begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 559
- Like diterima
- 9.605
Bank Sampah
DI PERUMAHAN tempat tinggal kami, terdapat yang namanya 'Bank Sampah'. Warga bisa menaruh barang-barang mereka yang tidak terpakai, misalnya televisi rusak atau mesin cuci rusak, kardus bekas, botol air minum bekas dan lain-lain sebagainya di tempat itu.
Barang-barang bekas tersebut nanti akan dijadikan duit oleh petugas yang mengurusi 'Bank Sampah' dan duitnya dikumpulkan di bendahara yang ditunjuk oleh ketua RW.
Uang yang dikumpulkan itu banyak manfaatnya. Bisa untuk menolong warga yang fakir, untuk warga yang berduka, untuk acara 17 Agustusan, untuk acara Kartinian, atau pergi jalan-jalan.
Kali ini kami pergi jalan-jalan setelah pandemi usai. Kami yang akan berangkat jalan-jalan totalnya sekitar 100 orang, termasuk anak-anak, dan kami pakai bus sebanyak 2 bus besar.
Pak RT mendapat pinjaman bus dari tempat kerjanya, sehingga kami tidak usah mengeluarkan ongkos untuk menyewa bus lagi. Kami hanya mengeluarkan biaya untuk BBM dan tips buat pak sopir.
Sedangkan panitia diserahkan pada anak-anak muda dan beberapa ibu-ibu. Aku termasuk di dalam kepanitian ini sebagai Seksi Umum.
Hampir setiap malam kami mengadakan rapat. Kami rapat kebanyakan di rumah Pak RT yang luas, karena Bu RT paling rajin menyediakan minuman dan makanan kecil untuk kami. Hee.. hee..
Malam itu Bu RT entah pulang dari mana. Beliau membawakan kami yang sedang rapat 2 kotak martabak manis.
Setelah beliau memberikan 2 kotak martabak manis itu pada salah satu panitia untuk ditaruh di tengah tikar, beliau tidak langsung masuk ke rumah, beliau duduk di sampingku.
Badan beliau tercium wangi parfum. Dudukku jadi tidak tenang, karena kebetulan malam itu aku kebagian tempat duduk pas di tengah-tengah pintu rumah. Malam itu panitia yang hadir sangat lengkap, 15 orang. Ruang tamu Bu RT penuh, sehingga kalau Bu RT mau melihat ke dalam rumah beliau harus mencondongkan tubuhnya ke arahku.
Aku tidak tau Bu RT meletakkan salah satu tangannya di lantai untuk menopang tubuhnya yang dicondongkan, sehingga sewaktu aku ingin meletakkan tanganku di lantai juga ‘tidak sengaja’ tanganku menyentuh tangan Bu RT.
Sheerr... darahku berdesir...
Aku kaget, tetapi aku berusaha untuk biasa-biasa saja supaya Bu RT tidak bilang aku takut padanya. Aku tetap meletakkan tanganku di lantai membiarkan tanganku menyentuh tangan Bu RT. Nanti agak lamaan baru aku tarik, batinku.
Tetapi kemudian aku merasa jari kelingking Bu RT menindih jari kelingkingku. Merasakan hal itu aku tidak fokus lagi ke rapat, jantungku berdebar-debar, mau menarik jariku yang ditindih jari Bu RT aku tidak berani.
Aku hanya menunggu saja dengan pasrah Bu RT yang menarik jarinya terlebih dahulu. Namun yang terjadi kemudian adalah jari kelingking Bu RT mengait jari kelingkingku!
Pada akhirnya akupun mengumpulkan segenap tenagaku memberanikan diri menggenggam tangan Bu RT. Sungguh aku tidak percaya, sehingga semakin menambah jantungku berdebar-debar saja karena Bu RT menerima apa yang aku lakukan terhadapnya, bahkan tangan kami saling meremas.
“Makan tuh martabak...!” suruh Bu RT.
“I... ya, Tante...” jawabku tergagap.
Bu RT mentertawakan aku, “Hi.. hi..”
Bibirnya masih tampak menarik di usianya yang hampir mencapai 45 tahun. Wajahnya juga cantik, hidung mancung dan wajahnya putih berbintik-bintik hitam.
Teman-temanku rapat, malah aku asyik pacaran dengan Bu RT, sehingga sewaktu aku dan Bu RT bergeser ke teras dan berciuman di sana, tidak ada seorang peserta rapatpun yang tahu, malah aku berani merogoh keluar tetek Bu RT dari dalam BH-nya untuk aku remas-remas.
Bu RT seperti kurang perhatian dari Pak RT sampai ia berani main gila dengan aku, sehingga tanganku berani merangsek masuk ke dalam rok panjangnya meskipun mendapat kesulitan, tetapi sejurus kemudian mata Bu RT sampai terbuka lebar dan mulutnya ternganga saat 2 jariku masuk ke dalam lubang sanggamanya yang basah.
Kukocok-kocok dengan jariku di sana sambil kuhisap pentil teteknya hingga berujung pada Bu RT lemas tak bertenaga.
Sekitar 5 menit ia baru sadar dan buru-buru ia merapikan pakaiannya, sedangkan jariku jadi lengket, basah dan berbau bau amis.
Untung rapat berikutnya aku tidak bertemu dengan Bu RT, karena kata anaknya pada peserta rapat bahwa ibunya lagi pergi ke kampung mengurus neneknya yang sakit.
©©©©©