Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Berbagi Itu Indah (Remake)

Cerita legend comeback, semoga kali ini bisa lancar sampai tamat
 

Chapter 2 Sebuah Pelatihan​

1a.jpg



Hari ini hari Sabtu, rumah Echa kosong semenjak Kedua orangtuanya pergi keluar kota untuk menghadiri resepsi pernikahan kolega papanya. Dikamarnya, Echa dan aku sedang saling telanjang tanpa sehelai benangpun untuk menikmati tubuh kami satu sama lain.



"Uuuggggh.... aaahhh... terus mas... Enak mas ..", lenguh Echa menikmati kuluman di putingnya



Kumainkan puting kecilnya dengan lidahku dan begitu kunikmati daging kenyal cokelat yang kecil itu. Kuratakan liurku membasahi areola putting susu Echa. Pacarku itu hanya memejamkan mata saja sambil sesekali ia mendesis. Secara perlahan kugigit putingnya yang mungil dan membuat tubuhnya menggelinjang penuh nafsu.



"Slurupp.. sluruppp...", kukenyot terus putingnya secara bergantian antara yang kiri dan kanan sesekali kupilin ujung puting susunya dengan tanganku hingga membuatnya melenguh penuh kenikmatan.



“Ahhh.. Enak mas.. Kenyot putting aku terus mas…”, desah Echa



“Iyaahh.. Bayangin aja putting kamu sekarang disedotin temen-temenku Yank.. Ssshhhh..”, godaku



“Mas jangan mulai deh.. Aaahhh.. Aku malu tau masak iya aku netekin temen-temenmu.. Aahhhhh terusss mas….”, jawab Echa



“Kalau ga dicoba mana tau rasanya?”, Sambil menghentikan permainanku pada putting pacarku yang menggemaskan itu



“Biarkan kupikirkan dulu mas… Permintaanmu ini aneh-aneh aja…”, jawab Echa sambil sedikit manyun



Kemudian setelah puas menikmati puting susu Echa, aku ubah posisiku dan kukangkangi wajahnya dengan penisku yang sudah menegang. Dengan sigap Echa paham keinginanku dan meraih batang kemaluanku yang sudah keras itu. Langsung dilahapnya penisku hingga memenuhi bibir Echa yang mungil.



Batang penisku terasa nyaman dan hangat-hangat basah ketika berada di mulut Echa, dengan penuh nafsu dikulumnya penisku sambil sesekali dimainkan dengan lidahnya lubang pipisku sehingga memberiku efek geli.



"Aaaaggghh... Enak banget yank... Nakal banget kamu" rancauku sambil kubelai rambutnya yang halus



"Kan kamu yang ngajari", jawab Echa sambil terus mengurut penisku dengan bibirnya yang tipis.



"Kapan? kamu aja yang bakat binal", elakku



"Oiya? Kalau aku gak binal memangnya kamu mau?", goda Echa sambil memberikan jalan agar ku bisa menjilati vaginanya



“Yaa.. Kalau gak binal ya aku binalinn.. Sshhhh..”, jawabku



“Dasar maunyaaa…”



“Tuh khan.. Memekmu dijilatin terus udah becek gini Yank… Temen-temenku suka nih memek becek gini”, kataku dan langsung ku lahap kemaluan Echa yang ditumbuhi bulu halus jarang-jarang itu



“Ouuuhhh.. Ssssshhhh… Masss… Geliii…”, tubuh Echa menggelinjang liar menahan geli



“Malah basah bener… Pasti gara-gara bayangin dijilmek temen-temenku ya? Duh memekmu merindukan kontol Pasti.. Pacar mesum…”, godaku terus menerus



“Mangkanya.. Ssshhh.. Masukin mas…”



“Ngga mau.. aku ga mau ngerusak kamu…”, jawabku sok bijak



“Dih.. Gak mau ngerusak tapi aku dicabuli terus gini.. Aaaahhh…”, jawab Echa



“Gak mau nih Dicabuli?”, tanyaku balik



“Mauuuuuu.. Aaahhhh.. Mas… Enakkk…”, desah Echa kembali



Tubuh Echa menggeliat semakin liar. Ekspresi wajahnya sangat membuatku terangsang. Ditambah harum tubuhnya yang mengundang. Membuatku tak pernah bosan menikmati pacarku itu. Saking nikmatnya dia, aku selalu menggodanya agar mau menuruti fantasy gilaku. Kubayangkan jika Echa yang kusayangi itu benar-benar dinikmati oleh teman-temanku membuat kontolku terasa lebih keras daripada biasanya. Tubuhnya yang mungil nan sexy ini memang favoritku. Tubuh yang menyenangkan untuk dibolak-balik.



“Bayangin Yank… puting yang kanan Buat Andre, puting yang kiri buat Anto, dan Wawan jilmekin memekmu.. Aaahhhh.. Pasti kamu bakalan terkencing-kencing parah dan menggeliat kayak cacing kepanasan”, desahku sambil berbisik di telinganya.



Echa hanya mengangguk lemah, ia tidak merespon perkataanku. Tetapi bibirnya tak pernah mengucap kata “ah” sesekali ia mengusap kepalaku yang sedang sibuk menyusuri lubang kenikmatan gadis cantik itu.



“Ssshhh.. Memekmu nikmat bener Yank… Beruntung aku merasakan memek seindah ini”, pujiku



Kulihat Echa seperti tak memperdulikan celotehku. Ia hanya terus mendesis sambil sesekali pinggulnya bergerak ke kiri dan ke kanan menikmati tiap jilatanku di lubang kemaluannya. Aku tidak tau apakah ia benar-benar membayangkan apa yang telah kusugestikan atau seluruh sugestiku sama sekali tidak dianggap. Yang pasti Echa kali ini menggeliat lebih liar daripada biasanya. Lalu, Kurasakan Echa pun tak mau kalah dengan seranganku. Ia mulai melahap dan menyedot kontolku lebih kuat dari sebelumnya. Rongga bibir pacarku itu terasa begitu hangat, mungkin saking panasnya petting kami malam ini. Batang kejantananku kurasakan basah terkena air liur pacarku yang terus menjilati kemaluanku tanpa ampun



“Uhhh.. Pinter betul kamu muasin kontol”, pujiku



“keseringan kamu ajari mas…”, akhirnya Echaj merespon perkataanku



“Ahhh… I like it baby… Kamu memang bakat Yank..”, desahku sambil kubiarkan pacarku itu melahap batang kemaluanku sepuas dia



“slurupppp.. Bakat apa mas?”, tanya Echa berhenti sejenak menyepong kontolku



“Bakat buat ngelayanin cowok”



“iiihhh… Mas mesti gitu..”, rajuk Echa



Setelah puas ia sepong kontolku, Aku pun tak mau kalah dan kuimbangi permainannya dengan kujilati lubang vaginanya dengan lidahku dengan cepat. Sekali lagi tubuh Echa menggelinjang tak beraturan. Sangat sexy sekali pacarku ini. Wajahnya polos dengan tubuh wangi yang tiada cacat sedikitpun, sungguh menggunggah libidoku. Beruntung aku bisa memilik gadis lugu ini hanya bermodalkan basa-basi murahan.



"Aahh... Mas.. Geli", desah Echa sekali lagi saat lidahku bermain-bermain di kedalaman lubang vaginanya yang warnanya masih segar itu.



Kaki Echa semakin mengangkang membiarkanku menikmati tiap bagian vaginanya. Kuseruput terus cairan kewanitaannya yang semakin lama semakin banjir. Sesekali bulu jembutnya ikut kusedot saking semangatnya kujilatin kemaluan pacarku itu. Aroma vaginanya yang sangat khas antara asin, asam, gurih, dan sedikit manis itu sangat nikmat. Permainan 69 terasa semakin nakal dan panas, karena desahan Echa yang manja sangat menenangkan telingaku.



"Titit nakal", kata Echa sambil kembali ia masukkan gagang kencingku ke mulutnya



“Tapi kamu emang suka kan?”



“Iyaaahh.. Sukaaa.. Mmphhhh”, jawab Echa begitu menggoda



"1 kontol kayaknya kurang muasin kamu ya? Liar gini nyepongnya", kataku menggoda Echa



Kurasa dia semakin menikmati imajinasinya dengan tidak menjawabku, aku pun tak mau kalah dengan menjilati lubang kemaluan Echa. Tidak ada rasa jijik bagi kami. Aku jilati kemaluan dia, dia pun tidak ragu menjilati kemaluanku bahkan buah pelerku. Kubayangkan kali ini Echa diperkosa oleh orang yang kasar .



"Uuggghh... Aaaaahhh... Terusss mas..", erang Echa dan kurasakan lubang vaginanya semakin banjir saja.



"Lonte cabul... bayangin banyak kontol langsung sange... becek tuh tempikmu!", kata-kataku semakin menjadi-jadi sambil menempatkan posisiku sebagai seorang kasar nan cabulm



“Aahh mass.. kamu kok kasar sekali bahasanya.. Ssshhh..”



“Hehehe.. Biar kamu makin sange Yank… Udah kamu bayangin aja dulu kamu diperkosa sama cowok kasar. Kamu pasti suka..”, kataku





“Mulai lagi deh.. Kalau punya pacar itu dijaga kehormatanmya, kamu malah mau umbar tubuh aku.. Aaaahhh “, ujar Echa



“Terlalu mubadzir kalau hanya aku yang menikmatimu sayang…”, bujukku sambil kuhentikan sejenak pergumulan kami



“Hmmmm.. Nanti cemburu lho kamu ..”



“Iya tapi aku malah bergairah…”



“Hmmm.. Gimana ya.. Kamu yakin mas? Tapi kamu ga ada niatan mainin aku khan?”, tanya Echa menyelidikiku



“Ya ampun mikir apa kamu… Aku justru akan makin sayang sama kamu tau…”



“Hmmm ya udah.. Aku mau deh.. Tapi cuma bayangin aja ya mas… Aku takut dan malu kalau beneran ngelakuinnya…”, kata Echa



Bagiku tidak apa-apa sementara dia hanya membayangkannya saja. Karena dari bayanganlah awal dari sebuah kenyataan. Aku akan terus menggoda dan mengerjai pacarku ini agar mau menuruti fantasy-fantay gilaku



“Oke bayangin aja dulu.. Mau bayangin siapa? Anto, Wawan, atau Andre?”, tanyaku



“Terserah kamu.. Orang aku ga tau wajah mereka”



“Yaudah bayangin kamu diperkosa Anto ya Yank… Dia wajahnya paling dekil dan juga paling kasar omongannya. Cocok buat tokoh yang suka perkosa cewek. Heheheh….”, kataku



“Hmmm.. Aneh.. Ya udah aku ngikut aja deh..”, kata Echa



*Akhirnya ia pun mau menyelaraskan fantasynya denganku walau 1 vs 1. Ngga madalah bagiku, ini masih permulaan*, kataku dalam hati



“Sini tempik jalang lonte… Tempik gatal butuh kontol.. juh juh juh.. Ini Anto sedang ngeludahin memekmu Yank”, kataku sambil kuludahi vagina Echa



“Ahhh.. jangan diludahi mas…”



“Memekmu mesum.. Becek gini pasti pingin disodok kontol ya?”



“Iyahhh aku mau....”



“Berapa kontol yang pertama masuk ke dalam memekmu hah?”, tanyaku sambil membayangkan Anto kembali menjilati vagina pacarku



“Ehhh.. Sssshhh.. Aku… Aaahh.. Masssss…”, Echa pun tidak mampu memperjelas apa yang akan ia katakan



Matanya terpejam, sesekali ia gigit bibir bawahnya. Sementara itu dibawah sana aku sedang sibuk meludahi, menyeruput kemaluan Echa yang semakin lecek tapi tetap menggiurkan itu. Vaginanya sangatlah indah, warna dagingnya kemerahan dan mengkilap terkena campuran lendir vaginanya bercampur dengan air ludahku.



“Oouuh.. Mass… Ssshh…”



“Suka kan tempikmu diludahi?”, kataku sambil kuhisap kuat-kuat daging becek Echa itu sekuat tenaga.



*kubayangkan Anto benar-benar melakukan seruputan ke memek Echa. Gila Fantasy ini memang luar biasa, kontolku rasanya ga bisa berhenti ereksi membayangkan memek Echa dinikmati Anto*, kataku dalam hati



“Sukaaaa.. Aaaahhh.. enak mas… Terus mas..”, jawab Echa sambil ia rapatkan kakinya seperti sedang menahan kencing



“Ngangkang lu.. Jangan ditutup! Sini tempikmu!!”, kataku seolah Anto sedang merkosa Echa



"Aaahhh..... Pakai aku sepuasmu mas.. Enak Mas.. Jangan dijilat terus mas.. Masukin Mas.. Aku dah siap kamu setubuhi mas...", rancau Echa semakin menggeliat hebat dan semakin mengangkang menikmati vaginanya di jilati



"Oh yaa?? Dasar lonte, diperkosa malah minta dientot..", kataku dan kurasakan penisku mulai berkedut kedut.



“Masukin mas… Ayoo.. Aku udah ga tahan….”, pinta Echa merengek manja sambil sesekali tubuh telanjangnya bergetar



*Damn ini cewek emang minta aku entot apa lagi bayangin Anto masukin kontol ke memeknya sih? Bikin gue malah nerka-nerka aja*, kataku dalam hati



Nada bicaranya serius, mungkin Echa memang ingin segera disetubuhi. Echa memang sudah menyerahkan tubuhnya kepadaku untuk kusetubuhi, dan sudah berkali-kali ia ingatku untuk bertanggung jawab jika seandainya dia hamil kalau hubungan kami kebablasan. Dia pun memastikan akan siap jika harus menjadi istriku.



Tetapi dasar aku yang masih takut kalau dia sampai hamil, aku jadi enggan menyetubuhi pacarku. Walau sebenarnya aku ingin sekali merasakan jepitan hangat kemaluan pacarku itu. Tetapi aku sendiri masih ragu, apakah gadis ini nanti menjadi istriku? Bagaimana kalau ternyata dia jodoh orang? Bagaimana jika kelak suami Echa kecewa setelah tahu istrinya sudah tidak perawan? Duh, semesum-mesumnya aku, ternyata aku masih berbaik hati memikirkan perasaan calon suaminya kelak.



“Ouhh.. Jangan dijilat terus mas… Ayo mas masukin… Mas… Aku sudah ga tahan. Pingin kamu masukin… Aaahhhh…”, jawab Echa sambil kakinya semakin mengangkang karena kemaluannya kujilati terus menerus.



Tanpa sengaja mendengar rancauan pacarku yang manja, akhirnya penisku sudah tidak kuat dan berkedut kencang. Suara Echa yang manja, jika ia mendesah, merintih, dan mendesis memberikan rangsangan yang begitu menggoda. Apalagi ia terus memintaku untuk segera menyetubuhinya. Siapa juga lelaki yang bakalan kuat imannya jika ada gadis cantik yang meminta seperti itu. Lama-kelamaan aku sudah tidak sanggup menahan gejolak gairahku dan akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan semua spermaku yang sudah tidak ku keluarkan 3 hari ini.



"Aarrrgggh... crot crot crot...", kutumpahkan semua spermaku ke dalam mulut pacarku itu. Kutahu dia kaget dan belum siap menerima semprotanku yang tiba tiba itu.



"Uhuk Uhuk Uhuk… Lho mas kok sudah keluar? Aku masih mau main nih...", kata Echa sambil kulihat ia mengelap tetesan sperma yang kusemburkan ke mulutnya



"Dasar gadis birahi.. Betul kan kataku, kamu memang ngga bisa puas cuma dengan kontolku", kataku sambil terengah-engah setelah kontolku disedot habis-habisan oleh Echa



Kuakui sepongan Echa memang enak dan mantab. Ia sama sekali tidak merasa jijik dengan kontol pria. Jilatannya totalitas ke seluruh bagian kontolku hingga ke buah pelerku pun tak luput disedotnya tanpa ampun



“Ih Mas ini… Aku cuma mau sama punyamu aja mas”, kata Echa



“Bohong, pasti kamu bayangin sama Anto khan? Sampai liar gitu desahanmu”, godaku



“Enggak ih, gimana bayanginnya orang aku ga pernah ketemu orangnya



“Oh kamu mau ketemu Anto? Ok kapan-kapan kamu kuajak ketemu teman-temanku, nanti sekalian mereka akan eksekusi kamu”, kataku



“Eh enggak kok mas! Jangan suruh mereka gituin aku mas..!”



“…….”, aku mencoba membisu dan menyeringai menyeramkan



“Massss.. ih malah pasang muka serem”



“Hehehe bercanda kok Yank.. Jangan panik gitu aah..”, ledekku



“Huff kamu ini… bikin aku takut aja”



Setelah kami selesai petting, muncul ideku untuk memotret pacarku yang kadang suka narsistik ini. Kuambil Handphone itu dan segera kuabadikan wajah Echa dengan bibirnya yang masih berlumuran sperma itu. terlihat sangat nakal. Terlihat Echa masih sibuk membersihkan ceceran sperma di wajahnya dan ia masih belum sadar saat ini ia sedang kurekam dengan kamera ponselku



“Hai Echa… Kata-kata hari ini?”, sengaja kutanyakan sebuah pertanyaan agar ia menghadap ke kamera handphone yang kubawa.



"Hmmm.. Apa yaaaa… Ehhh.. kok direkam sih?", protes Echa sambil buru-buru ia tutup tubuh telanjangnya karena kamera ponselu terus menghadap ke arah tubuh telanjangnya



"Biar kamu bisa ngalahin kenakalan Anya, kamu harus kirim video ini ke Anya", jawabku membujuknya



“Oh bukan buat teman-temanmu kan?”, tanya Echa



“Lah.. Malah berharap kamu? Ini buat Anya sayanggg..”, bujukku



“Oh yaudah kalau buat Anya gapa.. Biar aku bisa buktikan aku ngga kalah! Kirim ke aku ya mas videonya”, kata Echa menggemaskan



Aku setuju saja dan kukirimkan video itu ke WA pacarku. Aku hanya geleng-geleng kepala melihat persaingan 2 sahabat siswi sekolah ini. Entah apa yang mereka cari kok bisa sampai bersaing demi memperoleh predikat siapa yang terbinal. Aku merasa ini hanya akal-akalan Anya saja yang suka memanas-manasi Echa yang lugu dan polos. Ia memang sengaja ingin merusak Echa entah apa tujuannya. Kalau Anya memang menurut kacamataku sebagai seorang lelaki adalah cewek gatel dari dulu.



"Ya Ampun... Nakal sekali ya aku bisa sampai berlumuran spermamu gini", kata Echa tak percaya melihat fotonya sendiri yang tampak sangat binal dan murahan, berbanding terbalik dengan kesehariannya baik di sekolah maupun saat jalan di luar yang selalu mengenakan kerudung untuk menutupi rambutnya yang indah.



"Iya dong, kamu harus pede yank.. kamu cantik dan sexy, sangat menggoda pastinya, dan aku semakin bangga punya kamu", kataku membujuknya



Lalu sebuah ciuman hangat, mendarat ke bibirku..



"mmmmhhh...", bibir lembut Echa mencoba menciumi bibirku



Aku balas saja ciuman lembutnya untuk membuatnya terasa nyaman..



"Jangan tinggalin aku ya mas, Aku dah kasih kamu semuanya...", kata Echa



"Semuanya? Kan aku belum coba memekmu yank...", kataku



"Iya, aku kan sudah kasih ijin kamu boleh setubuhin aku mas... Asal jangan setelah dapat enaknya terus kamu tinggalin aku gitu aja..", kata Echa merajuk manja sambil kembali mencium bibirku



"Iyaa Yank... aku masih ga berani ML. Aku masih belum siap kalau kamu hamil yank..", kataku



"Makasih ya Mas… Walau kadang suka mesum parah", kata Echa mulai manja.



"Iya, Aku sayang kamu Echa.. Emang aku mesum ya?", tanyaku pura-pura blo’on



“Mesum parah banget.. Sampai minta aku netekin temen-temenmu.. Huffff..”, kata Echa cemberut



“Ya itu cuma fantasy ku aja sayang…”



“Yakin Cuma fantasy? Bukannya pingin kamu realisasi?” Sekarang malah Echa yang seolah nantang aku



Merasa mendapat angin hijau, aku lanjut bujuk dia lagi. Kali aja dia mau melakukannya. Minimal dengan salah satu temanku dulu. Membayangkan benar-benar terjadi saja sudah membuat kontolku ngaceng lagi. Padahal normalnya, aku kalau sudah crot ya hilang nafsunya.



“Kamu mau Yank? Kalau mau aku kasih tau wajah teman-temanku. Mungkin kamu ada yang cocok”, kataku



“Enggak ah, aku belum siap tahu sampai berbuat gitu!”, protes Echa



Suasana hening sejenak, kulihat wajah Echa sedikit galau dengan memasang raut muka cemberut. Sesekali terlihat ia sedang berpikir sambil memandangi langit-langit rumahnya. Wajah Echa memang cantik, jadi secemberut apapun dia, Echa tetaplah cantik. apa lagi kalau sedang telanjang begini malah buatku nafsu dengan pacarku ini.



"Fantasymu kayaknya banyak banget ya mas?", tanya Echa tiba-tiba sambil memasang raut muka serius



"Banyak sekali Yank! Kenapa nanya itu?”, tanyaku



“Ngga papa sih, Cuma ga habis pikir aja kalau cowok fantasynya bisa kayak gitu…”, ujar Echa



“Ada yang salah kah kalau aku punya fantasy seperti itu?”



“Eeeerrr. Entahlah mas… Aku… bingung juga…”



“Intinya aku tu kalau punya barang bagus pingin kupamerin. Ibaratnya nih aku punya motor keren, aku pingin mamerin motorku ke semua orang. Begitu juga saat aku punya kamu, jadi pingin kupamerin", jawabku



“Jadi aku disamain motor nih?”



“Eh bukan gitu sayangku manisku cintaku…itu Cuma perumpamaan aja”



“Terus maksudnya gimana? Apa yang harus kulakuin buat nurutin fantasymu?”, tanya Echa membuatku terkejut



“Kamu mau nuruti fantasyku?”, tanyaku tak percaya



“Aku sendiri juga ngga yakin mas.. Tapi aku coba deh asal aku sanggup dan ngga yang terlalu vulgar..”, kata Echa membuatku melongo



“Beneran??? Maaf ya Yank, mungkin aku suka minta macem-macem. Tapi aku sayang kamu kok… Ini aku beneran serius Yank”, kataku



“Iya aku tahu kok mas.. Yaudah jadi sekarang kamu minta apa mas?”, tanya Echa lagi



“Apa ya? Pertama sih Aku kepingin kamu lebih nunjukkin kesexyanmu ke orang-orang Yank.. Coba kamu lebih sering pake baju sexy pas keluar rumah. Buat ningkatin rasa percaya dirimu aja untuk awal-awal. duh bayangin semua mata tertuju ke kamu aja kontolku sudah cekot-cekot lho Yank… Pasti aku bangga”



"Kok gitu sih mas? Berarti kamu minta aku buka jilbab dong biar sexy?”, tanya Echa



“Enggak harus buka jilbab, kan banyak yang pake jilbab tapi tetap bisa tampil sexy?”, jawabku mencoba meyakinkannya



“Hmmm.. itu kemanapun?? Atau pas sama kamu aja?", tanya Echa



“Awal sih kalau pas sama aku aja.. Tapi kalau kamu udah terbiasa dan nyaman pakai baju sexy ya silakan kemanapun dan sama siapapun terserah kamu…”, jawabku



"Hmmm berani ngga ya aku.. Ya udah aku coba deh.. Tapi aku ga punya baju yang super sexy mas, kan kamu tau aku pake jilbab jadi ya ga punya yang terlalu sexy..", kata Echa



“Pakai aja yang menurutmu sexy dan ketat Yank”, jawabku



“Berarti bener nih aku disuruh bagi-bagi tubuhku? Memperlihatkan lekuk badanku?" Tanya Echa serius



“Iya pelan-pelan aja biar kamu ga kaget.. Lama-lama aku yakin kamu akan suka dan pingin nyoba yang lebih. Soalnya kamu tuh binal..”, kataku membujuknya



“Melakukan lebih? Ini aja aku udah malu banget mas terlihat sexy di depan cowok lain…”



“Kenapa harus malu? Kamu harus bangga dong dikasih fisik nyaris sempurna. Temen-temenku aja pingin liat bagian-bagian tubuh pribadimu. Mereka pingin liat tetek dan memekmu lho Yank.. Itu bukti kalau kamu punya nilai dan kamu menarik. Kalau kamu gak bernilai mereka mah bakalan ogah liat kamu bugil”, kataku



"Bener ya aku harus gitu? Gak akan marah?", tanya Echa dengan nada serius



“Aku akan cemburu banget tapi enggak akan marah.. Justru aku akan semakin nafsu tau liat kamu mamerin asetmu..”, jawabku



“Gitu Ya mas.. Hmmmm.. Ok Deh ..”, jawaban Echa membuatku dag dig dug



“Kamu mau melakukan fantasy yang mana? Pamerin asetmu atau netekin temanku?”, tanyaku penuh harap



“Eehhhh… Apa ya masss… Hmm kayaknya aku pilih yang mamerin dulu aja deh…”



“Beneran ya?”, tanyaku penuh harapan



“Iya. Huff dasar cowok mesum. Untung aku sayang kamu”



“Hehehe.. Makasih ya Yank…”



“Tapi Aku mau nanya mas. Misal nih aku dah sampai seperti yang kamu pingin. Aku apa boleh ML sama mantan atau temanku mas? kamu ijinin ngga?”, tanya Echa kembali dengan wajah serius



“Ehhhh? Kamu bilang apa Yank?”, tanyaku terkejut



“Misalnya mas.. Bukan beneran.. Tuh kan kamu pasti ga rela deh mas liat aku ML sama mantan pacar atau temenku. Mangkanya kamu jangan aneh-aneh mintanya”, tantang Echa



Tak kusangka Echa akan menantangku seperti ini. Aku selama ini hanya membayangkan pacarku itu melayani lelaki-lelaki yang kukenal atau orang random saja. Tidak pernah aku berpikiran melihat Echa bersetubuh dengan mantan pacar ataupun teman sekolahnya sendiri di depan mataku sendiri. Apalagi aku khawatir cowok-cowok yang dia mau cowok-cowok ganteng. GILA! Perasaan macam apa ini. Marah, cemburu, kesal, iri, bercampur menjadi satu. Kok bisa-bisanya Echa membuatku cemburu separah ini. Bagaimana jika ia memang main di belakangku dan enak-enak dengan cowok-cowok ganteng yang dia kenal?



“Kalau itu.. Aku belum tau Yank… Aku takut kehilangan kamu.. Beda kalau kamu sama teman-temanku karena niatnya cuma have fun aja dan mereka juga tau kamu pacarku”



“Tuh kan kamu cemburu.. Kamu sih nantang-nantang. Hihihi.. Kamu tu Mas.. Lucu. Bercanda mas jangan dianggap serius. Dah lupain aja”, ledek Echa



“Awas ya kamu.. Liat aja pembalasanku.”, ancamku sambil menggelitiki punggungnya



“NGGA TAKUT. WEKKKK”, balas Echa



#



Kemudian kami segera bangkit dari ranjang dengan kondisi tubuh yang masih telanjang. Echa bergegas menuju ke kamar mandi dengan hanya membawa handuk untuk membersihkan sisa-sisa sperma dan keringat yang ada pada tubuh mulusnya.



Akupun mendapatkan ide gila untuk sedikit mengerjai Echa. Itung-itung menjadi titik awal memamerkan pacarku itu. Kuraih HPku dan segera kupesan makanan dengan layanan online karena perutku yang memang terasa lapar karena sejak pagi memang belum sarapan. Kupilih restoran yang agak jauh dari rumah Echa agar tidak diantar terlalu cepat.



Kulihat driver yang kudapatkan adalah seorang bapak bapak yang sudah berusia sekitar 45tahunan dengan bintang 4.3



"cocoklah... hehehe", batinku



Aku kemudian melihat ke arah kamar Echa yang kunci kamarnya masih tersangkut di sana. Timbul niatku untuk mengerjai Echa dengan menyembunyikan kunci kamarnyabdengan maksud agar dia tidak bisa mengambil pakaian ganti setelah ia selesai mandi



"Hehehe... Mantab nih, rasain kamu yank.. Kamu sih..", kataku dalam hati sambil menyeringai mesum membayangkan apa yang akan terjadi.



Selang 15 menit Echa keluar dari kamar mandi, tubuhnya terasa harum dan terlihat sangat sexy karena handuk yang menutup tubuhnya hanya sebatas dari dada sampai dengan pantat saja. Terlihat sedikit pantat bagian bawahnya. Sepertinya handuk yang ia bawa memang kekecilan sehingga tidak mampu menutup semua bagian tubuhnya yang masih semi basah itu.



"Oh iya yank, nanti kalau ada Pak Ojol antar makanan kamu terima ya. Barusan aku pesen makanan, laper banget nih setelah buang sperma. hehe.. ini uangnya", kataku sambil menyerahkan uang 100ribuan



"Oke mas, nanti aku terima", kata Echa



Akupun bergegas menuju kamar mandi dan mulai membersihkan diri. Sengaja kran tidak aku nyalakan agar aku bisa mendengar kondisi suara di luar. aku mulai mengguyur badanku dengan gayung dan mulai mandi. Setelah selesai membersihkan keringat, akupun memutuskan untuk BAB sebentar sambil menunggu bapak ojol datang mengantar makanan.



tak lama Echa menggedor-gedor pintu kamar mandi.



"Mas, kamu tahu kunci kamarku ngga? kok kamarku terkunci ya? Aku jadi ngga bisa ganti baju nih", tanya Echa



*Teng Teng Teng* belum sempat aku menjawab, terdengar suara pagar rumah Echa diketuk ketuk sepertinya dari bapak ojol



"Lho Mas... makanan pesananmu sudah sampek nih aku belum pakai baju, cuma pakai handuk aja ini. Kuncinya mana mas??", kata Echa sedikit panik



"Waduh dimana ya kuncimu… Hmmm… Gimana ya Yank? gapapa kamu terima dulu aja. Aku lagi BAB nih nanggung belum selesai", kataku beralasan



"Iihhh.. Gimana sih.. Masak aku Cuma pakai handuk aja.. Jangan gini dong yang bercandanya aduh kamu ini", protes Echa sepertinya sedikit kesal



*teng teng teng* terdengar gedoran pada pagar rumah Echa semakin keras. Sepertinya Pak Ojol sudah tidak sabaran



“Gapapa Yank kamu kan tinggal kasih uang aja, ga lama kok. Habis itu Pak Ojolnya pasti pergi”, kataku sambil membayangkan sesuatu yang menarik akan terjadi



“Hmm ya udah aku terima aja dulu deh. Bapaknya gak sabaran banget dari tadi mukul-mukul gembok pagar rumah.”, kata Echa sambil kudengar langkah kakinya menjauh dari kamar mandi



Akupun menunggu dikamar mandi sambil menahan sangeku. Kufokuskan indra pendengaranku agar aku bisa mendengar percakapan di ruang tamu. Sayangnya aku tidak mendengar suara apapun di ruang tamu. Aku putuskan berdiam diri agak lama di kamar mandi agar memberikan waktu buat si bapak ojol melihat keseksian pacarku yang hanya mengenakan handuk



15 menit kemudian akupun keluar kamar mandi dan mencari dimana pacarku, dan ternyata dia sedang ada diruang makan untuk menyiapkan makanan sambil masih tetap hanya memakai handuk yang hanya menutup dada dan pantatnya sebagian. Kulihat tubuh Echa basah dibeberapa bagian tubuhnya, terutama pada lehernya. Aku tidak yakin apakah itu air bekas dia mandi atau keringat tubuhnya. Karena jika itu air bekas mandi, seharusnya sudah kering karena sudah hampir setengah jam waktu berlalu sejak ia selesai mandi



"gimana yank?", tanyaku memastikan kondisi pacarku saat ini



"apanya?", jawab cewekku itu dengan jutek



"Ya bapak ojolnya. Ngga ada masalah kan?", tanyaku makin penasaran



"Ya kamu tuh mas yang jadi masalah", katanya sambil mencubit pipiku



"Aduududduhhh..", kataku menahan sakit

.

"Kamu tu ya kalau ngerjain aku ngga kira-kira,", kata Echa



"Ngerjain gimana? Ayo ceritain sini. hehehe", kataku.



"Iyaaa, pakai sembunyiin kunci kamarku segala sampai aku gak bisa ganti baju.. ", kata Echa



"Lho ya bukan gitu maksudku, kan kuncinya nyangkut dilubang pintu ya aku amanin, nanti kalau ada maling terus merkosa kamu gimana?", kataku beralasan



"Iyaaa... pinter ngeles ya kamu mas.. Yasudah ayo makan dulu, ini sudah aku siapin. katanya laper tadi", jawab Echa



"iyaaa.. Eh tapi bapak ojolnya gimana?", jawabku sambil langsung melahap makanan tersebut



“Iya gak gimana-gimana.. Untungnya Pak Ojolnya ga berani berbuat lebih jauh”, jawab Echa serius dan semakin membuatku penasaran



“Jadi penasaran nih Yank.. Ceritain dong…”



"Iya iyaa.. Kamu tuh mas... Jadi gini ceritanya, aku kan panik tuh ngga pakai baju cuma pakai handuk, sementara bapak ojolnya ngetuk pagarnya kenceng banget, aku malah takut nanti tetanggaku pada datang. Yasudah aku beranikan diri saja ke teras rumah cuma pakai handuk.", kata pacarku



"terus terus?", kataku semakin penasaran



"Ya kayaknya bapaknya sempat kaget gitu kok yang terima cuma pakai handuk, bapaknya jadi salting gitu. Matanya sepertinya sedikit lirik-lirik ke arah dadaku, aku kan jadi malu bangetttt mas... Terus kan ternyata totalnya cuma 86ribu, bapaknya ngga punya kembaliannya mas. Aku bingung harus gimana, aku putuskan untuk masuk ke dalam rumah lagi untuk nyari uang yang pas", lanjutnya



"kamu membelakangi bapaknya?", tanyaku



"Ya iya lah, kan aku harus masuk kerumah dulu", jawabnya



"hehehe.. terus gimana lanjutannya?", tanyaku makin sange mendengar cerita pengalaman eksib pacarku



“Ya gak gimana-gimana, aku masuk rumah dan aku cari-cari uang pecahan kecil… Aku cari di tasmu, di jaketmu, di dompetmu, ngga ketemu uang kecil”, jawab Echa



“Kamu nyari-nyari tasku?”, kataku sambil melirik posisi tasku yang tergeletak di lantai



“Iya.. Maaf mas..”



“Hehehe.. Wah beruntung sekali ya bapak ojolnya…”



“Beruntung gimana mas?”



“coba sekarang kamu hadap belakang”



“Kenapa sih? Awas jangan macem-macem kamu mas..”



“Nggak nggak.. Lagian aku sudah hafal bentuk bokongmu Yank”, jawabku



kemudian akupun mengambil hp dan memotret penampakan pacarku dari belakang dan kutunjukkan padanya



"Nih, bokongmu sexy banget kalau dari belakang. Handukmu lho ga nutupi bokongmu secara utuh. Apalagi tadi kamu nungging pas geledah tasku. pasti memekmu juga sedikit ngintip tuh Yank kelihatan sama Pak Ojolnya..", kataku semakin berdebar-debar



Echa terlihat kaget dengan penampilannya dari belakang. belahan pantatnya yang semok mulus itu terlihat hampir 70% karena handuk yang dia pakai memang gagal menutup tubuh bagian belakangnya dengan sempurna



"Lho mas... Beneran aku daritadi gini? Ya ampunnn... aku maluuuuu masss.. Bapaknya liat dong??", kata Echa panik



"Hehehe... Gak tau.. Apa perlu kamu japri orangnya?”



“Ngawur kamu mas”



“Hehehe… Seru khan?", godaku



"Nggak mas.. Seru apanyaa… Duh mas… aku malu tauu... Kamu ini nyebelin banget", jawab Echa.



"Gak Usah malu toh bapaknya ga bilang apa-apa khan? Kalau dia alim pasti ga berani liat. Hmmm.. Keren kamu Yank, Itung-itung kamu belajar memenuhi fantasyku. Toh palingan ngga akan ketemu lagi sama bapak itu.", kataku



“Keren apanya.. Malu Iya!”, kata Echa kesal



“Sudah santai aja.. Terus setelah itu gimana Yank?”



"Ya aku ngga nemu uangnya mas, yasudah aku kasih semua aja..", kata Echa dan ia pun menjeda sedikit kalimat yang diucapkannya



"Kasih semua maksudnya? Uang kembalian dikasihin ke bapaknya semua", tanyaku



“Err.. I.. Iya gitu mas..”, jawab Echa terbata-bata



“Hehehe.. Duh pasti gak bisa tidur itu bapaknya karena dapat pemandangan gratis”, gurauku



"Masss.... Iiihhh ...", rengek Echa.



Saking bernafsunya aku mendengar cerita pacarku yang sedikit nakal itu, aku tidak tahan ingin menikmati tubuh Echa lagi. Kutarik handuknya yang tanggung itu dan dalam sekali tarikan tentu saja kain kecil itu langsung terlepas.





Tubuh indah Echa kembali tersaji dihadapanku. Walau sudah puluhan kali aku melihat pacarku telanjang, tetap saja pesona keindahannya tidak pernah membuatku bosan. Payudaranya tidak lah begitu besar tapi begitu terlihat proporsional dengan perutnya yang rata tanpa lemak dan tubuhnya yang mungil. Ditambah bulu jembutnya yang tipis terlihat rapi tidak berserakan kemana-mana membuktikan Echa memang pandai merawat penampilannya baik luar dan dalam.



Kulihat jelas bibir vagina pacarku itu sudah basah dan berlendir. Bahkan kulihat lendir memeknya sampai ada yang jatuh perlahan turun melalui kedua pahanya yang mulus.



“Duh harusnya tadi kamu nerima makanannya bugil aja sekalian Yank biar seru”



“Seru apaaaaa…. Mas iniiiii…“, kata Echa sambil menamparku dengan handuk kecilnya



“hahahahaha… gemes aku sama kamu”, pungkasku dan kami pun kembali saling menikmati lagi malam itu



# bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd