R4z4K0095
Kakak Semprot
"Uuuggghhhft" keluhku tertahan.
Secara perlahan bangkit dari tempatku terbaring.
'Ini dimana?' Tanyaku dalam hati.
Suasana tempat ini amat sangat berbeda, sunyi dan sepi, hanya kabut pekat yg mengelilingi.
Kutolehkan kepalaku, kekanan dan kekiri untuk memastikan tempat dimana aku berdiri sekarang, pekat hanya itu yg tertangkap oleh jarak pandangku.
'Dimana ini?, tempat apakah ini?, kenapa aku bisa ada ditempat ini?' ribuan pertanyaan terbersit dibenakku, tentang tempat dimana aku berdiri saat ini.
"Hai anak muda, apa yg kau lakukan disini?" tiba-tiba terdengar suara dari arah kananku, membuatku terlonjak kaget, perlahan kutolehkan kepalaku untuk melihat asal dari suara tadi.
Dan nampaklah sosok pemilik suara itu, seorang kakek-kakek dengan pakaian serba putih, dengan kepala yg terbalut sorban, janggutnya panjang, dengan wajah yg sejuk serta mata yg sayu namun tajam, perawakannya tinggi layaknya orang-orang arab, postur tubuhnya yg tegap berwibawa.
"Anak muda, apa yg kau lakukan disini?" ulangnya dengan suara lembut, menyadarkanku dari ketertegunanku.
"ka , , kek. Kakek siapa?" tanyaku gugup.
"Kamu tidak perlu tau siapa aku, jawab saja pertanyaanku anak muda" jawabnya.
"a a ak-ku ti ti-dak ta-u" aku semakin tergagap, seolah-olah lidahku kaku, "tiba-tiba saja aku terbangun disini, tempat apakah ini kek?" tanyaku pada kakek berpakaian serba putih itu.
"Hmm"guman, Kakek itu sambil mengelus jenggotnya yg panjang dan putih itu.
"Anak muda, tempat ini adalah tempat dimana orang-orang yg telah mencapai akhir dari perjalanan hidupnya di alam yg sering di sebut bumi, ini adalah alam tempat orang-orang sebelum mendapat keputusan dari Sang Pencipta. Tempat ini adalah awal dari perjalanan seorang manusia untuk menuju ke tempat dimana dibalaskan amal dan perbuatannya di dunia", Jawabnya.
"Sedangkan kamu, wajahmu masih memancarkan gairah kehidupan, wajahmu masih mempunyai keterikatan dengan dunia, kamu belum saatnya berada disini, belum waktunya anak muda", lanjutnya dengan suara lembut berwibawa.
"lantas, apa yg harus saya lakukan kek?, bagaimana caranya untuk aku kembali ke dunia?", tanyaku dengan pelan, sambil menundukkan kepalaku kerna tidak mampu bertatap mata dengan kakek berjubah putih itu
Secara perlahan bangkit dari tempatku terbaring.
'Ini dimana?' Tanyaku dalam hati.
Suasana tempat ini amat sangat berbeda, sunyi dan sepi, hanya kabut pekat yg mengelilingi.
Kutolehkan kepalaku, kekanan dan kekiri untuk memastikan tempat dimana aku berdiri sekarang, pekat hanya itu yg tertangkap oleh jarak pandangku.
'Dimana ini?, tempat apakah ini?, kenapa aku bisa ada ditempat ini?' ribuan pertanyaan terbersit dibenakku, tentang tempat dimana aku berdiri saat ini.
"Hai anak muda, apa yg kau lakukan disini?" tiba-tiba terdengar suara dari arah kananku, membuatku terlonjak kaget, perlahan kutolehkan kepalaku untuk melihat asal dari suara tadi.
Dan nampaklah sosok pemilik suara itu, seorang kakek-kakek dengan pakaian serba putih, dengan kepala yg terbalut sorban, janggutnya panjang, dengan wajah yg sejuk serta mata yg sayu namun tajam, perawakannya tinggi layaknya orang-orang arab, postur tubuhnya yg tegap berwibawa.
"Anak muda, apa yg kau lakukan disini?" ulangnya dengan suara lembut, menyadarkanku dari ketertegunanku.
"ka , , kek. Kakek siapa?" tanyaku gugup.
"Kamu tidak perlu tau siapa aku, jawab saja pertanyaanku anak muda" jawabnya.
"a a ak-ku ti ti-dak ta-u" aku semakin tergagap, seolah-olah lidahku kaku, "tiba-tiba saja aku terbangun disini, tempat apakah ini kek?" tanyaku pada kakek berpakaian serba putih itu.
"Hmm"guman, Kakek itu sambil mengelus jenggotnya yg panjang dan putih itu.
"Anak muda, tempat ini adalah tempat dimana orang-orang yg telah mencapai akhir dari perjalanan hidupnya di alam yg sering di sebut bumi, ini adalah alam tempat orang-orang sebelum mendapat keputusan dari Sang Pencipta. Tempat ini adalah awal dari perjalanan seorang manusia untuk menuju ke tempat dimana dibalaskan amal dan perbuatannya di dunia", Jawabnya.
"Sedangkan kamu, wajahmu masih memancarkan gairah kehidupan, wajahmu masih mempunyai keterikatan dengan dunia, kamu belum saatnya berada disini, belum waktunya anak muda", lanjutnya dengan suara lembut berwibawa.
"lantas, apa yg harus saya lakukan kek?, bagaimana caranya untuk aku kembali ke dunia?", tanyaku dengan pelan, sambil menundukkan kepalaku kerna tidak mampu bertatap mata dengan kakek berjubah putih itu