Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Berbagi Istri Bersama Sahabat (Season 1-End)

UPDATE tipis tipis untuk menemani perjalanan pulang kerja suhu-suhu...

Potongan Cerita sebelumnya
Bowo perlahan-perlahan naik ke kasur memposisikan dirinya berada di sebelah Vika yang sedang menghadap sisi lain sehingga membelakangi kami. Bajingan nya, sebelum naik kasur Bowo sudah melepaskan celananya hingga penisnya terlihat samar-samar. Kemudian aku memberikan isyarat kepada Bowo untuk memulai aksinya. Aku membungkukkan badan sambil mengintip di bawah kasur bagian ujung kaki, jadi aku bisa melihat apa yang dilakukan Bowo dengan sedikit cahaya dari ventilasi pintu.

Bowo terlihat masih terlentang sambil mengelus-elus penisnya, sementara Vika miring membelakanginya. Lalu dengan sangat perlahan Bowo mengarahkan dan menempelkan penisnya ke pantat Vika. Ku lihat Bowo dengan sangat hati-hati mengesek-gesekkan penisnya yang mulai ngaceng. Tiba-tiba saja Vika mengenduskan napas panjang bergerak mengambil guling dan memeluknya. Bowo pun tersontak kaget dan menarik penisnya mundur. Sepertinya Bowo tak sanggup melakukan aksinya, mungkin jantungnya sudah berdebar kencang, karena kulihat Bowo melambaikan tangannya ke arahku sembari turun dari kasur dengan perlahan. Kemudian aku menghampirinya dan bertanya tanpa bersuara, "kenapa?" Bisikku, "kamu aja duluan, aku ngeri" jawab Bowo lirih.
Saat itu aku sedikit putus asa, namun adrenalinku terus bertambah sambil memikirkan bagaimana caranya.

Sekarang aku yang naik ke kasur mengambil posisi di sebelah Vika kemudian memeluk pinggannya sembari menciumi punggungnya. Malam itu aroma tubuh dan rambut Vika berbeda dari biasanya, sepertinya ia telah mempersiapkan wangi yang berbeda untukku, karena ia sempat mengatakan ingin bulan madu.
Kemudian tanganku mulai naik kearah payudara yang sudah tidak memakai Bra, karena memang Vika tidur tanpa Bra. Lalu aku mainkan puting Vika sembari menggesekkan penisku di pantatnya, Vika terlihat sedikit tersadar kemudian berkata lirih, "kamu dr mana aja sih mas jam segini baru masuk kamar...ehmmm" ucap Vika lirih sambil merubah posisinya menjadi terlentang. Matanya menatapku sayu. Kemudian Vika memiringkan tubuhnya kearahku lalu memegang kepalaku dan langsung melahap bibirku. Aku pun tak mau kalah, kubalas ciuman Vika sambil mengusap pantat dan pahanya, sesekali ku elus dengan lembut ke sela-sela vaginanya.

Hampir saja aku lupa, Bowo masih ada dikamarku!!!
Otakku tiba-tiba memiliki ide yang sepertinya akan berhasil.

Sambil berpelukkan dengan Vika aku berkata,
Aku : Sayang, kita main tapi matamu ditutup mau ga
Vika : aneh-aneh aja kamu mas, ini kan udah gelap juga. Lagian ditutup pake apa?
Aku : Hehe ya gpp, siapa tau kamu rasain sensasi yang berbeda.


Aku pun beranjak dari kasur untuk mengambil syal yang digantung di pintu.

Aku : pake ini aja
Vika : ya udah aku ikut kamu aja, yg penting kamu seneng. Sini iketin
Aku : oke
Vika : Mas ak ga bisa liat apa2, nanti gimana mainnya kan ga keliatan
Aku : udah nanti kamu ikutin arahan ku aja
Vika : yaa...


Lalu aku mengikat matanya menggunakan syal. Aku memeriksa dan memastikan Vika tidak bisa melihat apa-apa. Kemudian aku menyalakan lampu kamar agar pemandangan ini terlihat jelas.
Bowo yang sebelumnya bersembunyi dibawah kasur, kini mulai muncul sambil tersenyum menahan tertawa ke arahku.

Kemudian aku melepaskan daster yang masih dipakai Vika. Vika terlihat sangat sexy, duduk dipinggir kasur dengan penutup mata dan tidak mengenakan pakaian apa-apa. Dan saat itu Bowo melihat Vika bugil dengan tatapan yang masih malu-malu sesekali melirik ke arahku.
Tanpa berlama-lama, akupun memposisikan Vika untuk tidur terlentang namun dengan posisi kepala yg tinggi di alasi 2 bantal, jadi bisa dibilang setengah duduk.
"Aku mau diapain sih mas?" Ucap Vika
Lalu aku memposisikan diriku disebelah Vika dan mulai menjilati putingnya. Ia hanya terdiam dan menggigit bibir bawahnya sambil mendesah, "arghh..emhh..."
"Emut kontolku ya yang"
pintaku.
Lalu aku segera turun dari kasur, kemudian aku berikan aba-aba kepada Bowo untuk berlutut mengangkang tepat didepan wajah Vika. Kemudian Vika mulai memegang penis Bowo lalu dengan perlahan menjilat dan mengulumnya. "Ehmm...ehmmm....". Vika terus melumat penis Bowo sampai sesekali melahapnya dengan dalam.
Kulihat wajah Bowo sedikit memerah sambil terus menatap Vika yang sedang mengulum penisnya. Kemudian Bowo menggerakkan penisnya maju mundur dengan perlahan, Vika pun mengiringi gerakan Bowo dengan berpegangan pada kedua paha Bowo.

Aku menyaksikan pemandangan ini dengan dekat sambil mengocok penisku yag mulai berdiri, lalu aku berkata, "enak banget yank, kamu jago banget sekarang", agar seolah-olah Vika sedang mengulum penisku.

Setelah kulihat Vika kelelahan, aku mengarahkan Bowo untuk menjilati payudara dan vagina Vika.
Tanpa basa basi, Bowo pun langsung melahap puting Vika sambil meremas payudara. Bowo memainkan lidah nya dengan sangat cepat pada puting Vika sehingga Vika mendesah dan berkata, "arghhhhh...ahhhhh...urrghhh....sssshhhhh...kamu juga sekarang jago banget mas main lidahnya....aku becek banget nih mas....sshhhhh...ahhhhh...", kemudian Bowo menjilati perut sampai selangkangan. Vika pun mendesah menahan geli, "awhwhhhh.. geli mas" . Lalu bowo mulai menjilati Vagina Vika. Ia menjilati klitoris Vika sembari memasukkan jari tengah nya kedalam Vagina Vika, "arrgghh...sshhhhh...arghhhh....ssshhhh...enak banget mas....arrghh...." desah Vika.
Tidak terlalu lama Bowo bermain di Vagina Vika, mungkin karena Bowo masih sedikit khawatir. Kemudian Bowo bangkit dan mengarahkan penisnya ke Vagina Vika yang sudah sangat becek. Dan "cleep.." dengan mudahnya penis Biwo masuk ke dalam hingga tenggelam sepenuhnya. Vika pun mendesah sambil meremas kedua payudaranya, "arghhhh...sshhhhh...aaahhhh....sssshhh..." desah Vika.
Bowo memasukan dan mengeluarkan penisnya dengan tempo pelan, Vika pun terus mendesah "arrggg...arghhh...urrghhh....ssshhh...kok kontol kamu agak beda ya mas...arghhh.." desah Vika, "buka penutup matamu", sahutku.

Kemudian Vika membuka penutup matanya dan seketika raut wajahnya berubah seperti orang yg sedang melihat hantu, kaget sejadi-jadinya. Vika melihat kearah Bowo lalu memandangku sambil berkata, "oh my God, maaasss???!!!", "surprise....." sahutku dengan entengnya sambil tersenyum.
Melihat reaksi Vika yang tidak ada perlawanan, Bowo merubah tempo genjotannya menjadi cepat dan mulai membuka suara "ahh...enak kan Vik?", Vika hanya mendesah tidak menjawab sambil terus menatap wajahku. Akupun tidak tinggal diam, ku arahkan penisku ke wajah Vika dan ia pun menyambutnya dengan tangan, mengarahkan ke mulutnya dan langsung mengulum penisku sambil mendesah, "ehmmm...ehmmm...srrrpppp...ahhhh....."

Setelah beberapa menit, Bowo melepaskan penisnya dan bergerak mengambil posisi terlentang disebelah Vika.
"Naik ke Bowo yank" ucapku sambil memegang tangannya. Vika terlihat sangat malu dan ragu, "udah gpp" ucapku, "sini Vika sayang", Bowo menambahkan sambil tersenyum. Lalu Vika mulai menaiki Bowo dan mengarahkan penis Bowo ke Vaginanya. Vika mulai menggoyangkan badan nya naik turun dengan perlahan
"Argghhh...ssshhh...urgghhh...arghhhh" desah Vika. Vika terus menggenjot Bowo dengan sangat nafsu, sesekali pinggulnya bergoyang memutar.
Bowo yang kala itu berada dibawahnya pun sangat menikmati sembari meremas payudara Vika dan sesekali melumat putingnya.
Lalu Bowo menarik badan Vika hingga Vika jatuh diatas badan Bowo. Kemudian bowo memegang kepala Vika dengan kedua tangan dan langsung melahap Bibir Vika dengan ganas, namun Vika terlihat tidak begitu agresif saat berciuman dengan Bowo.

Melihat posisi Vika yang berada diatas Bowo dengan berpelukan seperti ini, akupun langsung memposisikan diriku berada tepat dibelakang Vika dan langsung mengarahkan penisku ke lubang anusnya.
Perlahan tapi pasti, penisku mulai masuk kedalam, Vika pun mendesah dengan suara yg sedikit lebih keras, "aawww....argghhh...pelan-pelan mas...ahhh..." desah Vika, "ssstttt..pelanin suaramu sayang", sahutku.
Aku mulai menggenjot anus Vika dengan ritme sedang, "Plok Plok Plok", Vika pun hanya bisa mendesah nikmat, "ahh...argghh...ssshhh..sshhhhh...nikmat mas...".
"Terus Mas Bowo....arrgghhhh...ahh..ahhh....aku mau keluar mas...ahhh...arrgghh......"
desahan panjang Vika dan getaran tubuhnya menandakan ia sudah mencapai O nya. Vika tersungkur lemas dipelukan Bowo.

Kemudian Vika merebahkan dirinya kembali dengan posisi terlentang sambil menatapku sayu. Akupun langsung membuka kedua kaki nya dan mememasukan penisku kedalam Vaginanya, "arhhh...argghh...sstttt....ahhhh..." desahnya.
Bowo yang berada disebelah Vika langsung mencium dan menjilati leher sembari meremas payudaranya. Jilatan Bowo akhirnya bermuara di bibir Vika, Bowo melahap bibir Vika dengan penuh nafsu, sesekali ia juga menggigit bibirnya. Kulihat tangan nya pun memegang penis Bowo sambil mengocok dengan perlahan.

Kemudian, aku angkat kedua kaki Istriku dan kuketakkan keduanya di pundakku, "arghhhh...ahhhh....mentok banget mas...sshhhh...aarghhh...", desah Vika sambil memejamkan matanya.
Lalu Bowo menggesekkan penisnya ke mulut Vika, kemudian Vika pun menyambut dan mengulumnya.
Cukup lama aku berada di posisi ini hingga akhirnya aku melepaskan lahar putih ke dalam Vagina Vika. "Crot", "ahhh...anget mas..." ucap Vika. Aku pun hanya tersenyum lalu duduk.

Setelah itu Bowo meminta Vika untuk berdiri menghadap tembok dengan sedikit menungging, kemudian ia langsung mengarahkan penisnya sembari meremas dan menampar pantat Vika, "Plakkkk!!!" "Aww....." sahut Vika.
Kemudian Bowo langsung menggenjot Vika dengan RPM tinggi sambil terus meremas dan menampar pantat semok Vika, "ahhhh...ahhhh...ahhhh...ssshhhh...aku mau keluar Wo...arghhh...sssshhhhhhhhh....aarghhhhhhhhhh", Vika sepertinya sudah mencapai orgasme ke dua.
Namun Bowo seperti tak menggubris, ia tetap dengan RPM tinggi menggenjot sambil meremas payudara Vika dengan kencang kemudian menjambak rambut sambil berkata didekat telinga Vika,
"memek lu enak juga Vik, tau gitu dari dulu udah gw entot luh"
"Enak kan kontol gw? hah?",
Vika hanya mendesah menikmati, "Arghhh....urghhh...ssshhhhh....ahhh..ahhh...".
Tak lama setelah itu, Bowo pun sepertinya sudah crot didalam vagina Vika, terlihat ia menurunkan tempo dan menghentikan genjotan sambil mengerang "arrgggghhh...", desah Bowo sambil menciumi punggung Vika dan meremas payudaranya.
Lalu bowo segera membersihkan sisa-sisa peju yang menempel di penisnya dan segera mengenakan celananya lagi, lalu bergegas keluar dari kamarku sembari berkata kepada kami, "Bro mantab, thanks ya. Vika...kamu luar biasa" sambil tersenyum menggoda Vika kemudian belalu.
Kemudian Vika memelukku dengan posisi favoritnya, kepalanya berada di atas dadaku sementara aku mengusap-usap kepalanya sampai-sampai Aku tak sadar kalau Vika sudah tertidur.
Seketika aku teringat Hendry yang tadi aku minta berjaga di ruang TV, karena sudah sangat mager untuk menemuinya, akhirnya aku whatsapp dia,

Aku : Dry, aman kan? Aku udahan nih.
Hendry : Iya tadi aku juga lihat Bowo udah masuk ke kamarnya.
Tadi istrinya Bowo (Lisa) sempat turun ke dapur untuk memeriksa sisa masakan, trus dia tanya ngapain aku sendirian? Yg lain mana?
Aku : Trus kamu jawab apa?
Hendry : Hmmm...Besok aja deh aku ceritain hehe, aku udah dikamar juga nih, ga enak ada Ely.
Aku : ohh yowes kalo gitu


Malam pun berlalu, akupun tertidur.
===============

Hari ke-2.
Aku terbangun dari tidur sekitar pukul 5.30, kulihat Vika juga sudah bangun dan sedang scroll HP nya, akupun menyapa sambil memeluk "Pagi sayangku....kamu bangun dari jam brp?", "pagi mas, belum lama juga kok", Vika membalas. Kemudian percakapan kami berlanjut,
Aku : Semalem gimana? Kamu ga marah kan?
Vika : Kamu ini bisa nya bikin aku shock aja. Ga nyangka semalem kerjadian kayak gitu, kayak mimpi.
Aku : Enak ga? Sesuai fantasi kamu kan?
Vika : ii..iya sih, tp kok bisa-bisanya Bowo gitu, emang gimana kamu bilang ke dia ? Aku malu mas. Dimata sahabatmu aku pasti udah ga ada harga dirinya
Aku : Udah gpp, kita kan cuma having fun aja. Aku ga mau kamu ada hati ke Hendry, makanya aku ingin kamu rasain punya Bowo juga, karena jangan sampe kamu Baper dengan Hendry aja.
Vika : iiihh ngaco banget kamu. Jadi selama ini kamu ngira aku baper sama Hendry?
Aku : Kayanya sih gtu
Vika : Ya ampun, ngga lah mas, aku tuh cuma merasa hilang harga diri aja.
Aku : Tenang aja, kamu tetap berharga dimataku syg
Vika : Awas kamu mas nanti kena batunya lho
Aku : Hehe, Ya udah ak mau bikin kopi dulu.


Aku menuju dapur untuk membuat kopi. Karena memang masih sangat pagi, matahari masih belum terlihat dan suasananya pun masih sedikit gelap ditambah dinginnya sedikit menusuk kulit.
Aku membuka pintu sliding besar yang menuju ke taman. Rencanaku memang ingin menikmati kopi sambil menghisap rokok di saung yang ada di taman. Tiba-tiba bulu kuduk ku merinding ketika aku melihat sosok yang sedang duduk di saung.
Dari kejauhan terlihat sosok wanita. Tetapi setelah ku amati sambil mendekat, ternyata sosok itu adalah Lisa yang sedang duduk melamun. Huh....hela napasku lega, ku pikir kunti dalam hatiku. Lalu aku menghampiri Lisa dan menyapanya,
Aku : Pagi Lis, ngapain pagi-pagi udah bengong sendirian
Lisa : Eh iya Jo... gpp, lagi pengen disini aja
Aku : ooo, aku duduk disini ya
Lisa : iya


Lisa menjawab sapaanku dengan nada yang sedikit ketus.
Aku melihat di wajah nya seperti sedang banyak sekali pikiran dan masalah.

Lisa : Aku tahu semalem kamu ngapain.

Tiba-tiba Lisa membuatku tersedak kopi yang sedang ku sruput.

Aku : eeee.... maksudnya Lis?
Lisa : Ya aku tau Kamu, Lisa dan Suamiku semalam ngapain. Waktu itu aku turun ke dapur untuk ngecek magic com memastikan listriknya sudah ku cabut. Tapi aku lihat Hendry yang sedang duduk nonton TV sendiri.
Ya aku penasaran, aneh aja dia sendirian. Aku tanya Hendry, kok tumben sendirian, yg lain mana? Trus samar2 aku denger suara Vika dari kamarmu. Awalnya kupikir wajar aja Kamu dan Vika berhubungan. Tp kulihat gelagat Hendry agak mencurigakan. Setiap aku bergerak menuju kamarmu dia seperti menghalang-halangiku. Tapi akhirnya dia biarin aku ngintip dari pintu kamar yg belum ketutup.
Aku : Hah..??!!
(aku kaget seketika jantung berdebar)
Lisa : Santai aja Jo, aku udah biasa dengan kelakuan Bowo kayak gitu. Aku juga bisa jaga rahasia kok. Aku cuma heran aja ternyata ada suami kayak kamu yang rela bagi-bagi istrinya sendiri (menepuk pundakku sambil menatapku dengan senyum kesedihan)

Disini Lisa terus menceritakan masalahnya dengan Bowo (curhat) sampai tak sadar kepalanya bersandar di bahuku. Tiba-tiba terdengar suara dari dalam memanggilku, "ayaaaahh...mau pipis", ternyata suara anak bungsu ku memanggil. Aku pun bergegas menghampiri anakku sambil menoleh kearah Lisa dan berkata, "lanjut wa-an aja ya Lis", Lisa hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya...


Bersambung....

Next>>>
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd