Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Balada anak kosan

I'l be waiting for thats....kamsia
 
Reserved for update.
:ampun:
Siang atau sore yaa, dicari dulu file lupa diumpetin dimana
:Peace:
|
|
|

10.27 pm

Gue terkapar lemas menikmati persenggamaan yg terasa begitu berbeda, begitu bergairah, dan mungkin ga bakalan bisa lupa.

Kami semua tidur bertelanjang di atas sofabed. Tidak ada yang bersuara hanya dada yang bergerak naik turun seiring napas yang melambat kembali normal. Kesadaran perlahan mulai hilang, rasa kantuk datang. Mbak Er dan Teh Asri bergerak beringsut bersamaan mendekat. Mereka lalu tidur di atas dada telanjang gue, kehangatan dan rasa geli bersamaan datang.

"Kamu ga bersih-bersih?" Tanya Teh Asri tanpa membuka matanya

"Nanti ah teh, lemes euy hehehe"

"Gue juga ngantuk, tapi ga nyaman kalo ga bersih-bersih" Mba Er angkat bicara

"Sama Teteh juga Er, bersih-bersih yu !" Ajak Teh Asri ke Mba Er

"Yuk !" Mba Er mengiyakan ajakan Teh Asri sambil bergerak menjauah dari badan gue

"Yuk A, barengan!" Ajak Mba Er

"Ntar malah kotor-kotoran lagi mbaa kalau gue ikut maah" canda gue sambil duduk bersila

"Halah kaya masih kuat aja, itu mata aja udah teler gitu A" ejek Teh Asri

"Hehehe" gue nyengir

Mereka berdiri dan berjalan bersama menuju kamar mandi di dekat dapur. Sebelumnya mereka punguti satu-satu pakaiannya.

"Boxer gue dong Mba, punten" pinta gue ke Mba Er

Dia mengambil boxer gue, lalu ditempelkan kemukanya dan diciumnya boxer hitam gue.

"Uuuhhhh aroma kontol Aa" ejeknya dengan nada bercanda

"Udah atuh Er, digodain muluu" kata Teh Asri

"Hehehe demen gue godain si Aa" jawab Mba Er

"nih A" lalu dia lemparkan kaos dan boxer gue, tepat di muka.

Gue pun langsung memakai boxer dan kaos gue lalu merebahkan badan menghadap tv. Coba menonton tv tapi mata sudah ga kuat lagi menahan kantuk. Akhirnya si tv lah yang nontonin gue tidur.

Obrolan kamar mandi....

10.33 pm

Tanpa rasa sungkan dan malu. Teh Asri dan Mba Er mandi bersama saling membersihkan badan dengan air hangat. Ada sedikit canda dan tawa selama mereka di sana, dan tentu saja Mba Er tak pernah berhenti menggoda Teh Asri.

Kadang Mba Er meremas bokong atau toket Teh Asri. Kadang menyelipkan tangannya ke selangkangan Teh Asri, atau kadang dia gesekkan memeknya ke kaki Teh Asri.

Bukannya risih Teh Asri malah kadang juga membalas keisengan Mba Er dengan hal serupa.

Mereka selesai mandi tepat pukul 11 malam. Lalu mengeringkan badan dan mengganti pakaian yang sebelumnya sudah mereka bawa ke kamar mandi.

Sambil mengeringkan rambut masing-masing,

"Teteh mah ga kebayang Er bisa ngeseks kaya gini"
Teh Asri membuka obrolan

"Gue sih emang punya fantasi ini Teh, tapi ya ga kebayang juga terealisasinya sama Teteh dan Aa" Mba Er menanggapi, lalu "nuhun ya teh" Mba Er berterimakasih

"Pake nuhun segala, semoga Teteh ga ketagihan aja Er teteh mah, ngeseks kaya gini duhh" Teh Asri menggelengkan kepalanya

"Lha kenapa teh?"

"Yaa gatau jugaa, teteh janda, mungkin ga akan nemuin lagi pasangan hidup, tapi masalah seks, apalagi seperti ini takut boomerang ke hidup teteh"

"Ohhh, ya asal bisa mengontrol diri mah Teh kenapa engga"

"Kamu enak Er anaknya di pesantren, ngurusnya paling komunikasi lewat hp"

"Bukan mau gue teh, anaknya yang mau sendiri"

"Iya, teteh mikirin anak-anak aja sih nanti mah, urusan seks mah liat nanti aja gimana"

"Syukur - syukur Aa mau ngawinin Teteh, jadi kita bisa kayak gini lagi hahaha" canda Mba Er

"Mulut kamu tuh ya Eerr... mana mungkin Aa mau jadi suami Teteh"

"Ga ada yang ga mungkin Teh di dunia ini mah"

"Iya juga siih"

Obrolan itu meninggalkan suatu kesan dipikiran dan hati Teh Asri, membuatnya resah.

........​

Mereka keluar kamar mandi dengan memakai pakain tidurnya masing-masing. Mba Er memakai dress longgar dan celana pendek mirip hotpants, tanpa kancing celana. Sementara Teh Asri memakai piyama juga, berwarna biru dongker berbahan satin halus nan mengkilat, celananya pendek di atas lutut, agak ketat hingga membentuk pahanya yang membulat.

11.22 pm

Teh Asri dan Mba Er kembali ke sofabed dengan membawa selimut dan bantal untuk kami bertiga. Gue sempat dibangunkan, diminta bersih-bersih. Tapi apa daya gue terlalu malas untuk beranjak dari sofabed yang hangat dan nyaman itu. Terakhir gue denger Teh Asri berkata,

"Kalo gamau bersih-bersih sendiri, kita bersihin disini aja ya A" yang beberapa detik kemudian kontol dan selangkangan gue berasa dingin karena dilap tisu basah.

05.07 am

Gue terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Tepat ketika mata terbuka, Mba Er di sebalah kanan meringkuk dengan nafas teratur nyenyak dalam tidur. Teh Asri di sebelah kiri gue menempelkan hidungnya ke tangan gue, tangannya memeluk setengah badan gue.

Gue pun bangun dengan perlahan, menyingkirkan tangan Teh Asri lalu merangkak menuju tepian sofa.

"Kemana A?" Tanya Teh Asri tiba-tiba

Cup, gue cium kening Teh Asri
"Mau kencing, kebelet, tidur lagi aja teh" tentu dengan senyum semanis mungkin

Setelah buang air kecil, hilang sudah rasa ngantuk dan gue ga mungkin kembali ke sofabed, takut mengganggu tidur mereka. Gue langkahkan kaki ke dapur sambil ngiket rambut gondrong gue. Kopi dan gula menyatu kemudian dengan porsi 3 banding 1. Segelas kopi hitam siap menyambut pagi.

Daerah lereng gunung memang sering hujan, pagi itu pun turun gerimis. Gue duduk menghadap kolam di teras belakang. Dengan kursi dari kayu jati, segelas kopi, dan roko A-mild menthol punya Mba Er yang tergeletak di meja makan gue embat lalu bakar dengan nikmatnya.

Tiba-tiba pintu dibelakang gue tertutup, Mba Er muncul dengan segelas cokelat panas.

"Lo mah tutup lagi atuh A pintunya, dinginnya masuk ke dalem" Mba Er duduk disebelah gue sama-sama menghadap kolam

"Hehehe maap, sengaja biar pada bangun, Teh Asri masih tidur?"

"Masih A, kecapean kali lo genjot semalem haha eh itu rokok gue sini ah.. gue cari-cari juga" Mba Er mengulurkan tangan meminta rokoknya

"Lahh lo juga kan sama Mba" sambil gue ulurkan tangan juga memberikan rokok dan koreknya sekalian

Crek crek ssshh fuuuhhhhh, sebatang rokok terbakar, asapnya terbang menembus rintik hujan.

"Gue sih gimana ya, seneng aja gitu, exicited, lemess sihh tapi seneeng haha lagian tadi kebelet pengen pipis"

"Hahaha sama gue juga kebangun pengen kencing tadi"

Obrolan kami mengalir begitu saja seiring waktu berjalan. Gerimis belum juga behenti. Segelas kopi sudah habis. Dingin mulai kembali.

Obrolan kami ya ga jauh-jauh tentang seks, tapi Mba Er membahas juga apa yang mereka bicarakan di kamar mandi dengan Teh Asri tadi malam. Tanggapan gue sekedar tertawa karena jujur, fokus gue saat ini cuma pengen tamat kuliah. Meskipun jauh dalam pikiran gue, ada hal yang perlu gue pertimbangkan juga.

"Dingin ah Mba, ke dalem yuk!"
"Iya nih, yuk!"

Gue berdiri menuju pintu, pas posisi gue membelakangi Mba Er seketika Mba Er meloncat ke punggung gue.

"Gendong sampe dalem yaa"

"Busyeettt daahhhh" sambil gue betulkan posisi gendongan supaya nyaman berjalan

Toket kenyalnya menempel jelas dipunggung gue, paha mulusnya bisa gue rasakan juga karena tangan gue disana menahan berat badannya.

Sesampainya di ruang tengah, Teh Asri sedang duduk bersila merapikan rambutnya. Dia menengok ke arah kami lalu tertawa.

"Hahaha kalian ihh, udah kayak anak kecil aja"

Gue berbalik membelakangi Teh Asri lalu gue lempar Mba Er ke atas sofabed itu.

"Huuh ! Edaan pagi-pagi udah olahraga ini mah" komen gue sambil berdiri berniat mengambil air minum

"Hahaha makasih ya Aa sayaaang" kata Mba Er genit

"Ihh sayang-sayangaaannn" Teh Asri sewot, mungkin pura-pura

"Apa? Teteh cemburuu yaa"

"Hahahaha malu sama umur atuh Er"

"Hahahaha" mereka tertawa bersama

Teh Asri pun beranjak dari sana berjalan menuju kamar mandi. Tepat ketika melewati gue.

"Cup" pipi gue dikecupnya "wilujeng enjing A"

Kejadian itu luput dari pengamatan Mba Er karena dia sibuk mencari remote tv.

Pagi itu akhirnya kami bagi-bagi tugas. Meneruskan rencana semalam yang tertunda, yakni menonton film. Film yang tentunya sudah Mba Er siapkan. Mba Er dan Teh Asri menyiapkan sarapan dan cemilan untuk teman menonton film. Gue kebagian tugas beres-beres tempat kami semalam bergumul saling meluapkan hasrat seks.

08.02 am

Acara menonton film memang menjadi pilihan tepat karena di luar, gerimis telah menjadi hujan.

"Filmnya udah gue pilihin jadi jangan protes yaa" kata Mba Er sambil menaruh semangkuk besar pop corn.

"A, punten A ini tolong bawain" Teh Asri menyerahkan nampan berisi 3 gelas cokelat panas, lalu kembali ke dapur mengambil cemilan lainnya.

"Film lama ya mba?" Tanya gue ke Mba Er ngelirik cover dvdnya

"Iya A, mungkin salah satu fim yang bikin gue binal hehe"

"Widiihhhhhh, seru nih kayaknya"

"Yaudah yuk!!" Ajak Mba Er duduk di sofabed

Mba Er dan Teh Asri duduk bersama dengan pop corn di antara mereka. Gue duduk di ujung sofa dengan mangkuk popcorn lebih kecil, satu gelas mug cokelat panas, dan tentu saja rokok.

Film yang sudah disiapkan Mba Er berjudul Cruel Intentions, Film lama yang diadaptasi dari novel klasik. (Untuk sinopsis, informasi tentang film tsb dll silahkan klik tautan dibawah)

https://cinemags.co.id/review-film-cruel-intentions-jangan-pernah-jatuh-cinta/

Ditengah-tengah film yang sedang tidak memutarkan adegan panas, Mba Er nyeletuk

"Mungkin film ini yang bikin gue jadi kayak sekarang. Masih ABG gue udah nonton film ini duluu, yang bikin gue tertarik dengan hal-hal berbau seks"

" ....dan mungkin juga udah bawaannya libido kamu tinggi Er" komen Teh Asri

"Hahaha bisa aja sih Teh, kita mah sama libidonya tinggi, bedanya.." omongan Mba Er terhenti

"Yang satu diekspresiin yang satu dipendem" potong gue sambil ngelirik mereka berdua

"Sok taauuuu" kata Teh Asri

"Emang iya menurut Aa mah Teh"

"Ada benernya sih lo A" kata Mba Er sambil ngelirik gue,
"jadi enakan siapa, memeknya?" Lanjutnya bertanya dengan ekapresi serius

Pertanyaan itu lagi, gue sumpel bibir gue dengan sebatang roko lalu membakarnya. Gue coba untuk mengalihkan pertanyaan Mba Er. Lalu Teh Asri membela.

"Coba gue tanya, enakan sama siapa, Pak Rt, kepala sekolah, atau sama si Aa?" Bela Teh Asri

"Hahaha semuanya enaak, ngewe mana ada yang ga enak siihh, bahkan kalo kita ga klimaks, ewean tuh cuma enak dan enak bnget"

"Hahahaha setuju !" Kata Teh Asri

"Termasuk dengan sesama jenis?" Tanya gue tiba-tiba tanpa menolehkan kepala

"Hahaha itu juga enak A, bikin cepett basahh" kata Mba Er

Adegan film sedang memutarkan si tokoh utama berenang di kolam dimalam hari.

"Jadi pengen berenang, itu juga lebih cepet bikin basah haha" kata gue

"Itu mah basah sebadan-badan atuh A" kata Teh Asri

"Lagian di luar ujan A" kata Mba Er

"Yaudah kita basah-basahan disini aja" celetuk gue

"Udahh berani ngegodaa ya lo A" kata Mba Er sembari mendekatkan posisinya

"Hari ini kita pulang kan?" Tanya Teh Asri entah ke siapa

"Iya, laki gue paling telat ntar sore udah dirumah" Kata Mba Er

"Jadi, masih ada satu ronde lagi sebelum siang, kita bikin yang tak terlupakan" kata gue

Sementara film di tv sedang menayangkan adegan lesbian, walaupun sekedar ciuman.

"Coba dong kalian yang gantiin pemeran film, gue pengen nonton aksi langsung, film mah bisa aja settingan"

"Kita tuh jangan ditantangin, iya ga teh? Bisa makin liaarr" Mba Er menjawab sambil mendekat lalu mengajak Teh Asri berdiri. Mba Er mengambil remote tv lalu klik, ia tekan tombol puase, film pun berhenti tepat pas adegan ciuman.

Gue beralih duduk, bergeser ke posisi tengah. Layar tv tertutup Mba Er dan Teh Asri. Mereka berhadapan dengan tumpuan lutut masing-masing.
Keduanya lalu saling merangkul, kepala mereka miring berlainan arah, lalu berciuman dengan lembutnya. Mata mereka terpejam menikmati sentuhan dan lumatan.

Tipe ciuman Mba Er adalah ciuman agresif. Selain bersuara, tangan dan bagian tubuh lainnya aktif bergerak. Tangannya kini sedang meremas pelan dada Teh Asri yang bentuknya bulat terbungkus bra size C. Teh Asri membalas dengan hal yang sama.

"Ssshhhhhhhh emmh" kepala Mba Er menengadah, bibirnya terlepas dari bibir Teh Asri

Teh Asri pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Disergapnya leher Mba Er yang jenjang. Dicium dan dijilatinya sampe ke telinga. Sementara tangannya bergantian meremas toket Mba Er dari luar pakaiannya.

Mba Er menengok ke arah gue,
"A, Lo ikutin kita ya kalau nanti buka-bukaan"

Gue cuma menganggukan kepala dan isyarat mulut "ok" tanpa suara.

Mba Er menurunkan tangannya dan berhenti tepat dikaret celana piyama Teh Asri. Sedikit mendorong badannya dengan menekan lebih kuat bibirnya ke bibir Teh Asri.Teh Asri pun terdorong hingga badannya telentang, Mba Er lanjut menarik celana Teh Asri hingga terlepas. Kaki jenjang dan paha mulusnya terekspos seketika. Pangkal pahanya, tertutup cd warna biru dongker berenda senada bajunya. Bentuk memeknya tercetak seksi, ada sedikit bercak dibawahnya, pertanda Teh Asri sudah birahi.

Tubuh Mba Er kemudian menindih Teh Asri. Disosornya bibir Teh Asri dengan cepat lalu dilepas, beralih menciumi telinga, leher dan pundak. Sementara tangannya membelai lembut memek Teh Asri dari luar cd.

"Aahhhh Er, gelii tetehhhh emmhh" kakinya tak berhenti bergerak menahan rangsangan geli dari Mba Er

Ciuman Mba Er terus turun, dia remas-remas toket Teh Asri dengan kencang.

"Aahhh sshhh" Teh Asri mendesah sambil mengacak-acak rambut Mba Er

Posisi Mba Er sedikit menungging, mulut dan lidahnya tak berhenti mencium dan menjilati leher putih Teh Asri. Tiba-tiba kaki Teh Asri menekuk, jempol dan jari telunjuk kakinya mengapit karet celana pendek Mba Er, lalu mendorongnya.

Terpampanglah kini, bokong bulat seksi milik Mba Er, berbalut cd tipis berwarna abu-abu. Tepat ditengah-tengah antara dua paha yang berhimpit, ada rembesan yang lingkarannya lebih besar dari Teh Asri.

Mereka kompak menengok ke arah gue yang telentang dengan kaki terbuka. Yepp, sesuai kesepakatan tadi, maka gue harus lepaskan celana juga. Tak perlu dibikin slow motion, mungkin mereka tidak akan suka. Sekali tarik celana gue terlepas dengan mulus. Celana boxer warna biru tua menggunung karena otot kejantanan gue sudah terangsang aksi visual Teh Asri dan Mba Er.

Pandangan mereka masih belum beralih, menunggu apa yang selanjutnya bakal gue lakuin.

Gue usapkan telapak tangan ke urat utama kontol gue yang ereksi. Mereka jelas bisa melihat bentuk lonjong membulatnya, sesekali gue sengaja merapatkan boxer gue agar bentuknya lebih sempurna, apalagi tepat di palkonnya.

Mba Er terlihat menggigit bibirnya sambil mengusap permukaan memek Teh Asri. Teh Asri pun sama, dia menggigit bibirnya namun tangannya sambil meremas toket Mba Er. Gue acungkan jari telunjuk, goyangkan kiri kanan, pertanda bahwa belum saatnya kontol gue keluar dari sarangnya.

Kepala Mba Er turun ke selangkangan Teh Asri yg terbuka. Mengecup paha dan memeknya. Lalu ia tarik cd Teh Asri namun hanya sebatas bagian kandung kemihnya saja yang terbuka. Mba Er mulai menciumi daerah itu, lalu bergerak naik sambil membuka kancing piyama Teh Asri.

Semua kancingnya telah terbuka dan ciuman Mba Er berakhir dengan kuluman di puting Teh Asri. Yapp, Teh Asri tidak memakai bra.

"Gilaran kamu Er" Sambil menegakkan badannya Teh Asri bangun dari tidurnya.

Dia mendekatkan mulutnya ke telinga Mba Er, mungkin membisikkan sesuatu.

Mba Er lalu menghadap gue, kakinya terbuka dan mukanya sayu dilanda birahi. Teh Asri bergerak kebelakang Mba Er sehingga kini kami saling berhadapan.

Teh Asri membuka bajunya, toketnya memang jadi tak nampak terhalang Mba Er. Tapi dia bergerak naik turun, menggesekkan putingnya yang keras ke punggung Mba Er yang terhalang baju halusnya.

"Eemmhhhhhh" mata Teh Asri terpejam menikmati sensasinya, Tangannya erat memegang toket Mba Er dari belakang.

Lalu kemudian Mba Er menarik kepala teh Asri dan mereka kembali berciuman. Selama berciuman tangan Teh Asri aktif membuka kancing baju dress Mba Er, sampai kemudian terlepas dari badannya.
Teh Asri pun bergerak seperti semula, menggesekkan putingngya ke punggung Mba Er, tentunya sekarang punggung telanjang.

"Aahhhhh ssshhhhhh emhh" keduanya mendesah bersamaan

Tangan Teh Asri pun turun ke selangkangan Mba Er, membelai memeknya dari luar cd. Menekan itilnya lalu memasukkan tangannya ke dalam cd abu-abu itu.

"Buka ajaaa tehh.. ughhhh shh udah basah bangeeett"

"Iyaah, tapi si Aa belum buka bajunya tuh" lirik Teh Asri

Gaperlu lama-lama dengan satu tarikkan gue lepas kaos gue. Kini kami bertiga masing-masing hanya memakai celana dalam.

Dibelakang sana Teh Asri membuka cdnya yang lalu dilempar ke gue. Beberapa detik kemudian tangan Teh Asri menyelinap ke karet cd Mba Er lalu menariknya kebawah hingga terlepas. Dia cium tepat dibagian yang basah.

"Eemhhhh memek cewe binal nih A" lalu dia lemparkan cd Mba Er ke muka gue

Gue pun membuka boxer gue. Kontol gue mencuat seketika. Tegang dan keras sempurna. Gue kocok pelan batang kontol gue sambil merhatiin tangan Teh Asri yang turun membelah memek Mba Er. Dia sengaja memeperlihatkan itu, supaya gue makin terangsang.

Gue hirup aroma memek Mba Er dari cd basahnya, dan memekai cd Teh Asri untuk mengocok batang kontol gue. Mereka tertawa geli melihat kelakuan gue, dan menjadi lebih aktif saling merangsang.


08.39 am

Tanpa melepas tangannya dari memek Mba Er, Teh Asri bergerak kedepan lalu menungging, memeperlihatkan memeknya beserta bongkahan bokongnya yang super bulat. Teh Asri memepertontonkan keseksian dan kebinalannya ke gue, mungkin dengan maksud bahwa dirinya tak kalah liar dengan Mba Er.

Mba Er pun merasa tertantang, dia lalu memposisikan dirinya sama dengan Teh Asri. Menungging membelakangi gue. Sekarang dua memek dan dua bokong beda bentuk namun sama-sama seksi terhidang memanjakan mata gue.

Mba Er menepuk-nepuk permukaan memeknya disusul dengan satu jarinya yang melesat masuk tanpa hambatan. Sementara Teh Asri hanya membuka bibir memeknya dengan satu jari mengobel bagian dalamnya. Mereka lalu berciuman dengan panas, saling gigit dan saling tarik bibir bagian bawah. Desahan-desahan erotis memenuhi ruangan ini. Dua pasang toket mengantung bergerak seirama badan mereka yang yang tak pernah berhenti saling merangsang.

Ciuman Teh Asri beralih menjadi jilatan ke leher dan pundak Mba Er, hal itu membuat Mba Er melepas tangan dari selangkangannya. Mba Er mendongak ketika jari lembut Teh Asri memainkan itilnya menggantikan tangan Mba er. Sambil terus mengecup dan menjilati punggung Mba Er, gue pun bisa melihat dengan jelas kalau memek mba Er sangatlah basah.

"Aahhhh enak banget tehh, teken teh itilnya uuhhh yaaahhhh iyaah emhh" makin tinggi kepalanya, dia mendongak sampai takuat menahan beban badannya sendiri.

Mba Er pun ambruk lalu terlentang tidur dengan kaki yang masih terbuka lebar. Tanpa komando, secara naluriah Teh Asri bergerak menaiki Mba Er. Kaki kanannya melewati kepala Mba Er, mulutnya kini tepat berada diselangkangan Mba Er.

Gila! Mereka saling menjilati memeknya masing-masing. 69 pastinya. Teh Asri dengan lembut mengemut kelentit Mba Er sambil memasukkan satu jari ke liang memeknya. Dibawah sana Mba Er dengan rakus menjilat memek Teh Asri yang kadang lidahnya menyapu anusnya. Gue bisa liat itu karena kadang terlihat pantat Teh Asri meninggi pertanda geli, risih, kaget dan enak.

"Miring kesini dong Tehh.. Mbaa" pinta gue supaya mereka mengganti posisii

Teh Asri bergerak lebih dulu, tidur telentang tegak lurus dangan posisi gue. Mba Er menyusul menindih Teh Asri. Mulutnya langsung saja menyusup masuk ke selangkangan Teh Asri. Dikulumnya kelentit Teh Asri dibarengi sodokkan 2 jari ke liang memeknya. Teh Asri membalas dengan meremas bokong Mba Er, menariknya ke kiri dan kanan. Disapunya semua permukaan memek Mba Er, lalu dimasukkan lidah panjang itu ke liangnya.

"Ugghhh" kocokkan tangan gue makin kenceng melihat aksi mereka

"Aahhh Eeer, Teteh ga kuat eemhhhh"

"Gakuat apa teh?" Tengok Mba Er ke arah Teh Asri

"Pengen ewean atuuhh.. duuhh gatel bnget"

"Udah pengen dikontolin ya ini nyaa?" Goda Mba Er sambil mengelus bagian luar memek Teh Asri

"Iya eer duhhh shh"

"Mau dikontolin siapa Teh?"

"Kontol si Aa atuh siapaa lagii"

Mba Er melirik gue, seperti peringatan kalo saat itu gue berkenan untuk dicuekkin dulu. Kepalanya turun lagi ke selangkangn Teh Asri. Sebentar menjilati permukaan memek, lalu beranjak mengangkat kakinya melewati muka Teh Asri.

"Kita cobain dulu yg lain yuk Teh?" Ajak Mba Er sambil mengusap-usap perut Teh Asri

"Kayak gimana Er?" Tanya Teh Asri

"Ya kita ewean, memek ke memek" lugas Mba Er menjawab pertanyaan Teh Asri

"Emang bisa?" Tanya Teh Asri lagi

"Yauda yuk coba, gue pernah liat di video bokep" kata Mba Er

"Yauda, arahin Teteh harus gimana ya"

Mba Er bergerak ke bawah Teh Asri. Memasukkan kaki kirinya ke bawah paha Teh Asri dan mengangkat kaki kanannya melewati paha kiri Teh Asri. Lalu dia mendorong badannya sehingga memek mereka berdua bertemu bergesekkan. Keduanya lalu saling menggerakkan pinggul saling menggesekkan permukaan memeknya.

"Aaah ahh ahhh ssshhhhhh emmhh"

"Enakk teeh? Hmm? Ughhhh"

"Enaakk Er, makinn gatel memek teteh duuhhhh eemhhhhh"

"Bilang teh jangan ditahan.. ahhh uuugghhhh" sambil menekan dalam pinggulnya ke selangkangan Teh Asri

"Awwhhhh ssshhhh, teteh pengen diewee, pengen kontoll aahhhh ssshhhhh"

"Uhhhhh A lo denger kan? Memek teh Asri pengen dikontolin niih"

"Memek kamu juga udah basah banget Er, sama-sama pengen dimasukkin kontol yaa? Aahhh sshhh ahh ahhh"

"Iyaaa Teehhh duuhhh gatel banget ini memek pengen dikontoliin aahhh aagghhh"
Mba Er makin menekan selangkangannya

Teh Asri memiringkan kepalanya ke arah gue,
"Sini Aa sayaang, ewean yuk!!"

Mendenger itu dan melihat liukan pinggul mereka saling menekan. Ini live show lesbian pertama gue, tentu gue ga bisa nahan lagi. Gue bergerak mendekati mereka. Gue pun bertumpukkan lutut percis ditengah-tengah mereka. Kontol gue mengacung tegak, penasaran siapa duluan yang bakal menyergapnya.

Teh Asri menegakkan badanya lalu menarik tangan gue dan menciumnya. Sementara Mba Er masih menikmati gesekkan memeknya yang tertekan Teh Asri karena menegakkan badannya. Kedua tangannya meremas kedua toketnya.

Gue bergerak kesamping kiri menyodorkan kontol full ereksi yang langsung dilumat Teh Asri. Seluruh panjang batang kontol gue muat sampe habis dimasukkan ke mulutnya, sementara jari lentiknya memainkan biji peler gue. Tangan gue pun turun merangsang toket Teh Asri yang menggunung dengan putingnya yg keras.

"Aahhhh gilaaa hhot banget teh nyepongin kontolnya Aa" komen Mba Er melihat kepala Teh Asri maju mundur mengoral gue

"Ugghh kontooll sshhh" desahnya ketika mengeluarkan batang kontol gue dari mulutnya, matanya menatap sayu ingin diperlakukan lebih, toketnya bergoyang indah seiring desakkan pinggul Mba Er

Teh Asri kemudian menjilati seluruh bagian luar batang kontol gue. Lidahnya ternyata lebih panjang dari yg gue kira.

"Tahan teh" gue minta Teh Asri menahan lidahnya yang terjulur keluar

Gue pukul-pukulkan kontol gue ke lidah lebarnya beberapa kali. Lalu gue dorong memasuki rongga mulutnya. Gue tahan kepala Teh Asri sambil gerakkin pinggul supaya kontol gue masuk keluar mulut Teh Asri.

Gloqhh gloqh gloqhh...

"Sshhhhh enak tehh uuhhh" desah gue menikmati rongga mulut teh Asri yang hangat

Gue keluarkan kontol gue dari mulutnya sekedar mengambil napas. Teh Asri memandang gue, "lagi A !"

Gue masukkin lagi kontol gue ke mulutnya, genjotin kontol gue dengan agak kencang.

"Santai atuh A, muncrat nanti tuh pejuh di mulut Teteh" komen Mba Er sambil melepaskan kakinya dari Teh Asri, gue pun melambatkan genjotan gue. Gerakkan lambat malah memberi ruang bagi Teh Asri memainkan lidahnya, mengemut, dan menghisap kontol gue.

"Uugghhh sshhh teeh" sambil gue usap rambutnya sebagai pujian untuk sepongannya

Mba Er merangkak mendekati gue. Lalu berkata,

"Teh gantian doong" nadanya memelas meminta jatah kontol dimulutnya

"Yuk sini kita nikmatin kontol Aa bareng-bareng Er" jawab Teh Asri nakal

Sementara Teh Asri mengoral gue dengan lembut, Mba Er mulai menciumi paha, pinggul, perut lalu terus turun ke selangkangan gue. Kemudian dia berciuman dengan teh Asri sebagai pertanda "tag" untuk berganti giliran.

"A, telentang" pinta Teh Asri dengan lembut

Ketika gue sudah dalam posisi tidur telentang, Mba Er begitu saja menaikkan kakinya melewati muka gue. Lalu tersodorlah memek basah miliknya. Ga perlu pikir lama, gue julurkan lidah gue menyapu permukaan memeknya. Rasanya agak berbeda karena mungkin sudah bercampur cairan memek Teh Asri juga. Tapi yang pasti gue malah makin semangat menjalitanya. Aroma dan rasannya sangat membangkitkan gairah.

"Ugghhh iyaaaaahhh enaakk A" desah Mba Er sebelum menurunkan kepalanya memasukkan kontol gue ke mulutnya

Teh Asri dengan pelan menjilat dan mengulum peler gue ketika Mba Er mengoral batang kontol gue dengan cepat. Tangannya memainkan memeknya sendiri karena rasa gatal yang begitu menggelitik.

Tak lama Mba Er mengoral gue dengan cepat, diselingi beberapa deeptrhoat akhir dia lepaskan mulutnya dari kontol gue.

"Nihh teh, katanya tadi udah pengen banget dikontolin tuh memek"

"Iya Er, Teteh duluan ya" seraya bergerak memposisikan untuk WOT.

Tangan Mba Er yang menggenggam kontol gue berganti dengan genggaman tangan Teh Asri. Mba Er meneggakkan badannya tapi tetap menjaga jarak memeknya dari mulut gue, sementara Teh Asri sambil memegang kontol gue bergerak menaiki tubuh gue. Kaki kanannya melewati pinggul gue lalu mengarahkan kontol gue ke selangkangannya. Di usapkan palkon gue membelah memeknya dari atas sampe tepat berhenti di depan gerbang surgawinya.

Kini gue ditunggangi 2 perempuan setengah baya doyan seks. Sama sama menikmati seks tanpa batas. Merelisasikan fantasi yang terkurung emosi.

Teh Asri menurunkan badannya perlahan hingga bibir memeknya merekah dimasukki kontol gue.

"Ssshhhhhhhhhhh ahh" gue mendesah merasakan nikmat. Basah, hangat, dan rangsangan di setiap saraf yang beradu dengan dinding memek Teh Asri

Desahan gue menghembuskan hawa hangat mengenai permukaan memek Mba Er, membuatnya menegadahkan kepalanya sambil meremas-remas kedua toketnya.

"Aahhh Aaa, jilatin lagi sayaangghh uhhh"

Gue julurkan lidah gue hingga masuk ke liang memek Mba Er. Gue gerakikin lidah itu ke segala arah. Dibawah sana Teh Asri mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur.

Licinnya memek Teh Asri membuat gerakkannya luwes tanpa hambatan. Hanya linu yang sesekali gue rasa karena tertekan otot keras bagian atas memeknya. Teh Asri mnurunkan lebih dalam ketika menggerakkan pinggulnya ke depan, supanya berasa gesekkan di kelentitnya.

"Uugghhh aahhhhh aahhhh yaahh"

"Eemmhhhhhh, enak teh?"

"Enak banget Eeerrrr, kontol Aa emang paling enaakkk aahhhh"

Makin lama makin cepat gerakkan Teh Asri. Mba Er mencondongkan badannya ke arah Teh Asri, lalu melahap puting keras Teh Asri. Seketika basah sudah ujung toket Teh Asri dengan liur Mba Er.

"Aahhhhh iya eerr teruuus Eer.. yang kiri jugaaa Eerr aahhh emmhhhhh"

Teh Asri menekan pinggulnya kebawah sampe kontol gue mentok mengenai rahimnya.

"Aahhhh Aaaaa mentookk bangettt uuhhh"

Mereka berciuman, membuat jarak antara pantat Mba Er dengan mulut gue. Ga gue sia-siain kesempatan ini. Gue masukkan 2 jari sekaligus ke memek Mba Er. Lalu mengocoknya dengan cepat.

"Dduuuhhhh aaduhh Aa enaakk bngetttt, tambahhiinnnn tambahin jarinyaaa"

Gue masukkan satu jari lagi. Kini tiga jari gue keluar masuk memek Mba Er dengan mudahnya.

"Ahh awhhh awwhhhhh sshhhhhhh emmhh" desah Mba Er

Teh Asri kini berjongkok dengan kontol gue yang masih menancap di memeknya. Tanpa aba aba dia bergerak turun naik. Memeknya menghujam menelan dan mengeluarkan kontol gue.

"Ahh ahh ahh ahhh uuuhhhhhhh"

Desahan panjang ketika dia merapatkan selangkangannya ke selangkangan gue. Toket indahnya bergerak mengayun dengan indah ketika dia bergerak naik turun yang diakhiri tekanan ke kontol gue sampe mentok. Serangan itu pun membuat gue hampir muncrat.

Sudah 10 menit lebih gue ditunggangi dua perempuan ini. Pertahan gue hampir jebol. Gue tekuk kaki gue mendorong badan Teh Asri condong ke depan. Mba Er sigap menyosor bibirnya. Lalu gue genjot memek Teh Asri dari bawah dengan bertumpu pada pantat bulat Mba Er.

Plok plok plok plok !!

"Awwhh sshhh ah ahh ahh ahhh ahhhh ahhhhh Enakk A ahh emmhhh teruss Aaaa"

Makin lama genjotan gue makin kencang. Sesekali gue tekan pinggul gue ke atas mendorong kontol gue sampe mentok.

"Uuuggghhhhhhhhh ssshhhh kontoollll" jerit Teh Asri setiap kali kontol gue ambles mentok di memeknya

Plok plok plok plok~

Makin cepat sodokkan kontol gue, makin nyaring suara tubrukan selangkangan gue ke bokong Teh Asri, makin ga bisa kontrol juga dirinya.

"Aaahhh aahhh aaaahhh iyaaaahh A teruuss teruuusssss Tet... te.. emmhh teteh bentarr lagiiiiihhh"

Teh Asri turunkan tangannya mengapai kelentitnya, lalu dengan cepat dia rangsang bagian paling sensitif ditubuhnya itu dengan cepat. Hal serupa ternyata diikuti Mba Er, satu tangan di kelentitnnya satu lagi di toketnyaa.

Sebisa mungkin gue ga nurunin tempo, gue kuras tenaga lebih banyak untuk mengimbangi gerakkan Mba Er.

"Duuhhh Aa, iya teruuss teruusshhh gue juga bentar laagiiihh aahhh"

Tibaa-tiba..

"Aaaghhhhhhhhhhhhh Teteh keluar!!" Dia berteriak dengan menengadahkan kepalanya.

Selangkangannya rapattt dengan selangkangan gue, karena Teh Asri menekan pinggulnya sekuat tenaga. Memeknya menjepit mengeluarkan cairan organsmenya. Rasa hangat dan jepitan otot memeknya bikin kontol gue serasa di pijit.

Croot croottt crootttt.. "Uuggghhhhh Teeehhhh"

Tanpa ijin dan aba-aba, gue muntahkan cairan kental ke dalam memek Teh Asri. Teh Asri menururunkan kepalanya lalu tersenyum ke Mba Er. Dirinya merasa menang entah atas apa. Merasa kalo levelnya lebih tinggi dari Mba Er.

Tak lama giliraan Mba Er yang mendapatkan organsmenya. Gabisa diduga, Mba Er mengalami squirt seperti di mobil waktu itu. Cairan organsmenya menyembur ke muka, leher dan dada gue. Mba Er pun ambruk ke paha Teh Asri.


....masihbelumtamat, enjoy reading!
ini karya yang berkelas terbaik
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd