bahwa tak ada sehelai benang pun yg menutupi wanita tersebut, hanya sekilas aku melihat ada gumpalan kabut yg tiba-tiba saja muncul namun tidak terlalu pekat di sekeliling tubuh wanita itu. Pria tua itu hanya tersenyum kecil saat melihatku yg berusaha mengacuhkan mereka berdua.

Tidak berhenti sampai disitu, aku melihat si kakek menyibak rambut panjang wanita itu yg menutupi kedua dadanya, hingga tampaklah dua buah daging yg menggantung besar tersaji di hadapannya. Kakek itu lalu mendekatkan kepalanya dan mulai menyucup puting tersebut dengan bibirnya yg keriput layaknya Dimas saat menyusu pada Kara Ibunya. Tangan kakek itu pun tidak tinggal diam, dia mulai meremas-remas payudara wanita itu dengan gerakan memijat yg lembut. Dari semula yg hanya terdiam pasrah, wanita itu mulai terlihat gelisiah. Tubuhnya bergerak-gerak seakan ingin meronta, namun seperti ada kekuatan tak terlihat yg menahan pergerakan kedua kaki dan tangannya.

Aku yg semakin penasaran mau tidak mau harus memperhatikan kedua orang aneh tersebut. Rupanya si kakek itu tidak menyedot melainkan berusaha meniup payudara wanita itu langsung dari putingnya, bergantian dari puting kanan lalu pindah ke kiri, terlihat dari pipi kakek itu yg mengembung seperti meniup balon. Usaha kakek itu pun tidak sia-sia, aku perhatikan seksama memang payudara wanita itu tampak berlomba menjadi lebih besar seperti sedang dipompa oleh udara yg dihembuskan dari mulut kakek itu.

Dengan kepala yg terombang-ambing tidak karuan seperti tak tahan lagi dengan rangsangan di putingnya, wanita itu pun akhirnya mendongakkan kepalanya yg langsung membuat jantungku sejenak berhenti berdetak karena kaget tak kepayang………..

“LOH…………ITU KAN…….AKU!!!” Batinku berteriak saat mengenali wanita yg ada dalam dekapan kakek itu.

Kakek itu pun kembali tersenyum meringis ke arahku sesaat setelah aku menyadari siapa sosok wanita itu, seakan menertawaiku yg tak berbuat apa-apa melihat sosok yg menyerupai diriku tak berdaya dalam kuasa tipu dayanya. Melihat payudara wanita itu yg sudah cukup jauh lebih besar dibuatnya, kakek itu pun berhenti lalu seperti mengambil sesuatu dari saku bajunya yg tampak lusuh. Sebuah batu berwarna merah menyala dia keluarkan dari dalam kantong bajunya, tersenyum memamerkannya padaku, lalu menekan batu tersebut tepat di bawah pusar wanita itu sampai hilang tak berbekas seakan dia tanamkan ke dalam tubuhnya.

Tiba-tiba angin yg sedari tadi bertiup menggesek dedaunan pohon bambu yg rimbun di sekeliling kami mendadak hilang tergantikan dengan suasana yg sunyi senyap, sampai aku bisa mendengar deru nafas kakek itu yg cukup berat terdengar. Kemudian kakek itu pun berkata……………….

“Rina…..kakek diutus oleh Nyai Toge Metengsari, ratu tertinggi kerajaan Sri Toge ing Gambiro….untuk memilihmu menjadi putri pengasihanku…..mulai sekarang nasib desa ini kakek serahkan sepenuhnya kepadamu……kamu wajib membahagiakan semua pria yg ada di desa ini……semuanya, tanpa terkecuali……dan satu lagi, untuk sekarang dan seterusnya…….kamu………akan tetap selamanya perawan”

“Rin…………Rin………….bukain dong………….” Teriak kakek itu dengan nada yg lebih feminim.

“Rinnnnn! Woy bukain Rinnnnnnnnnnn” Lanjutnya.

“Hah! Astaga……..Kara!” Kejutku spontan setelah terbangun dari tidurku.

“Iya Karrrrr! Sebentar…………” Teriakku dari dalam kamar.

CTAKKKK!!!!

“Aaaaaawh…………” Kembali aku terkejut ketika pengait bhku tiba-tiba saja terlepas dengan paksa.

Tanpa mempedulikan hal itu aku pun langsung segera menghampiri Kara yg sudah menunggu di depan pintu rumah bersama dengan Mas Aji. Sepintas aku merasakan keanehan dalam tubuhku sekarang ini, entah kenapa aku merasa tubuhku serasa sedikit lebih berat dari sebelum aku tidur tadi.

“Gila lo ye tidur kaya kebo dipanggilin daritadi ga nyaut…..” Omel Kara dengan nada bercanda.

“Sorry ya Kar, Mas…….kecapekan deh kayanya. Abis hawanya enak banget buat tidur” Jelasku.

“Pantesan aja….udah makan belum Rin…..eh tunggu deh, kayanya ada yg beda deh sama lo……..” Lanjut Kara.

“Hah….beda gimana Kar, perasaan lo doang kali” Sanggahku.

“Serius deh, keliatan lebih seger…..lebih berisi juga kayanya…..ya kan Mas, liat deh” Tanya Kara pada Mas Aji yg hanya membalas dengan senyum sambil melengos meninggalkan kami berdua menuju ke kamar.

“Ah ada-ada aja lo Kar……….udah ah gue mau mandi dulu nih, nanti lo ikut kan ke tempat Bimo”

“Oh nanti malem ya, gausah lah, udah lo aja berangkat gih sana pacaran dulu hihi” Kara menggoda.

“Gila, emang lo udah punya anak masih aja ganjen……”

“Nih Rin, dengerin…….emang lo ga pingin apa ngerasain pacaran lagi kaya jaman masih muda dulu. Ngerasain disayang lagi, ngerasain dimanja sama cowo, emang kapan sih lo terakhir si Bayu mesra sama lo? Udah jarang kan. Kapan lagi Rin…….tuh ada Bimo…….udah lo lupain dulu aja masalah sama si Bayu, gue gasuka liat lo kepikiran terus dari kemarin” Jelas Kara dengan nada sedikit lebih serius.

“Hmmm ya ga gitu juga Rin, gue kan……….ah udah lah gue bingung juga” Jawabku yg lalu menuju ke kamar mandi dengan handuk yg sudah ada di pundakku.

Pikiranku pun beradu dengan deru air yg mengalir deras dari keran air bak mandi Kara. Apa maksud dari perkataan kakek itu, Bimo, batinku bingung memikirkan. Entah kenapa aku juga sedikit mempertimbangkan yg dikatakan Kara barusan. Memang betul, aku sudah lama tidak merasakan kasih sayang yg seharusnya diberikan Mas Bayu kepadaku istrinya. Namun apakah benar jika aku harus mencari kasih sayang pada pria lain yg bukan suamiku sendiri.

Dengan isi otak yg seakan berlomba untuk dipikirkan, aku mulai melepas satu persatu pakaian yg aku kenakan. Dan benar saja, dalam keadaan telanjang aku menyadari kalau memang ada yg berbeda dari fisik tubuhku sekarang, berbeda dari saat aku tertidur sebelum Kara datang membangunkanku. Memang betul, payudaraku tampak lebih besar, lebih penuh, bulat dan kencang. Pantas saja kait bhku sampai terloloskan dengan sendirinya seakan tidak mampu lagi menahan beban yg dia tampung, batinku.
“Ko bisa sampe gini ya………..” Batinku terheran saat melumuri payudaraku sendiri dengan sabun.

SURPRISE! SELAMAT MALAM MINGGU KENTANG SUHU SEKALIAN!

-----------------------------------------------------------------------------------------
Part 4
 
Terakhir diubah:
Silakan dilanjutkeenn suhuu..
Kami setia menungguu:beer:
 
Thx updatenya om
Kerajaan Toge ya?
Harus memuaskan semua pria di desa itu?
:p ;)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd