Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menurut pembaca siapa tokoh yang bakal MATI di episode akhir cerita 'Astaga Bapak' ?

  • Suhardi

    Votes: 92 16,4%
  • Dahlia

    Votes: 24 4,3%
  • Yuda

    Votes: 27 4,8%
  • Bayu

    Votes: 23 4,1%
  • Mang Ujang

    Votes: 394 70,4%

  • Total voters
    560
Status
Please reply by conversation.
[HIDE]Update

"Gak ah, tante gak akan mau..!!"
"Kan janjinya tante nantii, kamu gimana sih..."
"Lagian itu juga sama kamu aja, kenapa jadi bawa-bawa bayu sekarang??!!"

"Ayo dong tante, yuda mohon banget nih...."
"Yuda soalnya pengen sekali-sekali ngajak orang selain bapak nih tante..."

"Enggak!! Tante bilang enggak mau!!"
"Cukup kamu dan bapakmu aja ya yud!!!"
"Tante jadi heran, kamu tante kasih seneng. Eh sekarang kenapa kamu malah lama-lama nganggep tante jadi kayak budak kamu..."
"Inget ya yud, tante nurutin maunya kamu, itu bukan berarti tante tunduk sama kamu..."
"Jadinya gak usah deh kamu punya fantasi macem macem ke tante..."

"Yah,,, tante mah gitu, nanti yuda gak bantu nih buat masalah bayu...."

"Yaudah, kalo itu terserah kamu, gak dibantu juga gapapa kok. Intinya tante gak mau kamu ajak-ajak bayu sampai nidurin tante. Titik!!"

"Ahhh gitu sih..."
"Ayo dong tante, plisss....."

"Kok kamu jadi maksa terus sih..."
"Yaudah sana-sana,.. kamu keluar gih dari kamar tante..."
"Tante jadinya males ngobrol sama kamu sekarang..."
"Tahu begitu, mending gak usah susah-susah kita kemari...", tante linda mendorongku paksa, ia meminta diriku keluar dari kamarnya karena tidak suka dengan keinginanku yang berkemauan mengajaknya bersetubuh bersamaku dengan bayu. Malahan, aku merusak moodnya. Ia yang tadi baik-baik saja mengobrol dengan diriku berubah jenuh dan jengkel. Kalau sudah begini, aku yang rugi. Terhanyut diriku melamun kala berada di depan kamar tante linda yang pintunya sudah tertutup dan terkunci. "Ckk...." tiba-tiba diriku menyesal. Tante linda jangan-jangan tak lagi mau bersetubuh denganku mulai malam ini. Atau, janjinya kepadaku tadi langsung batal begitu saja. "Aduuuhh! salah ngomonggg nih pasti gue...!!"
Jika benar adanya, lebih baik tadi tak usah saja buru-buru mengutarakan niatku yang ingin menyebadani tante linda bersama bayu. "Gue kenapa jadi bodoh gini yaa..."
"Tante!!! Tante!! Maafiin yyuda dong tante"
"Tadi yuda gak ada maksud buat gimana-gimana kok ke tante...."...
"Tante!!! Tolong dong tante!! Maafin yuda tante!!!"
Berulang-ulang teriak dan mengetuk pintu kamar tante linda aku ini.
"Ahhh siaaalll!!!" Tante linda mengabaikanku. Ia tak menyahut dan membukakan pintunya seakan tak mau memaafkanku yang tadi salah ucap.

Karena dicuekki tante linda yang marah, pelan-pelan aku menjauhi kamarnya, berjalan sambil dibalut rasa kecewa dan penyesalan. Kini, lebih baik kupikir-pikir apa yang akan kukatakan kepada bayu nanti sepulang ia membelikan makan malam. Sepertinya, tak lain dan tak bukan Aku kan berkata kepadanya bahwa rencanaku dan dirinya sudah gagal total. Entahlah masih ada harapan atau tidak. Tante linda yang jelas menolak mentah-mentah. Ia tak mau melayani syahwatku dan bayu dalam satu ranjang yang sama malam ini. Kalau sudah demikian, aku tak tahu bagaimana reaksi bayu mendengarnya. Bisa-bisa ia tetap ngotot. Bahkan, rencana gilanya mungkin-mungkin saja dijalankan. Tentu aku tak menghendakki itu terjadi. Meskipun tante linda tak mengamini apa yang aku mau, aku tetap akan berlaku baik padanya. Sejatinya, aku tak akan membiarkan jika bayu melakukan ide gilanya.

Bosan di dalam rumah, aku membuka pintu, menunggu bayu sembari melihat suasana malam di sekitar rumah kakek bayu. Gelap dan sunyi, jalanan yang dilalui kami pun tak ada yang melintas, itulah kesan pertama yang kudapat, meski tidak jauh di sana ada cahaya terang bohlam lampu, tepatnya di rumah mungil yang sepertinya tempat pak bejo tinggal. Karena tak mengenakan jaket penghangat, dingin perlahan menusuk tubuhku. Ditambah, aroma misteri amat kental seluas mata memandang. Bergidik aku memandangi lama-lama hamparan ladang jagung yang tak tersinari, diiringi pula paduan suara jangkrik di sana sini yang saling bersahut-sahutan. Apalagi di tengah-tengah katanya, terdapat kuburan kakek bayu yang diduga masih tersimpan banyak misteri terkait kematiannya. "Kok, aku merasa ada yang ngelihatin yaa...."
"Jadi merinding gini kan..."
"Mending masuk ke dalem deh..", ucapku mengelus-ngelus kuduk.

Merinding ketakutan sendiri, aku berniat berbalik masuk ke dalam rumah. Situasi di luar yang dingin mencekam, buat bayang-bayang hantu mengisi ruang pikiranku. Bayu yang sedang berada di luar, tante linda yang menutup kamarnya rapat-rapat, kesendirian membuatku parno seakan aku sedang dikejar-kejar hantu, macam kuntilanak yang sedang berburu bujang seperti diriku ini. "Ya, mendingan masuk ke dalam, terus tidur di kamar bayu aja deh...."

Baru saja aku hendak berpaling badan, seseorang tiba-tiba dengan suara berat lelaki menyapaku. Jelaslah diriku merasa terkejut. Aku yang awalnya tak melihat seseorang pun di luar sana harus melihat wujud orang yang memanggilku. Alhasil, khayalku jadi tidak-tidak. Aku takut yang kulihat nanti macam genderuwo atau jin yang rupanya amat menyeramkan
"De, ade.......!"

"Eh???!! iya pak...."
"Ada apa ya....??!!", kulihat pak bejo yang entah bagaimana sudah berada di dekat rumah. Ia yang bertubuh gembul, mengenakan kaos putih dibungkus jaket kulit tebal berwarna hitam ala pengojek pengkolan. Mimik wajahnya betul-betul menyiratkan dia orang jahat. Lebih pas memang ini orang jadi satpam ataupun tukang pukul. Hanya saja, kumis legamnya mengingatkanku pada bapak. Matanya yang agak belo seakan sedang berusaha menakut-nakutiku. Di lain hal, bawahan jins yang ia kenakan dan alas kaki berupa sandal kulit yang digunakan tidak mengesankan ia seorang petani suruhan.

"Ada bayu-nya gak ya de??", tanya pak bejo malu-malu, tapi tatapannya menatap tajam ke arahku.

"Bayu ya pak???"
"Bayunya tadi baru aja keluar tuh pak..."
"Dia lagi beli makan..."
"Tapi, gak lama kok pak, bentar lagi dia juga balik...", sorotan matanya menciutkan nyaliku yang dulu pernah berani mati demi rina.

"Ohh begitu..."
"Hemm....", pak bejo terhenyak sejenak. Sementara aku yang sedang memperhatikannya ingin buru-buru pamit dan lekas masuk ke dalam. "Boleh tahu, ada keperluan apa ya pak...??"

"Emm enggak kok..."
"Saya cuma lagi pengen ngobrol aja sama dia.."
"Ade siapanya ya???", tanya pak bejo dengan senyum palsu.

"Saya kawannya pak..."
"Hehe..."
"Kalo bapak siapa ya?" sebaliknya aku senyum-senyum tak jelas, seperti orang ketakutan.

"Ohhh, saya??? Saya pak bejo.."
"Saya orang kepercayaan almarhum kakeknya bayu..."
"Yaudah deh de gini aja, nanti tolong sampaiin ke bayu, kalo dia dicariin pak bejo..."

"Ohh iya pak, tenang..."
"Nanti saya sampaiin kok...", balasku agak lega karena pak bejo sudah mengisyaratkan tanda-tanda ia akan pergi.

"Yaudah de, saya pamit dulu nih....",

"Iya pak silahkan...."
"Nanti pesen bapak langsung saya sampaiin ke bayu kalau dia udah sampe", aku heran. kulihat pak bejo usai pamit kepadaku, ia berjalan kaki tak melalui jalan setapak yang ada. Justru ia masuk sekaligus menghilangkan dirinya di antara hamparan ladang jagung. Benar-benar misterius sekali bapak ini. Tak mau masuk angin karena terlalu berlama-lama di luar, aku masuk ke dalam rumah. Aku ingin istirahat sejenak di kamar bayu usai menikmati perjalanan panjang dari Jakarta-Tasikmalaya-Garut. Sayangnya, baru kubuka pintu depan, tiba-tiba ada yang memukul bagian belakang tubuhku dengan sebuah benda keras. Kukira hanya sekali. Tiga kali hingga melumpuhkan kesadaranku. Aku pun tak sempat melihat siapa orang yang melakukan ini kepadaku.

"Bbbbboouughhhhhhh!!!"

..................​

"Rinaaa, terusss goyang riiinnn...."
"Enak punyaa lo riinn ternyataa...."
"Eurghhhhh...."
"Pantes bokap tiri lo demen make punya lo..."

"Aaahhh yudaaaa...."
"..."
"Terusssshh ohhh...."
"Kaloo ini yang bikin lo gak jadi marah sama gue..."
"Gue rela yudaa...."
"Terussshh yudaaa..."
"Aaahhhh....."

"Iyyyaaa riinnn.."
"Rinnnaa gueee sayang sama eloo rinn...."
"Eeurrghh.."
"Kalo dah tahu begini gue jadi makin sayang sama lo..."
"Urrghh enakk banget memek lo, riinnn..."

"Iyaa yudaaa, gue jugaaa sayaang....."
"Ayooo yudddaaa!! Burrruaann sayaanggg!!"
"Rinaaa mau sampeee nihhhhh, yyudd"
"Aaaahhhh"

"Rinnnnnaaaa sayaaangg!! Ini guee mau keluarr dikit lagiii rinnn...!!!"
"Aayooo Barenggg rinnnnaa!!!"
"Gue pengen crott bareng lo rinn..."..
"Eerrrrrgghhhh...."

Sirkulasi udara tak normal, tubuhku tak bisa digerakkan sama sekali. Lalu, mengapa seluruh pandangan mataku menjadi serba hitam. Padahal, kelopak mata yang berat ini sudah kubuka lebar-lebar. Apakah aku mendadak buta? Ditambah kepalaku agak sempoyongan, kuduga ini karena masih mengantuk. Entah apa sebabnya. Padahal, mulanya aku tidak mengantuk
".................."
"Heeuhh, heeuhh, heeuhhh..."
"Ternyata dengan rina itu cuma mimpi belaka....", mimpi enak itu tak mampu kuresapi. Sebab, dalam gelap entah dimana, kedua tanganku terikat erat kebelakang. Begitu pula dengan kedua jenjang lurus kakiku yang tak bisa berjalan. Keduanya terikat kuat oleh seutas tali. Bagaimana tidak, tubuhku yang tak bisa tegap bangun rebah di lantai berkeramik yang dingin. Beruntung mulutku tak tersumpal kain, mirip korban peculikan atau sandera yang selalu diperagakan dalam film ataupun sinema-sinema, sehingga aku masih bisa bernafas normal. Sontak, sekuat tenaga aku melepas seluruh ikatan yang memasung diriku macam hulk. Nyatanya, sia-sia energiku ini terbuang karena nihil hasil yang kuterima. Suara satu-satunya yang belum kuandalkan, kukeluarkan.

"Tolongg!!.... tolooonggg!!! Toloonggg!!" Aku lantas berteriak keras, berharap ada di luar sana yang mau menolongku untuk melepas tali-tali yang membelenggu diriku ini. Namun, sampai suaraku parau tak ada seseorang pun yang datang. Alhasil, Aku heran sebenarnya aku ada dimana sampai-sampai tak ada yang mendengar teriakan nyaringku. Selebihnya, karena lelah, kurasakan tubuh bagian belakangku terasa sakit seolah-olah remuk. "Ohhh yaa aku baru ingatt, ada seseorang yang memukulku dari belakang, seusai melihat pak bejo menghilang" Kukira orang itu pak bejo atau...... bayukah? "Siiiaall!!! Siapa yang melakukan ini kepadaku...."
"Tante linda!!!! Bayuuu!! Tolong yudaaa!!!! Yuda di sini!! Tantee!!! Bayuu!!!". Aku jadi cemas dan panik dengan keadaanku sendiri. Sebetulnya apa yang sedang terjadi padaku. Dimanakah tante linda dan bayu sekarang?? Dan dimana aku sekarang berada?"
"Hmmmm...." nyaris tak ada yang bisa kulakukan, kecuali diam dan menunggu sebuah keajaiban. Tak lagi mau aku buang-buang suara. Sembari diam, tak sengaja kudengar baik-baik sepasang suara yang amat pelan di luar sana sedang bercakap-cakap. Meski sedikit tak jelas apa yang dibicarakan, dapat kutangkap sesuatu yang amat penting dari pembicaraan yang kuduga terdiri atas dua orang. Ya, sesuatu yang sesuai dengan dugaan awalku, Bayu dan pak bejo.

"Kalau kamu gak maauu jugaa nurutin kata bapak, jangan menyesal kamu yaaa...."
"Hehe..."

"Tapi, pak.....?!!!",..

"Gak pake tapi-tapi....!!"
"Bapak gak mau kamu banyak alesan..."
"Lagian udah bagus juga bapak gak make jasa ibu kamu..."
"Hehe...."
"Ingett!! Itu udah janji awal kamu....!!!"
"Dan musti kamu tepati....!!"
"Gak tahu apa, burung bapak sudah kepengen nikmati sarang mbak linda...."
"Udah gitu Ngapain kamu pake pusing-pusing"
"Mba linda juga kan bukan siapa-siapa kamu...."

"Tapi pak bejoo....."
"Aku gak bisa pakk.....!!!"

Aku akan katakan hal yang sangat berharga ini kepada tante linda Tak lama kepalaku yang masih sempoyongan ini mengundang rasa kantuk, aku pun mau tak mau didesak tidur dan tak sanggup mengamati lagi perbincangan di luar sana yang masih berlanjut.

..................​

"Yudaaa....!!"
"Bangun yudaa!!!!"
"Yudaaa!! ayo kamu bangun dong!!"
"Jangan bikin tante linda jadi cemas gini...", pelan-pelan kudengar suara wanita yang amat kukenal, tante linda. Kuhirup pula bau minyak angin yang khas. Aku sadari pula bahwa tante linda sedang menampar-nampar pipiku. "Plaakk, plaaak..."

"Astaga!!" Maka, aku lekas terbangun. Tak kudapati lagi diriku ini terikat. Malahan, dihadapanku sudah ada raut wajah tante linda yang sedang amat khawatir memperhatikanku. Segera kududukkan tubuh yang ternyata sedang terbujur di atas ranjang. Kulihat terang sekitarku dengan kelopak mata yang tidak lagi terasa begitu berat, dan aku nyatanya sedang berada di kamar bayu. Bagaimana mungkin???

"Yuda, kamu baik-baik aja 'kan???!!!", tanya tante linda yang masih menaruh rasa cemas

"Yuda baik-baik aja kok Tante, meski agak pusing sedikit nih kepala"
"Ooh yaa, sebenernya apa terjadi sama yuda sih, tante?!!"
"Setahu yuda, yuda itu tadi pingsan tante, pas bangun posisi yuda juga terikat dalam gelap entah dimana..."
"Ehhh sekarang terbangun-bangun lagi, yuda sudah di kamar bayu, sama tante lagi posisinya...", sambil mengucek-ngucek kelopak mata, tak sengaja kuperhatikan belahan dada tante linda. Ternyata tanteku yang terakhir kali pakaiannya begitu tertutup, kini sedang mengenakan daster tidur berwarna biru, meskipun di luar suhu udara begitu dingin.

Dengan tergesa-gesa tante linda menceritakan sekaligus menjawab apa yang kutanyakan,
"Tadi itu tante lagi tidur..."
"Eh gak lama diketok keras-keras kamar tante sama bayu..."
"Sebenernya tante gak mau bukain..."
"Tapinya, Bayu panggil tante kayak orang panik gitu..."
"Yaudah terpaksa deh tante keluar dan buka pintu kamar tante yang terkunci. Pas sampai di depan kamar, bayu langsung lapor ke tante kalau kamu katanya pingsan di kamar"
"........"

"Hah? Pingsan??"
"Terusss, teruss.....", tanyaku lebih lanjut.

"Gak ada terus-terusnya...."
"Ini tante daritadi lagi berusaha bangunin kamu..."
"Akhirnya, gak lama kamu bangun juga gara gara tante kasih minyak angin...."

"Gak ada terusnya, serius...????!!!!"
"Hmmm....."
"Ohhh ya tante, bayunya mana???", tanyaku semakin bingung dengan apa yang sedang menimpa diriku ini.

"Bayu keluar lagi, katanya sih dia mau cari dokter atau obat yang bisa bangunin orang pingsan..."
"Ya mau bagaimana lagi, soalnya dia cemas banget bakal terjadi apa-apa sama kamu..."
"Lagian kamu dibangunin lama banget sadarnya...."
"Oo yaa..Kamu kenapa sih bisa pingsan begini??"

Punggungku masih terasa agak sakit karena dipukul. Mengetahui posisi bayu sedang berada di luar rumah, aku menceritakan sejujur-jujurnya apa yang terjadi kepadaku ke tante linda. Sempat kutanyakan jam berapa saat ini. Ternyata, kurang lebih sudah 4 jam kulewati.

"Tenang bay, rencana threesome kita sama tante linda bakal tetep jalan kok", senyum sinis diriku teringat bayu.


#####​


Jelang pagi, ayam jantan berkokok nyaring sehingga mata manusia-manusia yang mengatup mulai terbuka pelan-pelan. Sayangnya, hari ini ialah hari Minggu. Beberapa orang memang tampak bersemangat untuk berolah raga. Sisanya, mereka abaikan suara ayam itu dan memilih tidur lagi. Itulah yang tepatnya dilakukan dahlia. Karena baru tidur dini hari tadi usai kabur dari rumah pak usman, ia masih tergolek di atas kasurnya yang empuk nan nyaman. Apalagi ia sedang berada di rumah baru, kontrakkan. Ya, dahlia mengontrak di salah satu kontrakkan milik kawan wanitanya, bu sarni. Sebab, ia betul amat marah dengan yang pak usman lakukan semalam. Samahalnya dengan suhardi di masa lalu, pak usman memiliki fantasi gila terhadap dahlia, yakni ingin melihat dahlia disetubuhi pria lain. Namun, dahlia amat tidak menyukai hal tersebut. Apalagi ia yang mulanya berangsur-angsung mencintai pak usman sebagai bapak kandung rina, merasa ditipu oleh pak usman yang ternyata kongkalikong dengan mang ujang, tua bangka yang dulu pernah mencabuli dahlia.

Meskipun demikian, dahlia menaruh simpati pada mang ujang. Berkat jasa lelaki sepuh itulah ia tahu kelakuan gila selingkuhannya,pak usman, yang ternyata kambuhan. Tak mau mengulangi hal yang nyaris mirip dengan suhardi lakukan padanya dahulu, dahlia mengajak mang ujang kabur dari rumah pak usman walaupun pada dasarnya mang ujang juga hampir meniduri dahlia lagi. Malahan, dahlia rela memberikan tumpangan kepada mang ujang sebagai balas jasa. Namun tidak berlama-lama, hanya sehari. Dahlia tak bakalan mau mengontrak satu atap dengan mang ujang, bisa-bisa lelaki itu berbuat bejad lagi padanya.

Lihat saja, dahlia kunci dan tutup rapat-rapat kamarnya supaya mang ujang yang tertidur di ruang tamu kontrakkan tak berbuat mesum ketika dahlia asyik tertidur. Oleh karena itu, pulaslah tidur dahlia sekarang, tanpa diganggu syahwat gila pak usman, tanpa dijahati otak cabul mang ujang. Maka, sempat pula dahlia mengganti pakaiannya, hingga daster seksi nan menggiurkan dikenakan supaya geraknya selama tidur begitu lapang. Bra pun tak ia gunakan, begitu juga celana dalam. Karena merasa aman, kedua bagian tubuh vital dahlia dibiarkan 'menganggur'.

Berbeda dengan dahlia, mang ujang amat sulit memejamkan matanya. Semalam ia tidak tidur, pikirannya masih tertuju bagaimana cara membenamkan penisnya kembali dalam vagina dahlia yang bikin nagih. Padahal, di rumah pak usman, mang ujang punya kesempatan itu. Bagaimanapun, ia punya rencana lain. Tak ayal, mang ujang sengaja membocorkan rencana pak usman supaya ia bisa lebih leluasa berhubungan dengan dahlia tanpa harus dibatasi ataupun dihalangi pak usman dimana mang ujang tak sanggup melawan lelaki tersebut.
"Adduhh Mbak dahlia...."
"Kapan mamang teh bisa cicipin susumu yang ranum lagi atuh mbak...."
"Awas kamu ya mbak, kalo mamang teh berhasil jinakkin mbak dahlia, mamang bakal nenen sepuasnya sama tete mbak....", menaruh telapak tangan di dahi, mang ujang mulai berpikir bagaimana caranya. Ditambah, ia mulai dipusingkan karena dahlia memintanya pergi minggu siang ini. Kalau demikian itu yang terjadi, barangkali mang ujang telah kehilangan peluang untuk kesekian kali. Sebenarnya ia bisa saja memperkosa dahlia. Akan tetapi, mang ujang tak mau. Selain tak berkeinginan digebuki orang sekitar, mang ujang ingin dahlia bisa menikmati persetubuhan dengannya.

Berangkai pikiran tentang dahlia, mendadak mang ujang terhanyut dengan bu sarni. Bukan berarti mang ujang sedang menaruh hati pada wanita yang sepantaran dengannya tersebut, melainkan mang ujang bisa mengakali dahlia lewat bu sarni. Entah apa yang direncanakan mang ujang.
"Hehehe...."
"Akhirnya mamang teh tahu caranya...."
"...", terkekeh-kekeh mang ujang yang mengubah posisi berbaringnya hingga ia memilih duduk di bangku ruang tamu. Selagi menyelimuti tubuhnya dengan sarung yang diberikan dahlia, mang ujang mulai setahap demi setahap menyusun rapi rencana busuknya. Kemudian ia menunggu pagi cerah sedikit sembari tidur-tiduran, supaya bisa bertemu dengan ibu sarni, terkait ada hal yang mang ujang ingin bicarakan dengan sang pemilik kontrakkan.

Ihwal yang ingin dibahas mang ujang ialah masalah kejanggalan di rumah bu sarni. Apalagi menurutnya rumah tersebut pernah terjadi pembunuhan. Oleh karena itu, Mang ujang berniat baik untuk membantu bu sarni, mengusir hal buruk yang ada di rumah tempat bu sarni tinggal sekarang. Tentunya, segala sesuatu tak ada yang gratis. Hanya saja yang jadi masalah apa betul mang ujang bisa ataupun mempunyai ilmu kebatinan sebagai modal utamanya mengusir hal buruk macam hantu, setan atau roh halus yang tidak tenang. Dari gerak-geriknya mang ujang penuh kepercayaan diri. Wajah yang tak lagi muda memang mengandung kesan ia seorang dukun kampung yang biasa bergaul dengan makhluk gaib. Mudah-mudahan saja mang ujang benar dukun sungguhan, bukannya dukun amatir maupun dadakan.

..................​

Sinar matahari pagi telah naik, langit yang berawan memghiasi minggu pagi dimana mang ujang sedang konkow di rumah bu sarni.
"Kok bapak bisa tahu kalau rumah saya ini ada hantunya??", tanya bu sarni yang di pagi hari sudah menjamu mang ujang dengan secangkir teh manis hangat, tanpa cemilan sedikitpun.

"Saya teh tahu sudah dari awal pas ketemu si ibu atuh...", jawab mang ujang yang sedang duduk layaknya seorang jawara dengan badan bersangga penuh di sebuah bangku kayu. Salah satu kakinya terangkat, tangan kanannya selalu mengelus dagu, sedangkan jenggot tumbuh terlalu tipis. Sarung yang digunakan sebagai selimut, ia kenakan sebagai bawahan macam seorang kakek yang baru selesai sholat subuh. Tak malu pula ia hanya kenakan kaos singlet putih yang compang, mengekspos kulit keresot gelapnya yang terbakar akibat kesehariannya yang bekerja di bawah terik matahari

"Heemmm..."
"Bapak ujang bener...", angguk bu sarni, setelahnya ia mengadukan dengan panjang lebar kepada mang ujang apa yang dialaminya selama ini.
"Jadinya, rumah saya ini bener memang berhantu pak, semenjak pertama kali saya tempati..."
"Kalo kata orang-orang sekitar pak, dulu di rumah ini pemilik aslinya mati dibunuh, gak tahu kenapa.."
"Lalu, rumah yang ditinggal kosong dijual oleh salah seorang kerabatnya yang tak mampu lagi mengurus dan kemudian dibeli oleh anak saya....."
".............."
"Saya sebetulnya juga udah gak kuat pak tinggal di sini......."
"Tiap malem tidur saya aja diganggu, piring-piring pada pecah, suara-suara yang muncul selalu desak saya pergi dari rumah ini..."
"Makanya kalo siang, saya lebih sering di luar rumah, gak betah lama-lama di dalam, takut diganggu......"

Mang ujang lalu menanggapi santai cerita yang disampaikan bu sarni.
"Hmmmmmmm....."
"Ibu teh pernah lihat wujud makhluk yang suka ganggu ibu...???", tanya mang ujang layaknya seorang dukun yang sedang berkonsultasi dengan pasiennya.

"Pernah pak, bayangannya hitam keabuan..."
"Tapi yang paling nakutin yang wujudnya seorang lelaki berlumuran darah di kepala, itu hanya sesekali saya lihat melintas kalo saya lagi melamun...."
"Nah, Itu yang sering meminta saya pergi dari rumah ini pak....", begitu terus terang bu sarni menceritakan pengalamannya di hadapan mang ujang.
"........"
"Pakk??? Pak ujang????" sontak bu sarni terkejut dan kebingungan melihat gelagat mang ujang yang tiba-tiba menutup matanya sembari menundukkan kepala. Bu sarni menunggu sebentar. Menurutnya, barangkali mang ujang sedang berinteraksi dengan makhluk yang mengganggu bu sarni. Alhasil, bu sarni jadi antusias mang ujang bisa membantunya supaya ia bisa hidup betah dan tenang di rumah tersebut.

Beberapa menit kemudian, barulah mang ujang membuka kedua kelopak matanya sekaligus menginformasikan sesuatu yang amat penting bagi bu sarni.
".....jadi teh bu...."
"Bener,,,ternyata yang ganggu ibu itu teh roh pemilik rumah ini dulu......"
"Beliau namanya teh pak broto...."
"Dulu Ia meninggal karena kepalanya dibenturkan sebuah benda keras oleh seseorang.."
"Dan sampai sekarang atuh, Ia teh masih mencari orang yang membunuhnya......"

"Berarti bener dong yaa pak kata orang-orang..."
".........."
"Kalau begitu.., apa yang bisa saya lakukan pak supaya saya gak diganggu lagi??", sahut bu sarni.

"Untuk masalah itu saya teh bisa bantu ibu..."
"Tapinyaa teh perlu waktu beberapa hari sampai benar-benar tuntas rumah ibu bersih dari gangguan..."
"Sayangnya juga atuh bu,,,...saya teh gak bisa berlama-lama di sini..."
"Dahlia menginginkan saya agar saya segera cepat balik ke kampung...."

"Duhh, aduhh..."
"Kalo begitu gimana yaa pak,....?"
"Saya padahal perlu banget bantuan bapak...", bu sarni amat menyayangkan bahwasanya mang ujang tidak bisa membantu dirinya. Sedangkan, lelaki itu mengatakan sanggup menolong keluhan bu sarni hanya saja ada sedikit ganjalan. "Emmm, begini saja teh bu...."
"Ibu teh bisa kasih saya jaminan tempat tinggal, termasuk makan dan minum?", tanya mang ujang yang menemukan jalan tengahnya.

"Demi saya bisa hidup tenang, kenapa enggak pak?"

"Naahhh, yasudah, begini saja atuh bu...."
"Ibu teh tolong kasih saya jaminan hidup di sini untuk beberapa hari selama saya bersihkan rumah ibu.."
"Tapinya teh, saya mohon ibu jangan bilang-bilang ke dahlia kalo saya atuh bantuin ibu dan tinggal di sini sementara waktu, bagaimana?"

"Loh, kenapa begitu pak?", heran bu sarni.

"Kan tadi atuh saya udah bilang ke ibu mah, kalo dahlia teh kepengen saya buru-buru pulang kampung..."
"Soalnya dia teh juga gak kepengen saya ngerjain hal-hal yang begini lagi, bu..."
"Jadinya kan atuh kalo saya sampai dahlia tahu, saya gak jadi bantuin si ibu...."

"Emmhh begitu pakk..."
"Baiklah saya sepakat, saya bakal rahasiain masalah ini dari dahlia, termasuk kalo bapak mau tinggal di sini beberapa hari lagi.."
"Kalo begitu, nanti bapak tinggal di dalam saja ya paak supaya gak ketahuan dahlia..."
"Oh yaa terusnya nanti, bapak bilang ke dahlianya bagaimana?", tanya bu sarni yang mulai menangkap apa maksud perkataaan mang ujang.

"Kalo itu teh gampang, pura-pura aja saya pulang kampung. Padahal, saya atuh cuma keluar jalan-jalan sebentar, bu... Terusnya, diem-diem balik lagi atuh ke rumah si ibu..."
"Hehe....".
".........".
"Yasudah atuh bu, saya balik lagi ke kontrakkan..."
"Khawatir dahlia teh tahu kalo saya lagi ngomongin sesuatu sama ibu...", setelah menemui titik temu dengan bu sarni, dari tempat duduknya, mang ujang bangkit berdiri. Ia berpamitan dengan bu sarni untuk kembali ke kontrakkan.

"Iya deh pak ujang..."
"Sekali lagi terima kasih udah mau bantu saya nih...", bu sarni pun menyalami mang ujang sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.

Sambil berjalan pulang menuju kontrakkan dahlia dimana mang ujang tinggal sementara ini, setapak demi setapak mang ujang senyam-senyum tak karuan, mengangkat sarungnya pula yang kerap melorot ke bawah. Raut wajah keriputnya gembira sekali, seakan-akan menyiratkan bahwa ia baru dapat durian runtuh. Barangkali, karena mang ujang dipercaya bu sarni untuk mengusir makhluk halus di rumahnya sehingga mang ujang bisa berlama-lama tinggal di Jakarta, memantau dahlia yang mana mang ujang ingin melunasi hasrat kerinduannya kepada wanita itu yang belum tuntas. Ditambah, hidupnya bakal dijamin
untuk sekedar makan dan minum oleh bu sarni.

Setibanya mang ujang di dalam kontrakkan, dahlia yang menyungkup dasternya dengan sebuah sweate supaya tidak merangsang birahi mang ujang, ternyata sudah menunggu. Dahlia nyatanya mengetahui mang ujang sedang ngobrol dengan bu sarni. Karena kepengen tahu, dahlia coba menginterogasi mang ujang kiranya apa yang dibicarakan.
"Ngobrol apa mang ujang tadi sama bu sarnii?! Serius banget..."

"Eh ada mbak dahlia teh..."
"Enggak ngobrol apa-apa atuh mamang....", sempat pucat, mang ujang berkelit karena ia yang cukup terkejut dengan kehadiran dahlia.

"Enggak ngobrol bagaimana? Daritadi kan dahlia merhatiin mang ujang lagi ngobrol sama bu sarni..."
"Ngaku aja deh mang, gak usah bohong...", ketus dahlia membalas.

"Hhmmm....."
"Iya..., tadi teh mamang awalnya keluar lagi cari udara pagi mbak..."
"Eh diajak ngobrol atuh ujungnya sama bu sarni yang juga lagi olahraga.."
"Heehe..."

"Masa sih mang???"
"Terus ngobrolin apaa?", tanya dahlia yang belum puas dengan jawaban mang ujang.

"Bu sarni teh tadi cuma nanya-nanya tentang mang ujang mbak.."
"Dia nanya mang ujang teh tinggal dimana, mang ujang teh punya keluarga atau enggak, kerjanya teh apaa..."
"Yaudah mamang jawab jujur aja atuh mbak..."
"Udaah Gitu aja atuh...", entah mengapa mang ujang malah membohongi dahlia.

"???!!!...."
"Serius manggg??", dahlia masih tak yakin

"Iya mbak, masa saya teh bohong .."...

"Emmmhhh......."
"Gitu dong...mang ujang...."
"Kan mamang cocok tuh sama bu sarni, apalagi dari segi usia gak jauh-jauh amat...", dahlia meledeki mang ujang. Sayangnya, ia tak menyadari kalau mang ujang sedang mengelabui dahlia. Terlebih, dahlia lengah pula dari lirikan nakal mata mang ujang. Meskipun dahlia sudah mengenakan sweater untuk menutupi lengan berisi beserta seluruh lekuk tubuhnya, dahlia tak sadar celah belahan dadanya bisa dilihat mudah oleh mang ujang. Apalagi dahlia tak mengenakan bra. Namun, Mang ujang yang memandangi cuma bisa menenggak air liur dan bergumam dalam batinnya. "Eeughh... mamang teh kepengennya sama mbak dahlia, kayak dulu atuh..."
"Gak sabar mamang pengen ngenyot susumu mbak..."
"Gleeegkk..."

"........."
"Isshhh mamang!!!! Ckk!!"
"Pppllaaakkkk!!!", lekas dahlia tersadarkan. Ia sempat menampar keras pipi mang ujang sebelum buru-buru lari masuk ke kamar dan tak mau meladeni percakapan mang ujang. Selebihnya di dalam kamar, dahlia hendak buru-buru berganti pakaian, mengubah penampilan sebelumnya dan mengambil sejumlah uang. Setelah itu, dahlia sangat berkeinginan meminta mang ujang sesegera mungkin pergi dari kontrakkannya, mengusir mang ujang pulang ke kampung halaman, Tasikmalaya, dengan modal uang yang akan diberikan oleh dahlia.

Berbeda dengan dahlia, Mang ujang sendiri hanya geleng-geleng kepala melihat sikap dahlia yang terkaget ketika tak sengaja diintip celah gunung kembarnya.
"Ckckck..."
"Eemhh, mbak dahlia atuh beda, dulu aja mang ujang boleh lihat, sekarang malah enggak sama sekali..."
"Awas kamu ya mbak..."
"Mang ujang terkam atuh nanti baru tahu rasa..."[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
[HIDE]



Tante linda

Malam telah larut, jelang dini hari aku masih meladeni bayu mengobrol seusai makan malam. Sementara tante linda tidak jadi makan. Setelah kuajak bicara cukup lama, ia memilih pergi tidur.
"Masa sih bay, lo temuin gue lagi pingsan di kamar lo...??"
"Seinget gue itu gue sempet dipukul orang kok dari belakang pas lagi diri di depan pintu rumah. Lalu, bangun-bangun gue sempet sadar kalo diri gue lagi diiket tangan maupun kaki di sebuah ruangan gelap banget bay..."
"Sayangnya habis itu gue ketiduran...."
"Eh, anehnya bangun-bangun tiba-tiba gue udah ada di ranjang kamar lo aja...."
"Bener-bener gak ngerti deh guee...."

"Masa sih lo sempet dipukulin, terus tangan sama kaki lo diiket gitu???"
"Gak mungkin aahh...."
"Perasaan gue, sepulang gue beli makanan yud, gue ngelihat lo tiduran di kamar gue yud..."
"Yaudah gue bangunin deh lo buat makan malam bareng..."
"Tapinya pas gue bangunin, lo malah gak bangun-bangun..."
"Gue jadi panik deh, makanya gue langsung bangunin tante linda...", balas bayu yang mengaku demikian.

"Emmhh gitu yaaa..??"
"...."
"Aneh bangett yaaak....", aku yakin apa yang aku alami bukanlah bunga tudur. Yang jelas aku sudah bisa menduga siapa di balik ini semua terlelas dari benar atau tidaknya. Bayu yang masih membiarkan aku berpikir tiba-tiba menyanggah semua pengakuanku. Justru, Ia menanyakan sesuatu hal yang lagi-lagi ia ungkit kembali. "Yud, plis jadi dong yud..., yang ide kita bikin film jav itu..."
"Gue mohon banget sama lo, yud..."
Mendengar permohonan tersebut, aku tetap kekeuh dengan pendirian awal, yakni menolak. Malahan, Bayu kupaksa berpikir ulang tentang ide gilanya itu. "Yaudah deh, kalo lo mau gue nurut, kita batalin aja rencana threesome kita, bagaimana?"
"Itu berarti juga lo harus siap diaduin ke nyokap lo bay...."

"Yahh jangan begitu dong, yudd..."...

"Yaa mau bagaimana lagi bay, sekarang lo tinggal pilih deh...."
"Intinya, gue udah ngomong sama tante linda. Dan, tante linda bilang dia mau diajak threesome sama kita.."

"Ehh seriusss lo??!! Yang benerr nih?!!", tak menyangka bayu dengan yang kuucapkan barusan. "Iyaa...", aku lantas langsung mengangguk. Alhasil, gara-gara apa yang kusampaikan, bayu tambah pusing. Kubiarkan terus ia begitu sampai pada akhirnya ia mengambil keputusan.

Harus kuakui, sangat sulit meyakinkan tante linda agar mau diajak threesome. Apalagi mulanya ia sudah menolak keras. Akan tetapi, janjiku untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di rumah kakek bayu dahulu dalam waktu dekat ini berhasil meyakinkan dan membujuk tante linda. Tante linda pun akhirnya mau besok melayani birahi aku dan bayu. Hanya saja, itu jika bayu tunduk kepada apa yang aku mau, membatalkan rencananya membuat film Jav. Semoga bayu mengambil keputusan yang tepat. Lagipula aku juga sudah kepengen mengerjai tante linda bersama teman mesumku tersebut.

"Jadi gimana nih bay? Lanjut atau batal aja?", desakku agar bayu segera mengambil keputusan.

"Hmmmm....."
"Hhuuhhh......."
"Yaudah deh, gue ngikut apa kata lo aja..."
"Intinya bener kan tante linda mau diajak threesome??", tanya bayu begitu pasrah.

"Benerlah...., masa gue bohong udah jalan jauh-jauh ke sini..."

"Ffuhhh..."
"Baguslah kalo begitu...", bayu membuang nafasnya yang sempat tertahan. Lalu, ia bertanya kembali, "terus, kapan kita bisa mulai nih, yud"

"Besok pagi bay, tante linda cape banget katanya malam ini..."
"Ohhh yaa mending kita sekarang istirahat juga, sekalian nyiapin stamina buat besok", balasku lekas berbaring.
"Bener yud...."
""Hoooaaaheeemmm....", bayu menguap. Ia juga ikut berbaring, tepat bersebelahan denganku. Sembari kami rebah menghadap langit-langit kamar bersama, kami berdua berandai-andai kiranya apa saja yang besok akan kami lakukan kepada tante linda. "Yud, besok gue pengen sodok memek tante linda duluan yaakk...."
"Lo nanti sodok mulutnyaa ajaa dulu...."

"Siipp bay..."
"Bareng-bareng bay nanti kalo bisa klimaksnya, siapa tahu aja lo bisa pejuin memek tante linda, gue mulut tante linda"
"Kan asoyy tuh mulut atas sama mulut bawah tante linda kena peju kita berdua..."
"Haha....."

"Musti banget itu yud,..."
"Gue juga kepengen lihat ekspresi muka tante linda nanti pas disodorin kontol kita berduaa..."
"Errghh"
"........."
"Duuhh, jadi ngaceng kan nih guee..", silih berganti aku dan bayu berfantasi kiranya apa yang terjadi besok. Namun, aku tak mau terlalu hanyut karena yang ada nanti malah ujungnya onani sebelum mengeksekusi tante linda. "Udah aah bay, mending kita tidur sekarang, mau lo ujungnya malam ini malah coli karena keasyikan ngayal?"

"Yaa enggaklah..."
"Oke deh, mending kita tidur sekarang...", jawab bayu yang lantas berbalik badan membelakangiku.

Menjelang kantuk datang, sembari berusaha menutup mata, kuperhatikan bayu tampak gelisah sekali. Posisi tidurnya menit demi menit berubah. Aku rasa ia susah tidur. Padahal, suasana dingin bercampur hangat di kamar dan tidak ada nyamuk pula bikin seseorang mudah tertidur, termasuk diriku yang kelopak matanya sudah amat berat. Barangkali bayu susah tertidur karena ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Bagaimanapun orang yang banyak pikiran ataupun beban di otaknya akan susah beristirahat, kecuali jika dia sudah tenang. Entah beban pikiran apa yang membuat bayu susah tidur, sedangkan besok tante linda sudah mau melayani nafsu kami berdua, bukankah hal tersebut yang paling ditunggu bayu???

"Hhoooaaaaahheeeeeemmm.......".......

..................​

Matahari pagi telah naik separuh, sinarnya sudah mulai tampak panas dan menyilaukan daratan. Aku, bayu, dan tante linda telat bangun pagi. Aku pula yang membangun mereka berdua. Kalau saja tidak teringat mau threesome pagi ini, barangkali aku bangun paling akhir.

"Tante jadi gak enak nih yud, semalam gak jadi ikut makan malam bareng kalian......"

"Gapapa tante, lagian bayu semalam belinya cuma dua bungkus...", balasku yang sedang menunggu bayu pulang membelikan kami sarapan. Sekarang Aku yang duduk bersila di lantai sedang mengobrol dengan tante linda di kamarnya.

"Yuda...., hmmmm..."
"Bener gak ada ide yang lain lagi apa?"
"Tante gak mau nih sebenernya...", tante linda amat antusias menanti sarapan di atas ranjangnya. Terlebih, dia tidak sempat makan malam. Di lain hal, kupinta ia segera berganti daster seksi yang ia punya. Tujuannya tak lain adalah sehabis sarapan kami akan mulai bersebadan, bertiga bersama bayu tentunya. "Terserah tante deh...."
"Intinya kan aku dah bilang, setelah kita threesome nanti hasilnya bakal ketahuan kok...", ucapku yang sudah terangsang lebih dulu melihat tante linda, macam hidangan yang siap disantap di pagi hari. Apalagi birahiku pagi ini sedang berada di puncaknya.

"Gitu yaaa...."
"Awas yaa kalo yang kamu bilang itu gak kebukti...."...

"Iyyyyaa tante.......!!"
"........"
"Tante, tante.....yuda dah ngaceng aja nihh, kocokkin kontol yuda dong...", godaku karena tak tahan mengamati tante linda. Namun, tante linda tidak menggubris apa yang aku celetukkan. Mungkin, ia tidak mendengar. Lagipula perutnya masih kosong, belum terisi sehingga mungkin fokus perhatiannya sangat lemah. "Yuda, nanti sama bayu jangan lama-lama yaa...."
"Tante gak suka aja kalian ngerjain tante lama-lama...", tante linda tiba-tiba mengatakan demikian. Aku pun tersenyum. Barulah Kini aku bisa fokus terus merayu tante linda, terkait hubungan badan yang akan segera kami lakukan. "Gak janji ya tante, masalahnya bayu kepengen ngerasain dioral sama tante juga, gantian dong nanti sama aku..."

"Yaudah, intinya jangan lama-lama....!!", balas tante linda melotot sembari mengulur rambut hitam nan panjangnya. "Ohh ya, Tante linda pakai bra gak?", tanyaku penasaran.

"Mau tahu banget sih kamu...", balas tante linda begitu judes. Nyatanya pertanyaanku malah tidak dijawab. "Awas loh nanti tante linda!! Baru tahu rasa loh...", ancamku sinis karena juga teringat sepanjang perjalanan kemarin ia amat cerewet kepadaku.

Di atas kasur, tante linda sedang mengenakan selimut, menutupi bentuk pahanya yang kuyakin tidak tertutupi oleh daster yang sedang dipakai. Jadi, yang bisa kulihat dengan mata telanjang saat ini tak lain bagian atas tubuh tante linda, jenjang indah lehernya beserta bukit kembar yang tertangkup. Tali daster pun mengait tipis di dekat lingkar ketiaknya, mengundangku untuk lekas menyentuh... "Bay, lama banget sih lo...", begitulah batinku menyeru. Duduk di bawah sambil memperhatikan tante linda yang seakan sudah siap melayani aku dan bayu, rasanya ingin kujemput saja bayu pulang. Biarlah menu sarapannya tante linda seorang.

"Tante, yuda,.... sorri nih, sarapannya cuma ada sebungkus...",
"Untuk tante linda aja kayaknya nih ya... "
"Lagian tante linda semalam juga belum makan kan, tante?", panjang umur, bayu tiba-tiba muncul, berjalan dan menghentikan langkahnya di depan kamar tante linda sembari menenteng sebuah plastik. Tentu kehadiran bayu membuatku gembira. Namun mendengar jawaban bayu, aku justru kecewa karena jatah sarapanku nyatanya tak ada

"Iya nih, tante laper banget nih bayu....."
"Bayu tahu ajaa..."
"..."
"Yuda, sarapan inii..untuk tante aja dulu yaah...??", tante linda melirik ke arahku. "Iyaaa.....", lantas aku langsung mengangguk karena tak mau merusak suasana hatinya, bisa-bisa tante linda membatalkan semua rencanaku. Alhasil, Tante linda pun lekas turun dari ranjang, melangkahiku, menghampiri bayu untuk mengambil jatah sarapannya. "Weeww..." benarlah apa kataku tadi. Sewaktu menurunkan kaki ke lantai, kuamati bagian paha tante linda hingga ke ujung kaki betul dibiarkan tidak tertutup. Makin tegak saja penisku berdiri di balik celana.

"Bay, gimana sih, kok lo beli sarapannya buat tante linda doang...", protes diriku. Akan tetapi, bayu malah tersenyum menanggapi, mencolek pinggangku pula. Kemudian ia malah berbisik. "Tenang, jatah kita ada kok, yud, udah gue beli...."
"Sengaja aja gue gak kasih tahu lo.."
"Soalnya, rencana gue, kita sarapannya habis threesome sama tante linda aja..."
"Gimana? Setuju gak lo?"

"Boleh jugaaa ide lo...."
"Itu berarti sarapan kita sementara toketnya tante linda aja bay, gimana??"
"Hehe....", candaku seakan menangkap maksud bayu.

"Yoiii yuddd..."
"ohh iya, gue juga beli sesuatu tadi di pasar buat tante linda....."

"Bellii apaan?", tanyaku amat heran.

"Yaudah nanti aja gue kasih tahu..."
"yuk ah sekarang kita buru susul tante linda..", ajak bayu.

Ketika kami susul, Tante linda sedang memulai sarapannya di ruang tengah, dimana terdapat sebuah meja untuk menjamu tamu. Keempat kaki meja menyentuh lantai, namun tinggi meja amat rendah sehingga tante linda pun makan sambil duduk sendiri di lantai yang beralaskan tikar. Di sana, dari jauh aku dan bayu mengawasi tante linda yang sudah memulai sarapannya. Kita berdua hendak coba dekati dan duduk temani tante linda, memperhatikan wanita yang sebentar lagi jadi bahan pemuas nafsu kami. "Gimana tante, enak gak nasi bungkusnya?"
"Maaf ya, cuma adanya ini nih....", bayu mengambil posisi duduk di sebelah kanan tante linda.

"Iya gak apa-apa kok bayu.."
"Tante juga udah syukur banget nih dibeliin...", jawab tante linda sambil mengunyah makanannya.

"Berarti tante linda udah siap nih berarti yaa....", celetuk aku yang duduk di sebelah kiri tante linda, tengah memancing-mancing pembicaraan yang bersifat mesum, kiranya bisa merangsang libido tante linda. "Siap apa yud maksud lo?", bukannya tante linda yang membalas, malah bayu yang menyahut sambil cengengesan, paham maksudku. Alhasil, karena tante linda terlalu sibuk dengan sarapannya, sembari menunggu kami berdua curi-curi pandang ke arah tiap jengkal anggota tubuh tante linda. Kulit putih mulus pahanya yang memancar, bikin aku gelisah "eeuhhh, terasa penisku ingin menyeruak keluar"
"Kapan ini bisa dimulai..."

Bayu pun sudah mengisyaratkan kode tak sabarnya kepadaku "sssttt... yud, kapan nih??" Akan tetapi, aku belum bisa merespon balik, masih menanti menit demi menit tante linda memghabiskan sarapannuha. Sebaliknya, yang ada justru tante linda mengeluarkan sebuah petuah nasihat kepada kami. "Kalian berdua ini masih usia sekolah, seharusnya belajar yang bener..."
"Bukannya malah aneh-aneh..."
"Kasian kan, orang tua kalian sekolahin kalian cape-cape, tapi kaliannya malah begini..."

"Hmmm...."
"Aneh-aneh bagaimana sih maksud tante?", sambutku agak bingung

Singkat kata tante linda lekas berkata,
"Yaa...kalian lebih tahulah dari tante...."..

Sejujurnya aku mengerti betul apa yang barusan tante linda katakan kepadaku dan bayu. Sayangnya, birahi kami yang sudah diawang-awang tak bisa lagi dicegah. Aku tak akan biarkan mulut tante linda cerewet lagi sok menasehatiku. Alangkah lebih baik mulutnya itu dipakai untuk mengulum penisku dan bayu yang sudah tegang. Oleh karenanya, sebelum tante linda bicara lebih lanjut, posisi dudukku lantas berubah di belakang tante linda. Perlahan-lahan kedua tanganku menjalar bak aliran listrik, melewati perut, mendekap tubuh tante linda yang masih memakai daster mininya. Kuincar buah dada tante linda yang daritadi ingin sekali kuremas. "Heeeuppp", kedua bukit kembar itu berada dalam jamahan kedua telapak tanganku sekarang. Karena tak mengenakan bra, bisa kurasakan pentil susu tante linda. Selankanganku pula bergerak inisatif ke depan, bersentuhan dengan bokong tante linda, layaknya seseorang yang sedang membonceng.

"Kita berdua di sini bukan mau aneh-aneh kok tante...."
"Kita di sini mau nyenengin tante...."
"Iya gak bay....?", kuremas pelan-pelan payudara tante linda, tak peduli aku ia sudah menyudahi sarapannya atau belum. Tak heran, Tanteku itu lantas menggeliat. Tubuhnya kegelian bak seakan meminta agar aku menghentikan remasan di kedua payudaranya. Kedua tangannya pula tarik menarik dengan tanganku. Ia hendak melepaskan cakupan kuat kedua telapan tanganku di kedua payudaranya. Bayu pun yang melihat hal tersebut tak tinggal diam. "Ahhh yudaaa...."
"Aapaann sih inii...."
"Tante linda belum selesai sarapannyaa, yud..."
"Hsssshhhhh...."

Kuperhatikan bayu nyatanya malah mengurusi sarapan tante linda, bukannya ikut terlibat denganku. Aku bertanya-tanya ia serius atau tidak menginginkan threesome bersama tante linda. Berbeda dengan diriku, kelima jari tangan kanan bayu tengah menyapu sisa nasi dan lauk yang tersisa. Kukira ia mau menghabiskan makanan tante linda. Akan tetapi, aku sesaat salah menduga.
"Sini tante, bayu suapin..."
"Yang penting sekarang tante nikmatin aja dulu remasan tangan yudaa..."
"Kalau masalah mau habisin sarapan, bisa bayu bantu kok...."
"Ayo tante 'aaaaaa'.....", pinta bayu dengan sekepul nasi di tangannya, meminta tante linda agar membuka mulut. Namun, tante linda tak mengindahkan. Ia menutup mulutnya serapat mungkin. "Katanya tadi mau dihabisin sarapannya, gimana sih tante ini..."
"Yaudah deh kalau gak mau..."..

Bayu membuang begitu saja sekepul nasi di tangannya. Barangkali dia kecewa, sontak bibir bayu 'nyosor' memaksa berciuman dengan bibir tante linda. "Emmmmhhhhhh......" karena tante linda berusaha menutup, bayu memggodanya dengan menjulurkan lidah, melumuri ludah sela-sela bibir tanteku itu, kiranya akan terbujuk untuk membuka jalan saling berciuman. Di lain hal, Apa yang bayu lakukan, lantas kudukung dengan mulai meremas agak beringas payudara tante linda yang agak kenyal itu. Kucumbu pula tengkuknya naik turun tak peduli rambut panjangnya menghalangi atau tidak. Lalu menjalar ke daerah pundak yang harum dan amat terawat. Kini percakapan layaknya keponakan dan tantenya kemarin hari tak lagi terjadi. Sebaliknya bersama bayu, aku sedang menggerayangi tante linda seolah-olah kami berdua suaminya.

"Aaaaahhhhhh kaliannn berduaaa ini yaaahh...!!", tante linda mulai berani mengeluarkan suara karena bayu tak lagi melumat bibirnya.

"Kenapa emangnya tante?!! Heh?!"
"Enakkan kita giniin??!!"
"Uughh...", bayu kupersilahkan menjamah salah satu buah dada tante linda. Tak sama denganku, tangan bayu menyelinap ke dalam daster tanteku. Ia merengkuh susu tante linda, sesekali memilin putingnya "Tenang dong tante, bentar lagi tante bakal ngerasain penis kita berdua kok..."
"Dijamin puasss...."
"Hehe....." dengan bayu juga, aku berlomba mengeluarkan kata-kata yang diperkirakan bisa menaikkan birahi tante linda.

Bayu kulihat diam sejenak. Sembari meraba payudara tante linda, salah satu tangannya menyibak bagian bawah daster tanteku itu. Lantas, tak ambil jeda tangan bayu langsung menyentuh vagina tante linda. Geraknya tak teratur, kukira bayu mulai mengacak-ngacaknya. Lagipula tante linda mendadak mendesah, tubuhnya pun berguncang seperti tersetrum.
"......"
"Aaaaaahhhhh bayuuuuuuuu,...."
"Tangaaann kamuuu ohhhhhhsss...", kepala tante linda pun mendongak ke pundakku sebagai sandaran kala melepas desahan. Dengan demikian, Itu sebuah kesempatan untukku buat mencumbu leher tante linda. "Eeunnncchh...."
"Mmmmhhhhh....."
"Enaakkk yaa tantee.....", benar-benar tante linda telah menjadi milik kami berdua pagi ini.

"Erghhhh...."
"Yud, gue lagi masukkin dua jari ke memek tante lo nih..."
"Gue bikin becek yaak...?"
ucap bayu sambil melirik ke arahku. "Pantess tante linda meronta begini....."
"Tanya tante linda 'lah kalo yang itu...."
"Hehe.....", balasku yang masih memeluk tubuh tante linda dari belakang.

"Tante, bayu bikin becek yaaa.....?", ketika bayu bertanya seperti itu, Tante linda membisu, larut dalam desahnya. Karena heran diabaikan, Aku pun turut bertanya hal yang sama, "mau dibikin becek gak tante??heh?" Nyatanya apa yang kulakukan sama juga hasilnya. "Aaaaaahhhh.........". Tante linda tetap hanya mendesah. Pertanyaan kami tak dijawab. Namun, Bayu tak kehabisan akal, ia keluarkan sesuatu dari balik saku celananya. Aku duga itu benda yang ia beli dari pasar, sebuah mentimun. Kutebak pula bayu bahwasanya akan mengganti kerja kedua jarinya di dalam vagina tante linda dengan menggunakan mentimun tersebut. "Yud, kalo pakai jari gak mempan..."
"Pakai ini ajah...", sambil mengedipkan salah satu matanya kepadaku, bayu menunjukkan sebuah mentimun yang ia beli.

"Ohhhh shhh....bayu masukkin apa ke memek tante?", tanya tante linda coba melirik ke arah selangkangannya.

"Kenapa emangnya tante? Enak yaa?", bayu mengarahkan ujung mentimun yang dipegangnya ke arah lubang kemaluan tante linda. Ia masukkan sedikit demi sedikit. Tante linda pun mulai merespon, pinggulnya tak sengaja bergoyang menyambut mentimun yang sedang dimasukkan. "Addduhhh gedeee bangetttt bayuu....",
"jangan dimasukkin benda itu..." balas dendam atas apa yang tante linda lakukan tadi, bayu tak menggubris apa kata tante linda. Ia malah memasukkannya lebih dalam. Alhasil, tante tak kuasa menahan desahannya "Aaahhhhhh...." melihat tante linda seperti itu, aku tak mau kalah dengan bayu. Aku loloskan daster tante linda, menelanjanginya hingga aku bisa betul-betul menyentuh puting susunya. Lantas, kedua tanganku mulai bekerja. Kuremas kuat-kuat payudara tante linda. Bersamaan dengan itu, bayu memajumundurkan mentimun yang sudah menancap di vagina tante linda. "Aaaaahhhhhh... yuda, bayuu......"
"Enaaaaakkk...."
"Tante sukaaaaa...."

"Kalo sukaa, becekkin dong memeknya tante..."
"Eerrhh...", bisikku di telinga tante linda. Senada denganku Bayu pun berkata, "ayoo tante, mana memek beceknya...."
"Bayu pengen lihat...."

"Aaaaahhhhhhhhhhhh iniiiih....."
"Iniii memek becekkk tanteee...."
"Crrrrruuusssssssshhhhh.....", tante linda berhasil kami buat orgasme. Bayu lantas menarik mentimunnya, "yud, lihat...."
"banjir yud.....", bayu menunjukkan mentimun yang ia pegang terlumasi cairan vagina tante linda. "Giliran kita nih berarti bay..."
"Tante linda kan udah.....", balaskuku yang tak sabar dioral.

Setelah orgasme pertamanya, kami biarkan tante linda istirahat sebentar. Kami pula sembari menelanjangi diri sendiri dan juga mengambilkan minum untuk tante linda. Ketika semua sudah sama-sama bugil, kulihat ukuran penisku dan bayu sama tegaknya. Di hadapan kami, tante linda bersiap memgocok penis kami berdua. "Tante, ayo sini..."
"Kocokkin kontol kita tante....", ucap bayu
"Iyaa tante, kocokkin penis yang nanti mau entotin memek tante nih...", ucapku yang sudah dekat dengan tante linda. Lalu, tante linda yang selesai menenggak air minumnya duduk di tengah kami yang berdiri. Aku dan bayu kemudian berdiri menghimpit tante linda, menyodorkan batang penis kami agar dipegang olehnya.

"Heemmm... kalian masih SMA, tapi penisnya udah kayak orang dewasa aja yaa...", puji tante linda, usai menggenggam sebentar, kedua tangannya memijat-mijat penisku dan bayu, sambil mengurut-ngurut supaya kami bisa dibuatnya orgasme mengeluarkan sperma.

"Iyyyaaaa...."
"Ohhh enak tante, terusss....", aku lekas keenakan. Sambil dikocok kelamin jantanku, aku menyisir rambut tante linda. "Oughhhh... "
"Tante cantik, buru diisep dong...", bujuk bayu yang sudah mulai menikmati permainan.

"Iyaaa, sabar yaaa..."
"Punya kalian tante bakal isep dua-duanya kok..."
"Gak usah berebut..."
"Ohhh... tegang banget sih penis kaliaann berdua..."...
"Tante jadi takut nih dimasukkin..."

"Gimana gak tegang tantee..."
"Kita udah gak sabaran pengen entot tante nih...",...
"Ayoo buru diisep....", aku mendesak tante linda agar segera melahap penisku dan bayu. "Iyaa yuda.."
"Sabaaar..."
"Nih tante isep nih..."
"Aamm....Eeemmphh... hhmmmpphh..", maju mundur bibir tante linda mengulum penisku. Ludah yang berada dalam mulutnya pula turut melapisi setiap jengkal kelamin jantan yang pernah beberapa kali memyetubuhi tante linda. "Ohhhh tantee... terussshh.."
"Enakk banget nih...."

"Tante,... bayu juga diisep dong....", bayu terlihat iri denganku. Ia memohon agar tante linda silih bergantian menghisap penis kami berdua. "Iyaa bayu, gantian sama yuda yaah..."
"Sini mana punya kamu bayu...",...
"Aammm... cyopphhhh hemmmpphhh".
Tak mau buat bayu kecewa, tante linda mau tak mau menurutinya. Oleh karena itu, kuperhatikan bibir tante linda yang kerap beradu dengan penisku dan penis bayu bergantian memasukkan penis. "Enaaakk gak baayyy....??"
"Orghhhh...."
"Lebih cepet dong tanteee....", aku bimbing bibir tante linda maji mundur menghisap.

"Manteeeepp yudd sepongan tante lo..."
"Gak sabar gue pengen sodok memeknya nih..", dihadapanku, kulihat keringat bayu telah berjatuhan. Wajah lelah terpancar darinya. Kukira ia yang bakal pertama penetrasi ke dalam vagina tanteku. "Aaahhh....."
"Cape mulut tante ganti-gantianan isep penis kalian...."
"......"
"Bayu...."
"Kamu mending sini entot tante ajaa..."
"Tante pengen ngerasain kontol kamu nih....", tante linda tampak akan fokus mengulum penisku. Sementara bayu, selain dia sudah kepengen, tante linda juga sudah memintanya untuk penetrasi lebih dulu ke dalam vaginanya. Maka, bayu segera mencabut batang kemaluannya dari mulut tanteku. Hanya saja, bayu mengubah posisi Tante linda. Tante linda ditelentangkan oleh bayu di atas tikar, sehingga Aku terpaksa mencabut penisku sejenak, mengalah karena bayu ingin menikmati persetubuhan berdua dengan tante linda. "Ohhh tante..."
"Memeknya bayu jilatin dulu yaa tante....."
"Ergghhh...." Namun, bayu mengawali persetubuhannya dengan meletakkan kepalanya di antara dua paha tante linda. Ia tengah berusaha merasakan sekaligus melihat liang peranakan yang ia akan nikmati.

"Bayyu......, jangan dijilat lagi.., langsung aja ahhhhh....",
"Tante kan tadi udah keluar..."
"Duuhh Tante jadi grogi nih...", rengek tante linda. Karena kulihat belum bergumul, aku melanjutkan lagi aktivitasku yang tadi. "Ayoo tantee iseepp lagi punya yuda..."
"Errhhh....", kuangkat sedikit kepala tante linda supaya mulutnya bisa menggapai penisku. Tante linda pun tak sungkan membuka mulutnya, mengulum penisku kembali "Eempphhhh, cyoppphhhhh....." Akan tetapi, tiba-tiba tante linda mendesah kencang. "Aaaahhhhhhhhh......."

"Eemmmmrrhhh.......!!!", bibir bayu menerkam bibir vagina tante linda.

"Orhhh, Kenapa berhenti tante..?"
"Ayooo iseppp lagi punya yudaa....", pintaku heran.

"Sebeentaarrrr aaahhhhh yudd...."
"Bayu lagi jilatin memek tante nih...."
"Haddduuhh.....", tante linda menggeleng-geleng kepalanya karena tak kuasa merasakan bibir bayu yang sedang sibuk menjilati bibir vagina yang dari tadi sebetulnya sudah klimaks. "Slerrrpphh slrrruupphhhh"
"Yud, enakk yudd memek tante loo...."
"Udah becek lagi..."

"Udah cepet, buru lo entot..."
"Kalau gak, tante linda jadi gak mau kulum penis gue nih bay...", desakku. Tapi, bayu sengaja tidak mendengarkan. Ia masih terlalu asyik memgoral tante linda. Oleh karenanya, karena tak mau lama menunggu, kupaksa saja tante linda. Kujambak rambutnya sekaligus kudorong kepalanya agar melahap lagi penisku "Aayooo isepp tanteee!!!"

"Aaammmmmmphhhhh...emmmmmphhh......"
"Hheemmpphh...", sembari kembali menghisap, tante linda sempat melirik ke arah mataku. Lalu, Aku balas dengan sebuah lenguhan supaya ia mendengarkan. "Ohhhh gitu donggg tante...."
"Baru enak....."... Beberapa menit kunikmati kuluman tante linda, kulihat pinggul tanteku bergoyang hebat. Kedua kakinya gemetaran. Tangannya mengepal kuat. Ternyata Bayu berhasil membuat tante linda orgasme lagi. "Srrupppttttttttt......"
"......."
"Yudd, banjir lagi memek tante lo....!"
"Ckck..."

"Heeemmmmmmmppphhhhhhhh!!", kubiarkan mata tante linda merengek. Aku tahu ia ingin mendesah kuat, tetapi Aku tak mengizinkan dirinya berhenti mengulum penisku.
"Kenapa tante? Muncratt lagi yaahh?", ucapku meledek. Malahan, kulihat bayu sedang memegang buah mentimunnya lagi. Ia arahkan kembali mentimun tersebut ke liang senggama tante linda. Ketika bayu hendak berbuat demikian, barulah kucabut penisku dari mulut tanteku yang betul-betul luar biasa saat mengulum benda tumpul lelaki. "Aaahhhhh bayuuuu!!!"
"Jangann pakaii itu lagiiii...."
"Aaahhhh....."

"Teruss pakai apa dong tante? Heh?"
"Erhhhhh....", kemaluan tante linda kembali dijejali mentimun oleh bayu.

"Ohhhhhhss...."
"Puassinnn tante...."
"Pakai punya kamu bayu....", pinta tante linda sembari membuka pahanya lebar-lebar karena tak kuat menahan serangan buah mentimun yang terus disodorkan ke dalam vaginanya. Lantas, menuruti kata tante linda, buah mentimun itu langsung dijatuhkan oleh bayu. Sesuai dengan maunya dari awal, Bayu mulai mengarahkan batang penisnya ke dalam kemaluan tanteku itu.
"Bayuuuu....."
"Masukkinn sayaanggg...."
"....."
"Yuda ngalah dulu yaaa..."
"Punya bayu pengen duluan nikmatin punya tante nih...", aaku terpaksa mengalah, kuperhatikan tante linda memberi jalannya bagi penis bayu, menunjukki letak dimana bayu harus meletakkan penisnya. "Bayuuu...."
Masukkin ke siniii...."
"Mumpung masih becek...."
"Cepeett..."

Bayu mulai mengarahkan kepala penisnya ke liang peranakan tante linda. Namun, ia sejenak belum juga mau membenamkan, berharap tante linda yang meminta langsung. "Bayuuu, ayooo..."
"Entot tante sayangg...."
"Tante mau dipuasin sama kamu...", rayu tante linda, yang resah dipermainkan oleh bayu.

"Ohhhhh ini tantee....!!!"
"Bayu masukkin kontoll bayuuuu nih!!"
"Eeeeenghhhhhh...."
"Rassaaaaainnnn ohhhhhh!!

"Blleesssssssshhh......", karena tak tahan godaan, bayu berhasil menanam penisnya. Sementara Tante linda segera beradaptasi dengan kemaluan bayu, "ohhhhhhhhh bayuuu, pelen-peleenn...."
"Hmmmmhh......"
"......."
"Yudaaaaaa, penis bayu berhasil masuk nih yyuddd....!!"
"Jangann lupa janji kamu...."
"Aaddduhhhh...", tante linda tak sengaja menyebut namaku sekaligus telah mengingatkanku atas janji kepadanya. Ya, menurutku selepas persetubuhan ini akan terkuak sesuatu yang kiranya akan menjelaskan misteri yang ada di rumah bayu. Aku pun meyakini hal itu.

"Hayo tanteee, bersiap terima sodokan kontol bayyuuu..."
"Orgghhh..."
"Orgghh....
"Sleeepphhhh"
"Sleepphhh...", dengan gaya missionaris bayu mulai mengaduk-ngaduk vagina tanteku. Sementara aku dengan penis berdiri tegak justru asyik memperhatikan keduanya bergumul. Aku kira Tante linda yang tengah ditindih bayu sedang menikmati penis bayu yang sedang menggaruk-garuk klitorisnya. Bagaimana tidak, Mata tante linda berkedip-kedip tiap kali bayu menghentakkan penisnya.
"Aaahhhhhh bayyyuu"
"Enaakkk sayaannngggg...."

"Yuddd, manteeepp memek tante linda yyuddd.."
"Urghhhh..."
"Urghhh....", bayu tampak bersemangat. Pinggulnya begitu cepat naik turun. Keringatnya berjatuhan membasahi tubuh tante linda. Memandangi hal ini, aku tak mau ketertinggalan "buruan bay...."
"Gue juga kepengen nih..."

"Sabarrr yuddaaa...."
"Ohhh..."
"Ohhh
"Tante lagi nikmatin nih dientot sama bayu....", ucap tante linda yang mencegah dan menengok ke wajahku. "Tahu lo yud, udah tahu tante linda lagi enak-enaknya gue kontolin..."
"Iyaa gak, tante?"

"Aaaahhhh....."
"Iyaaaaaa...."
"....."
"Bayyuuu....."
"Keluarr barengg yukkk sayangg"
"Tante mau keluarr nih....", tante linda tiba-tiba merangkul bayu. Kedua kakinya pula memeluk pinggang kawanku itu. Kini, sebentar lagi kusaksikan keduanya akan orgasme bersama. Kurasa bayu tak kuat lama meladenin bersebadan dengan tante linda, "Iyaa tante, ayoo ini bayu cepetinn...."
"Urghhhhh....."
"Urgghhh....."

Tubuh tante linda cepat berayun, membimbing penis bayu agar segera klimaks. Sebaliknya bayu, terus menggempur kemaluan tante linda tanpa ampun. keduanya pula sempat berpagutan sebentar sebelum fokus lagi saling berlomba mencapai kepuasan. Sungguh, Bayu tak mau melewatkan kesempatan orgasme bersama dengan tanteku "Aaahhhhhhh bayyuuu, tante gak kuatttt lagiiiii nih.."
"Aaddduhhhhhhhhss....."
"Ohhhhh bayuuuuuu...."
"Ayooo buang sperma kamu di dalemmmm...."
"Tante keluarrrrrr,, ahhhhhhh!!"
"Crssssssshhhhhh cruusshshhhh". Menyadari tante linda telah klimaks, bayu segera memuntahkan lahar panasnya. Karena tahu tante linda sulit hamil, ia lepaskan di dalam.
"Aaaarrrggggggh..."
"Iyaaaaaa ini tante....!!!"
"Crrottt.... crottt..."

Meskipun aku tak diajak, aku sudah cukup senang melihat pemandangan tante linda klimaks bersama bayu. Maka, Aku lebih baik lekas kenakan pakaianku. Biarlah aku tak puas. Lagipula, aku bisa kapanpun menyebadani tante linda. Yang terpenting bagiku sekarang adalah misteri di rumah kakek bayu yang akan segera terungkap. Jadi begini ceritanya, saat semalam aku sempat berada di dalam ruang gelap pasca dipukuli, kudengar sebuah pembicaraan antara bayu dengan seseorang yang kukira pak bejo. Dalam percakapan itu, kudengar pak bejo mengancam bayu jika keinginannya tidak dipenuhi untuk menyetubuhi tante linda, ia akan melakukan sesuatu. Namun, bayu saat itu banyak diam tak bereaksi atas ancaman yang pak bejo berikan, walaupun pada awalnya kudengar bayu amat tidak menginginkan pak bejo menyetubuhi tante linda. Dengan sikap bayu tersebut, aku ingin tahu apa ancaman yang kiranya pak bejo berikan. Terlebih, aku berhasil mendesak bayu membatalkan niat membuat film jav.

Kini, kubiarkan tante linda sejenak bersama bayu melepas lelah sembari menanti hasil. Aku memilih pergi keluar. Barangkali ada sesuatu yang bisa kulihat sebagai penghibur. "

Lohhh! Kok ada mobil polisi ke sini?!!!!"

###​
[/HIDE]
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.

Similar threads

Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd