Part 20
Keduanya terduduk lemas didalam kolam selama beberapa saat. Sperma Mike langsung membaur dengan air kolam.
"Wow ..." bisik Mike. "Sangat nikmat."
Asti tersenyum puas. Ia ingat Mike tidak bertahan lama saat pertama kali melakukan hubungan sex di apartemen Damar. Mike membelai rambut Asti saat Asti merebahkan kepalanya pada dada Mike. Hangatnya air kolam membuat mereka merasa sangat relax.
"Wisnu dimana?" tanya Asti tiba tiba. ia tidak melihat Wisnu di kursi yang ia duduki tadi. Asti menegakkan kepalanya memandang sekeliling namun tidak bisa menemukan Wisnu.
"Ayo ..." ujar Mike cepat, meraih tangan Asti dan membantunya berdiri. "Ini tanda kita sudah harus menyelesaikan pertunjukan sex kita As ..."
Asti tergopoh gopoh mengikuti langkah Mike ke ruang bilas. Ruangan yang sangat besar, didahului dengan sebuah ruangan tanpa sekat memiliki dua tempat tidur berukuran single. Diujung ruang besar terdapat 1 kamar mandi dan toilet serta satu ruang sauna.
Asti menenteng bajunya yang sedikit basah karena terjatuh di lantai, berkeliling sejenak memperhatikan dua tempat tidur tinggi di tengah ruangan.
"Kenapa ada tempat tidur disini?" tanya Asti. Mike menghentikan langkahnya, memandang tubuh Asti yang masih telanjang.
"Untuk pijat sebelum sauna" jawab Mike datar. Matanya tidak lepas dari tubuh molek Asti tanpa busana yang membelakanginya. Tubuh Asti sangat indah, lekuknya seperti sengaja dipahat oleh seorang maestro kenamaan. Bokong bulat indah, pinggul lebar dan pinggang ramping. Kaki Asti jenjang dan mungil. Mike mendekati Asti perlahan, memeluknya dari arah belakang, meletakkan satu tangan di payudara dan tangan lainnya pada vagina Asti.
"Mike ... " bisik Asti setengah terkejut, namun menikmati rangsangan tangan Mike pada vagina dan payudaranya. Ia memegang wajah Mike dengan kedua tangannya saat Mike mulai menciumi leher bagian belakangnya "Katamu .. kita harus .. bergegas ... oohh ..."
Asti mendesah, menikmati serangan Mike yang keempat kalinya. Ia tidak mampu menolak semua rangsang yang hampir diberikan pada seluruh titik sensitifnya. Leher, payudara dan vagina. Asti menggelinjang nikmat.
"Kurasa tidak ada salahnya mencuri waktu sebentar lagi" bisik Mike. "Oh As ... aku tidak bisa menahan nafsuku melihat tubuh indahmu dari belakang"
Mike memutar Asti kearah depan, melumat bibirnya penuh nafsu dan merasakan penisnya sudah kembali menegang. Perlahan ia mendorong kepala Asti kearah bawah. Asti memahami apa yang Mike inginkan. Ia berlutut dan mulai melakukan Blow Job nya. Mengulum Penis Mike yang menegang, memainkan lidahnya dengan lincah diujung penis Mike, menggelitik, menimbulkan sensasi luar biasa pada tubuh Mike. Mike mendesah nikmat berulang ulang saat Asti mulai menarik ulur penis Mike keluar masuk mulutnya, semakin lama semakin cepat. Asti menghisap dan menggigit kecil ujung penis Mike, sebelum mengeluarkannya dan mengeksplor lidahnya, menjilat ujung, batang dan pangkal penis Mike dengan lidahnya. Tak lupa Asti mengulum dua bola kecil di pangkal penis Mike, meneruskan eksplorasinya hingga ke arah anus. Asti sedikit berlama lama disana, sebelum kembali mengulum penis Mike dan menjilat jilatnya seperti seorang anak menikmati ice cream perdananya.
Mike sudah mendesah dan menggeliat berkali kali. Asti tahu ia harus melakukannya dengan cepat sebelum Wisnu mencari mereka. Asti menarik ulur penis Mike dari dalam mulutnya, menjejalkan ke dalam tenggorokan beberapa kali. Dan benar saja, Mike sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah teriakan panjangnya, Mike mengangkat Asti dengan sedikit kasar, membaringkannya di atas tempat tidur dan menghunuskan penisnya dalam-dalam kedalam Vagina Asti. Asti menjerit nikmat, meluapkan birahinya seiring irama Mike memompakan penisnya.
"Oh .. Oh .. Oh .. Aahh ... ah ..." jerit Asti berulang ulang. Kenikmatan tiada tara saat klitorisnya bersentuhan dengan tubuh Mike, semakin cepat semakin cepat.
Keduanya bersahut sahutan mengeluarkan desah kenikmatan sampai akhirnya Asti menjerit seraya meremas tubuh Mike sekuat tenaga
"Aaaaahhhh .. Mike .... "
Mike pun merasakan hal yang sama. Teriakannya sedikit tertahan saat sebuah semburat hangat mengalir keluar dari penisnya "Aaahh Astii ...."
Semua berakhir dengan tubuh lemah keduanya bertumpuk diatas tempat tidur pijat. Asti tersengal sengal setelah mencapai puncak orgasmenya yang keempat. Sementara Mike mencoba mengatur nafasnya yang masih menderu. Pertama kalinya ia merasakan ejakulasi sempurna dua kali berturut turut.
Beberapa saat berlalu, Asti dan Mike merapikan diri mereka dan melangkah keluar kolam renang bergandengan tangan. Tidak seorangpun yang mereka temui dalam perjalanan ke kamar Asti. Mike mengantar Asti masuk ke dalam kamar untuk memastikan Asti masih kuat berdiri setelah empat kali orgasmenya.
"Kamu baik baik saja?" tanya Mike pada Asti. Asti membuka pakaiannya yang sedikit basah dihadapan Mike. Mike memalingkan wajahnya bergumam dalam hati : jangan lagi .. jangan. Asti terlalu menggairahkan bagi Mike. Mike kuatir ia tidak bisa menahan nafsunya yang mudah sekali bangkit.
Asti mengganti pakaiannya dengan celana hot pant ketat pendek, menampakkan pahanya yang putih mulus. Kedua bulat bokongnya tercetak sempurna. Bagian atasnya Asti mengenakan kaos tipis tanpa bra, sehingga puting payudaranya tercetak jelas pada kaos tersebut.
"Kembalilah ke kamar Mike .. aku kuatir Wisnu mencarimu" ujar Asti. Mike tidak menjawab. Ia tercekat memandang cantiknya Asti dalam pakaian separuh telanjang.
"Menurutmu, apa artinya Wisnu hilang secara tiba tiba seperti tadi?" tanya Asti. Kedua lengannya terangkat keatas karena ia berusaha mengikat rambutnya tinggi ke belakang. Mike terkesiap. Asti masih menggairahkan walau pun tidak dalam keadaan telanjang.
"Apakah itu berarti dia menyukai atau tidak menyukai pertunjukan sex kita?" tanya Asti lagi.
Namun bukan jawaban yang ia terima melainkan Mike yang tiba tiba menariknya kedalam pelukannya dan memcium Asti dengan penuh nafsu.
"Mike .. hei ..." Asti mencoba menahan serangan Mike yang kesekian kalinya "Mike .. kamu harus segera kembali ke kamar sebelum Wisnu ...."
"As ..." desis Mike penuh nafsu "Sekali lagi As ... sekali lagi kumohon..."
"Tapi Mike ...." Asti tidak bisa melanjutkan kata katanya karena bibir Mike mengunci bibirnya dengan ciuman bertubi tubinya.
Asti akhirnya memasrahkan dirinya pada keinginan Mike. Secepat kilat Mike menarik kaos Asti, menghisap payudara ranumnya sementara tangannya membuka Zipper Hot Pants Asti dan menurunkannya ke bawah. Menarik CD tipis Asti sehingga robek, membalik Asti, menyungkurkannya ke atas tempat tidur, dan tanpa permisi menghunuskan penisnya ke dalam vagina Asti dari arah belakang. Asti tidak sempat berkata apapun. Tangan Mike membungkam mulutnya, menahan agar Asti tidak bersuara.
Asti merasakan Mike memompa vaginanya dengan cepat dan keras sehingga tubuhnya bergetar karena goyangan Mike. Asti menggigit bibirnya, merasakan nikmat yang tiada tara untuk yang kesekian kalinya. Dengan posisi menelungkup, Asti meremas kuat kuat bed cover yang terbentang menutupi tempat tidurnya.Mike terus memompakan penisnya semakin cepat, hingga Asti merasakan semakin dalam penis Mike terhunus ke dalam vaginanya, lalu terhenti seiring gumaman Mike tertahan. Ejakulasi Mike yang ketiga. Asti merasakan cairan menetes keluar dari vaginanya, meleleh melewati sisi dalam pahanya.
Mike membalik tubuh Asti, menindihnya sekali lagi, menciumnya penuh cinta dan berbisik "Terimakasih As ..."
Asti tersenyum lega, Meringkuk diatas tempat tidurnya seraya memperhatikan Mike merapikan dirinya dan berlalu keluar dari kamarnya.
Matahari mulai tinggi saat Asti dengan ditemani dua orang bodyguard Wisnu berjalan jalan menyusuri pantai. Pagi tadi menu sarapan Asti diantar oleh keduanya ke kamar tidur, disertai sekuntum bunga Mawar merah segar dan selembar kertas bertuliskan pesan untuknya dari Wisnu : "Mawar ini tidak lebih cantik darimu .. aku tunggu di dermaga setelah sarapan pagi, bidadariku .."
Asti mengenakan celana pendek terbuat dari bahan jeans dan kemeja putih tanpa lengan yang ujung bawahnya diikatnya kearah depan. Ia memakai kacamata hitam dan melindungi kepalanya dengan sebuah topi sporty. Rambut hitam panjang Asti terikat longgar ke belakang, dan dengan alas sandal jepit sederhana ia melangkah santai, menghampiri Wisnu yang berdiri seorang diri di tepi dermaga yang sepi, memandang ke laut lepas.
"Selamat pagi ..." sapa Asti hangat. Wisnu menoleh dan tersenyum padanya.
"Apakah tidurmu nyenyak malam tadi?" tanya Wisnu pada Asti.
"Ya .." jawab Asti sedikit gugup. Ia tidur sangat lelap setelah lelah yang mendera bersama Mike sebelumnya. Asti sedikit ragu apakah Wisnu mengetahui kebersamaannya dengan Mike dan apa yang telah mereka lakukan "Tapi .. kamu tidak menungguku selesai kemarin .. apakah kamu .. tidak suka ...?"
Wisnu tersenyum kembali menatap laut lepas
"Kamu mencintainya bukan, As?" tanya Wisnu tiba tiba. Asti terkesiap.
"Maksudmu ....?" tanya Asti, mencoba mengulur waktu untuk mencari jawaban yang tepat atas pertanyaan Wisnu.
"Aku melihat kalian berdua begitu menjiwai instruksi yang telah aku berikan. Live sex yang sangat luar biasa, jujur .. harus akui itu" ujar Wisnu dengan suara tenang. "Aku tinggalkan kalian ditengah pertunjukan .. untuk memberi sedikit waktu."
Asti menunduk. Jantungnya berdegup keras.
"Tenanglah As .. anggaplah itu penghargaan atas kerja keras Mike selama menjagamu .. dan sedikit kado dariku untukmu karena sudah menepati janjimu untuk tinggal bersamaku" lanjut Wisnu lagi.
Asti menghela nafas. Apa yang akan dilakukan Wisnu setelah ini pada Mike? Asti teringat pada jejas yang ditinggalkan oleh jam tangan Wisnu pada pergelangan tangan Mike.
"Ini bukan salah Mike ..." ujar Asti gugup "Aku ... ah, semua terjadi begitu saja .. bila kamu tidak menyukainya aku akan mencoba untuk menjauh dari Mike. Tapi tolong jangan lakukan apapun pada Mike dan Kanaya ..."
Wisnu menatap Asti tajam "Apakah kamu masih berpikir aku sekejam itu As?" tanyanya dengan suara dalam. "Setelah apa yang aku ceritakan padamu semalam?"
Asti menggeleng kuat "Bukan begitu maksudku .. tapi .."
"Kamu takut padaku, As?" tanya Wisnu cepat sebelum Asti menyelesaikan kalimatnya. "Seperti apa Wisnu Anggara di matamu setelah hampir 2 minggu kamu melewatkan waktu bersamaku?"
Asti memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, memandang laut lepas dan berkata "Aku tidak tahu ..." Asti berjalan dan duduk di tepi dermaga, membiarkan kakinya bergantung kearah permukaan laut. Wisnu melakukan hal yang sama, duduk disamping Asti.
"Kamu begitu sulit ditebak ..." lanjut Asti tanpa memandang Wisnu "Kadang begitu manis, namun disaat yang bersamaan kamu seperti tidak menganggap aku ada disini untukmu. Kamu terlalu sibuk dengan rekan bisnismu, dan aku lebih sering melewatkan waktu bersama Mike."
Wisnu terdiam, menatap Asti lekat lekat "Tapi aku selalu ada disetiap gerakmu, As .. semua yang kamu lakukan ada dibawah pengawasanku. Aku selalu melihatmu walau aku tidak selalu ada didekatmu. Semua fasilitas kelas satu aku berikan untuk membuatmu nyaman berada di dekatku"
"Ya .. aku tahu .." jawab Asti pelan. "Tapi bukan itu yang aku mau ..."
Wisnu tersenyum, menunduk memandang ombak yang hampir membasahi kaki mereka berdua.
"Seandainya kamu harus memilih ... apakah kamu akan memilih aku atau Mike?" tanya Wisnu. Asti terkejut, menatap Wisnu tanpa suara. Wajahnya terlihat bimbang "Jawab saja As .. tidak akan memberi pengaruh apapun pada kesepakatan kita berdua. Aku sudah berjanji akan membiarkanmu memilih setelah satu bulan. Tetap disini atau pergi ..." ujar Wisnu santai. "Aku akan selalu menepati janjiku untukmu As .."
Asti menggigit bibirnya, berpikir keras untuk memberikan jawaban pada Wisnu.
"Aku .. aku akan memilih dimana hatiku berlabuh dengan nyaman ..." jawab Asti pada akhirnya. "Masih ada dua minggu waktu untukku memilih .. jadi hanya itu jawaban yang saat ini bisa aku berikan padamu .."
Wisnu tersenyum menatap Asti. Ia mengangguk. Asti merasa lega karena Wisnu dapat menerima jawabannya.
"Ayo .. kita kembali ke Kota," ajak Wisnu sambil bangkit berdiri. "Mike sudah menunggu di Heli .. kita pulang bersama As."
Asti bangkit, berjalan bersama Wisnu menyusuri pantai kembali ke rumah untuk bersiap siap.
Suasana markas kepolisian sangat sibuk. Tyo sebagai pemimpin pasukan sibuk memberi aba aba pada puluhan petugas yang berlalu lalang di hadapannya.
"Aku ingin info terkini kondisi kediaman target sekarang, kenapa belum ada laporan dari pasukan pengintai di lapangan? Hei .. kamu bawa 2 orang untuk mengosongkan jalan. 30 menit lagi kita berangkat. Kamu! Bawa pasukan naik ke kendaraan sekarang juga. Konvoy mobil jalan lebih dulu, pengawal di belakang. Sekarang!!"
Damar yang dengan gelisah memperhatikan tampak menunggu dengan tidak sabar. Ia berlari mendekati Tyo.
"Aku ingin Asti selamat. Jangan sampai dia terluka. Sudah kamu pastikan itu pada anggotamu Yo??" Damar bertanya memastikan agar semua berjalan lancar
"Sudah aku siapkan penembak jitu. Tenanglah .. tidak akan terjadi apapun pada Asti. Foto Asti sudah ku informasikan kepada setiap orang yang terlibat. Mereka tidak akan meleset mengidentifikasi Asti" jawab Tyo sambil memakai rompi anti pelurunya. "Tapi ingat! Jangan dekat dengan lokasi penyergapan. Aku juga tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu."
Damar mengangguk "Aku tau .." jawabnya.
"Ayo! Kita bawa pulang Asti .." ujar Tyo seraya berlari menuju mobil yang siap membawanya bersama seluruh pasukan ke target penyergapan.