Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Balada Istri Pelaut

CHAPTER XI

BENCANA DIBALIK KECURANGAN



Liburan di Jogja akhirnya terlaksana sudah.

Betapa girangnya hati Kalia, dia bisa liburan dengan papinya dan maminya. Kali ini dia sangat senang setelah sekian lama juga dia jarang keluar rumah. Kalau pun ke mall dengan maminya, dia amlah sibuk main sendiri dengan si mbak, sedangkan maminya sibuk dengan ponselnya sendiri.

Namun liburan ini, dia benar-benar dimanjakan oleh papinya. Semua dari bangun tidur, main hingga jalan-jalan, papinya ada terus disampingnya, sehingga rasanya kerinduan dan semua suka citanya terbayarkan dengan hadirnya papinya.

Maminya seperti biasa sibuk dengan telpon dan balas whatsapp di ponselnya, sehingga Kalia memilih tidak peduli dengan itu. Bahkan tadi ke Malioboro, maminya memilih di kamar, alasannya kecapean, dia dan papinya yang jalan berdua.

Justru kesempatan itu dimanfaatkan oleh Kalia untuk video call dengan kedua kakaknya, apalagi dengan Dewi kakak perempuannya yang di Jakarta. Kakak kesayanganku, demikian sebutan dia untuk dewi, dan abang kesayanganku untuk panggilannya ke Arya yang sedang di negara orang lain.

Jika ada papinya, maka Kalia memang tidak peduli dengan maminya, dia lebih suka jalan atau ditemani papinya. Maminya lebih mementingkan pekerjaannya saja dan bisnisnya semata, meski sering juga meluangkan waktu untuk dirinya, cuma memang dari kecil dia dekat sekali dengan papinya.

Belanjaan baju, sepatu sampai ole-ole untuk kakaknya juga dipamerkan oleh Kalia. Dan Dewi seperti biasa meski kesal dengan papanya dan ibu tirinya, tak tiba dia sembunyikan rasa sayang dan kasihannya melahat ayahnya, yang terlihat terbeban berat, meski memiliki uang banyak dan gaji berlimpah, dia tahu masalah ayahnya ini juga pelik.

Namun dia memilih diam saja dan tidak ingin memperpanjang dengan bertanya tanya, cukup melihat papanya sudah pulang dan sehat, dia sudah cukup senang. Ole-ole berlayar pun dia rasa sudah bukan bagiannya lagi, dia melihat papa bahagia, sudah cukup bagi dirinya.



*****************************

Alex meski diam dan tidak ingin ribut ditengah keceriaan anaknya, namun tak urung juga dia menyimpan rasa kesal dan amarah sebetulnya. Dia pura-pura diam dan tidak ingin ribut dengan istrinya, meski sudah mau 1 bulan dia didarat, kesempatan berlibur seperti ini jarang dia rasakan bersama dengan anaknya.

Rumor antara permasalahan Fadli sudah jadi rahasia umum. Beberapa hari setelah dia pulang, Fadli konon dipecat dari perusahaannya, karena ketahuan bermain uang untuk menerima crew, dan juga menerima uang dari crew di kapal jika ingin memperpanjang kontraknya diatas kapal, atau meloloskan calon crew yang baru.

Ini pun menyeret nama Ina istrinya. Karena ada sekitar 30-40 crew yang belum berangkat, tapi sudah menyetor uang ke Syaiful dan Ina, tapi belum diberangkatkan. Ini membuat permasalahan di kantor Fadli jadi berlarut larut, dan istrinya ikut terseret.

Bahkan sore ini dia menerima screenshoot percakapan di medsos, ada fotonya dia dan Ina, sepertinya dicapture dari medsos Ina, kemudian dishare di platform medsos dan ditambahkan narasi yang aneh-aneh

Ini nih, istri captain penipu

Bisa yah, liburan setelah menipu uang orang

Cari aja rumahnya

Bongkar, lapor polisi sekalian


Semua komen-komen yang muncul rasanya sangatlah kejam dan tidak berperikemanusiaan dibacanya.

Sayangnya Alex tidak berani bertanya ke istrinya. Dia selalu takut dan bingung bagaimana memulai bertanya ke istrinya, karena dia takut ribut dan juga tidak ingin liburannya di Jogya malah berantakan gara-gara mereka berdua bertengkar. Dia ingin anaknya bahagia dan merasa nyaman.

Namun tetap saja rasa gerah, dan rasa emosi tidak bisa dia pendam lama-lama. Dia makin kesal saat melihat istrinya yang diam bagaikan tidak ada masalah sama sekali. Dia asyik saja dengan ponselnya, bahkan sering diam-diam menerima telpon di-belakangnya, entah dari siapa telpon tersebut masuk.



************************

Pagi hari, setelah Alex pulang dari mengantar Kalia ke sekolah, dia dikagetkan dengan adanya 2 mobil di hadapan rumahnya, satu Avanza dan satu lagi Sigra, dan nampak beberapa orang yang agak asing wajahnya sedang duduk-duduk di depan garasinya, sementara ada yang duduk malah di-depan pintu rumahnya yang tertutup dari dalam.

Sedangkan security kompleks nampak menemani dan ikut mengawal

“kenapa ini Pak Benny?” sapa Alex ke Benny, salah satu security di cluster mereka yang dia kenal

“ini Pak… katanya mau cari Ibu….”

Melihat wajah-wajah yang tidak ramah, firasat Alex berbicara lain, dan dia yakin ini pasti ada hubungannya dengan viralnya nama istrinya belakangan ini di grup dan portal pelaut selama ini.

Dia sebagai pelaut tahu persis dari gaya berpakaian dan cara mereka bersikap, ini pasti para pelaut-pelaut yang nampaknya punya urusan dengan istrinya dan Fadli.

“assalamualaikum, Captain….”sapa seseorang

“wa’aalaikum salam….”

Dia membalas sapaan dan sekaligus juga jabatan tangan.

Ada sekitar 20 an orang berkumpul, dan yang satu tadi menyapanya sepertinya dia kenal.

“saya Saiful, Capt… yang pernah kumpul sama Capt dulu…..”

Seketika dia ingat anak ini. Pernah kumpul dengan dirinya bertahun tahun lalu.

“oh oke-oke…..”

Benny sang security nampak menunggu instruksi dari Alex.

“it’s OK Pak, ditinggal saja…..” ujarnya lembut

“aman Pak?”

“aman kok…..”

Meski wajah -wajah yang datang terlihat tidak bersahabat, namun Alex yakin dan percaya dia aman dan bisa menghadapi mereka.

Dia tahu istrinya ada didalam, tapi tidak ingin keluar menemui banyaknya orang yang datang mencarinya. Dan Alex pun hanya bisa mengelus dadanya, dia tahu ini kejadian dengan para pelaut ini pasti ada hubungannya dengan Fadli dan juga dengan janji-janji istrinya ke mereka.

“gimana bapak-bapak…..”

Mereka lalu mengerubungi Alex

“oke, satu-satu Pak…. kita bicara baik-baik….”

“iya, kita baik-baik Pak…. tapi ibu yang niatnya tidak baik….” sergah salah satu yang hadir. Dan omongannya dia pun ditimpa oleh yang lain membuat suasana jadi ribut dan riuh

“bapak-bapak, kalau mau selesai masalahnya, kita bicarakan baik-baik….”

“iya kita baik Pak… tapi istri bapak yang ngga bagus….”

Alex hanya bisa diam

“udahlah… kita mau selesaikan masalah… lu ngga usah emosi….” teriak salah satu temannya.

Alex lalu mempersilahkan Saiful untuk bicara

“maaf yah…. kita di garasi saja biar semua bisa tertampung……” ujar Alex. Dia duduk di-samping Saiful, sementara yang lain ada yang duduk, ada yang berdiri

Lalu

“gini Capt…. crew-ctrew ini sudah dijanjikan oleh Capt Fadli sama Bu Ina… tapi belum pada naik….”

Alex diam lalu

“lho, nagihnya ke Fadli dong…. kan dia yang punya kuasa naikin orang…. kok malah kesini?” tanya Alex

Langsung ribut kembali

“udah, gantian ngomongnya….” ujar Saiful agak keras

“ lu juga ngomongnya langsung dong… jangan muter-muter…” bentak salah satu pelaut ke Saiful

“lu mau selesai ngga?”

“ya mau lah…..”

Alex segera menengahi suasana panas ini, dia tidak ingin keributan ini jadi tontonan tetangganya.

“sudah sudah…. kita selesaikan baik-baik…..”

Mereka terdiam akhirnya

Lalu

“gini Capt…..” salah satu bapak yang diam dari tadi lalu membuka suara

“kami ini khan tergiur, karena beberapa teman kami memang sudah berhasil diberangkatkan… makanya kami pun ikut ingin bersama….”

Dia agak menghela nafasnya

“saya sama adik saya lalu menemui Pak Saiful… lalu diantar bertemu sama Ibu di kantor….”

“kantor mana?” tanya Alex

“kantor Ibu….”

“bukan kantor Fadli?”

“bukan Capt…..”

Alex hanya bisa diam

“lalu sesuai kesepakatan kami pun siap untuk kasih uang…. dua hari kemudian kami setor sesuai yang diminta…. rating saya Capt, saya kasih 15 juta, berdua adik saya kami serahkan 30 juta, karena dijanjikan gaji 1300 “

Dia lalu menyerahkan bukti transfer atas nama Ina istrinya.

Alex kaget, kenapa istrinya berani memberi nomor rekeningnya sendiri untuk bisnis seperti ini.

“ namun sudah mau 3 bulan kami belum berangkat juga, dan kami dengar crew-crew yang naik lewat Capt Fadli pada ditunkan dari kapal, dan Capt fadli katanya sudah tidak di-kantor lagi… jadi pas kami kesana katanya kami belum diproses…..”

Suara bapak itu berubah jadi memelas

“itu hasil kami gadaikan kebun kami dikampung Capt……” suara bapak itu berubah jadi tangisan perlahan. Membuat suasana jadi hening seketika

“kami bukan nakhoda seprti Capt…. kami orang susah Capt…..”

Alex terdiam

“ kami cuma mau minta uang kami kembali…..”

Alex menatap miris ke wajah bapak itu

“ ngga apa-apa ngga jadi naik, mungkin kami belum rejeki disini…. tapi kalau boleh dikembalikan uang kami Capt…..”

Suasana diam. Alex mengerti sekali apa yang dirasakan oleh bapak ini dengan teman-teman sekalian

“ ini uangnya berbunga, saya harus kembalikan…. ngga apa-apa rugi medical dan lain-lain, tapi setidaknya uang saya dan adik saya kembali……”

Lalu

“iya Capt…. kami juga maunya demikian……”

Saiful hanya terdiam

“kami cari ibu, tapi tidak pernah bertemu… kami telpon nomor kami diblokir semuanya…. makanya kami kesini Capt…..”

Astaga, Alex benar-benar bingung dibuatnya

“ada berapa orang semua?” bisiknya lirih dan bergetar suaranya

Saiful yang diam dari tadi lalu buka suara

“disaya ada 32 orang……”

Alex kaget bukan kepalang. 480 juta artinya yang dituntut oleh mereka

“tapi saya sudah kembalikan 40 juta Capt….. itupun saya jual motor saya sama pinjam ke orangtua…..” bisik Saiful

Alex benar-benar bingung dan tidak habis pikir. Dia tidak menyangka jika istrinya akan terjebak sampai harus jatuh hingga seperti ini jauhnya.

Gaji dia memang besar. Tapi kan jika di darat maka pendapatannya pun hilang sudah. Dan semua gajinya diserahkan ke istrinya, jadinya dia tidak habis pikir kemana uang sebanyak itu dihabiskan.

“saya minta maaf ke bapak-bapak semua…..” ujar Alex

Mereka lalu mendesak agar ada jaminan untuk mereka, namun Alex bersikeras untuk tidak memberikan jaminan apa-apa, dan dia berjanji akan menggantinya ke semua crew yang dirugikan istrinya.

“saya kasih kabar dalam 1-2 hari ini…. saya kan tanya dan cek dengan semua bukti dari bapak-bapak ini……”

Mendengar suara dan bentuk tanggung jawab dari Alex, mereka segera melunak dan sedikit terdiam. Emosi yang mereka bawa dari beberapa hari yang lalu hingga saat mereka masuk ke rumahnya Alex, agak teredam sesaat

“saya akan kabarin bapak-bapak….”

Dia lalu meminta nomor telpon salah satu yang crew yang datang. Dia jga meminta daftarnya dari Saiful, beserta bukti bahwa mereka sudah menyetor ke istrinya, untuk dihitung kembali oleh Alex.



****************

Setelah para crew itu pergi, dia lalu bertanya ke Saiful yang masih ditahan oleh Alex

“kami setor 12,5 juta per crew ke Ibu….. atau kalau mereka langsung transfer ke Ibu, saya dikasih 2,5 juta per crew, sisanya itu Ibu sama Capt Fadli yang urus…..”

Alex makin kesal karena Ina memilih untuk tidak keluar, malah mendekam di kamar.

“oke…..”

Semua daftar yang dilihatnya memang ada 32 crew. Dan bukti transfer serta kwitansi penyetoran uang pun ada semua di Saiful copiannya.

“selama ini lancar-lancar Capt…. tapi sudah 3 bulan terakhir ini mandeg…. lalu Fadli dipecat… kini ngilang, kita cari di rumahnya pun ngga ada dia…. banyak yang ditipu sama dia…..” ujar Saiful lemas

“oke…. nanti coba saya lihat seperti apa….”

“maksud saya, Ibu ngga usah larilah… bicara baik-baik dengan crew…. tapi Ibu malah blokir semua nomor mereka, bahkan nomor saya dan istri juga diblokir Capt…..”

Alex hanya bisa terdiam sesaat.

“saya minta maaf Capt… namun saya juga kuatir, karena saya ikut terlibat disini, rumah saya didatangin terus sama crew-crew, jadi ngga nyaman saya dan keluarga…..”

Sambil menundukkan wajahnya Saiful menuturkan semua penderitaan yang dia alami, meski dia juga ikut membantu dan menikmati semua hasil kerjasama selama ini dengan Ina dan Fadli

“fadli ngga bisa dihubungi?”

“ngilang Capt…..” lemas suara Saiful

“dirumahnya?”

“ngga ada Capt… keluarganya sudah tidak perduli juga, karena bukan hanya Bu Ina saja, banyak juga yang kena sama dia……”

Alex tidak mampu berkata apa-apa lagi, hanya bisa terdiam saja.

“nanti saya bicara dengan istri saya….”

“mohon Capt……”

“iya…”

Lalu dia bertanya lagi ke Saiful

“ emang uang itu dikasih ke istri saya atau langsung ke Fadli?”

“ke ibu, nanti Ibu yang ke Capt. Fadli….”

“kalian ngga pernah ketemu Fadli?”

“ngga Capt, kecuali crew yang mau naik dipanggil ke kantor barulah suka ketemu….”

“sudah tanya ke orang kantor lain?”

“sudah Capt, kata mereka itu tanggungjawab Capt Fadli, sama Bu Ina….. “

Alex makin galau

“malah mereka tidak kenal sama Ibu, karena memang hubungan sama Capt Fadli saja…..”

Alex terdiam akhirnya. Saiful pun pamitan pulang, sambil memohon agar Alex membantu menyelesaikan semua ini.

“mereka mau lapor ke polisi… dan semua bukti pun ada Capt…..”

Memikirkan mencari uang sebanyak itu langsung membuat Alex pusing. Gajinya hampir semua masuk ke rekening istrinya. Dan saat didarat dia pun hitungannya tidak ada penghasilan lagi. Yang ada hanya re-join bonus nanti yang akan dia terima saat dia bergabung kembali sebesar US $ 8000, yang sengaja dia simpan untuk pegangannya dia, karena istrinya tidak tahu jika dia punya re-join bonus.

Ada pegangannya yang dia suka simpan sisa payment on board serta bonus-bonus sedikit, namun semua sudah pegang oleh Ina.

Alex benar-benar bingung dan galau harus bagaimana menghadapi cobaan ini. Dia tahu Ina sampai tidak mau keluar bertemu mereka karena dia juga bingung harus bagaimana.

Amarah dan kekesalan Alex makin membuncah saat Ina bagaikan tidak ingin bertanggung-jawab atas kesalahan yang sudah dia buat.

Saat Saiful pulang, Alex masuk ke kamar dan Ina sedang memegang ponselnya. Hanya bisa diam dan tidak berbicara sepatah kata pun. Alex sudah tahu apa yang terjadi jika ditegur, pasti ribut mereka. Namun jika dibiarkan, wibawa dia sebagai suami, apalagi kondisi keluarganya, anaknya apalagi pasti terganggu jika para pelaut yang merasa ditipu itu datang terus setiap hari. Dan dia yakin, masih banyak yang disembunyikan istrinya selama ini, yang dia tidak tahu apa yang terjadi di belakangnya selama dia berlayar.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd