EPILOG PAKSAAN
RAHASIA SEORANG TAIPAN
Tan Tjeng Bok menatap tajam ke arah Arman.
Matanya yang tua dan lelah nampak pucat berwarna abu-abu. Taipan yang memiliki hati sekeras baja itu benar-benar terluka. Angin laut Samudra Hindia mempermainkan rambutnya yang tipis dan putih. Keriput di wajahnya bergetar, menunjukkan bagaimana hebatnya perang yang terjadi di dalam dadanya. Mereka tengah berada di atas geladak Kapal Pesiar mewah berbobot 100.000 ton yang bergerak dengan kecepatan 15 knot.
Arman berdiri di pinggir geladak dengan tangan dan kaki sepenuhnya terikat oleh tambang plastik setebal setengah inchi. Dia dalam keadaan telanjang bulat.
āAku tak mungkin membunuhmu.ā Kata Tan Tjeng Bok dalam Bahasa Inggris yang fasih. āKau adalah cucuku, darah dagingku sendiri. Di dalam dirimu mengalir semua talenta yang aku miliki bahkan kau memiliki satu kelebihan yang tidak aku punya,
fuck! Kontolmu, itulah kelebihanmu.āKatanya lagi dengan suara gemetar.
Cuih! Arman meludah.
āSecara biologis, mungkin saja kau adalah kakekku. Tapi aku bukan cucumu. Aku tak sudi jadi cucumu!ā
Tan Tjeng Bok tersenyum getir.
āAku tahu. Kau masih menganggap sopir angkot itu adalah kakekmuā¦ hmā¦ dia adalah lelaki miskin yang sepanjang hidupnya serba kekuranganā¦ dan kau bangga mengakuinya sebagai kakek. Baiklah, aku tidak peduli. Itu terserah kau. Sekarang, ini tawaranku yang terakhir. Kau jadi warga negara singapur, berganti nama menjadi Tan Siaw Long dan menjadi putra mahkota kerajaan konglomerasi terbesar ke tiga di dunia yang telah aku bangun dengan susah payahā¦ atauā¦ā
āAtauā¦ā Kata Arman dengan nada jeda. Tan Tjeng Bok menatap pemuda itu dengan tatapan penuh harapan dan menunggu lanjutan kalimat Arman. āAtau kalian adalah taik kucing semuaā¦ ha ha haā¦ā
Seketika wajah Tan Tjeng Bok berubah menjadi kelam. Jauh dalam hatinya, dia masih berharap Arman berubah pikiran.
āAtau kau dilemparkan di lautan luas ini. Pikirkanlah cucuku, pikirkanlah baik-baik. Kau kuberi waktu 1 jam untuk berpikir.ā Kata Taipan itu sambil membalikkan badan untuk pergi ke kabin.
āHey cebok!ā Teriak Arman, ākau tak perlu menunggu selama itu. Kau mungkin bisa menguasai, tapi kau tak mungkin memiliki ha ha haā¦ā Arman tertawa dengan suara sangat keras.
Tan Tjeng Bok merandek dari langkahnya. Dia membalikkan badan dan dia benar-benar terkejut ketika Arman dengan gaya pocong meloncat dari pinggir geladak ke luar kapal ke lautan yang luas tak bertepi. Gaya loncatan sangat indah. Mirip peloncat indah professional.
Plung.
Tan Tjeng Bok berlari ke pinggir geladak dan melihat buih kecil di mana Arman tenggelam. Hanya dalam waktu lima detik kapal itu telah melaju meninggalkan Arman yang tenggelam dalam keadaan terikat dan telanjang bulat, sejauh 300 meter.
Tan Tjeng Bok menjerit. Dia menangis meraung-raung dengan kekecewaan yang sangat dalam. Dengan penyesalan yang tiada bertepi.
āCucukuā¦ cucukuā¦ā Ratapnya dengan sangat menghiba.
***
Nabilla merasa seperti sudah menjadi gila. 3 hari dia terombang-ambing di tengah samudra hindia yang sangat luas namun tanda-tanda kemunculan kekasihnya tidak juga datang. Dia hampir putus asa ketika suara beepā¦. Beepā¦ beeeppā¦ dari radar penangkap sinyal berbunyi dengan nyaring.
Nabilla cepat melajukan kapal yacht-nya menuju ke tanda titik yang berkedip-kedip di layar GPS. Lima belas menit kemudian dia sampai di titik lokasi tersebut. Nabilla segera mengenakan perlengkapan selamnya. Dia meloncat ke dalam air dan menyelam hingga ke kedalaman 100 meter, dia menyalakan senter tahan air dan melihat tubuh kekasihnya sedang melayang-layang dalam keadaan terikat dan telanjang bulat.
Nabilla cepat menghampiri tubuh itu dan segera menangkapnya dan membawanya naik ke permukaan.
Dengan susah payah Nabilla menarik tubuh Arman Donello ke kapal dan membaringkannya di kabin. Melepaskan semua ikatannya. Setelah melepaskan semua baju selamnya, Nabilla hanya memakai bikini. Dia mengangkangi Arman di atas selangkangannya dan menciumi Arman untuk menghembuskan nafas buatan. Kedua lutut Nabilla dan sepasang betisnya yang panjang menempel di atas lantai geladak. Nabilla menduduki Arman persis di atas selangkangannya.
Nabilla terus berusaha keras namun Arman kelihatannya terkulai seperti mati.
Nabilla pun menangis. Dia takut kekasihnya telah mati.
āKak Arman, bangun sayang. Jangan mati.ā Katanya. Namun Arman terkulai seperti tidak bernafas. Nabilla menangis sejadi-jadinya mengetahui bahwa kedatangannya untuk menolong Arman mungkin telah terlambat.
Wajah Arman tampak diam dan membeku.
Pada saat Nabilla berpikiran buruk dan bahkan punya niat untuk bunuh diri. Tiba-tiba ada sesuatu yang aneh. Bikininya telah tersingkap dan tahu-tahu batang kemaluan Arman yang besar dan panjang itu telah menyusup masuk ke dalam liang vaginanya.
Seketika wajah Nabilla berubah.
āKamu jahat! Kamu jahat!ā Katanya sambil kedua tangannya memukul-memukul dada Arman namun tak urung pinggulnya pun ikut-ikutan memukul-mukul naik turun.
āKan tadi kamu nyuruh aku bangun.ā Kata Arman sambil tersenyum nakal, ānah, sekarang sudah bangun dan sudah masukā¦ ayo genjot!ā
āNakal! Nakal! Nakal!ā Kata Nabilla sambil terus menggenjot dengan kecepatan tinggi.
Mereka pun berpelukan sambil bercinta dengan gembira, sampai akhirnya mereka mendapatkan kepuasannya masing-masing dan tergeletak kelelahan. Nabila membaringkan kepalanya di dada Arman dengan perasaan bahagia yang tak terkira.
āKak, setelah ini, kita akan ke mana? Pulang ke Bandung?ā Tanya Nabilla.
Arman tersenyum.
āKita akan pulang, tapi tidak ke Bandung. Kakak tahu ada sebuah pulau terpencil yang tak berpenghuni, kita akan tinggal dulu di sana sampai semuanya aman.ā Kata Arman.
āAtauā¦ā Kata Nabila.
āAtau apa?ā
āSampai kita bosan bercinta.ā Bisik Nabilla sambil terkikik.
āDasar kamu ya!ā Kata Arman dengan gemas sambil menciumi bibir gadis cantik itu yang kini telah berusia 18 tahun. Nabilla membalas ciuman Arman dan mereka pun bercinta lagi sampai benar-benar puas.
TAMAT